The Girl Who Likes Me

The Girl Who Likes Me

Bab 1- Kesan Pertama

Kala itu matahari tampak bersinar begitu cerah. Panasnya yang menusuk berhasil membuat semua orang mengeluarkan keringat berlebih. Tak terkecuali Fadli, seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk di depan setir mobilnya. Ayah yang memiliki dua anak tersebut, terus mengusap keringat yang menetes di pelipis.

Bip! Bip! Bip!

Suara klakson mobil saling bersahutan, karena sedari tadi tidak ada yang berhasil memajukan kendaraan mereka masing-masing. Entah kejadian apa yang telah membuat seluruh jalanan di penuhi dengan kemacetan.

"Aduh Ayah, Sofi bosan," keluh Sofi anaknya Fadli.

"Sabar ya Sofi, kamu main boneka aja dulu ya!" Rahma, istrinya Fadli mencoba menenangkannya.

"Mah, aku lapar." Juni sang kakak, ikut-ikutan mengeluh seperti sang adik. Anak berperawakan gemuk itu terlihat memegangi perutnya. Hal itu sontak membuat Fadli semakin pusing, dan mendengus kencang.

"Akak mau mamam lagi? ukannya tadi udah mamam ya di rumah?" tanya Sofi dengan wajah polosnya, bertanya pada sang kakak. Usianya yang baru menginjak tiga tahun, membuat ucapan yang keluar dari mulutnya belum begitu sempurna.

"Mah! mau itu!" ucap Juni lagi tanpa menghiraukan keluhan dari adiknya. Anak lelaki itu menelan salivanya beberapakali. Atensinya sedari tadi teralihkan pada warung makan yang ada di pinggir jalan.

Lama-kelamaan, baik Sofi dan Juni menimbulkan kecerewetan yang semakin menjadi-jadi. Alhasil Rahma terpaksa membawa mereka keluar dari mobil, meskipun untuk sekedar mencari udara segar. Namun sepertinya hal itu tidak akan terjadi, sebab rengekan Juni yang terus memaksa membuat Rahma akhirnya membawa keduanya ke warung makan.

"Asyiikk!" baik Juni maupun Sofi tampak kegirangan dengan keputusan akhir ibunya.

Ketiganya langsung melangkahkan kaki mereka, memasuki warung makan yang terkenal dengan kelezatan ayam gorengnya tersebut.

"Sofi mau ayam goreng juga?" tawar Rahma dengan lembut pada sang anak.

"Sofi mau es kyim aja!" sahut Sofi sembari memanyunkan bibirnya.

"Juni kamu ma--"

"Juni mau ayam goreng sama es krimnya juga Mah!" Juni menyambar perkataan ibunya, anak yang baru berusia lima tahun itu, seakan sudah mengetahui pertanyaan yang akan dilontarkan sang ibu.

"Ya sudah, kalian pesan es krimnya ke sana ya, biar Mamah yang tunggu di sini!" kata Rahma seraya menunjuk tempat pemesanan es krim, yang jaraknya tidak begitu jauh dengan dirinya berada.

Juni dan Sofi berjalan bersama sambil berpegangan tangan satu sama lain. "Om, beli es krimnya dua, satu rasa cokelat dan satunya lagi rasa stroberi ya," ucap Juni pelan, dia terlihat celingak-celingukan melihat beraneka ragam es krim yang terpampang di dalam kaca.

"Om, aku pesan es krim vanila dan cokelat!" tiba-tiba seorang anak perempuan yang tampak seumuran dengan Juni muncul dari belakang. Dahi Juni langsung mengernyit ketika melihatnya.

"Hei! Aku Marisa, kamu bisa panggil aku Risa," ujar anak perempuan itu seraya mengangkat tangan untuk mengajak Juni bersalaman. Dia bertingkah sok akrab pada Juni.

"Juni," sahut Juni sambil membalas salaman Risa, wajahnya tampak malu-malu. Risa pun langsung tersenyum lebar.

"Terus, dia adikmu ya?" tanya Risa lagi. Juni pun meresponnya dengan satu anggukan kepala.

"Ini es krimnya Dik!" si pembuat es krim menyodorkan es krimnya kepada Juni dan Sofi.

"Makasih Om," ujar Juni sembari mencoba melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Tunggu!" Risa memegangi lengan baju Juni. Alhasil Juni pun segera memalingkan wajahnya untuk menatap Risa dengan penuh tanya.

"Bisa temani aku?" ucap Risa, yang hanya direspon Juni dengan kernyitan dahinya.

"Kumohon Juni! aku sendirian." Raut wajah Risa tampak sedih. Karena merasa tak tega, Juni pun tetap berdiri di samping anak perempuan yang mengepang rambutnya dengan gaya ekor kuda itu. Toh lagi pula Risa memang tengah sendirian, tanpa ibu atau pun ayah yang menemaninya.

"Aka, aku mau ama mama!" pinta Sofi sembari menarik-narik baju sang kakak.

"Tunggu dulu ya dik, siapa namamu?" Risa menyahut sebelum Juni sempat berucap. Namun Sofi hanya membalas dengan tatapan sinisnya.

"Dia Sofi, adikku," sahut Juni singkat.

"Kak aku pergi ke tempat mama ya!" dahi Sofi tampak mengernyit, lalu segera berlari ke arah sang ibu. Juni pun membiarkan adiknya berlari sesuka hati.

"Nggak papa tuh adikmu dibiarkan begitu saja?" tanya Risa.

"Nggak, udah biasa," balas Juni sembari menampakkan gelagat canggung.

"Om! Cepetan! Kok es krim aku lama banget!" desak Risa dengan dahi yang mengerut.

"Bentar ya Dik, tadi kami kehabisan es krim cokelat, itu lagi diambil sama mbaknya," jawab pria pembuat es krim ramah.

"Kamu mau punyaku?" tawar Juni, sembari menyodorkan es krim cokelatnya yang sudah dimakan setengah. Hal itu pun sontak membuat Risa mengukir senyuman di wajahnya.

"Nggak usah, es krimku sebentar lagi jadi, makasih ya Jun!" Risa melebarkan senyumannya hingga giginya yang ompong dapat terlihat jelas.

"Pfffft. . ." Juni berusaha menahan tawa. Bukannya kesal, Risa malah ikut tertawa bersama Juni.

Keduanya pun saling tertawa bersama. Sungguh masa kanak-kanak yang membahagiakan.

"Ini es krimnya dik!" melihat es krimnya telah siap. Anak perempuan itu pun langsung mengambil es krimnya dengan cekatan.

"Yes! Makasih Om! Juni, ikut aku dulu yuk!" ucapnya.

"Kemana?"

"Ayo ikut saja! aku akan tunjukkan banyak mainan. . ." bisik Risa ke telinga Juni.

Tanpa pikir panjang, Juni pun melangkahkan kakinya mengikuti Risa. Anak itu sepertinya sangat tergiur dengan mainan yang dimiliki Risa. Keduanya berjalan lewat pintu samping warung makan tersebut.

"Nih yang cokelat buat kamu saja!" ujar Risa menyodorkan es krimnya pada Juni.

"Benarkah?" raut wajah Juni tampak semringah.

"Aku beli dua, karena satunya memang ingin kuberikan pada teman baru kok!" ujar Risa sembari menarik lengan Juni pelan, lalu menyeretnya untuk ikut bersamanya. Hal itu sontak membuat Juni otomatis mengikutinya.

***

"Kita sampai! Gimana? Banyak mainan kan?" Risa terlihat melompat kegirangan ketika tiba di sebuah taman bermain kanak-kanak. Juni yang melihatnya juga merasa ikut senang. Keduanya langsung berlari menuju mainan yang ingin mereka naiki. Risa terlihat menduduki ayunan, sedangkan Juni menaiki tangga perosotan. Mereka bermain lumayan lama, hingga sampai lupa waktu.

"Ris, lihat! ada yang jual layangan!" ujar Juni seraya menunjuk tukang jual layangan yang sedang kebetulan lewat. Kedua anak itu pun langsung berteriak histeris. "Om! Om! Om!"

"Kamu bisa nggak nerbanginnya, sok-sokan mau beli," kata Risa menatap Juni dengan ujung matanya.

"Bisa dong! nih! kamu yang pegangin ya, biar aku yang ulur talinya." Juni memberikan layangan berwarna merah itu pada Risa.

Tak! Tak! Tak!

Juni berlari sebisa mungkin agar bisa membuat layangannya terbang. Namun sepertinya angin sedang tidak mendukung saat itu.

"Ayo coba lagi!" usul Risa seraya kembali memegangi layangan. Tetapi sekali lagi, layangan itu tidak berhasil diterbangkan. Kedua anak itu sudah mencoba puluhankali, hingga akhirnya mereka duduk untuk beristirahat.

"Ris, lelaki itu siapa ya? dari tadi ngeliatin kita terus!" ucap Juni sembari terus menilik ke arah pria yang sedang duduk di seberang jalan. Saat melihatnya, mata Risa langsung membola.

"Juni, ayo kita pergi!" ajak Risa yang langsung berlari kembali ke arah warung makan. Juni pun terpaksa mengikuti teman barunya itu dari belakang. Keduanya terus berlari, hingga akhirnya tiba di depan warung makan. Juni berusaha mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan.

"Ris, siapa lelaki tadi?" tanya Juni dengan nafas yang naik turun.

"Dia.."

"Juni!"

"Risa!"

Dua suara yang tidak asing bagi Juni dan Risa, langsung membuat keduanya menoleh ke sumber suara. Rahma dan ibunya Risa yang bernama Anggun, terlihat berlarian untuk menghampiri anaknya masing-masing. Raut kedua wajah wanita paruh baya tersebut tampak begitu khawatir.

Ternyata sedari tadi, baik Rahma maupun Anggun dibuat bingung dengan hilangnya anak-anak mereka. Hal itu sontak membuat keduanya merasa lega ketika melihat Juni dan Risa sudah bisa ditemukan.

"Risa kamu kemana saja? Mamah mencarimu kemana-mana tau!" Anggun mengerutkan dahinya, lalu langsung memeluk sang anak dengan erat.

"Juni! Kamu ya, ih! Bikin khawatir saja, lain kali jangan begitu kamu!" Berbeda dengan Anggun, Rahma malah mengungkapkan kekhawatirannya dengan omelan. Juni hanya bisa tertunduk takut, ketika mendengar omelan sang ibu.

"Syukurlah mereka bisa ditemukan, kedua-duanya lagi," ucap Anggun yang merasa lega.

"Iya, kayaknya mereka lagi main-main, terus lupa waktu," balas Rahma lembut.

Terpopuler

Comments

💜LAVENDER💜

💜LAVENDER💜

Aku hadir Thor ☝😁

2021-08-31

2

Clara

Clara

Semangat Thor!! Jangan lupa mampir di novelku [I CAN SEE YOU]±Bom Like
Makasih

2021-05-07

3

📷MG

📷MG

mampir kak

2021-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Kesan Pertama
2 Bab 2 - Berangkat
3 Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4 Bab 4 - Bully
5 Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6 Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7 Bab 7 - Cerita Dina
8 Bab 8 - Kakak Kelas
9 Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10 Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11 Bab 11 - Meyakinkan Juni
12 Bab 12 - Kekalutan Risa
13 Bab 13 - Keputusan Juni
14 Bab 14 - Hari Menuju Prom
15 Bab 15 - Latihan
16 Bab 16 - Prom
17 Bab 17 - Rencana Risa
18 Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19 Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20 Bab 20 - Pemakaman
21 Bab 21 - Perubahan
22 Bab 22 - Perceraian
23 Bab 23 - Puisi Risa
24 Bab 24 - Hari Kelulusan
25 Bab 25 - Pacar Pertama
26 Bab 26 - Kembalinya Risa
27 Bab 27 - Pernyataan Risa
28 Bab 28 - Tamu Spesial
29 Bab 29 - Risa dan Amelia
30 Bab 30 - Ciuman Risa
31 Bab 31 - Api Cemburu
32 Bab 32 - Terjebak Berdua
33 Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34 Bab 34 - Tidur Bersama
35 Bab 35 - Spesial Visual
36 Bab 36 - Bertiga di Cafe
37 Bab 37 - Audisi
38 Bab 38 - Layang-Layang
39 Bab 39 - Perihal Kencan
40 Bab 40 - Dalam Benak Juni
41 Bab 41 - Amukan Risa
42 Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43 Bab 43 - Pilihan Juni
44 Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45 Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46 Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47 Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48 Bab 48 - Makan Malam
49 Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50 Bab 50 - Tiba Di Bali
51 Bab 51 - Bertemu Jay
52 Bab 52 - Night Market Sanur
53 Bab 53 - Festival Saling Benci
54 Bab 54 - Tenggelam
55 Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56 Bab 56 - Lomba Makan
57 Bab 57 - Kembali Pulang
58 Bab 58 - Keputusan Amelia
59 Bab 59 - Kabar Buruk?
60 Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61 Bab 61 - Kedatangan Jay
62 Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63 Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64 Bab 64 - Wahana Ekstrim
65 Bab 65 - Dendam Juni
66 Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67 Bab 67 - Pancaran Kilat
68 Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69 Bab 69 - Tertangkap Basah
70 Bab 70 - Minggu Pagi
71 Bab 71 - Kegelisahan Risa
72 Bab 72 - Curahan Hati
73 Bab 73 - Masakan Jay
74 Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75 Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76 Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77 Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78 Bab 78 - Tidak Romantis
79 Bab 79 - Permintaan Jay
80 Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81 Bab 81 - Mogok
82 Bab 82 - Orang Ketiga
83 Bab 83 - Hampir Saja
84 Bab 84 - Ghosting
85 Bab 85 - Kepergian Jay
86 Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87 Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88 Bab 88 - Keinginan
89 Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90 Bab 90 - Saran Agus
91 Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92 Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93 Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94 Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95 Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96 Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97 Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98 Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99 Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100 Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101 Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102 Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103 Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104 Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105 Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106 Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107 Bab 107 - Rencana Karma
108 Bab 108 - Gelagat Juni
109 Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110 Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111 Bab 111 - Menangis Bersama
112 Bab 112 - Hanya Berdua
113 Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114 Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115 Bab 115 - Bangkit Bersama
116 Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117 Bab 117 - The Real Ending
118 Kesalahan
119 Kesalahan
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1- Kesan Pertama
2
Bab 2 - Berangkat
3
Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4
Bab 4 - Bully
5
Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6
Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7
Bab 7 - Cerita Dina
8
Bab 8 - Kakak Kelas
9
Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10
Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11
Bab 11 - Meyakinkan Juni
12
Bab 12 - Kekalutan Risa
13
Bab 13 - Keputusan Juni
14
Bab 14 - Hari Menuju Prom
15
Bab 15 - Latihan
16
Bab 16 - Prom
17
Bab 17 - Rencana Risa
18
Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19
Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20
Bab 20 - Pemakaman
21
Bab 21 - Perubahan
22
Bab 22 - Perceraian
23
Bab 23 - Puisi Risa
24
Bab 24 - Hari Kelulusan
25
Bab 25 - Pacar Pertama
26
Bab 26 - Kembalinya Risa
27
Bab 27 - Pernyataan Risa
28
Bab 28 - Tamu Spesial
29
Bab 29 - Risa dan Amelia
30
Bab 30 - Ciuman Risa
31
Bab 31 - Api Cemburu
32
Bab 32 - Terjebak Berdua
33
Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34
Bab 34 - Tidur Bersama
35
Bab 35 - Spesial Visual
36
Bab 36 - Bertiga di Cafe
37
Bab 37 - Audisi
38
Bab 38 - Layang-Layang
39
Bab 39 - Perihal Kencan
40
Bab 40 - Dalam Benak Juni
41
Bab 41 - Amukan Risa
42
Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43
Bab 43 - Pilihan Juni
44
Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45
Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46
Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47
Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48
Bab 48 - Makan Malam
49
Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50
Bab 50 - Tiba Di Bali
51
Bab 51 - Bertemu Jay
52
Bab 52 - Night Market Sanur
53
Bab 53 - Festival Saling Benci
54
Bab 54 - Tenggelam
55
Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56
Bab 56 - Lomba Makan
57
Bab 57 - Kembali Pulang
58
Bab 58 - Keputusan Amelia
59
Bab 59 - Kabar Buruk?
60
Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61
Bab 61 - Kedatangan Jay
62
Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63
Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64
Bab 64 - Wahana Ekstrim
65
Bab 65 - Dendam Juni
66
Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67
Bab 67 - Pancaran Kilat
68
Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69
Bab 69 - Tertangkap Basah
70
Bab 70 - Minggu Pagi
71
Bab 71 - Kegelisahan Risa
72
Bab 72 - Curahan Hati
73
Bab 73 - Masakan Jay
74
Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75
Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76
Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77
Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78
Bab 78 - Tidak Romantis
79
Bab 79 - Permintaan Jay
80
Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81
Bab 81 - Mogok
82
Bab 82 - Orang Ketiga
83
Bab 83 - Hampir Saja
84
Bab 84 - Ghosting
85
Bab 85 - Kepergian Jay
86
Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87
Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88
Bab 88 - Keinginan
89
Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90
Bab 90 - Saran Agus
91
Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92
Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93
Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94
Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95
Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96
Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97
Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98
Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99
Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100
Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101
Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102
Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103
Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104
Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105
Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106
Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107
Bab 107 - Rencana Karma
108
Bab 108 - Gelagat Juni
109
Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110
Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111
Bab 111 - Menangis Bersama
112
Bab 112 - Hanya Berdua
113
Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114
Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115
Bab 115 - Bangkit Bersama
116
Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117
Bab 117 - The Real Ending
118
Kesalahan
119
Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!