Cool And Cheerful
Baru saja minggu lalu Mommy-nya mengatakan akan menjodohkannya, dan sekarang itu benar terjadi. Noah tidak menyangka akan secepat ini.
Untuk sekian kalinya pria itu mendesah lelah, kemudian melirikkan matanya kearah wanita di sampingnya. Wanita tersebut kini sudah menyandang status sebagai istri sahnya. Tapi yang membuat Noah kesal adalah dia tampak biasa saja, bahkan sedari tadi dia sibuk berfoto ria.
"Noah, lihat ke kamera," ujar Sierra sambil mengarahkan layar ponselnya kepada Noah. Sayangnya, pria itu justru membuang wajahnya dan terlihat tidak perduli.
"Noah, ayo kita berfoto." Kembali Sierra ingin mengajaknya untuk berswafoto, tapi dirinya tidak ingin melakukan hal tersebut.
"Berhenti bersikap kekanakan, Sierra." Ucapan tajam Noah langsung membuat Sierra terdiam. Dia lalu segera menyembunyikan ponselnya. Jujur saja, aura Noah sangat menakutkan baginya, belum lagi jika pria itu menatapnya tajam.
Tiba-tiba dua wanita paruh baya menghampiri mereka, yang tak lain dan tak bukan adalah Angel dan Vika. Kedua wanita tersebut tersenyum antusias, akhirnya keinginan mereka untuk menjodohkan anak-anak mereka terwujud.
"Kalian pasangan yang serasi. Bukankah begitu, Vika?"
"Kau benar, Angel. Noah terlihat gagah dengan tuxedonya, begitupun dengan Sierra yang begitu cantik dengan gaun putihnya."
Sierra hanya menunjukkan senyum kikuknya, matanya lalu melirik suaminya yang sedari tadi menunjukkan wajah tanpa ekpresi.
'Sepertinya kau tidak menyukai perjodohan ini.'
"Emm, Mama? Bagaimana dengan sekolahku?" tanya Sierra.
"Soal itu kau tenang saja, Sayang. Mommy sudah mendaftarkanmu ke sekolah barumu. Kau akan satu sekolahan dengan Noah, sehingga dia bisa menjaga dirimu," jawab Angel mewakili Vika.
'Aku tidak yakin jika Noah akan menjagaku,' batin Sierra meringis, mengingat Noah tidak menyukainya sedari dulu. Bagaimana bisa pria itu akan menjaganya.
Mereka kembali berbincangan mengenai masa kecil Noah dan Sierra dulu, sebelum akhirnya kedua Mama itu memutuskan untuk meninggalkan pengantin baru tersebut.
Selepas kepergian Mama dan Mommy mertuanya, Sierra menggeser tubuhnya untuk duduk lebih dekat dengan Noah. Tapi, tidak ada reaksi apapun dari suaminya itu, sehingga membuat Sierra mengira kalau Noah tidak merasa terganggu.
"Noah, kau ingat, tidak? Saat kita masih kecil, kita selalu bertengkar karena hal sepele." Sierra mengakhiri kalimatnya dengan kekehan.
Noah berdehem singkat, "Karena kau selalu berusaha menggangguku, dan aku tidak menyukai itu."
Mendadak wajah Sierra berubah menjadi cemberut. Namun sedetik kemudian, wajahnya kembali ceria.
"Oh ya, aku dengar kau sangat pintar dalam matematika. Jadi, kau bisa mengajariku nanti."
"Sayangnya, aku terlalu sibuk."
Sierra yang tidak bisa menahan kekesalannya lagi, segera memukul lengan Noah cukup keras.
"Dasar pria dingin. Tidak bisakah kau berbicara sedikit baik kepadaku?"
"Jaga bicaramu! Apa kau tidak malu semua orang menatap kita karena ucapanmu itu?" desis Noah sambil memegangi lengannya yang terasa panas akibat pukulan dari wanita tersebut.
Mendengar perkataan dari suaminya, sontak membuat Sierra lekas menatap ke sekelilingnya. Dan benar saja! Kini semua para hadirin di aula itu sedang menatapnya aneh. Tatapannya kemudian berpindah kepada Mamanya, yang dimana saat itu Vika sedang memelototinya.
Sierra meneguk ludahnya kasar. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Disaat menegangkan seperti ini, tiba-tiba otaknya mendapatkan sebuah ide, walaupun idenya tersebut akan membuatnya merasa malu nantinya.
Grepp!!!
Mata Noah membulat. Di tatapnya wanita di sampingnya itu, yang sekarang sedang memeluknya.
"Maafkan aku," bisik Sierra dengan tatapan memohon. "Aku terpaksa melakukannya."
Suara sorakan dan juga deheman terdengar. Yang semula hening, kini menjadi riuh. Tak sedikit pula mereka memuji keserasian antar kedua pengantin baru tersebut.
"Semuanya sudah kembali membaik. Bisakah kau melepaskan pelukanmu itu? Kau membuatku risih!" gumam Noah, namun pandangannya tidak tertuju kepada Sierra.
"Aku pikir kau menyukainya." Sierra menghela nafasnya, kemudian segera melepaskan pelukannya sebelum Noah marah.
Pernikahan mereka hanya di hadiri oleh keluarga dan juga kerabat terdekat. Andai saja Noah dan Sierra sudah tidak bersekolah, mungkin kedua orangtua mereka akan menggelar pesta yang sangat meriah dan mewah. Dan bisa jadi mereka akan mengundang sejumlah media.
Tapi karena pernikahan mereka adalah sebuah perjodohan, membuat Noah mengajukan syarat agar pernikahan mereka di rahasiakan. Sebenarnya tidak masalah jika pernikahan mereka di umbar, namun Noah tidak menyetujui itu. Karena dia berpikir, bahwa ikatan pernikahan mereka tidak akan berlangsung lama.
'Semua ini kulakukan untukmu, Moms. Hanya untukmu, tidak lebih.' Noah membatin dengan tatapannya yang terfokus pada Mommy-nya.
...* * * ...
"Sangat melelahkan." Sierra memijat kakinya yang pegal karena terlalu lama berdiri dengan sepatu tingginya.
Karena waktu sudah berganti malam, semua orang pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Demikian dengan Sierra itu sendiri, dirinya mulai sekarang akan satu kamar dengan Noah, suaminya.
Ingin menolak rasanya, namun paksaan dari Mamanya membuat Sierra bungkam dan merasa tidak berdaya.
"Aku merasa seperti di anak tirikan," ujar Sierra mendramatis.
Mendadak telinganya mendengar sebuah pintu yang di buka. Ternyata itu Noah yang baru saja selesai mandi. Tampak pria itu hanya mengenakan celana pendek selutut. Dan dengan santainya dia berjalan menuju lemari sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
'Satu, dua, tiga... Semuanya ada enam,' batin Sierra yang terpukau melihat roti sobek pada perut Noah.
Menyadari jika dirinya di tatap, Noah pun melemparkan handuknya ke wajah wanita itu. Spontan saja Sierra menjadi terkejut, dan langsung mengalihkan pandangannya karena malu ketahuan.
"Cepatlah mandi!" Noah yang sudah memakai kaos bajunya, berjalan kearah kasur dan merebahkan tubuhnya disana.
"Memangnya kenapa kau menyuruhku untuk segera mandi?" tanya Sierra sambil menggigit bibirnya gugup.
"Karena kau bau. Tapi jika kau tidak mau mandi, tidak masalah. Asalkan jangan dekat-dekat denganku. Atau aku tidak akan segan-segan mengusirmu dari kamarku."
Baru saja Sierra akan berfantasi liar dan berpikir bahwa Noah menginginkannya malam ini. Tapi semuanya sirna begitu saja setelah kata-kata Noah itu menghujam dadanya.
Kesalahan Sierra adalah karena terlalu berharap bahwa Noah menginginkannya. Sehingga dirinya harus mengalami rasa sakit akibat penolakan dari pria itu secara tidak langsung.
"Kau jahat, Noah." Setelah mengatakan hal tersebut, Sierra lekas mengambil handuk yang di lemparkan oleh Noah tadi. Kemudian segera masuk kedalam kamar mandi.
Mengetahui bahwa Sierra sudah berbeda ruangan dengannya, membuat Noah membuang nafasnya kasar. Kehidupannya sekarang sudah berubah. Dirinya tidak menyangka akan hal ini, semuanya terasa seperti tidak nyata.
Sierra Kristy, memang sudah dia kenal sejak kecil. Itupun karena Mommy-nya dan Mama dari wanita itu yang begitu kekeh ingin mendekatkan mereka berdua. Tapi hasilnya, mereka tidak bisa dekat seperti yang di harapkan oleh kedua wanita paruh baya tersebut.
'Sekarang kehidupanku telah berubah. Bisakah aku melewati hari-hariku bersamanya?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Viiy
awal yang menarik
2021-07-03
1
dewi⚘💕
partnya sedikit
aku baca thor
2021-05-04
0
Neneng Ninasari
lanjut..
2021-04-09
0