Pelangi Setelah Hujan
Hari itu adalah hari pernikahan Bila dengan kekasihnya Aldi. Semua persiapan sudah sempurna, undangan sudah disebarkan. Semua saudara juga sudah mengetahui kabar bahagia tersebut.
Bila sangat bahagia, keinginannya menikah dengan orang yang ia cintai sudah di depan mata. MUA sudah mendandani Bila dengan make up natural seperti permintaan calon pengantin. Karena pada dasarnya Bila memang sudah cantik, sehingga meskipun tampil dengan look natural. Penampilannya sangat anggun dan menawan.
Ceklek
Ibu Sukma masuk ke dalam kamar putrinya untuk melihat putrinya. "MasyaAllah, putri Ibu cantik sekali" puji Bu Sukma dengan senyum yang mengembang di wajahnya yang tidak lagi muda. Namun masih terlihat cantik.
"Ah Ibu bisa aja, nanti Bila terbang loh Bu karena pujian Ibu" Bila melihat pantulan dirinya di cermin.
"Ya udah, Ibu ke depan dulu ya. Soalnya Pakde dan Bude kamu katanya sudah hampir sampai" Bu Sukma langsung pergi meninggalkan kamar putrinya untuk menyambut kedatangan adiknya yang datang dari kampung.
Drt.. drt.. drt.. ponsel Bila yang terletak di atas nakas berbunyi dengan nyaring membuat Bila langsung menoleh dan beranjak untuk mengambil ponselnya.
"Mas Aldi" senyuman langsung mengembang di wajah cantiknya.
"Assalamualaikum Bila" ucap Aldi setelah telphonnya di jawab oleh Bila.
"Walaikumsalam Mas, Mas Aldi udah dimana?"
"Mas mau bicara sesuatu sama kamu"
"Iya, mau bicara apa Mas"
"Sebelumnya Mas mau minta maaf sama kamu"
"Minta maaf karena apa Mas?" kening Bila berkerut dalam, karena merasa aneh dengan sikap Aldi.
"Pernikahan ini.... "
"Kenapa dengan pernikahan ini?"
"Pernikahan ini tidak bisa kita lanjutkan lagi. Mas minta maaf, tapi Mas nggak bisa melanjutkannya"
Bagai disambar petir di siang bolong, Bila langsung terduduk di lantai. Hatinya hancur, kekasih yang sangat ia cintai. Membatalkan pernikahan yang tinggal hitungan jam. Malu, adalah hal pertama yang terlintas di otaknya. Ia sudah mencoreng arang di wajah keluarganya.
"Bila, Bila kamu masih ada disana?" Aldi memanggil-manggil Bila yang sudah berlinangan air mata.
"Kenapa Mas? Apa alasan kamu? Apa?" isak tangis Bila yang terdengar ditelinga Aldi, membuat laki-laki itu merasakan pisau tajam menghujam hatinya.
"Maafkan aku Bila, maafkan aku" hanya kata itu yang terucap dari mulut Aldi, karena lidahnya sudah terasa kelu. Bila langsung mematikan sambungan telphon dari Aldi dan bangkit dari duduknya.
Bila menghapus make up yang melekat di wajahnya dan keluar dari kamarnya dalam ke adaan kacau. Ia mengambil kunci mobil dan pergi ke garasi melewati Ibu dan Ayahnya yang memanggil-manggil dirinya.
"Mas, ada apa dengan putri kita? Kenapa penampilannya jadi kacau begitu? Pernikhaannya tinggal beberapa jam lagi" Bu Sukma langsung cemas setelah melihat keadaan putrinya.
"Rei, Reihan" teriak Ayah Rasyid memanggil putranya.
"Iya Yah, ada apa?" Rei berlari menghampiri Ayahnya.
"Ikuti kakakmu! Ayah tidak tau apa yang terjadi? Yang jelas kamu ikuti dia sekarang" perintah Ayah Rasyid pada putranya.
Rei langsung berlari ke depan dan masuk ke dalam mobilnya. Ia melihat kakaknya melajukan mobil dengan sangat kencang, melewati mobilnya yang masih terparkir di depan rumah.
"Astaghfirullah, apa yang terjadi dengan kak Bila?" Rei langsung meningkatkan laju kendaraannya agar tidak tertinggal terlalu jauh dari mobil kakaknya.
"Loh, ini kan jalan ke rumah Mas Aldi. Kenapa kakak pergi ke sana? Mas Aldi juga akan segera datang" Rei jadi bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi?
Tak lama ia melihat mobil kakaknya memasuki pekarangan rumah mewah dan segera keluar dari dalam mobilnya. Rei mengamati kakaknya dari luar pagar dan memantau apa yang dilakukan kakaknya.
Bila melangkah dengan perasaan yang kacau balau dan mulai mengetuk pintu rumah Aldi.
Tok.. tok.. tok..
"Mas Aldi" panggil Bila dengan suara tinggi.
Ceklek
Seseorang membuka pintu tersebut dan langsung mengenali Bila. "Non Bila" sapa Bi Lia ART di rumah Aldi.
"Mana Mas Aldi Bi?" matanya sudah merah karena menahan emosi dan air mata yang terus mengalir.
"Tuan muda sudah pergi ke luar negri Non" jawab Bi Lia dengan ekspresi iba melihat kondisi Bila.
"Apa? Luar negei? Kapan Bi?"
"Mau apa lagi kamu kesini hah? Belum puas kamu merusak masa depan anak saya" seorang wanita paruh baya muncul dari dari dalam rumah dengan angkuhnya.
"Apa maksud Tante? Saya tidak pernah merusak masa depan Mas Aldi" jawab Bila berusaha tegar di depan Nyonya Ratih.
"Kamu itu hanya benalu bagi anak saya, gara-gara kamu minta dinikahi. Dia tidak mau melanjutkan pendidikannya" Nyonya Ratih menatap Bila dengan tatapan sinis.
"Ohh, jadi Tante mengira saya menghalangi Mas Aldi untuk melanjutkan pendidikannya? Tante salah besar" suaranya sudah bergetar karena menahan kepedihan di dalam hatinya.
"Terimakasih atas penghinaan yang keluarga Tante berikan untuk keluarga saya dengan pembatalan pernikahan ini. Semoga keluarga Tante bahagia selamanya, saya permisi" Bila langsung berbalik dan menuju mobilnya dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendungnya lagi.
Bila kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Emosinya benar-benar sudah tidak bisa ia kendalikan. Ia menagis sejadi-jadinya dan berteriak memaki Aldi. Rei terus mengikuti kakaknya yang ternyata kembali ke rumah.
Turun dari mobil pemandangan yang dilihat Bila semakin membuat hatinya hancur. Ayah, Ibu, adik dan saudara-saudaranya sudah berkumpul menunggu dirinya. Serta sudah ada beberapa tamu yang sudah datang untuk menghadiri acara pernikahannya. Apa yang akan ia katakan kepada keluarganya dan para tamu yang sudah datang? Bila jadi semakin kalut dengan apa yang akan orang-orang kepada dirinya?
Ia naik ke panggung dan mengambil pengeras suara. Dengan berusaha menahan air mata yang sudah menggenang dan tangan yang gemetar, Bila mengumumkan sesuatu yang membuat semua orang melongo.
"Assalamualaikum, kepada tamu undangan yang sudah hadir. Saya mengucapkan beribu permintaan maaf karena sudah menyita waktu Bapak-bapak dan Ibu-ibu untuk datang ke acara ini. Tapi saya mohon maaf, sebaiknya Bapak-bapak dan Ibu-ibu pulang saja, karena.. " Bila hampir tidak bisa melanjutkan kata-katanya. "Karena pernikahannya di batalkan" orang-orang yang sudah hadir langsung kaget dengan yang baru saja mereka dengar.
Bu Sukma langsung pingsan mendengar kabar buruk yang baru saja diucapkan putrinya.
"Ibu.. " Bila langsung turun dari panggung dan berlari menghampiri Ibunya. "Maafin Bila Bu" tangisnya langsung pecah.
"Bawa Mbayu ke dalam dulu Mas" ucap Bude Ayu pada kakak iparnya. Ayah Rasyid langsung membawa istrinya ke dalam diikuti oleh Bila dan semua keluarga.
Reihan meminta para tamu yang sudah datang untuk segera pulang dan mengucapkan terimakasih dan permintaan maaf sebanyak-banyaknya. Karena sudah membuang-buang waktu mereka untuk datang.
Setelah semua tamu undangan pergi, Rei langsung menyusul semua keluarganya masuk ke dalam rumah. Ia melihat kakaknya melamun di dekat jendela dan segera menghampirinya.
"Kak" panggilnya lembut seraya tangannya menyentuh pundak kakaknya. Bila langsung berbalik dan memeluk adiknya.
"Kenapa semua ini terjadi sama kakak Rei? Apa salah kakak?" Bila menagis dalam dekapan adiknya. "Kenapa Mas Aldi tega ngebatalin pernikahan ini kenapa? Semua ini nggak adil Rei" tangisan Bila membuat Reihan tidak tahan dan ikut menangis.
"Kak, dalam hidup itu ada yang namanya takdir. Jika Allah tidak menakdirkan kakak berjodoh dengan Mas Aldi, kakak harus ikhlas. Karena jodoh itu tidak bisa kita paksakan kak. Allah punya cara untuk menyatukan yang berjodoh dan memisahkan yang tidak berjodoh. Kakak harus bersyukur Mas Aldi membatalkan pernikahan sebelum kalian SAH. Dari pada nanti Mas Aldi ninggalin kakak saat kakak sudah menikah dengannya. Jadi kakak harus tegar dan kuat ya. Semua ini sudah menjadi takdir hidup kakak. Berarti Allah sudah mempersiapkan jodoh yang lebih baik untuk kakak" Reihan mengucapkan kata-kata yang membuat pikiran Bila terbuka. Namun ia tidak mau berkomentar dan melepaskan pelukan adiknya.
Bila melangkah dengan tatapan kosong menuju kamarnya. Ia ingin menyendiri dan melepaskan sesak yang ia rasakan. Memang benar, mengucapkan kata-kata agar orang sabar dan ikhlas sangat mudah. Tapi saat ia sendiri yang mengalaminya, rasanya sangat berat. Bila akhirnya paham dan menjadikannya sebagai pembelajaran.
.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
aku coba mampir,,,eeeh langsung berembun nih mata
2023-05-02
1
Erna Yunita
Bismillahirrohmanirrohim
2022-11-14
1
elisabeth sembiring
baru baca, aq beri like dulu ya
2021-04-21
1