Aksa Pov
Sebelum turun ke bawah, aku kembali ke ruangan Raka dan meminjam kunci mobil Raka.
"Ada untungnya juga aku pasang ini di mobil Pak Bos" aku langsung melihat hasil rekaman kamera dashboard, setelah aku koneksikan dengan smartphone milikku.
Setelah aku mengetahui plat nomor mobil wanita yang di tolong Raka, aku langsung mencari tau siapa pemilik mobil tersebut?
Selain asisten yang cakap dan pintar. seorang Aksa juga ahli dalam hal IT. Sehingga aku sangat mudah mencari tau suatu informasi yang aku dan Raka butuhkan. Setelah mengetahuinya, aku langsung meluncur untuk bertemu dengan wanita yang di tolong Raka. Entah kenapa aku sangat penasaran dengan wanita itu?
Saat ini aku sudah berdiri di depan sebuah butik Dhananjaya. Dengan langkah pasti, aku memasuki bangunan berlantai 3 tersebut. Kesan pertama setelah masuk gedung tersebut, arsitekturnya ditata sedemikian rupa. Sehingga siapaun yang masuk akan betah berlama-lama berada di sana.
"Permisi Nona" sapaku pada resepsionis yang ada di sana.
"Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan dengan name tag Maya kepada dirinya.
"Saya hanya ingin bertanya, siapa pemilik mobil putih yang terparkir di depan butik ini?" tanyaku dengan senyuman yang terukir di wajahku.
"Ohh itu mobil pemilik butik ini, Nona Salsabila Putri Dhananjaya"
"Boleh saya bertemu dengan Nona Salsabila?" aku berharap bisa bertemu dengannya.
"Tunggu sebentar Tuan" Maya mengangkat gagang telephone dan menekan hotline ke ruangan Bila.
"Hallo Nona Bila, di bawah ada tamu yang ingin bertemu dengan Nona" ucap Maya setelah telphonnya di jawab Bila.
"..."
"Baik Nona" Maya meletakkan kembali gagang telphonnya, kemudian kembali menatap pria tampan yang berada di depannya. "Mari Tuan saya antar ke ruangan Nona Bila" Maya langsung keluar dari mejanya dan langsung menuju tangga sebagai akses ke ruangan Bila.
Tok... tok.. tok..
"Masuk" perintah Bila dari dalam. "Silahkan masuk Tuan" Maya membuka pintu ruangan Bila dan menyuruh pria itu masuk.
Author Pov
Fokus Bila langsung teralihkan, setelah seorang pria tampan bertubuh tinggi masuk ke dalam ruangannya.
"Hai" sapa Aksa gugup melihat kecantikan dan keanggunan wanita yang sedang duduk di kursi kerjanya. Tak bisa di pungkiri, wanita cantik berkerudung maroon itu berhasil menyita perhatian Aksa.
"Pantas saja Pak bos nolongin dia, cantik dan anggun seperti ini" gumamnya dalam hati dengan tatapan tak lepas dari wanita dihadapannya.
"Silahkan duduk" Bila beranjak dari kursinya dan menuju sofa tempat yang selalu ia jadikan untuk menjamu tamu-tamunya. Aksa langsung melangkah menuju sofa dan mendaratkan tubuhnya disana.
"Ada yang bisa saya bantu? Apa anda ingin saya merancang gaun untuk istri anda, atau putri anda?" pertanyaan Bila yang tiba-tiba membuat Aksa menjerit dalam hati. Bagaimana mau punya putri, istri saja belum punya?
"Bu.. kan Nona, saya Aksa asisten Tuan Raka yang membantu Nona tadi pagi"
"Ya ampun saya hampir lupa, bagaimana keadaannya? Oh ya, kenapa anda bisa tau alamat butik saya. Padahal saya tidak mengatakan apapun pada pria itu"
"Tadi Tuan Raka sudah saya obati, jadi keadaannya sudah sedikit membaik. Meskipun banyak luka memar dimana-mana" jelas Aksa dan membuat ekspresi Bila langsung berubah. "Kalau masalah saya bisa menemukan Nona, itu adalah rahasia"
Bila merasa aneh, dan berpikir keras dari mana pria yang mengaku asisten pria tampan yang bernama Raka mengetahui tentang dirinya. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
"Hmmm, sampaikan rasa terimakasih saya pada Tuan Raka, karena tadi dia langsung pergi dan tidak mau saya obati"
"Baiklah Nona, kalau begitu saya permisi" Aksa langsung berdiri dan meninggalkan ruangan Bila.
Setelah Aksa pergi dari ruangannya. Bila kembali fokus menyempurnakan rancangan gaun pengantin Qyara. Dalam hal pekerjaan Bila memang selalu totalitas, karena ia tidak mau customer-nya kecewa dengan hasil rancangannya.
Bila mengangkat gagang telphon dan menghubungi Maya. Karena sudah beberapa kali Bila menghubungi Arum, tapi tidak ada jawaban dari asistennya itu.
"Assalamualaikum Maya, kalau kamu lihat Arum suruh dia ke ruangan saya ya" ucapnya setelah telphon di jawab oleh pegawainya.
"Walaikumsalam, Iya Nona" jawab Maya.
Kemudian Bila meletakkan kembali gagang telphon dan segera menyusun semua kertas yang berserakan di atas mejanya.
Ceklek
"Mba Bila.. " Arum melangkah masuk sambil menenteng beberapa kantung makanan. "Ini saya bawakan makan siang plus seporsi bakso hangat" Arum mengambil piring dan menyerahkannya kepada Bila.
"Makasih banyak Rum, kamu tau aja kalau saya udah lapar" Bila mengambil piring berisi makanan yang dibawa asistennya.
"Sama-sama Mba" Arum tersenyum hangat.
"Oh iya, sekalian saya mau minta tolong untuk serahkan beberapa rancangan ini ke konveksi. Kalau gaun Nona Qyara harus selesai dalam waktu seminggu ya" Bila menyerahkan map berisi kertas rancangannya.
"Siap Mba" Arum berbalik dan melangkah meninggalkan ruangan Bila.
"Jangan lupa makan ya Rum" suara Bila membuat langkah Arum terhenti.
"Iya Mba, saya sudah makan tadi. Ya udah, saya ke bawah dulu ya Mba"
💐💐
Sampai di kantor, Aksa langsung naik ke ruangan Raka dengan wajah berbinar-binar.
"Ini kunci mobilnya Tuan" Aksa meletakkan kuci mobil Raka di atas meja. "Oh iya Tuan, Nona Salsabila mengucapkan terimakasih karena sudah menolongnya tadi pagi" ucapan Aksa membuat gerakan tangan Raka yang sedang membolak-balik berkas-berkas di hadapannya seketika berhenti.
"Salsabila siapa?" Raka menatap asistennya penuh selidik.
"Wanita yang Tuan tolong dan menyebabkan wajah Tuan babak belur seperti ini" jawabnya jujur.
"Bagaimana kamu bisa tau kalau dia adalah wanita yang saya tolong? Sedangkan saya saja tidak tau namanya dan dia kerja dimana?" Raka semakin penasaran dengan semua yang baru saja diucapkan asistennya.
"Apasih yang tidak bisa Aksa lakukan? Oke namanya Salsabila Putri Dhananjaya, putri pertama dari Rasyid Dhananjaya dan Sukma Ayunda Brotoasmoro. Dia pemilik butik terkenal Dhananjaya boutique. Pernikahannya batal, seminggu yang lalu karena sang mantan kekasih membatalkan pernikahan di hari pernikahan mereka" Aksa sangat kaget dan iba setelah mengetahui wanita yang ia temui tadi baru saja mengalami patah hati.
Raka terdiam sejenak, otaknya menari-nari dan sedang memikirkan sesuatu. "Salsabila, kasian sekali dia" gumamnya pelan. "Terimakasih atas info yang kamu berikan" Raka tersenyum hangat. Aksa langsung melongo dan tangannya bergerak memeriksa kening Raka. Pasalnya Raka sangat jarang bahkan tidak pernah tersenyum. Biasanya Raka akan memasang tampang datar dan tanpa ekspresi saat bertemu dengan orang lain. Bahkan saat berhadapan dengan client. Karena kehidupan yang dialaminya sangat keras, membuat wataknya terlatih keras, kaku dan sedikit tidak ramah.
"Normal, tapi kenapa dia jadi aneh?" gumamnya pelan.
"Kamu bilang apa barusan?" tatapan mata Raka semakin tajam
"Tuan aneh, sepertinya pukulan preman itu membuat otak Tuan bermasalah" ujar Aksa apa adanya.
"Kamu jangan asal bicara ya, saya baik-baik saja. Aneh dari mananya?" Raka menatap Aksa dengan tatapan elangnya.
"Hah" Aksa menghela napas berat. "Bukan apa-apa, saya kembali ke ruangan saya saja" Aksa langsung pergi dari ruangan Raka menuju ke ruangannya.
"Apa-apaan dia, mengatakan orang aneh. Kamu itu yang aneh" Raka mengomeli Aksa yang sudah keluar dari dalam ruangannya.
💐💐
Karena sudah sore dan tidak mau kemalaman di jalan Bila memutuskan untuk pulang. Ia menenteng tasnya dan turun ke bawah. Bila melihat karyawannya juga sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Saya pulang dulu ya, kalian pulangnya hati-hati" pamit Bila sebelum meninggalkan butiknya.
"Iya Mba, Mba juga hati-hati ya" ucap Arum yang baru turun dari lantai 2.
"Oke" Bila langsung pergi meninggalkan butiknya dan masuk ke dalam mobil setelah menekan tombol di kunci mobilnya.
Karena ia ingin makan makanan yang manis-manis, Bila singgah di toko cake and cookies langganannya. Ia mengambil nampan dan mengambil beraneka kue yang sangat menggugah seleranya. Setelah mengambil banyak kue dan roti, ia membawa nampannya ke kasir. Saat akan berbalik, ia tidak sengaja menyenggol nampan yang dipegang oleh bocah laki-laki yang ada dibelakangnya dan membuat bocah itu juga ikut jatuh.
"Astaghfirullah, maafin kakak dek. Kamu nggak apa-apa?" Bila langsung jongkok dan membereskan kue-kue yang berjatuhan. Ia juga membantu bocah laki-laki itu untuk berdiri dan menepuk-nepuk celananya.
"Iya, aku baik-baik saja kak" bocah laki-laki itu tersenyum dan memperlihatkan barisan gigi depannya yang ompong.
"Sekarang kamu pilih kuenya lagi ya, biar kakak yang bayar" Bila segera berdiri untuk menemani bocah tersebut memilih kue yang dia inginkan. Sedangkan kue dan roti yang ia beli, sudah dititip di kasir.
"Nama kakak Salsabila, kamu bisa panggil kak Bila. Nama kamu siapa?" tanya Bila seraya menuntun bocah laki-laki itu memilih kue.
"Zidan kak" Zidan berlari-lari kecil agar sampai di rak berikutnya. Mau tidak mau Bila mengikuti kemana kaki kecil itu pergi.
Sedangkan sang Ayah sudah kelimpungan mencari keberadaan putranya yang ia tinggal di depan kasir karena harus menjawab telphon dari client.
"Papi.. " teriak Zidan saat melihat Ayahnya sedang kebingungan mencari dirinya. Suara melengking Zidan membuat pria yang dipanggil Papi menoleh ke belakang.
"Zidan..." pria tersebut langsung berlari menghampiri putranya. "Ya Allah nak, Papi pikir kamu sudah hilang" pria dewasa yang masih terlihat tampan memeluk dengan erat putrnya. Bila memperhatikan interaksi Ayah dan anak itu.
.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Adelia Rasta
aksa kepo😄
2023-03-10
0
mieya723
Aksa rumpi
2021-01-30
1
Nur Yatih
asisten kok kepo....
2021-01-04
1