Rumah Yang tidak terlalu besar namun cukup nyaman untuk dihuni, sebuah keputusan yang telah dipilih. Keinginan selama setahun yang lalu telah di pendam Prisia akhirnya terwujud, keinginan yang terealisasikan sepulangnya dari Bali hari ini.
"Rasya, ambilkan koper kakak di mobilmu" Prisia menyuruh adiknya yang masih saja memperhatikan kondisi dalam rumah.
"Kakak, gak lihat apa kopernya sudah didepan kamar kakak" Rasya menunjuk koper yang tepat berada didepan Salah satu kamar
"Bodoh itu bukan kamarku, itu kamar tamu" Prisia berjalan kearah koper miliknya dan seketika saat ia berjalan menempeleng kepala adiknya begitu saja.
"Mana aku tau" Kesal Rasya, mengusap-usap kepalanya
"Makanya Tanya? kalau gak Tanya mana tau" kata Prisia sambil menarik koper Yang sudah ia ambil ke arah kamarnya yang berada di depan kamar tamu.
"Aku lapar, buatin makanan" Rasya memegang perutnya seolah-olah ia benar-benar lapar.
Bukannya menanggapi adiknya Prisia justru masuk kedalam kamarnya membawa koper dan membantingnya pelan ke kasur, perlahan ia membuka koper itu berniat membereskan pakaian-pakaian yang berada di dalam koper. Tapi, kenapa ada yang aneh dengan koper miliknya batin Prisia. Anehnya perasaan tadi sebelum penerbangan ia telah mem password kopernya, kenapa kali ini kopernya tidak di password. Dan kenapa ia baru sadar jika kopernya sedikit berbeda
"apa benar ini koperku" batinnya sekali lagi meyakinkan
Dengan ragu perlahan Demi perlahan Prisia membuka koper miliknya dan matanya langsung melotot tak percaya dengan isi kopernya. Bagaimana tidak melotot kan mata jika didalam koper isinya berhubungan dengan pria semu, tahu sendirilah apa saja yang berhubungan dengan pria, ada boxer-boxer dan lain-lain
"Koper siapa ini, kenapa bisa barang-barang ini disini" batinnya berteriak
"Rasya, Rasya... " teriak Prisia dari dalam kamar.
"Apa sih, Apa. Nggak usah teriak-teriak juga aku denger kok"
"Koper siapa ini Yang kau bawa masuk ke rumah" tunjuk Prisia pada koper
"Ya koper kakak lah, Aneh" jawab Rasya enteng sambil bersedekap tangan
" bukan, itu bukan koperku.. " kata Prisia keras
"Koper siapa kalau bukan koper mu, koper hantu" Rasya menatap kakaknya jengah
"............" Prisia hanya diam seakan menerawang seraya berfikir. mengingat-ingat bagaimana koper Yang ia bawa sedari tadi ternyata bukan koper miliknya
Bagaimana bisa kopernya tertukar dengan orang lain perasaan sedari di Bandara tadi ia tidak bersandingan dengan orang lain kecuali adiknya. Jadi bagaimana mungkin kopernya bisa tertukar.
Prisia benar-benar tidak tau bagaimana kopernya bisa tertukar, sepersekian detik ingatannya kembali pada kejadian di Bandara Ngurah Rai beberapa jam Yang lalu. Ketika ia berlari dari kejaran pria brengsek bernama Yoga disitu ia tidak sengaja menabrak pria berkulit putih, tinggi tegap, dan hidung mancung disitu juga bukan dirinya Yang terpental tetapi koper Yang ia bawa juga. Apa mungkin kopernya tertukar dengan koper pria tadi. Prisia memukul kepalanya sendiri dengan pelan.
"Bodoh" desis Prisia
"Memang baru sadar" Celetuk Rasya sambil geleng-geleng kepala
"Gara-gara pria brengsek itu, " geram Prisia kesal sambil mengacak-acak rambutnya tak karuan. Benar-benar mengesalkan, sangking ingin kabur dari Yoga ia bertindak ceroboh.
......***......
"Buang koper ini ketempat sampah" seru Bryan sambil menendang koper disebelahnya. Bryan berkali-kali menendang koper itu penuh kekesalan. Raka dan Lena Yang ada disitu hanya geleng-geleng kepala melihat kekesalan yang tidak ada habisnya di luapkan Bryan.
"Akhh Sial,. " umpat Bryan menyalurkan emosi
"Sudahlah, apa dengan kau seperti ini koper mu bisa kembali" Raka mencoba meredam emosi sepupunya itu dengan merangkul kan kedua tangannya di bahu Bryan
"Ini semua gara-gara kamu, kalau kau mengabari ku lebih awal gak akan aku nunggu kamu" Bryan menghempaskan tangan Raka dari bahunya.
"kenapa jadi aku Yang kau salahkan.. salahmu sendiri jalan gak pake mata" balas Raka tidak terima
"shitt diam" lerai Lena Yang melihat pertentangan didepan nya sebentar lagi akan memanas. Kedua pemuda itu saling diam dan memperhatikan
"Gara-gara perempuan ceroboh itu, awas kalau ketemu lagi" gumam Bryan penuh penekanan
"Perempuan? Siapa? " tanya Lena serius, saat mendengarnya
"Kau aneh ya Len, ya jelas perempuan pemilik koper ini lah" Raka berkata
"Kalian berdua keluarlah, aku mau istirahat" secara langsung tanpa basa-basi Bryan mengusir kedua orang itu untuk keluar dari kamarnya. Malas jika harus menanggapi kedua orang itu yang terus saja bertanya,
dan ia tidak mood untuk berbicara sekarang moodnya telah hilang dari beberapa jam yang lalu. Niatnya pergi ke Bali untuk me refresh diri dari penatnya pekerjaan, dan mengumpulkan mood sebanyak-banyaknya.. bukannya terkumpul malah terkuras gara-gara perempuan ceroboh yang ia temui tadi di bandara.
Hilang sudah moodnya, sungguh mengesalkan sekali dan tambah mengesalkan lagi kenapa juga mereka berdua harus ikut ke Bali. Semua yang telah ia rancang dan rencanakan di Bali tentang apa saja Yang akan ia lakukan selama disini buyar sudah saat Lena datang menyodorkan proposal Yang harus ia tandatangani. Harapannya untuk berlibur terkikis sudah. Bryan membanting proposal itu di meja kerjanya yang kebetulan tersedia di kamar penginapan yang telah ia sewa untuk beberapa hari ke depan.
Bryan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dan mencoba memejamkan matanya. Tapi tak dapat terpejam juga padahal badannya dan jiwanya begitu lelah. Matanya memandang langit-langit kamar yang indah. Bayangan kejadian tadi di bandara seakan terputar lagi di kepala. Kekesalan kembali hinggap dipikiran tak kala ingatan tadi muncul kembali, bagaimana tidak kesal di dalam koper miliknya terdapat aset-asetnya sebagai seorang pria dan itu dilihat oleh orang lain apalagi wanita begitu memalukan.
"Akhhh... " Bryan berteriak frustasi mengacak-acak rambutnya sendiri menyalurkan kekesalan tiada tara. itu sungguh-sungguh memalukan bagaimana jika tanpa sengaja entah kapan dan dimana ia akan bertemu perempuan itu. Semoga saja ia tidak bertemu perempuan itu lagi. Tapi siapa tahu takdir akan mempertemukan mereka entah itu secara sengaja ataupun tidak sengaja siapa yang tahu.
Belum juga terpejam, membuat Bryan kesal ia kembali bangun dari rebahan nya memandang koper yang masih tergeletak di depan sofa kamar, mengambil dan menyeretnya keluar ruangan serta melemparnya begitu saja keluar
"benar-benar mengesalkan hari ini, ayo tidur Bryan, tidur ayo tidur. Itu bukan hal memalukan tidak apa-apa tidak usah dipikirkan" kata Bryan menenangkan diri sendiri. Ia kembali menuju ranjang setelah melempar koper itu keluar kembali menerawang langit-langit kamar Rasa letih yang dirasakan dan Yang membebani benaknya akhirnya memaksa kelopak matanya menutup untuk sejenak terlelap dalam tidur membawanya ke dunia mimpi. Tidur adalah Salah satu pilihan untuk mengembalikan mood serta mampu memberikan kesegaran Yang telah terkuras dalam beraktivitas. Tidak ada yang lebih nikmat selain tidur.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ira
kalian berdua akan bertemu kembali lagi 🤣🤣🤣
2024-10-02
0
Kenzi Kenzi
mampir gw thor😉😉
2021-04-24
2
Happy♡~
Tambah ke Favorite ❤. Udah cocok
2021-04-13
7