Bab 2 - Berangkat

Rahma dan Anggun semakin sering bertemu secara pribadi. Membuat hubungan yang ada di antara keduanya menjadi lebih akrab.

Terkadang mereka juga membawa anak-anaknya untuk ikut bergabung.

Di suatu hari Anggun mengundang semua keluarga Rahma untuk makan malam bersama di rumahnya. Rahma yang selalu penasaran dengan Bayu suaminya Anggun, akhirnya bisa melihatnya secara langsung. Suami yang selalu dibangga-banggakan Anggun itu memang tampak gagah dan sangat ramah. 'Pantas Anggun selalu membanggakan belahan jiwanya itu' pikir Rahma.

Rahma menatap suaminya Fadli yang berperawakan gemuk. Perutnya terlihat buncit dengan kumis yang sudah mulai memutih. Rahma tersenyum tipis melihatnya, 'Meskipun tidak segagah Bayu setidaknya dia adalah suami yang baik,' ucap batinnya.

Sama halnya dengan Rahma dan Anggun. Fadli dan Bayu menjadi teman dekat setelah acara makan malam tersebut. Kedua keluarga itu menjadi satu keluarga yang tidak terpisahkan dalam beberapa tahun. Hingga suatu hari keluarga Bayu mulai menjauh, lebih tepatnya ketika mereka mulai menjalankan bisnis yang berkembang sangat baik.

Lama kelamaan bisnis mereka semakin maju dan sukses, membuat Bayu maupun Anggun tidak punya waktu lagi untuk bersantai. Keluarga Fadli pun berusaha memakluminya, dan akhirnya hubungan kedua keluarga itu semakin merenggang.

Meskipun begitu salah satu anggota dari kedua keluarga tersebut ada yang tetap saling bertemu. Mereka adalah Juni dan Risa. Keduanya tidak bisa disebut teman dekat lagi tapi sudah menjadi sahabat sejati.

Tempat bermain favorit mereka adalah di tanah lapang, di dekat hutan yang tersisa di kota itu. Juni dan Risa sangat suka bermain layang-layang, karena hampir setiap hari mereka menerbangkannya di tanah lapang. Mereka juga suka mengambil buah-buahan yang jatuh di tanah untuk mengganjal perut saat bermain.

Delapan tahun berlalu, Risa tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik. Dia sangat suka melukis dan menulis puisi, tidak heran jika buku pelajaran miliknya selalu penuh dengan coretan.

Berbeda dengan Risa, Juni masih memiliki tubuh gemuknya, kebiasaannya yang sangat menyukai makanan sepertinya masih melekat dalam dirinya. Juni juga memiliki suara yang merdu, dia sering bernyanyi di rumah sambil memainkan gitar yang dibelikan ayahnya.

Sejak SD kedua sahabat tersebut tidak pernah satu sekolah, hal itu karena orang tua Risa yang selalu ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang berstandar internasional. Sedangkan orang tua Juni sama sekali tidak peduli akan hal itu, yang penting bagi mereka adalah anaknya bisa rajin pergi sekolah.

Bayu dan Anggun selalu sibuk, membuat Risa selalu merasa bosan kala di tinggal sendirian di rumah. Dia sering mengisi kebosanannya itu untuk berteman dengan Juni. Risa hampir tidak pernah absen berkunjung ke rumah sang sahabat yang jaraknya hanya seratus meter dari rumahnya.

***

"Ugh jelek! memang jelek!" Juni bergumam sendiri di depan cermin kamar mandi, sembari mengelus perutnya yang agak buncit. Beberapakali dia mengeluhkan bentuk tubuhnya, Juni bahkan menyeringai melihat dirinya sendiri.

Sekali-kali dia berpose dengan gaya kerennya, "Mmm, lumayan! kalau dari samping," ungkap Juni sambil melenggak lenggokkan tubuhnya ke samping.

Ceklek!

Pintu tiba-tiba terbuka, mengejutkan Juni yang tengah berpose keren saat itu.

"Cermin terus, pantesan lama! Kak Juuuniiii!" Sofi mengeluhkan kakaknya yang berperawakan berisi itu, karena terlalu lama berada di dalam kamar mandi.

Tak peduli Juni langsung keluar dengan santai melewati sofi yang berada di depan pintu. "Hufhh!!" Sofi menghela nafasnya dengan panjang seraya menutup pintu kamar mandi.

***

Suara pintu depan tiba-tiba terbuka dengan perlahan. "Selamat pagi. . ." gadis berambut pendek sebahu itu perlahan muncul dari balik pintu, untuk menyapa orang yang ada di rumah.

"Eh Risa sudah datang, Juni baru saja mandi tuh!" sapa Rahma lembut.

"Tante, nggak masuk kerja hari ini?" tanya Risa pelan.

"Nggak, hari ini ada rapat orang tua di sekolah Sofi, jadi nggak masuk dulu." Rahma terdiam sesaat. "Ris, kalau boleh tahu nih, kenapa kamu pindah ke sekolah Juni?... padahal sekolahmu dulu itu bagus loh!" sambungnya sembari meletakkan makanan di meja.

"Bagus sih tante, tapi aku kesepian di sana nggak ada teman, jadi nggak menikmati masa-masa sekolah! kemana-mana sendiri, ke kantin sendiri, ke perpus sendiri bahkan pulang sendiri!" Risa memasang wajah menyedihkannya.

"Wualah, mana orangnya yang nggak mau jadi temen kamu hmm? sini biar tante jewer kupingnya!" balas Rahma dengan kernyitan di dahinya. Risa yang melihat hanya bisa tertawa kecil dan menatap Rahma kagum. Dia berharap suatu hari nanti bisa memiliki ibu yang selalu perhatian dengannya, tepat seperti wanita paruh baya yang saat ini sedang berdiri di depannya.

Juni yang rapi dengan seragam sekolahnya keluar dari kamar. Dia dibuat sedikit kaget melihat kedatangan Risa yang sudah duduk menunggunya.

"Ris? kamu benar-benar pindah sekolah?" tanya Juni penasaran. Risa terdiam dan hanya tersenyum kecut karena tidak ingin menjawab.

"Troublemaker!" ejek Juni. Risa langsung melotot ke arah Juni sambil mengarahkan tinjunya yang dia sembunyikan di bawah meja. Hal tersebut dia lakukan agar tidak ketahuan oleh Rahma.

"Truble, truble, cepat makan!" tegur Rahma pada anak sulungnya itu. "Kebalik kau Jun, seharusnya laki yang jemput perempuan ke sekolah, iyakan Ris?" lanjutnya, seraya menuangkan air ke dalam gelas.

"Betul!" Risa mengiyakan sambil menatap tajam sang sahabat. Juni pun merengut, membalas menatap tajam Risa.

Sofi keluar dengan seragam berwarnakan putih birunya. Dia terlihat sudah siap untuk segera berangkat.

"Ayo Bu, aku sudah siap!" desak Sofi pada ibunya.

"Sofi nggak sarapan?" sapa Risa ramah.

"Wualah, dia nggak terbiasa sarapan katanya," sahut Juni sinis. Sofi langsung memasang wajah cemberut dan segera memukul pundak kakaknya.

"Aku diet Kak!" ucap Sofi santai. Juni pun langsung mengejek Sofi dengan memajukan bibir bawahnya.

"Hah diet? kamu sudah kurus ngapain diet?" sahut Risa kaget, mendengar celotehan gadis yang baru duduk di kelas dua SMP tersebut.

"Nah, bener kan kata Ibu," sahut Rahma sembari bersiap-siap dengan tasnya.

"Nggak kok, nih liat lemakku banyak!" Sofi memperlihatkan lengan yang menurutnya penuh akan lemak itu.

"Nggak ada lemaknya kok!" sahut Risa yakin.

"Ada Kak!" ucap Sofi gusar.

"Udah Ris biarin aja, dia mau sekurus sapu lidi kali," celetuk Juni.

"Kakak!" ucap Sofi kesal.

"Jun!" tegur Risa pada Juni.

"Memangnya kenapa kalau banyak lemak?" ucap Juni sinis.

Risa langsung mencubit lengan Juni. "Aduh! sakit tau!" Juni memekik kesakitan. Sofi terlihat memasang wajah cemberut sembari menatap tajam kakak lelakinya, dan berkata, "Iya emang, kalau banyak lemak aku nggak cantik lagi. Coba Kakak diet pasti jadi ganteng!"

Risa hanya menggelengkan kepala melihat keadaan di depan matanya. Karena usahanya untuk menghentikan perdebataan adik kakak tersebut tidak berhasil.

"Sudah, sudah! ayo berangkat!" ajak Rahma pada Sofi yang saat itu masih berdebat.

"Ya sudah Kak, aku duluan!" ujar Sofi pada Risa.

"Ya sudah cepetan sana!" Juni menyahut. Karena kesal, Sofi langsung menjambak rambut sang kakak dari belakang. Setelah puas, dia punsegera berusaha kabur sebelum Juni melakukan pembalasan.

"Aduh! kenapa sih cewek suka banget narik rambut cowok!" keluh Juni seraya mengelus kepalanya yang kesakitan.

"Nggak tau! aku nggak punya alasan untuk itu," jawab Risa yang menggidikkan bahunya.

"Ris, kamu mau susu juga?" tawar Juni sembari mengeluarkan kotak kemasan yang berisi susu dari kulkas. Risa pun menggelengkan kepala untuk merespon.

"Jun, itu gitarmu yang dulu ya?" Risa menunjuk gitar Juni yang berada di samping sofa.

"Iya dong! tapi senarnya copot satu!" jawab Juni.

"Sudah lama nggak denger kamu nyanyi." Sekarang Risa menopangkan dagunya dengan tangan. Dia tahu betul sahabatnya itu pintar bernyanyi dan bermain gitar.

"Sering kok aku nyanyi, tapi pas situ nggak ada," sahut Juni terkekeh.

Risa memasang raut wajah cemberut, "Sengaja ya?"

Juni menganggukkan kepala untuk mengiyakan. Hal itu pun sontak membuat Risa melempari Juni dengan kentang goreng. "Ris! Ris! jangan lempar pakai makanan, mubazir tau," Juni memasukkan kentang goreng yang dilemparkan Risa ke dalam mulutnya.

"Ih! jijik!" Risa meringis. Namun Juni tetap mengunyah kentang goreng itu di mulutnya.

"Oh iya, aku punya banyak puisi di buku catatan tuh, bisa dibikin lagu kan?" imbuh Risa sembari tersenyum lebar pada Juni.

"Beneran? ya udah nanti kita harus rapat dong!" sahut Juni santai.

"Oke!" balas Risa singkat.

***

Juni mengambil sepedanya yang masih diletakkan di dalam gudang, dia keluar dan keheranan kala dirinya melihat Risa. "Ngomong-ngomong, hanya kamu manusia di Indonesia ini yang pergi dan pulang sekolah pakai sepatu roda," tegur Juni sambil terkekeh.

"Ih! sinis banget sih! terserah aku dong!" balas Risa seraya beranjak pergi dengan sepatu rodanya.

"Ya sudah deh, terserah!" Juni mengalah.

"Jun, sudah lama ya kita nggak main di tanah lapang," ucap Risa tiba-tiba, dia menatap tanah lapang yang sering menjadi tempatnya bermain layang-layang bersama Juni dulu. Risa sangat ingat kala itu mereka seringkali kesusahan menerbangkannya.

"Kan kita udah gede, mainnya nggak di tanah lapang lagi lah!" Juni terkekeh sembari menginjak pedal sepedanya perlahan.

Terpopuler

Comments

Peach 🍑

Peach 🍑

Terus mainnya di mana dong Jun? Sawah? 😗😗😗

2021-03-20

0

Senja Cewen

Senja Cewen

Mulai nyimak. Dan aku biasanya mampir gak sekedar mampir tapi kasih saran juga untuk penulisan. Maafkan jiwa pemberontakku yang selalu sakit mata melihat tulisan dengan titik Koma yang salah.
Seperti di bab 1 ini terlalu banyak eclipse ( ... ) yang tak perlu dan tak berguna sayang.
Coba diperhatikan lagi...

The Brides of Alves (End)
The Heart of Darkness (New)

2021-03-15

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

semangat berkaryanya yaaa

2020-11-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Kesan Pertama
2 Bab 2 - Berangkat
3 Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4 Bab 4 - Bully
5 Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6 Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7 Bab 7 - Cerita Dina
8 Bab 8 - Kakak Kelas
9 Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10 Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11 Bab 11 - Meyakinkan Juni
12 Bab 12 - Kekalutan Risa
13 Bab 13 - Keputusan Juni
14 Bab 14 - Hari Menuju Prom
15 Bab 15 - Latihan
16 Bab 16 - Prom
17 Bab 17 - Rencana Risa
18 Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19 Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20 Bab 20 - Pemakaman
21 Bab 21 - Perubahan
22 Bab 22 - Perceraian
23 Bab 23 - Puisi Risa
24 Bab 24 - Hari Kelulusan
25 Bab 25 - Pacar Pertama
26 Bab 26 - Kembalinya Risa
27 Bab 27 - Pernyataan Risa
28 Bab 28 - Tamu Spesial
29 Bab 29 - Risa dan Amelia
30 Bab 30 - Ciuman Risa
31 Bab 31 - Api Cemburu
32 Bab 32 - Terjebak Berdua
33 Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34 Bab 34 - Tidur Bersama
35 Bab 35 - Spesial Visual
36 Bab 36 - Bertiga di Cafe
37 Bab 37 - Audisi
38 Bab 38 - Layang-Layang
39 Bab 39 - Perihal Kencan
40 Bab 40 - Dalam Benak Juni
41 Bab 41 - Amukan Risa
42 Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43 Bab 43 - Pilihan Juni
44 Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45 Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46 Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47 Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48 Bab 48 - Makan Malam
49 Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50 Bab 50 - Tiba Di Bali
51 Bab 51 - Bertemu Jay
52 Bab 52 - Night Market Sanur
53 Bab 53 - Festival Saling Benci
54 Bab 54 - Tenggelam
55 Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56 Bab 56 - Lomba Makan
57 Bab 57 - Kembali Pulang
58 Bab 58 - Keputusan Amelia
59 Bab 59 - Kabar Buruk?
60 Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61 Bab 61 - Kedatangan Jay
62 Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63 Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64 Bab 64 - Wahana Ekstrim
65 Bab 65 - Dendam Juni
66 Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67 Bab 67 - Pancaran Kilat
68 Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69 Bab 69 - Tertangkap Basah
70 Bab 70 - Minggu Pagi
71 Bab 71 - Kegelisahan Risa
72 Bab 72 - Curahan Hati
73 Bab 73 - Masakan Jay
74 Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75 Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76 Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77 Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78 Bab 78 - Tidak Romantis
79 Bab 79 - Permintaan Jay
80 Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81 Bab 81 - Mogok
82 Bab 82 - Orang Ketiga
83 Bab 83 - Hampir Saja
84 Bab 84 - Ghosting
85 Bab 85 - Kepergian Jay
86 Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87 Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88 Bab 88 - Keinginan
89 Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90 Bab 90 - Saran Agus
91 Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92 Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93 Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94 Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95 Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96 Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97 Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98 Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99 Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100 Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101 Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102 Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103 Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104 Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105 Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106 Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107 Bab 107 - Rencana Karma
108 Bab 108 - Gelagat Juni
109 Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110 Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111 Bab 111 - Menangis Bersama
112 Bab 112 - Hanya Berdua
113 Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114 Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115 Bab 115 - Bangkit Bersama
116 Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117 Bab 117 - The Real Ending
118 Kesalahan
119 Kesalahan
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1- Kesan Pertama
2
Bab 2 - Berangkat
3
Bab 3 - SMAmu Adalah SMAku
4
Bab 4 - Bully
5
Bab 5 - Gadis Yang Hilang
6
Bab 6 - Rumahku Bukan Surgaku
7
Bab 7 - Cerita Dina
8
Bab 8 - Kakak Kelas
9
Bab 9 - Diskusi Tiga Sahabat
10
Bab 10 - Kembalinya Dina Ke Sekolah
11
Bab 11 - Meyakinkan Juni
12
Bab 12 - Kekalutan Risa
13
Bab 13 - Keputusan Juni
14
Bab 14 - Hari Menuju Prom
15
Bab 15 - Latihan
16
Bab 16 - Prom
17
Bab 17 - Rencana Risa
18
Bab 18 - Tragedi Di Malam Prom
19
Bab 19 - Tragedi Di Malam Prom 2
20
Bab 20 - Pemakaman
21
Bab 21 - Perubahan
22
Bab 22 - Perceraian
23
Bab 23 - Puisi Risa
24
Bab 24 - Hari Kelulusan
25
Bab 25 - Pacar Pertama
26
Bab 26 - Kembalinya Risa
27
Bab 27 - Pernyataan Risa
28
Bab 28 - Tamu Spesial
29
Bab 29 - Risa dan Amelia
30
Bab 30 - Ciuman Risa
31
Bab 31 - Api Cemburu
32
Bab 32 - Terjebak Berdua
33
Bab 33 - Terjebak Berdua 2
34
Bab 34 - Tidur Bersama
35
Bab 35 - Spesial Visual
36
Bab 36 - Bertiga di Cafe
37
Bab 37 - Audisi
38
Bab 38 - Layang-Layang
39
Bab 39 - Perihal Kencan
40
Bab 40 - Dalam Benak Juni
41
Bab 41 - Amukan Risa
42
Bab 42 - Jantung Tak Mau Kompromi
43
Bab 43 - Pilihan Juni
44
Bab 44 - Perasaan Tak Terduga
45
Bab 45 - Kecurigaan Amelia
46
Bab 46 - Pengakuan Yang Harus Diurungkan
47
Bab 47 - Berakhirnya Kebohongan
48
Bab 48 - Makan Malam
49
Bab 49 - Maaf! Maaf! Maaf!
50
Bab 50 - Tiba Di Bali
51
Bab 51 - Bertemu Jay
52
Bab 52 - Night Market Sanur
53
Bab 53 - Festival Saling Benci
54
Bab 54 - Tenggelam
55
Bab 55 - Dress Baru Untuk Risa
56
Bab 56 - Lomba Makan
57
Bab 57 - Kembali Pulang
58
Bab 58 - Keputusan Amelia
59
Bab 59 - Kabar Buruk?
60
Bab 60 - Aku Mencintaimu!
61
Bab 61 - Kedatangan Jay
62
Bab 62 - Tidak Perlu Alasan
63
Bab 63 - Wacana Jalan-Jalan
64
Bab 64 - Wahana Ekstrim
65
Bab 65 - Dendam Juni
66
Bab 66 - Kencan Juni dan Risa
67
Bab 67 - Pancaran Kilat
68
Bab 68 - Penegasan Sebuah Hubungan
69
Bab 69 - Tertangkap Basah
70
Bab 70 - Minggu Pagi
71
Bab 71 - Kegelisahan Risa
72
Bab 72 - Curahan Hati
73
Bab 73 - Masakan Jay
74
Bab 74 - Apa Aku Sebuah Batu?
75
Bab 75 - Saudara Tiri Tak Terduga
76
Bab 76 - Hadiah Dari Mantan
77
Bab 77 - Bicara Perihal Nikah
78
Bab 78 - Tidak Romantis
79
Bab 79 - Permintaan Jay
80
Bab 80 - Kencan Bersama Jay
81
Bab 81 - Mogok
82
Bab 82 - Orang Ketiga
83
Bab 83 - Hampir Saja
84
Bab 84 - Ghosting
85
Bab 85 - Kepergian Jay
86
Bab 86 - Lakukan Sesuatu Untukku
87
Bab 87 - Memikirkan Matang-Matang
88
Bab 88 - Keinginan
89
Bab 89 - Kabar Mengejutkan
90
Bab 90 - Saran Agus
91
Bab 91 - Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
92
Bab 92 - The Story Of Juni (Hadiah)
93
Bab 93 - The Story Of Risa (Cafe Milik Jay)
94
Bab 94 - The Story Of Juni (Cemburu)
95
Bab 95 - The Story Of Risa (Latte Art)
96
Bab 96 - The Story Of Juni (Kepindahan Rumah)
97
Bab 97 - The Story Of Risa (London Eye)
98
Bab 98 - The Story Of Juni (Menuju Audisi)
99
Bab 99 - The Story Of Risa (Memberitahu Jay)
100
Bab 100 - The Story Of Juni (Audisi)
101
Bab 101 - The Story Of Risa (Bertemu Direktur)
102
Bab 102 - The Story Of Juni (Viral)
103
Bab 103 - The Story Of Risa (Komentar Meresahkan)
104
Bab 104 - The Story Of Juni (Perjuangan)
105
Bab 105 - The Story Of Risa (Kabar Pertunangan)
106
Bab 106 - Hati Yang Serasa Dihujam Pisau
107
Bab 107 - Rencana Karma
108
Bab 108 - Gelagat Juni
109
Bab 109 - Berlari Namun Tak Bisa Lari
110
Bab 110 - Perjalanan Tak Terduga
111
Bab 111 - Menangis Bersama
112
Bab 112 - Hanya Berdua
113
Bab 113 - Bicara Kepada Tom
114
Bab 114 - Bicara Kepada Bayu
115
Bab 115 - Bangkit Bersama
116
Bab 116 - Wisuda Dan Pernikahan
117
Bab 117 - The Real Ending
118
Kesalahan
119
Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!