Bab 5 - Gadis Yang Hilang

Sekolah diliburkan karena tanggal merah yang berjejer di kalender. Kala itu Juni tengah bersantai di rumahnya. Dia mengunyah camilan keripik singkong sembari menonton acara televisi kesukaannya.

Ceklek!

Sofi membuka pintu kamar, dia terlihat berpakaian rapi yang dilengkapi dengan tasnya.

"Kemana?" tegur Juni ketus.

"Mau jalan-jalan dulu bareng temen!" jawab Sofi sambil berjalan melingus pergi. Kedua kakak beradik itu pun saling tak acuh satu sama lain.

"Aarrrgg..." Juni mengeluarkan sendawanya seraya mengelus-elus bagian perutnya.

Drrt. . . Drrt . . . Drrt

Ponsel Juni bergetar, dia pun segera membuka ponselnya.

Jun nih aku lagi otw ke rumah mu.

Ternyata pesan itu dari Risa, yang sedang berada dalam perjalanan menuju rumahnya.

Oke.

Juni membalas pesan Risa dengan singkat. Kemudian melanjutkan memakan camilan-nya lagi.

Tring. . Tring . . Tring

Juni berdecak kesal, karena suara ponselnya begitu mengganggu waktu santainya. Alhasil dia pun langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama orang yang tengah meneleponnya.

Juni : Kenapa lagi Ris?

Fadli : Pake Assalamualaikum kek kalau jawab telepon dari orang tua!

Jun : Eh Ayah ya! aku kira Risa yah! (Cekikikan)

Fadli : Pas banget ngomongin Risa! dia ada di rumah ya?

Juni : Belum sih, tapi dia lagi otw kesini!

Fadli : OTW?! (Dengan nada tinggi)

Juni : Lagi dalam perjalanan kesini maksudnya Ayah . .

Fadli : Ohh. .

Juni : Emang . . (Tut. . Tut. . Bunyi telepon dimatikan).

Juni memasang wajah datar dan kembali memasukkan keripik singkong ke mulutnya.

***

"Hei Jun! aku bawain bakso nih!" Risa mengagetkan Juni yang tengah fokus menonton televisi.

"Loh! kapan datangnya? kok aku nggak dengar suara pintu?" Juni membulatkan matanya.

Risa menyeringai, "Melamun ya?" ucapnya.

"Biasalah, kerjaan seniman!" balas Juni. Risa memajukan bibir bawahnya, untuk sekedar mengejek sang sahabat secara tidak langsung.

"Sini! berikan baksonya!" sambung Juni berusaha meraih kantong pelastik yang dibawa Risa.

"Nih!" Risa tersenyum tipis.

"Jun, gitarmu udah diperbaiki ya?" tanya Risa yang penasaran saat memperhatikan gitarnya Juni.

"Iya, kemaren udah dibenerin bokapku!" ungkap Juni sembari berjalan ke dapur untuk mengambil mangkok.

***

"Bakso sudah siap... udah main gitarnya nanti aja!" Juni membawa dua bakso yang sudah dimasukkan ke dalam mangkok. Risa pun segera melepas gitar yang dia coba mainkan, dan langsung melahap bakso ke dalam mulutnya.

"Ris, coba lihat ini!" ujar Juni seraya memperlihatkan rekaman video perkelahian Risa dan Dina di ponselnya.

Risa sontak berdecak kesal, "Aku udah lihat!" ucapnya, menggeleng pelan.

"Viral banget! kenapa bisa kelepasan gitu sih!" keluh Juni dengan kekehnya.

"Tanya Dina tuh temennya Amel, sensitif banget tuh orang. Ah kesel!" Risa mengernyitkan dahi. Dia terlihat masih kesal terhadap perlakuan Dina terhadap dirinya.

"Sebenarnya kalau dipikir-pikir itu memang salahnya Dina sih, dia nggak seharusnya membesarkan masalah sampai begitu," imbuh Juni sembari menyeruput kuah bakso yang hampir habis.

"Iya kan?!" Risa yakin.

"Tapi kenapa kau-pakai acara lempar uang segala? berarti kamu juga salahkan?" Juni menatap ke arah sahabatnya.

"Ada benarnya sih, aku nggak bisa ngendaliin diri waktu itu Jun... udah ah! jangan bicarain itu lagi dong!" geram Risa, yang kemudian mendengus kencang.

"Berarti kalian berdua sama-sama salah kan?" Juni mencoba memastikan.

"Mungkin," jawab Risa santai. Juni hanya menatap tajam Risa, berharap mendapatkan respon yang lebih pasti. Namun tampaknya sang sahabat sama sekali tidak hirau dan beranjak pergi ke dapur.

***

🎶

Mengapa hidup begitu sepi?

Apakah hidup seperti ini?

Mengapa 'ku selalu sendiri?

Apakah hidupku tak berarti?

Coba bertanya pada manusia

Tak ada jawabnya

Aku bertanya pada langit tua

Langit tak mendengar

🎶

Risa menyanyikan lagu Langit Tak Mendengar dari band favoritnya Noah, diiringi Juni yang juga ikut bernyanyi memainkan gitar kesayangannya.

Tring . . .

Juni mengakhiri petikan gitarnya dan segera menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Lagu ini persis seperti hidupku!" celetuk Juni seraya memandangi langit-langit pelafon rumahnya.

"Duh. . Duh . . Baper nih!" ejek Risa.

"Kamu kali yang lebih baper, waktu nyanyi lagunya aja mukamu bisa berubah gitu! serius amat!" balas Juni dengan kekehnya. Risa kembali mencubit lengan Juni sekuat tenaga, dan berhasil membuat lelaki tersebut merengek kesakitan.

"Aduh!... jangan-jangan lenganku berdarah nih!" keluh Juni sambil menggulung lengan bajunya untuk memperlihatkan bagian lengannya.

"Ah lebay, nggak sakit pun!" kritik Risa.

"Sakit tahu!" pekik Juni.

"Nggak lah, aku cuman pakai kekuatan 30% aja tadi!" Risa tak ingin mengalah.

"Juni! Risa! jangan teriak-teriak!" Ibunya Juni tiba-tiba menegur dari dalam kamar.

"Iya Mah!/Iya Tante!" Juni dan Risa menyahut bersamaan.

"Ya sudah, nih coba rasain!" ucap Juni melanjutkan kembali perdebatan, sembari mencubit lengan Risa.

"Nggak sakit tuh!" respon Risa santai.

"Oke!" Juni pun semakin menguatkan tenaganya.

Perlahan Risa mulai menyeringai. Raut wajahnya menampakkan dirinya tengah menahan rasa sakit. Karena sudah tidak tahan, gadis itu pun langsung membalas perbuatan Juni dengan menjambak rambutnya.

Ceklek!

Suara pintu depan terbuka, Juni dan Risa segera menoleh ke arah sumber suara. Dan seketika menghentikan perdebatan mereka.

"Halo. . ." sapa Fadli pelan.

Juni langsung berdiri dan mendekati Fadli yang sedang membawa beberapa kantong pelastik hitam ditangannya. Seperti biasa, dia selalu mendapatkan buah tangan dari ayahnya.

"Ada Risa ya? nggak bosan liat muka Juni terus kamu!" sapa Fadli pada Risa.

"Sebenarnya udah bosan banget Om! cuma dia nggak punya teman selain aku. Jadi, ya begitulah Om . . ." gurau Risa.

"Salah Yah! dia malah yang nggak punya teman," celetuk Juni seraya memasukkan donat bawaan sang ayah ke dalam mulut. Hal itu sontak membuat Risa langsung melotot ke arahnya, hingga membuat dirinya terkekeh malu.

"Risa bisa kita bicara?" ucap Fadli tiba-tiba. Risa dan Juni pun memasang raut wajah bingung, ketika mendengarnya.

"Iya?" balas Risa.

"Ya sudah ikut Om ke ruang kerja!" suruh Fadli sembari berjalan ke arah ruang kerjanya.

"Aku boleh ikut?" Juni berlari mengikuti ayahnya dan Risa. Fadli pun langsung menganggukkan kepala, untuk mengiyakan keinginan anak sulungnya tersebut.

***

Risa melangkahkan kaki ke ruang kerja Fadli. Dia tertegun melihat ruangan yang sebenarnya tidak pantas di sebut ruang kerja. Tempatnya sempit dan sesak, dengan kertas dan buku-buku yang menumpuk. Berbeda sekali dengan ruang kerja milik kedua orang tuanya yang lebih luas dan rapi. Meskipun begitu, dia tetap menyukai rumah Juni yang sederhana itu.

Fadli menyuruh Risa duduk di sofa yang sudah penuh dengan koyakan. Entah siapa pelaku yang mengoyak sofa tersebut sampai bagian busanya sudah terlihat.

"Dina Anggita satu sekolah sama kalian kan?" tanya Fadli sambil melayangkan pantatnya ke sofa.

"Iya yah, kenapa?" Juni lebih dulu menyahut, karena penasaran.

"Dia sudah belum pulang ke rumah sejak hari kamis!" jelas Fadli singkat.

"Hah?" Risa merasa kaget.

"Yang bener Yah?" Juni memastikan.

"Iya, makanya aku mau tanya sama Risa, karena hari itu kalian terlibat perkelahian kan?" tukas Fadli, menatap gadis yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri itu.

"Ris!" Juni menyenggol Risa dengan sikunya. Karena gadis itu tampak mematung dan tidak menjawab pertanyaan Fadli.

"Anu Om, setelah kejadian itu aku langsung pulang..." ungkap Risa.

"Benarkah?"

"Ceritakan saja semuanya Ris, jangan takut... karena kami butuh petunjuk yang detail agar bisa lebih cepat menemukan Dina," ucap Fadli yang mencoba meyakinkan Risa. Gadis itu pun mengangguk pelan, dan menceritakan perkelahiannya dengan Dina secara detail pada Fadli.

"Apa kamu melihat sesuatu yang mencurigakan waktu itu?" tanya Fadli.

"Entahlah Om, aku sedikit lupa, tapi aku akan mencoba mengingat lebih detail lagi. Nanti kalau sudah ingat aku pasti akan kasih tahu," balas Risa.

"Apa Ayah sudah bisa mengira Dina kenapa dan dimana?" Juni kembali bertanya.

"Mungkin dia menginap di rumah temannya," Risa mencoba berpikir positif.

"Iya Yah, bisa aja dia bertengkar sama keluarganya lalu kabur dari rumah!" Juni menyahut. Risa pun langsung mengangguk karena setuju dengan pendapat sahabatnya.

"Ayah dan teman-teman berharap begitu, tapi yang membuat kami khawatir adalah karena akhir-akhir ini semakin banyak anak remaja yang hilang, dan masih belum bisa ditemukan," jelas Fadli dengan wajah sendunya karena kelelahan.

"Mudah-mudahan Ayah segera bisa menemukan penjahatnya," ungkap Juni mencoba menenangkan sang ayah.

"Iya Om, orang jahat nggak akan bisa sembunyi selamanya!" Risa mengukir senyuman tipis. Fadli pun merespon dengan mengangguk pelan sembari membalas senyuman gadis yang sedang duduk di depannya.

Terpopuler

Comments

Genik_A.A

Genik_A.A

ayo thor up lagi dong bab 6 nya🤩

2020-11-11

1

Mencigu

Mencigu

Bab 6 - ... ? hhe

2020-11-10

1

Hayaku Gaya

Hayaku Gaya

Lanjut Kak..penasaran..sebenarnya apa yang terjadi sama Dina ya 🤔..

2020-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Kesan Pertama
2 Bab 2 - Berangkat
3 Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4 Bab 4 - Bully
5 Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6 Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7 Bab 7 - Cerita Dina
8 Bab 8 - Kakak Kelas
9 Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10 Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11 Bab 11 - Meyakinkan Juni
12 Bab 12 - Kekalutan Risa
13 Bab 13 - Keputusan Juni
14 Bab 14 - Hari Menuju Prom
15 Bab 15 - Latihan
16 Bab 16 - Prom
17 Bab 17 - Rencana Risa
18 Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19 Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20 Bab 20 - Pemakaman
21 Bab 21 - Perubahan
22 Bab 22 - Perceraian
23 Bab 23 - Puisi Risa
24 Bab 24 - Hari Kelulusan
25 Bab 25 - Pacar Pertama
26 Bab 26 - Kembalinya Risa
27 Bab 27 - Pernyataan Risa
28 Bab 28 - Tamu Spesial
29 Bab 29 - Risa dan Amelia
30 Bab 30 - Ciuman Risa
31 Bab 31 - Api Cemburu
32 Bab 32 - Terjebak Berdua
33 Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34 Bab 34 - Tidur Bersama
35 Bab 35 - Spesial Visual
36 Bab 36 - Bertiga di Cafe
37 Bab 37 - Audisi
38 Bab 38 - Layang-Layang
39 Bab 39 - Perihal Kencan
40 Bab 40 - Dalam Benak Juni
41 Bab 41 - Amukan Risa
42 Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43 Bab 43 - Pilihan Juni
44 Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45 Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46 Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47 Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48 Bab 48 - Makan Malam
49 Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50 Bab 50 - Tiba Di Bali
51 Bab 51 - Bertemu Jay
52 Bab 52 - Night Market Sanur
53 Bab 53 - Festival Saling Benci
54 Bab 54 - Tenggelam
55 Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56 Bab 56 - Lomba Makan
57 Bab 57 - Kembali Pulang
58 Bab 58 - Keputusan Amelia
59 Bab 59 - Kabar Buruk?
60 Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61 Bab 61 - Kedatangan Jay
62 Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63 Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64 Bab 64 - Wahana Ekstrim
65 Bab 65 - Dendam Juni
66 Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67 Bab 67 - Pancaran Kilat
68 Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69 Bab 69 - Tertangkap Basah
70 Bab 70 - Minggu Pagi
71 Bab 71 - Kegelisahan Risa
72 Bab 72 - Curahan Hati
73 Bab 73 - Masakan Jay
74 Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75 Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76 Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77 Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78 Bab 78 - Tidak Romantis
79 Bab 79 - Permintaan Jay
80 Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81 Bab 81 - Mogok
82 Bab 82 - Orang Ketiga
83 Bab 83 - Hampir Saja
84 Bab 84 - Ghosting
85 Bab 85 - Kepergian Jay
86 Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87 Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88 Bab 88 - Keinginan
89 Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90 Bab 90 - Saran Agus
91 Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92 Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93 Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94 Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95 Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96 Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97 Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98 Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99 Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100 Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101 Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102 Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103 Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104 Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105 Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106 Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107 Bab 107 - Rencana Karma
108 Bab 108 - Gelagat Juni
109 Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110 Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111 Bab 111 - Menangis Bersama
112 Bab 112 - Hanya Berdua
113 Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114 Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115 Bab 115 - Bangkit Bersama
116 Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117 Bab 117 - The Real Ending
118 Kesalahan
119 Kesalahan
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1- Kesan Pertama
2
Bab 2 - Berangkat
3
Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4
Bab 4 - Bully
5
Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6
Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7
Bab 7 - Cerita Dina
8
Bab 8 - Kakak Kelas
9
Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10
Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11
Bab 11 - Meyakinkan Juni
12
Bab 12 - Kekalutan Risa
13
Bab 13 - Keputusan Juni
14
Bab 14 - Hari Menuju Prom
15
Bab 15 - Latihan
16
Bab 16 - Prom
17
Bab 17 - Rencana Risa
18
Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19
Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20
Bab 20 - Pemakaman
21
Bab 21 - Perubahan
22
Bab 22 - Perceraian
23
Bab 23 - Puisi Risa
24
Bab 24 - Hari Kelulusan
25
Bab 25 - Pacar Pertama
26
Bab 26 - Kembalinya Risa
27
Bab 27 - Pernyataan Risa
28
Bab 28 - Tamu Spesial
29
Bab 29 - Risa dan Amelia
30
Bab 30 - Ciuman Risa
31
Bab 31 - Api Cemburu
32
Bab 32 - Terjebak Berdua
33
Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34
Bab 34 - Tidur Bersama
35
Bab 35 - Spesial Visual
36
Bab 36 - Bertiga di Cafe
37
Bab 37 - Audisi
38
Bab 38 - Layang-Layang
39
Bab 39 - Perihal Kencan
40
Bab 40 - Dalam Benak Juni
41
Bab 41 - Amukan Risa
42
Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43
Bab 43 - Pilihan Juni
44
Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45
Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46
Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47
Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48
Bab 48 - Makan Malam
49
Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50
Bab 50 - Tiba Di Bali
51
Bab 51 - Bertemu Jay
52
Bab 52 - Night Market Sanur
53
Bab 53 - Festival Saling Benci
54
Bab 54 - Tenggelam
55
Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56
Bab 56 - Lomba Makan
57
Bab 57 - Kembali Pulang
58
Bab 58 - Keputusan Amelia
59
Bab 59 - Kabar Buruk?
60
Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61
Bab 61 - Kedatangan Jay
62
Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63
Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64
Bab 64 - Wahana Ekstrim
65
Bab 65 - Dendam Juni
66
Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67
Bab 67 - Pancaran Kilat
68
Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69
Bab 69 - Tertangkap Basah
70
Bab 70 - Minggu Pagi
71
Bab 71 - Kegelisahan Risa
72
Bab 72 - Curahan Hati
73
Bab 73 - Masakan Jay
74
Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75
Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76
Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77
Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78
Bab 78 - Tidak Romantis
79
Bab 79 - Permintaan Jay
80
Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81
Bab 81 - Mogok
82
Bab 82 - Orang Ketiga
83
Bab 83 - Hampir Saja
84
Bab 84 - Ghosting
85
Bab 85 - Kepergian Jay
86
Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87
Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88
Bab 88 - Keinginan
89
Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90
Bab 90 - Saran Agus
91
Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92
Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93
Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94
Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95
Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96
Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97
Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98
Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99
Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100
Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101
Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102
Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103
Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104
Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105
Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106
Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107
Bab 107 - Rencana Karma
108
Bab 108 - Gelagat Juni
109
Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110
Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111
Bab 111 - Menangis Bersama
112
Bab 112 - Hanya Berdua
113
Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114
Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115
Bab 115 - Bangkit Bersama
116
Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117
Bab 117 - The Real Ending
118
Kesalahan
119
Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!