Untuk pertama kalinya Prisia memulai hari-harinya di Jakarta setelah beberapa tahun ia pergi meninggalkan kota itu. Sedari SMA hingga ia berusia 23 tahun Prisia tidak pernah menginjakan kakinya di Ibu kota lebih tepatnya semenjak perceraian kedua orang tuanya ia memutuskan untuk pergi Keluar Negeri dan Setahun terakhir ia lebih memilih untuk tinggal di Bali. Mencoba menyendiri dan mengikuti sang kekasih yang dulu sangat ia cintai. Tapi apa, lelaki yang begitu ia cintai justru menduakan cintanya. Yoga memang laki-laki brengsek tidak patut ia cintai.
Prisia tidak ingin membuang-buang waktu dalam kegalauan, lebih baik ia menyibukkan dirinya ke pekerjaan dari pada harus ber galau-galau ria. Buktinya baru dua hari ini di Jakarta Prisia sudah merencanakan dimana ia akan bekerja dan hari ini adalah hari pertamanya untuk bekerja. Bergegas untuk bangun ini hari pertamanya jadi jangan sampai ia telat bekerja, jika ia telat bagaimana reputasi dirinya selanjutnya pegawai baru sudah telat bekerja. Apalagi jabatannya Sekertaris, sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan langsung berhadapan pada CEO perusahaan.
Setelah siap dengan setelan kantornya, Prisia berlari keluar gang rumahnya menuju Halte bus yang tidak jauh dari rumahnya berniat untuk menaiki bus sebagai kendaraanya ke kantor. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat, peluh keringat mulai membasahi pelipis. sebuah keberuntungan baginya di saat ia sudah sampai di Halte Bus, Bus yang akan ia naiki sudah datang dan sebentar lagi berangkat. Namun, ia tidak selalu beruntung bagaimana bisa ia tidak memperhitungkan akan terkena macet. Bagaimana bisa ia lupa bahwa Ibu kota terkenal dengan kemacetan, suara klakson dimana mana membuat gaduh suasana dan begitu memekakkan telinga.
Bagaimana bisa ia tidak memperhitungkan ini, hari pertama bekerja seharusnya lebih memperhitungkan kedisiplinannya lagi dengan tidak menaiki angkutan umum, tapi apa sekarang pusing dengan pergulatan pikirannya Prisia geleng sendiri. Begitu bodohnya ia, kenapa tidak minta Rasya untuk mengantarkannya atau meminjam mobil Papanya sungguh bodoh kau Prisia runtuk dirinya dalam hati.
......***......
Terlihat sebuah gedung besar Bertuliskan NBR Group perusahaan yang bergerak di bidang Property. Perusahaan terbesar di Indonesia dalam urusan properti memiliki cabang dimana-mana dan proyek-proyek besar telah di tangani oleh perusahaan ini
NBR group perusahaan milik pengusaha sukses di jamannya Hardi Teeradon. Membuat perusahaan ini dari nol dan memberikan nama NBR untuk perusahan yang ia dirikan. NBR merupakan singkatan nama-nama cucunya.
karena ia sudah tiada maka perusahaan ini ia berikan untuk anak-anaknya. Tapi, sayang anak-anaknya tidak ada yang ingin meneruskan perusahan karena mereka lebih memilih untuk mendirikan perusahaan sendiri. Akhirnya karena kedua anak laki-lakinya tidak ingin memimpin perusahaan, NBR group ia percayakan pada Cucu keduanya Bryan Teeradon.
"Kau bilang sudah menemukan sekertaris ku yang baru? mana dia? " sentak Bryan pada Raka Yang asik bermain game di ruangannya
"I Don't know " Jawab Raka enteng
Bryan keluar ruangan membanting pintu kesal, bagaimana tidak kesal hari ini tugasnya begitu banyak. Sedangkan Raka tidak mau membantunya padahal ia masih sekertaris dirinya, alasannya kontraknya selama seminggu sudah habis dan kini ia kembali menjadi sepupu. Raka memang Sepupu Bryan anak dari om Bryan adik dari ayahnya.
Tok Tok
Prisia menyembulkan kepalanya di sebuah ruangan. Memandang seisi ruangan itu.
"kemari-kemari," Raka yang sedang asik bermain game teralihkan oleh seorang yang menyembulkan kepalanya seorang gadis berperawakan tidak terlalu tinggi. Menyuruh gadis itu untuk masuk ke dalam ruangan.
"kau pasti sekertaris baru ya? " Tanyanya sambil memperhatikan penampilan Prisia dari atas kebawah.
"Iya, " jawab Prisia sambil tersenyum tipis.
"Silahkan duduk, silahkan duduk. Santai saja, mau main game denganku" Senyum Raka sedikit menggoda
"Apa? " Prisia merasa terkejut
"Siapa itu pacar barumu? " kata seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangan.
"Iya,. " Jawab Raka langsung merangkul bahu Prisia.
"hah, " semakin mlongo Prisia karena ulah laki-laki ini entah dia bos nya atau bukan.
"hahahaha, hanya bercanda gadis manis" Raka melepaskan rangkulannya pada Prisia.
"Itu bos mu, yang sabar-sabar aja ya menghadapi dia nantinya" kata Raka sekali lagi sambil menunjuk Bryan yang berdiri didepannya.
"Kemari duduk disitu" kata Bryan setelah ia duduk di mejanya.
"Kamu niat tidak bekerja di perusahaan ini. Jika tidak berniat bekerja disini cepat keluar sekarang juga dari ruangan saya. Kamu ini sekertaris CEO dari perusahaan besar tapi di hari pertamamu saja kau sudah bersikap tidak professional" dingin, suara itu begitu dingin di telinga.
"sabar bro, tenang dulu" kata Raka menengahi
Bryan menatap tajam Raka yang berdiri di belakang Prisia.
"kenapa jadi tegang begini" gumam Prisia sambil menarik ujung roknya gelisah seumur-umur ia tidak pernah merasa gelisah seperti ini tapi kenapa kali ini ia merasakannya.
"Sebelumnya saya minta maaf, apabila saya sudah telat dan tidak professional. Saya serius bekerja di perusahaan bapak, maaf apabila saya Salah" sedikit ragu Prisia membuka suara mencairkan suasana diantara mereka bertiga.
Bryan berhenti menatap Raka dan mengalihkan tatapannya ke Prisia
"Aku tidak butuh maaf mu, aku butuh bukti dari kinerja mu. Sekarang kau boleh keluar, nanti saya panggil. jika saya membutuhkan bantuan"
Mendengar pernyataan itu Prisia langsung keluar, sebenarnya ia tidak terima di perlakukan seperti itu oleh CEO songong. Tapi, bagaimana lagi ini hari pertamanya bekerja jadinya tidak mungkin ia akan membuat masalah cukup biarkan saja untuk saat ini lagian juga dia bosnya.
Tunggu, sepertinya ia familiar dengan wajah itu seperti pernah melihatnya tapi dimana. Prisia Yang sudah duduk di mejanya terus berfikir dimana dan kapan ia pernah bertemu CEO itu, bukannya ini pertama kalinya mereka bertemu tapi wajah itu begitu familiar diingatan nya.
Tuk tuk
Ketukan di meja membuyarkan lamunan Prisia. Sontak Prisia langsung menoleh dan mendapati Bryan yang sudah berdiri didepannya.
"Oh my god, sekarang aku ingat pernah bertemu orang ini dimana" batin Prisia dalam hati
"I I iya pak" gugup sudah saat melihat laki-laki di depannya ini. Gimana nasibnya nanti.
Sama sekali tidak menyangka mereka akan bertemu lagi, kenapa dunia begitu sempitnya bener kata pepatah dunia se sempit daun kelor.
Merasa di tatap terus Bryan menjitak kepala Prisia agar berhenti menatapnya.
akkkhh
Ringisan kesakitan keluar dari mulut Prisia
"Saya tahu, saya tampan" kata Bryan dingin
"Kamu ambil laporan di ruangan saya dan temui saya di cafe bawah kantor ini" Bryan langsung melangkah pergi namun langkahnya berhenti
"tunggu sepertinya saya pernah melihat kamu tapi dimana? kau pernah bertemu saya"
"Mampus deh mampus kau Prisia. Dia pasti ingat, kamu sih waktu itu ceroboh bener gara-gara bucin" maki Sia pada dirinya sendiri
"Gak usah dipikir, cepat ambil Laporan dimeja saya" perintah Bryan dan kembali berjalan pergi meninggalkan Sia yang menghembuskan nafas lega.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ira
seru nih bakal ada ribut² nya
2024-10-02
0
Mistin Mistin
mulai seru seneng deh baca CEO yg galak kaya gini terus ceweknya takut takut gitu
2022-12-30
0
Dewi Yuliana
masa nama panggilan SIA
2022-12-03
0