“Tania, jangan kelewatan aku bilang.” Andra menegur adiknya karena dirasa sudah kelewatan.
“Tidak apa-apa, Nak Andra. Kami semua tidak keberatan dengan syarat yang Tania ajukan. Ini namanya Kesepakatan Bilateral. Hehehe…” Om Hendri terkekeh diikuti keluarga lainnya.
“Hmm…terima kasih pengertiannya Om, Tante, Oma. Kalau begitu, kita sepakat ya?” Tania bernapas lega dan berdiri seraya mengulurkan tangannya ke arah Om Hendri meminta berjabat tangan sebagai tanda sepakat.
Pria usia awal 50 itu pun berdiri menjabat tangan calon menantunya yang unik menurutnya. “Apa perlu kita buat perjanjian bermaterai, Tan?” godanya seraya menjabat tangan Tania hangat.
“Hehehe…tidak perlu, Om. Tania percaya Om Hendri akan tepati janji. Sekali lagi terima kasih.” Tania merasa lega untuk sementara waktu sembari otaknya mengatur siasat lain mengacaukan perjodohan ini.
“Oke. Semua sudah sepakat. Sekarang mari kita menikmati hidangan yang sudah Mbak Sri siapkan,” Mama berdiri dan mengajak yang lainnya beranjak menuju meja makan.
“Tunggu, Ma. Masih ada yang mau Tania tanyakan.”
“Opo meneh tho, Diajeng Tania?!” Eyang kembali merasa gemas mendengar perkataan Tania.
Tante Tiwi yang sudah melangkahkan kaki, berhenti dan berbalik menghadap Tania. “Silahkan, Tania. Apa perlu kita bicara berdua?”
“Mmm…apa Marvel sudah setuju dengan perjodohan ini?” Tania penasaran dengan hal ini sejak dia melangkahkan kakinya ke ruang tamu.
Tante Tiwi tersenyum mendengar pertanyaan Tania. “Marvel menyerahkan semuanya tentang pendamping hidup pada Oma dan Tante. Apa ini sudah bisa menjawab pertanyaanmu, Nak?”
“Iya, Tante.” Tania melangkah gontai mendahului para tetua menuju meja makan. Harapannya bersekongkol dengan Marvel untuk membatalkan perjodohan ini menjadi sirna bersama jawaban yang Tante Tiwi berikan.
Bagaimana bisa seorang pria modern, lahir di jaman Pentium bisa menyerahkan urusan masa depan yang paling krusial ke tangan mama dan neneknya, Tania membatin tanpa sadar menggeleng-gelengkan kepalanya.
Selesai makan, para tetua berkumpul dan bercengkerama meninggalkan Tania dengan pikurannya sendiri. Tania memutuskan kembali ke kamar dan merebahkan badannya berharap bisa mengurai kekalutan pikirannya.
“Tan, apa kau tidur?”
“Nggak, Mas. Masuk aja.”
“Apa kita bisa bicara sebentar?” Tania dan Andra memang sangat dekat, namun mereka saling menjaga privasi dan menghargai keputusan masing-masing.
“Hmm…” Tania menggeser tubuhnya agak bersandar ke ranjang. “Ada apa?”
“Apa kamu serius ingin ikut keluarga Om Hendri pulang ke Bandung sebagai ART?”
“Yahh, mau gimana lagi? Sudah kepalang tanggung aku bilang begitu.”
“Sebenarnya apa rencanamu? Apa harus menyamar segala?”
“Sebenarnya semua ini di luar dugaanku kalau Marvel ternyata menyerahkan pemilihan pendampingnya pada Oma dan Mamanya. Awalnya aku pikir, dengan menjadi pembantu di sana aku bisa menilai Marvel dari dekat. Memutuskan bagaimana membujuknya agar bersekongkol denganku menggagalkan perjodohan ini. Tapi ternyata apa?” Tania melayangkan kedua tangannya di udara.
“Lalu sekarang, setelah tau Marvel ngikut aja. Kamu mau gimana?”
“Entahlah. Itu yang membuatku mual dari tadi. Aku bingung, Mas. Kau ada saran?”
“Aku hanya bisa bilang, hadapi saja semuanya dengan senyuman.”
“Dasar! Itu lagunya Dewa kale…” Tania dengan gemas menghantam lengan Andra dengan bantal yang ada di pangkuannya.
“Kalau gitu sebaiknya kita jangan membuang waktu lagi.”
“Apa maksudmu?” Tania penasaran dengan apa yang akan Andra katakan.
“Kau harus segera berkemas-kemas, karena besok pagi mereka akan membawamu pulang ke Bandung naik penerbangan pertama. Hehehe…” Andra menyelesaikan kalimatnya sambil berlari menuju pintu, khawatir akan menerima serangan kedua dari bantal terbang Tania.
“Andraaa…!!!” Tania melempar bantal ke arah Andra, sayangnya pintu kamar lebih dulu menutup dan menerima serangan bantal terbang Tania.
****
Benar saja, keesokan harinya, pagi-pagi sekali seisi rumah sudah kembali sibuk dengan persiapan keberangkatan Tania bersama keluarga Marvel pulang ke Bandung. Mama dan Papa sebenarnya masih sangat rindu dengan Tania, namun apa mau dikata, Tania sendiri yang memutuskan untuk ikut bersama mereka pulang ke Bandung.
“Sayang, ini semua kami lakukan demi kebaikanmu. Percayalah, tidak ada orangtua yang akan menjerumuskan anak kandungnya.” Papa kembali menasehati Tania seraya mengelus rambutnya.
“Tan, apa kau marah pada kami karena tidak memberikan kesempatan padamu untuk memilih sendiri pendamping hidupmu?” Mata Mama berkaca-kaca saat memeluk Tania. Baru beberapa hari lalu putrinya itu kembali dalam pelukannya.
Tania tidak menjawab, hanya menggelengkan kepala. Hati dan pikirannya masih belum bisa menerima keadaan ini. Tapi ini semua adalah usulan konyol yang lahir dari otak cerdasnya yang sepertinya sedang turun level.
“Jangan khawatir Jeng Tuti, kami akan menjaga dan menyayangi Tania seperti putri kami sendiri.” Tante Tiwi mendekat dan menenangkan Mama Tania, memahami keresahan hati seorang ibu.
“Sudah, tidak perlu diperbesar. Pergi lintas benua saja kamu ijinkan, masa iya ke Bandung aja sampai seperti ini.” Eyang yang sejak tadi melihat adegan perpisahan itu menjadi khawatir bila anak dan menantunya akan mencegah Tania berangkat ke Bandung.
“Tania masih bisa pulang bila dia kangen ingin ketemu keluarganya. Kami tidak akan memperlakukannya seperti ART sesungguhnya, Jeng.”
“Bun, Tania, ayo kita berangkat. Nanti kita ketinggalan pesawat lho.” Om Hendri mengingatkan.
Dengan berat hati, ibu anak itu memisahkan diri dan saling mmencium pipi tanda perpisahan. Tania berpamitan pada semua keluarganya. Memeluk Eyang sekilas, mencium tangan dan pipi Papanya, memeluk erat Andra hingga airmatanya tak kuasa dibendung lagi.
“Huss…kuatlah. Aku yakin kamu akan menemukan cara dengan otak cerdasmu itu untuk menyelesaikan masalah ini.” Andra menepuk punggung adiknya menenangkan.
Mendengar kata-kata Andra, tak pelak lagi tawa Tania meledak. Suasana yang tadinya haru sedikit mencair dan Tania pergi diiringi lambaian tangan dan senyuman dari keluarga tercintanya.
Saat taksi yang membawa Tania menghilang di tikungan, Andra mendekati Eyang dan memeluk bahunya.
“Eyang, apa harus segitunya kita paksa Tania untuk menikah dengan Marvel? Bagaimana bila Marvel menolak dijodohkan dengan Tania? Kasihan Tania, Eyang.”
“Le, cah bagus. Eyang ini sangat menyayangi Tania, jadi mana mungkin Eyang akan menjerumuskan Tania pada kondisi yang kamu sebutkan tadi.” Eyang menatap Andra lekat.
“Maksud Eyang?”
“Maksud Eyang, yang minta dinikahkan dengan Tania kui, ya si Marvel. Bukan Eyang yang maksa Tania menikahi Marvel.”
“Lho? Kok bisa? Beneran ini Ma? Pa?” Mama dan Papanya dengan kompak menganggukkan kepala.
“Terus? Rencana Tania untuk jadi pembantu dirumahnya, Marvel juga tau?” Andra merasa situasi ini akan sangat melukai harga diri Tania bila sampai Marvel tau dia sengaja menyamar untuk menyelidiki perasaan Marvel.
“Sini-sini, Eyang jelaskan. Marvel mendesak Oma Jelita untuk menikahkan Tania dengannya. Mengenai rencana Tania, Eyang sudah sampaikan ke keluarga Marvel untuk mengikuti keinginan Tania dan mereka berjanji tidak akan memberitahukan pada Marvel.”
Hening. Lama Andra terdiam, hingga akhirnya dia manggut-manggut dan tersenyum.
“Terima kasih, Eyang. Maaf Andra sempat mengira Eyang akan memaksa Tania lagi seperti dulu.”
“Sejak kejadian Ayu dan Bambang, Eyang mendapat banyak pelajaran, bahwa cinta jaman sekarang tidak bisa dipaksakan seperti jaman Eyang dulu.” Eyang bisa memaklumi kekhawatiran Andra, itu sebabnya dia sama sekali tidak marah.
“Lalu, kenapa Eyang bersikap sangat otoriter terhadap Tania beberapa hari ini?”
“Kalau Eyang tidak bersikap begitu, apa kamu bisa jamin Tania akan mengikuti keinginan Marvel?” Andra menggeleng sambil tersenyum. “Eyang yakin Tania akan menerima Marvel. Dia bukan pria egois dan dia sangat dewasa, bahkan melebihi kamu.”
“Jadi si Marvel itu sudah tua, Eyang?!”
“Hehehe…dewasa le, bukan tua. Usianya tiga tahun di atasmu.”
****
Di kaki Gunung Himalaya, seorang pria dengan baju tebal sedang bersin tidak henti-henti hingga perutnya terasa kaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Reiva Momi
Marvel udh kenal ya sama Tania ??
2022-10-05
1
Neu🌹TiaraKusumah🌺
ooohhh bgitu tooh eyang..Marvel kebelet nikah ternyata....hhehehehe
2022-06-09
0
Ceu Euis Awank
penasaran sm visual tania dn marvel hmmm
2021-12-25
1