Sierra mengusap matanya. Ya, dia menangis. Menangis karena merasa begitu bodoh telah berharap bahwa Noah menyukainya. Padahal dirinya tahu, sejak mereka kecil pun, Noah tidak pernah menyukainya.
"Kenapa kau tidak menyukaiku? Apakah karena aku tidak cantik? Atau aku tidak sepintar dirimu?" Air matanya kembali berjatuhan. Sedari dulu dirinya berusaha untuk menarik perhatian Noah. Jangankan melihatnya, meliriknya pun pria itu tidak ingin.
"Huwaaa... Kenapa, Noah? Kenapa?" Suaranya kian membesar. Hingga, membuat seseorang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi tersebut.
"Ada apa?"
Sierra langsung menghentikan tangisannya saat melihat sebuah kepala muncul di balik pintu. Sedetik kemudian dia ingat bahwa dirinya hanya terbalut dengan handuk.
"Aaaa... Kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu?" teriak Sierra sambil menutupi bagian dadanya menggunakan kedua tangannya.
"Maaf. Aku tadi mendengar suara tangisan, aku pikir sesuatu terjadi kepadamu." Noah berdehem pelan, sebelum akhirnya dia keluar dan menutup kembali pintu itu.
Wanita yang di tinggalkannya bergeming. Tiba-tiba Sierra tersenyum-senyum sendiri sambil memegangi kedua pipinya.
"Ahh, Noah. Ternyata kau mengkhawatirkanku."
Noah memiliki pribadi yang cuek. Jadi, jika dia memperhatikan seseorang, itu termasuk suatu hal yang langka. Tapi, mengingat ucapan sarkasme Noah yang sering di berikan kepadanya, membuatnya mendadak menjadi lesu.
Sierra lalu memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam. Bagaimanapun juga, dia adalah istrinya mulai sekarang. Dan sebagai seorang istri, Sierra bertekad akan mengubah pria dingin tersebut.
"Aku akan melelehkan es yang membeku pada dirimu, Noah." Sierra mengepalkan tangannya dan berucap sungguh-sungguh.
Mengingat bahwa dirinya sudah lama berada di kamar mandi, Sierra pun memutuskan untuk keluar. Dilihatnya bahwa Noah sudah berbaring terlentang sambil memainkan ponselnya.
"Aku pikir, kau tidak akan keluar lagi dari kamar mandi," ujar Noah tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih di tangannya.
Sierra mendengus dan memilih untuk mengabaikannya. Sebelum dirinya keluar tadi, Sierra mengenakan bathrobe lebih dulu untuk menutupi sebagian tubuhnya. Dahinya tiba-tiba mengkerut saat tidak mendapati koper miliknya di ruangan itu. Noah yang menyadari kebingungannya, jadi memutar bolanya malas.
"Pakaianmu sudah berada di lemariku."
"Benarkah?"
"Hmm,"
Segera Sierra berjalan kearah lemari kayu yang sangat besar. Jika di ukur, lemari tersebut setara dengan empat lemari miliknya di rumah kedua orangtuanya. Lemari itu di geser oleh Sierra, dan langsung menampilkan pakaian-pakaiannya yang sudah tergantung dengan rapih, adapula yang sudah terlipat.
"Luar biasa..." Wanita itu berdecak kagum. Tapi bukan hanya ada pakaiannya disana, pakaian Noah pun ikut tergantung di sisi pakaiannya.
"Apa kau baru pertama kali melihat lemari sebesar itu? Reaksimu berlebihan sekali." Noah berdecak heran. Mengapa ada spesies manusia seperti Sierra di muka bumi ini.
Sierra menghembuskan nafasnya jengah. Dirinya sudah sering mendapatkan ejekan dan ucapan sarkasme dari pria itu. Jadi, dirinya tidak ingin terlalu menanggapinya.
Kembali Sierra menatap dress-dress di hadapannya. Lalu, di ambilnya satu. Dress itu tampak asing baginya, ini bukanlah miliknya. Apalagi masih ada merknya yang belum terlepas.
'Apa ini milik Naura?' pikirnya.
"Noah?" panggil Sierra sambil menatap suaminya.
"Ada apa?"
"Apakah beberapa pakaian disini milik Naura?"
"Tidak ada satupun barang Naura di kamarku."
"Lalu, dress-dress baru ini milik siapa?"
"Siapalagi jika bukan milikmu?"
"Tapi, Noah..."
"Sudahlah. Tinggal kau pakai saja apa susahnya." Mendadak Noah menjadi kesal karena di tanya terus-menerus. Pria itupun meletakkan ponselnya di atas nakas, kemudian membalikkan tubuhnya untuk membelakang wanita tersebut.
Sierra menekuk wajahnya. Dia lalu segera mengenakan dress yang di ambilnya. Biarlah, jika ini memang milik Naura, dia bisa melepaskannya nanti. Karena Noah yang membelakanginya, Sierra pun memutuskan untuk mengenakan pakaiannya di kamar itu.
Agak aneh memang. Padahal dirinya ingin tidur, tapi mengapa justru mengenakan dress.
"Noah?" panggil Sierra untuk kesekian kalinya.
"Apa lagi?" jawab pria itu tanpa membalikkan tubuhnya.
"Aku tidur dimana?"
"Terserah. Kau bisa tidur dimana pun kau mau. Entah itu di sofa ataupun di lantai."
Sierra menggigit bibir bawahnya ragu, "Bolehkah aku tidur di kasur bersamamu?"
Sedetik, dua detik, hingga detik ke lima tidak ada jawaban. Sierra mengangguk pelan, dirinya paham jika Noah tidak mengizinkannya untuk menaiki kasurnya. Di saat dia ingin melangkah ke sofa, tiba-tiba sebuah suara menghentikan pergerakkannya itu.
"Kau boleh tidur di kasurku. Tapi jangan dekat-dekat."
Sebuah senyuman muncul di bibir Sierra. Bergegas dia menaiki kasur itu sebelum Noah berubah pikirannya.
"Aku akan memberi pembatas di antara kita. Jadi kau tenang saja, aku tidak akan dekat-dekat denganmu," ujar wanita tersebut sambil meletakkan guling di tengah-tengah mereka.
Sierra menghela nafasnya panjang sambil menatap langit-langit kamar Noah. Hingga, matanya mulai meredup dan wanita itupun menyelami mimpinya.
...* * * ...
Pagi menjelang. Sebuah suara ketukan dan teriakkan terdengar dari balik pintu. Noah membuka matanya lebih dulu, pria itu menguap lebar pertanda rasa kantuk masih menyerangnya.
"Tunggu sebentar, Moms." Noah ingin bangun, namun dia merasakan ada sesuatu di perutnya.
Perlahan, Noah melihat kearah perutnya dan mendapati sepasang kaki yang dengan santainya menjadikan perutnya sebagai bantal penyangga. Wajahnya sudah berubah menjadi kesal, lalu di liriknya wanita yang masih tertidur sangat pulas.
"Kau bilang tidak akan dekat-dekat denganku, tapi ini apa?"
Dengan kasar Noah menyingkirkan kaki itu. Kemudian dia segera bangkit dan bangun dari berbaringnya. Kakinya lalu melangkah menuju pintu yang sedari tadi di ketuk.
Clekk~
Angel tampak berkacak pinggang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sudah pukul berapa ini? Mengapa kalian bangun sangat telat? Ohh, atau jangan-jangan kalian sudah melakukannya?"
Noah menatap Mommy-nya malas, "Tidak ada apapun yang terjadi di antara kami semalam."
"Benarkah?" Angel menggoda putranya, matanya lalu melirik kearah dalam, yang memperlihatkan Sierra yang masih tertidur dengan pulas.
"Sepertinya, dia benar-benar kelelahan."
"Hmm," gumam Noah malas. "Mommy sebaiknya lebih dulu ke ruang makan. Aku akan membangunkannya."
Angel mengangguk singkat, "Cepatlah, oke?"
"Baiklah." Angel pun berlalu dari hadapannya. Noah menutup pintu itu kembali, kemudian segera berbalik.
Sierra, wanita itu masih tertidur pulas, walaupun matahari sudah mulai naik dan menerangi kamarnya. Dengan langkah pelan, Noah menghampiri Sierra dan mencoba membangunkannya.
"Bangunlah! Semua keluarga sudah menunggu kita."
"Lima menit lagi, Mama." Sepertinya wanita itu lupa bahwa dirinya sudah tidak berada lagi di rumah orangtuanya.
"Mama? Kau pikir aku Mamamu, heh?" Kesal dengan istrinya yang tidak mau bangun, Noah pun mendaratkan pukulan bantal di tubuh Sierra.
Tak butuh waktu lama, Sierra membuka matanya di iringi dengan dengusan kecil.
"Menyebalkan."
"Bangun, sekarang!" Noah menekan setiap kata yang di lontarkannya. Tanpa menunggu jawaban dari wanita tersebut, dia memilih untuk pergi ke kamar mandi.
...* * * ...
Kedua pengantin baru tersebut sudah datang ke ruang makan. Semua mata tertuju kepada mereka, dan tak henti-hentinya Vika dan Angel menggoda keduanya.
"Sepertinya sebentar lagi kita akan mendapatkan seorang cucu."
"Kau benar. Aku sudah tidak sabar untuk menantinya."
Damian membuang nafasnya kasar, "Mereka masih terlalu muda untuk memiliki anak. Bahkan mereka belum menyelesaikan pendidikannya."
"Memangnya kenapa? Bukankah keduanya bisa melakukan Home Schooling?" timpal istrinya.
Di pagi yang cerah ini, Damian tidak ingin mengawali harinya dengan berdebat dengan istrinya. Oleh sebab itu, dia memilih untuk diam.
"Moms, Daddy benar. Kami terlalu muda untuk memiliki seorang anak." Sierra tersenyum kikuk, kemudian melirik suaminya yang hanya diam tanpa ekpresi.
"Baiklah. Jika itu mau kalian, kami tidak bisa memaksa." Dan pada akhirnya, kedua Mama itu mengalah juga.
Mulai besok, Sierra dan Noah akan mulai kembali masuk ke sekolah mereka. Untuk hari ini, biarlah mereka berdua absen, sebab keluarga dari Sierra akan pulang ke New York pada siang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
kia.ara
kisah nauranya donk
2021-01-17
1
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-25
2
💞🎗Yannie🎗💞
🤗🤗😘😘😘
2020-11-04
1