Bab 4 - Bully

Sudah satu minggu Risa sekolah di SMA 1 Mutiara, dia bahkan sudah menjadi bagian dari anggota ekstrakulikuler karate. Nama Risa semakin dikenal, apalagi setelah para senior dan teman-temannya melihat kemampuan karatenya, yang ternyata sudah dia geluti sejak duduk di bangku SMP.

***

Semua murid saling mendukung teman sekelasnya yang kala itu tengah bertanding basket. Tak terkecuali Risa, dia sangat berenergi untuk memberikan semangat pada Juni yang sedang ikut bermain.

Juni dengan badannya yang berisi itu mulai berlari dengan pelan. Deru nafasnya mulai ngos-ngosan akibat sudah kelelahan. Padahal pertandingan baru berlangsung lima belas menit. Saat itu, Risa bisa melihat teman-teman disampingnya mentertawakan Juni.

"Gajah kecapean!"

"Ndut ayo ndut!"

"Gajah istarahat saja dulu!"

"Pemain yang gendut itu diganti dong!"

Kalimat yang keluar dari mulut teman-temannya tersebut dapat terdengar dengan jelas di telinga Risa. Gadis itu tahu betul, bahwa Juni akan merasa stress jika seseorang mencoba mengejek bentuk tubuhnya.

"Juni ayo Juni!" Risa berteriak sangat nyaring untuk memberikan semangat pada sang sahabat. Kelakuannya sontak membuat teman-teman disampingnya menatap bingung.

Namun tiba-tiba saja Risa terdiam, ketika melihat Juni menyerah dan keluar dari lapangan. Dia pun mencoba bergegas untuk mencari Juni. Gadis itu berjalan menyusuri beberapa tempat di lingkungan sekolah, tetapi dia tidak bisa menemukan tempat persembunyian sahabatnya tersebut.

Teng! Teng! Teng!

Bel saatnya pulang sudah terdengar. Semua murid berjejalan ingin segera lebih dulu pulang ke rumah.

"NDUT!" pekik kakak kelas yang sedang duduk santai, ketika melihat Juni berjalan melewati mereka. Lelaki berperawakan berisi itu pun hanya bisa tersenyum kecut, dan bertingkah seakan-akan tidak mendengar.

Juni perlahan melangkahkan kaki berlalu begitu saja melewati kakak kelas yang mengejeknya. Meskipun begitu telinganya masih dapat mendengar sayup-sayup suara ejekan seniornya tersebut.

Dari jauh Risa bisa melihat Juni di dekat pintu keluar. Dia segera berlari mengejar Juni yang sudah siap menginjak pedal sepedanya.

"Juni!" panggil Risa. Lelaki itu pun langsung menoleh dengan wajah lesunya pada sumber suara.

"Kamu pulang sekarang?" tanya Risa. Juni merespon dengan anggukan kepala, dan terdiam seribu bahasa.

"Kenapa sih?" ucao Risa, berpura-pura tidak tahu.

"Nggak kenapa-kenapa kok!" balas Juni dengan kerutan dahinya.

"Kamu nggak mau lihat aku berlatih bela diri? seru tahu! Oh iya ada Amelia juga di sana!" ujar Risa yang mencoba menghibur Juni.

"Ah males! aku duluan aja . . . Daahh!" Juni beranjak pergi dengan sepedanya. Risa terdiam menatap Juni yang semakin menghilang dari pandangannya. Gadis itu tidak bisa melakukan apa-apa, karena dia tahu Juni akan bersikap begitu jika ada orang yang mengejeknya.

Juni mengayuh pedal sepedanya dengan tempo cepat, ke arah yang berlawanan dengan rumahnya. Dia berkeliling di lapangan. Sepertinya ejekan dari kakak kelas tadi memberikannya motivasi untuk berolahraga.

Juni sudah mengelilingi lapangan tersebut tujuh kali putaran. Keringatnya mulai membasahi baju seragamnya. Beberapakali Juni mencoba mengatur nafasnya agar tidak terasa sesak.

Brak!

Juni menghempaskan sepedanya dan langsung terduduk di tanah karena kelelahan. "Fiuhh!" Juni menghela nafas panjang. Sesekali dia mencubit lemak yang ada di perutnya. Juni kembali merasa tidak percaya diri, karena ejekan-ejakan yang pernah dilontarkan beberapa orang kembali terngiang di telinganya.

Ting! Ting! Ting!

"Bakso!" suara tukang jual bakso terdengar dari kejauhan. Juni langsung menoleh pada sumber suara dan segera memanggilnya tanpa pikir panjang.

***

"Ini baksonya..." ucap lelaki berperawakan kurus ramah sembari meletakkan satu porsi bakso.

Juni menatap bakso yang dihidangkan padanya seraya memegang perutnya. Sebelumnya dia berpikir untuk menurunkan berat badan, tetapi pikirannya terasa berat saat memikirkan betapa stressnya dia. Baginya, makanan adalah satu-satunya penghilang kekalutan.

Setelah berpikir panjang akhirnya Juni tetap melayangkan bakso itu ke dalam perut dan memakannya dengan begitu lahap. "Bang tambah satu mangkok lagi!" titah Juni santai, pada lelaki penjual bakso.

***

"Hei!" pekik Dina kepada Risa yang tiba-tiba mengambil minuman pesanannya.

"Maaf, aku lagi haus banget!" balas Risa tak acuh.

"Aku juga haus tau!" tepis Dina gusar.

"Maaf!" Risa bergegas pergi dari kantin, meninggalkan Dina yang masih terlihat marah.

Risa kembali masuk ke ruang latihan karate untuk kembali melanjutkan latihan. Kala itu kebetulan dirinya dipasangkan dengan Amelia untuk melakukan duel.

Brak!

Risa membanting Amelia yang saat itu menjadi teman latihan karatenya dengan kekuatan penuh. Semua orang di sana kaget, karena sepertinya Amelia cedera dan tidak bisa kembali berdiri.

Risa mencoba membantu Amelia berdiri, Plakk! Dina teman akrab Amelia langsung menepis tangan Risa dan tidak memperbolehkannya menyentuh Amelia.

"Din . . ." Amelia mencoba menegur Dina lirih, agar tidak marah pada Risa. Namun tidak digubris sama sekali.

"Jangan sentuh dia!" Dina mengernyitkan dahinya.

"Aku kan nggak bermaksud begitu!" ungkap Risa mencoba membela diri. Dina hanya memelototinya sembari mencoba membantu Amelia yang kesakitan.

Risa merasa khawatir melihat Amelia bisa cedera sampai segitunya. Ditambah hampir semua orang di ruangan itu menatapnya dengan sinis. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun karena Dina terlihat marah sekali padanya. Gadis itu juga terus menghalanginya untuk membantu Amelia.

Semua orang tampak saling berbisik membicarakan Risa yang masih diam mematung.

Karena merasa tidak nyaman, Risa pun memutuskan untuk mengambil tas dan mencoba beranjak pergi dari ruangan tersebut. Amelia yang cedera segera di bawa ke UKS.

"Hei anak baru! mau kemana?" tegur Dina pada Risa seraya menghentakkan sebelah kakinya.

"Mau pergi! bukankah itu yang kau-mau?" timpal Risa kesal.

"Terus kamu nggak mau tanggung jawab gitu?" Dina berjalan mendekati Risa yang di ikuti teman-temannya dari belakang.

"Dasar psiko! pantas nggak punya teman!... Jijik banget aku lihatnya!!" Dina menyilangkan tangan di dada. Dia memberikan sorotan mata yang tajam untuk Risa.

"Apa? kenapa kamu yang marah? bukankah Amel yang seharusnya marah?" Risa tak ingin mengalah.

"Oh, atau kau-marah karena minuman tadi ya? nih aku ganti!" sambung Risa lagi seraya melempar uang lima puluh ribu rupiah. Hal itu sontak membuat Dina semakin kesal dan langsung menjambak rambut Risa. Tak ingin kalah Risa juga ikut menjambak rambut Dina yang lebih panjang darinya.

Brak!

Keduanya terjatuh ke lantai dan masih saling tarik menarik rambut satu sama lain. Mereka bahkan sempat berguling-guling, untuk saling adu kekuatannya masing-masing. Semua orang yang menyaksikan terlihat begitu panik dan mencoba menghentikan perkelahian tersebut.

Agus segera melaporkan perkelahian antara Risa dan Dina kepada para senior. Tidak lama kemudian, beberapa pelatih pun berdatangan dan segera memisahkan keduanya dengan paksa.

Wajah Risa penuh dengan bekas cakaran Dina, begitupun sebaliknya. Para pelatih menyuruh keduanya untuk saling minta maaf.

"Kita tidak akan pulang jika kalian tidak saling memaafkan!" ujar Kak Ridwan pelatih karate paling senior. Namun kala itu, Risa dan Dina masih memasang wajah cemberut.

"Baiklah kalau itu mau kalian, kita akan diam saja selamanya disini ya!" sindir Kak Ridwan. Tetapi lagi-lagi kedua gadis tersebut masih saling terdiam dan terus memalingkan wajah satu sama lain.

Kala itu Risa mencoba mencari kesempatan untuk kabur, karena tas ranselnya masih melingkar di kedua bahunya. Dia pun berkata pada Kak Ridwan, "Aku mau ke toilet Kak, perutku sakit!" Risa memegangi perutnya dan memasang wajah seakan-akan kesakitan.

"Jangan alasan kamu!" tukas Kak Ridwan tegas.

Tanpa di duga Dina menyodorkan tangannya untuk minta maaf. Alhasil Risa pun tertegun, menurutnya Dina hanya berpura-pura.

Tanpa pikir panjang Risa langsung memegang tangan Dina. Toh tidak ada pilihan lain yang bisa membuatnya cepat-cepat pulang selain opsi minta maaf tersebut. Kak Ridwan pun tersenyum dan segera menyuruh semua orang untuk pulang.

Meskipun terlihat sudah saling meminta maaf, namun Risa dan Dina masih saling menatap tajam dari kejauhan. Pertanda perkelahian mereka belum usai.

***

Risa menengok ke jendela UKS untuk melihat keadaan Amelia. Tetapi dia langsung menundukkan kepala tatkala melihat Dina juga tampak berada di dalam UKS.

Risa langsung berdecak kesal. Sebab dia masih merasa agak marah pada perlakuan Dina terhadap dirinya. Tanpa pikir panjang Risa akhirnya mengurungkan niatnya untuk menjenguk Amelia. Dan mengambil sepatu rodanya untuk segera pulang.

Terpopuler

Comments

Elis

Elis

Hallo thort salam kenall..Aku mampir bawa like di sini.


Semangatt💪💪


Salam dari"MALAIKAT PUTIH"🤗

2021-04-29

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

aduuhh... jangan sampai bully bully deh! ngeri!

sudah aku like semua episodnya thor. aku tunggu kunjungannya di karyaku

2020-11-06

4

Hayaku Gaya

Hayaku Gaya

Lanjut Kak..semangat!

2020-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Kesan Pertama
2 Bab 2 - Berangkat
3 Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4 Bab 4 - Bully
5 Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6 Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7 Bab 7 - Cerita Dina
8 Bab 8 - Kakak Kelas
9 Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10 Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11 Bab 11 - Meyakinkan Juni
12 Bab 12 - Kekalutan Risa
13 Bab 13 - Keputusan Juni
14 Bab 14 - Hari Menuju Prom
15 Bab 15 - Latihan
16 Bab 16 - Prom
17 Bab 17 - Rencana Risa
18 Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19 Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20 Bab 20 - Pemakaman
21 Bab 21 - Perubahan
22 Bab 22 - Perceraian
23 Bab 23 - Puisi Risa
24 Bab 24 - Hari Kelulusan
25 Bab 25 - Pacar Pertama
26 Bab 26 - Kembalinya Risa
27 Bab 27 - Pernyataan Risa
28 Bab 28 - Tamu Spesial
29 Bab 29 - Risa dan Amelia
30 Bab 30 - Ciuman Risa
31 Bab 31 - Api Cemburu
32 Bab 32 - Terjebak Berdua
33 Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34 Bab 34 - Tidur Bersama
35 Bab 35 - Spesial Visual
36 Bab 36 - Bertiga di Cafe
37 Bab 37 - Audisi
38 Bab 38 - Layang-Layang
39 Bab 39 - Perihal Kencan
40 Bab 40 - Dalam Benak Juni
41 Bab 41 - Amukan Risa
42 Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43 Bab 43 - Pilihan Juni
44 Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45 Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46 Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47 Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48 Bab 48 - Makan Malam
49 Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50 Bab 50 - Tiba Di Bali
51 Bab 51 - Bertemu Jay
52 Bab 52 - Night Market Sanur
53 Bab 53 - Festival Saling Benci
54 Bab 54 - Tenggelam
55 Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56 Bab 56 - Lomba Makan
57 Bab 57 - Kembali Pulang
58 Bab 58 - Keputusan Amelia
59 Bab 59 - Kabar Buruk?
60 Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61 Bab 61 - Kedatangan Jay
62 Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63 Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64 Bab 64 - Wahana Ekstrim
65 Bab 65 - Dendam Juni
66 Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67 Bab 67 - Pancaran Kilat
68 Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69 Bab 69 - Tertangkap Basah
70 Bab 70 - Minggu Pagi
71 Bab 71 - Kegelisahan Risa
72 Bab 72 - Curahan Hati
73 Bab 73 - Masakan Jay
74 Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75 Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76 Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77 Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78 Bab 78 - Tidak Romantis
79 Bab 79 - Permintaan Jay
80 Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81 Bab 81 - Mogok
82 Bab 82 - Orang Ketiga
83 Bab 83 - Hampir Saja
84 Bab 84 - Ghosting
85 Bab 85 - Kepergian Jay
86 Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87 Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88 Bab 88 - Keinginan
89 Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90 Bab 90 - Saran Agus
91 Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92 Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93 Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94 Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95 Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96 Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97 Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98 Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99 Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100 Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101 Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102 Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103 Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104 Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105 Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106 Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107 Bab 107 - Rencana Karma
108 Bab 108 - Gelagat Juni
109 Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110 Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111 Bab 111 - Menangis Bersama
112 Bab 112 - Hanya Berdua
113 Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114 Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115 Bab 115 - Bangkit Bersama
116 Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117 Bab 117 - The Real Ending
118 Kesalahan
119 Kesalahan
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1- Kesan Pertama
2
Bab 2 - Berangkat
3
Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4
Bab 4 - Bully
5
Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6
Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7
Bab 7 - Cerita Dina
8
Bab 8 - Kakak Kelas
9
Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10
Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11
Bab 11 - Meyakinkan Juni
12
Bab 12 - Kekalutan Risa
13
Bab 13 - Keputusan Juni
14
Bab 14 - Hari Menuju Prom
15
Bab 15 - Latihan
16
Bab 16 - Prom
17
Bab 17 - Rencana Risa
18
Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19
Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20
Bab 20 - Pemakaman
21
Bab 21 - Perubahan
22
Bab 22 - Perceraian
23
Bab 23 - Puisi Risa
24
Bab 24 - Hari Kelulusan
25
Bab 25 - Pacar Pertama
26
Bab 26 - Kembalinya Risa
27
Bab 27 - Pernyataan Risa
28
Bab 28 - Tamu Spesial
29
Bab 29 - Risa dan Amelia
30
Bab 30 - Ciuman Risa
31
Bab 31 - Api Cemburu
32
Bab 32 - Terjebak Berdua
33
Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34
Bab 34 - Tidur Bersama
35
Bab 35 - Spesial Visual
36
Bab 36 - Bertiga di Cafe
37
Bab 37 - Audisi
38
Bab 38 - Layang-Layang
39
Bab 39 - Perihal Kencan
40
Bab 40 - Dalam Benak Juni
41
Bab 41 - Amukan Risa
42
Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43
Bab 43 - Pilihan Juni
44
Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45
Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46
Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47
Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48
Bab 48 - Makan Malam
49
Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50
Bab 50 - Tiba Di Bali
51
Bab 51 - Bertemu Jay
52
Bab 52 - Night Market Sanur
53
Bab 53 - Festival Saling Benci
54
Bab 54 - Tenggelam
55
Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56
Bab 56 - Lomba Makan
57
Bab 57 - Kembali Pulang
58
Bab 58 - Keputusan Amelia
59
Bab 59 - Kabar Buruk?
60
Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61
Bab 61 - Kedatangan Jay
62
Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63
Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64
Bab 64 - Wahana Ekstrim
65
Bab 65 - Dendam Juni
66
Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67
Bab 67 - Pancaran Kilat
68
Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69
Bab 69 - Tertangkap Basah
70
Bab 70 - Minggu Pagi
71
Bab 71 - Kegelisahan Risa
72
Bab 72 - Curahan Hati
73
Bab 73 - Masakan Jay
74
Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75
Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76
Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77
Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78
Bab 78 - Tidak Romantis
79
Bab 79 - Permintaan Jay
80
Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81
Bab 81 - Mogok
82
Bab 82 - Orang Ketiga
83
Bab 83 - Hampir Saja
84
Bab 84 - Ghosting
85
Bab 85 - Kepergian Jay
86
Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87
Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88
Bab 88 - Keinginan
89
Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90
Bab 90 - Saran Agus
91
Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92
Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93
Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94
Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95
Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96
Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97
Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98
Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99
Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100
Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101
Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102
Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103
Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104
Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105
Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106
Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107
Bab 107 - Rencana Karma
108
Bab 108 - Gelagat Juni
109
Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110
Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111
Bab 111 - Menangis Bersama
112
Bab 112 - Hanya Berdua
113
Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114
Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115
Bab 115 - Bangkit Bersama
116
Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117
Bab 117 - The Real Ending
118
Kesalahan
119
Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!