NovelToon NovelToon

Pelangi Setelah Hujan

Prolog

Hari itu adalah hari pernikahan Bila dengan kekasihnya Aldi. Semua persiapan sudah sempurna, undangan sudah disebarkan. Semua saudara juga sudah mengetahui kabar bahagia tersebut.

Bila sangat bahagia, keinginannya menikah dengan orang yang ia cintai sudah di depan mata. MUA sudah mendandani Bila dengan make up natural seperti permintaan calon pengantin. Karena pada dasarnya Bila memang sudah cantik, sehingga meskipun tampil dengan look natural. Penampilannya sangat anggun dan menawan.

Ceklek

Ibu Sukma masuk ke dalam kamar putrinya untuk melihat putrinya. "MasyaAllah, putri Ibu cantik sekali" puji Bu Sukma dengan senyum yang mengembang di wajahnya yang tidak lagi muda. Namun masih terlihat cantik.

"Ah Ibu bisa aja, nanti Bila terbang loh Bu karena pujian Ibu" Bila melihat pantulan dirinya di cermin.

"Ya udah, Ibu ke depan dulu ya. Soalnya Pakde dan Bude kamu katanya sudah hampir sampai" Bu Sukma langsung pergi meninggalkan kamar putrinya untuk menyambut kedatangan adiknya yang datang dari kampung.

Drt.. drt.. drt.. ponsel Bila yang terletak di atas nakas berbunyi dengan nyaring membuat Bila langsung menoleh dan beranjak untuk mengambil ponselnya.

"Mas Aldi" senyuman langsung mengembang di wajah cantiknya.

"Assalamualaikum Bila" ucap Aldi setelah telphonnya di jawab oleh Bila.

"Walaikumsalam Mas, Mas Aldi udah dimana?"

"Mas mau bicara sesuatu sama kamu"

"Iya, mau bicara apa Mas"

"Sebelumnya Mas mau minta maaf sama kamu"

"Minta maaf karena apa Mas?" kening Bila berkerut dalam, karena merasa aneh dengan sikap Aldi.

"Pernikahan ini.... "

"Kenapa dengan pernikahan ini?"

"Pernikahan ini tidak bisa kita lanjutkan lagi. Mas minta maaf, tapi Mas nggak bisa melanjutkannya"

Bagai disambar petir di siang bolong, Bila langsung terduduk di lantai. Hatinya hancur, kekasih yang sangat ia cintai. Membatalkan pernikahan yang tinggal hitungan jam. Malu, adalah hal pertama yang terlintas di otaknya. Ia sudah mencoreng arang di wajah keluarganya.

"Bila, Bila kamu masih ada disana?" Aldi memanggil-manggil Bila yang sudah berlinangan air mata.

"Kenapa Mas? Apa alasan kamu? Apa?" isak tangis Bila yang terdengar ditelinga Aldi, membuat laki-laki itu merasakan pisau tajam menghujam hatinya.

"Maafkan aku Bila, maafkan aku" hanya kata itu yang terucap dari mulut Aldi, karena lidahnya sudah terasa kelu. Bila langsung mematikan sambungan telphon dari Aldi dan bangkit dari duduknya.

Bila menghapus make up yang melekat di wajahnya dan keluar dari kamarnya dalam ke adaan kacau. Ia mengambil kunci mobil dan pergi ke garasi melewati Ibu dan Ayahnya yang memanggil-manggil dirinya.

"Mas, ada apa dengan putri kita? Kenapa penampilannya jadi kacau begitu? Pernikhaannya tinggal beberapa jam lagi" Bu Sukma langsung cemas setelah melihat keadaan putrinya.

"Rei, Reihan" teriak Ayah Rasyid memanggil putranya.

"Iya Yah, ada apa?" Rei berlari menghampiri Ayahnya.

"Ikuti kakakmu! Ayah tidak tau apa yang terjadi? Yang jelas kamu ikuti dia sekarang" perintah Ayah Rasyid pada putranya.

Rei langsung berlari ke depan dan masuk ke dalam mobilnya. Ia melihat kakaknya melajukan mobil dengan sangat kencang, melewati mobilnya yang masih terparkir di depan rumah.

"Astaghfirullah, apa yang terjadi dengan kak Bila?" Rei langsung meningkatkan laju kendaraannya agar tidak tertinggal terlalu jauh dari mobil kakaknya.

"Loh, ini kan jalan ke rumah Mas Aldi. Kenapa kakak pergi ke sana? Mas Aldi juga akan segera datang" Rei jadi bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi?

Tak lama ia melihat mobil kakaknya memasuki pekarangan rumah mewah dan segera keluar dari dalam mobilnya. Rei mengamati kakaknya dari luar pagar dan memantau apa yang dilakukan kakaknya.

Bila melangkah dengan perasaan yang kacau balau dan mulai mengetuk pintu rumah Aldi.

Tok.. tok.. tok..

"Mas Aldi" panggil Bila dengan suara tinggi.

Ceklek

Seseorang membuka pintu tersebut dan langsung mengenali Bila. "Non Bila" sapa Bi Lia ART di rumah Aldi.

"Mana Mas Aldi Bi?" matanya sudah merah karena menahan emosi dan air mata yang terus mengalir.

"Tuan muda sudah pergi ke luar negri Non" jawab Bi Lia dengan ekspresi iba melihat kondisi Bila.

"Apa? Luar negei? Kapan Bi?"

"Mau apa lagi kamu kesini hah? Belum puas kamu merusak masa depan anak saya" seorang wanita paruh baya muncul dari dari dalam rumah dengan angkuhnya.

"Apa maksud Tante? Saya tidak pernah merusak masa depan Mas Aldi" jawab Bila berusaha tegar di depan Nyonya Ratih.

"Kamu itu hanya benalu bagi anak saya, gara-gara kamu minta dinikahi. Dia tidak mau melanjutkan pendidikannya" Nyonya Ratih menatap Bila dengan tatapan sinis.

"Ohh, jadi Tante mengira saya menghalangi Mas Aldi untuk melanjutkan pendidikannya? Tante salah besar" suaranya sudah bergetar karena menahan kepedihan di dalam hatinya.

"Terimakasih atas penghinaan yang keluarga Tante berikan untuk keluarga saya dengan pembatalan pernikahan ini. Semoga keluarga Tante bahagia selamanya, saya permisi" Bila langsung berbalik dan menuju mobilnya dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendungnya lagi.

Bila kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Emosinya benar-benar sudah tidak bisa ia kendalikan. Ia menagis sejadi-jadinya dan berteriak memaki Aldi. Rei terus mengikuti kakaknya yang ternyata kembali ke rumah.

Turun dari mobil pemandangan yang dilihat Bila semakin membuat hatinya hancur. Ayah, Ibu, adik dan saudara-saudaranya sudah berkumpul menunggu dirinya. Serta sudah ada beberapa tamu yang sudah datang untuk menghadiri acara pernikahannya. Apa yang akan ia katakan kepada keluarganya dan para tamu yang sudah datang? Bila jadi semakin kalut dengan apa yang akan orang-orang kepada dirinya?

Ia naik ke panggung dan mengambil pengeras suara. Dengan berusaha menahan air mata yang sudah menggenang dan tangan yang gemetar, Bila mengumumkan sesuatu yang membuat semua orang melongo.

"Assalamualaikum, kepada tamu undangan yang sudah hadir. Saya mengucapkan beribu permintaan maaf karena sudah menyita waktu Bapak-bapak dan Ibu-ibu untuk datang ke acara ini. Tapi saya mohon maaf, sebaiknya Bapak-bapak dan Ibu-ibu pulang saja, karena.. " Bila hampir tidak bisa melanjutkan kata-katanya. "Karena pernikahannya di batalkan" orang-orang yang sudah hadir langsung kaget dengan yang baru saja mereka dengar.

Bu Sukma langsung pingsan mendengar kabar buruk yang baru saja diucapkan putrinya.

"Ibu.. " Bila langsung turun dari panggung dan berlari menghampiri Ibunya. "Maafin Bila Bu" tangisnya langsung pecah.

"Bawa Mbayu ke dalam dulu Mas" ucap Bude Ayu pada kakak iparnya. Ayah Rasyid langsung membawa istrinya ke dalam diikuti oleh Bila dan semua keluarga.

Reihan meminta para tamu yang sudah datang untuk segera pulang dan mengucapkan terimakasih dan permintaan maaf sebanyak-banyaknya. Karena sudah membuang-buang waktu mereka untuk datang.

Setelah semua tamu undangan pergi, Rei langsung menyusul semua keluarganya masuk ke dalam rumah. Ia melihat kakaknya melamun di dekat jendela dan segera menghampirinya.

"Kak" panggilnya lembut seraya tangannya menyentuh pundak kakaknya. Bila langsung berbalik dan memeluk adiknya.

"Kenapa semua ini terjadi sama kakak Rei? Apa salah kakak?" Bila menagis dalam dekapan adiknya. "Kenapa Mas Aldi tega ngebatalin pernikahan ini kenapa? Semua ini nggak adil Rei" tangisan Bila membuat Reihan tidak tahan dan ikut menangis.

"Kak, dalam hidup itu ada yang namanya takdir. Jika Allah tidak menakdirkan kakak berjodoh dengan Mas Aldi, kakak harus ikhlas. Karena jodoh itu tidak bisa kita paksakan kak. Allah punya cara untuk menyatukan yang berjodoh dan memisahkan yang tidak berjodoh. Kakak harus bersyukur Mas Aldi membatalkan pernikahan sebelum kalian SAH. Dari pada nanti Mas Aldi ninggalin kakak saat kakak sudah menikah dengannya. Jadi kakak harus tegar dan kuat ya. Semua ini sudah menjadi takdir hidup kakak. Berarti Allah sudah mempersiapkan jodoh yang lebih baik untuk kakak" Reihan mengucapkan kata-kata yang membuat pikiran Bila terbuka. Namun ia tidak mau berkomentar dan melepaskan pelukan adiknya.

Bila melangkah dengan tatapan kosong menuju kamarnya. Ia ingin menyendiri dan melepaskan sesak yang ia rasakan. Memang benar, mengucapkan kata-kata agar orang sabar dan ikhlas sangat mudah. Tapi saat ia sendiri yang mengalaminya, rasanya sangat berat. Bila akhirnya paham dan menjadikannya sebagai pembelajaran.

.

.

.

.

to be continue

Kembalinya Bila yang Galak

"Sayang, bangun nak. Sudah hampir satu minggu kamu mengurung diri. Ibu nggak tega melihat kamu menderita seperti ini nak" Ibu Sukma mengusap kepala putrinya dengan penuh kelembutan.

"Biarkan Bila sendiri Bu, Bila belum bisa menerima semua ini" ucapnya sambil terisak, Bu Sukma langsung terdiam dan tanpa sadar air mata sudah mengalir membasahi pipinya.

"Ya udah, Ibu keluar ya" Bu Sukma langsung pergi meninggalkan kamar putrinya.

Ceklek

"Kakak bangunnn" teriak Reihan seraya menarik selimut yang menutupi tubuh Bila.

"Ada apa sih Rei? Kamu ganggu kakak aja"

"Sekarang kakak ganti baju, trus pakai kerudungnya. Rei mau ajak kakak keliling kompleks" ucap Rei sambil menarik tangan kakaknya.

"Kakak nggak mau Rei" Bila menarik kembali selimut yang sudah disingkirkan adiknya.

"Kakak come on, sampai kapan kakak mau seperti ini terus? Pokoknya Rei nggak mau tau, kakak harus ikut sama Rei" Reihan melakukan berbagai cara agar Bila mau ikut dengannya.

"Iya iya bawel, sebentar kakak siap-siap dulu" Bila turun dari ranjang dan masuk ke walk in closet di dalam kamarnya.

"Yes, berhasil" Rei tersenyum lebar dan duduk di tepi ranjang kakaknya.

"Ayo Rei" ajak Bila dan langsung di angguki oleh Reihan. Mereka berdua keluar dari kamar menuju ke depan rumah.

"Kalian mau kemana? Pagi-pagi udah rapi aja" tanya Ayah Rasyid kepada kedua anaknya.

"Mau jalan-jalan aja Ayah, keliling kompleks sama kakak" jawab Reihan sambil menggerakkan matanya memberikan isyarat kepada sang Ayah.

"Ohh ya sudah, kalian hati-hati ya"

"Iya, kita pergi dulu Yah. Assalamualaikum" keduanya berpamitan dengan mencium punggung tangan Ayahnya.

"Walaikumsalam" Ayah Rasyid langsung tersenyum melihat putrinya sudah mau keluar dari kamarnya.

Rei memang senagaja mengajak kakaknya keluar rumah, agar kakaknya kembali bangkit dari keterpurukannya dan melupakan rasa sakit di hatinya. Ia tau semua itu tidak akan mudah, mengingat betapa hancur dan kacaunya sang kakak saat pernikahan yang sangat ia nantikan batal dalam sekejap. Pembatalan sepihak yang dilakukan oleh lelaki brengsek yang tidak bertanggung jawab. Tapi mereka semua sangat bersyukur, Bila tidak jadi gila atau stress dan tidak melakukan hal nekat seperti bunuh diri. Karena iman yang melekat di hatinya membuat Bila masih bisa menjaga kewarasannya.

Mereka berdua jalan-jalan keliling kompleks perumahan tempat mereka singgah. Orang-orang menyapa mereka dengan ramah, begitu pula sebaliknya. Namun ada juga beberapa yang menatap Bila dengan tatapan iba. Semenjak batalnya pernikahannya seminggu yang lalu. Bila baru saja menampakkan diri kepada semua orang.

"Rei, kita pulang aja ya" Bila berbisik di telinga adiknya.

"Kakak udah capek? Ya udah, ayo kita pulang" Rei langsung menggenggam jari jemari kakaknya dan membawanya pulang ke rumah.

"Assalamualaikum" ucap keduanya bersamaan.

"Walaikumsalam" Bu Sukma muncul dari dalam rumah. "Kalian udah pulang nak? Ayo sarapan dulu, Ibu masak makanan spesial untuk kalian berdua" Bu Sukma menuntun keduanya ke ruang makan.

"Nanti aja Bu, Bila belum lapar" tolak Bila dan berniat ke kamarnya.

"Ayolah sayang, temani Ibu dan adikmu sarapan ya" Bu Sukma memasang tampang memelas agar putrinya luluh.

"Ibu paling bisa buat Bila luluh" Bila langsung melenggang ke ruang makan. Diikuti Bu Sukma dan Reihan sambil tersenyum dan menyatukan tinju mereka pelan pertanda berhasil melakukan misi mereka.

Bu Sukma Prove

Bu Sukma sangat khawatir dengan kesehatan mental putrinya. Karena sudah hampir seminggu sejak pernikahannya batal, Bila tidak mau keluar kamar. Bahkan untuk makan, dia tidak keluar dari kamarnya.

"Ibu mikirin apa? Pagi-pagi udah melamun" Rei datang dari lantai dua dan menghampiri Ibunya.

"Eh Rei, Ibu hanya khawatir dengan kondisi kakakmu. Tadi aja Ibu diusir dari kamarnya. Ibu takut kakakmu jadi stress atau gila Rei" Bu Sukma menangis membayangkan kalau sampai hal itu terjadi.

"Ibu jangan bicara seperti itu. Kakak bukan wanita lemah yang akan stress atau gila karena hal ini Bu. Nauzubillah jangan sampai, Rei yakin kakak hanya butuh waktu untuk menata kembali hatinya yang hancur. Meskipun tidak mudah, tapi Rei yakin kakak akan segera kembali seperti dulu" Reihan berusaha menenangkan Ibunya.

"Semoga saja nak, Ibu sangat ingin melihat kakakmu bahagia"

"Gimana kalau Rei ajak kakak keliling kompleks? Trus Ibu masakin sesuatu yang spesial untuk kakak"

"Kamu yakin bisa mengajak kakakmu yang keras kepala itu untuk keluar rumah. Keluar dari kamar aja nggak mau, gimana mau keluar rumah?" Bu Sukma sanksi anak lelakinya akan bisa membujuk Bila.

"Ibu tenang aja, serahin semuanya sama Rei" Reihan langsung berdiri dan melangkah menuju kamar kakaknya untuk melancarkan aksinya.

🌿🌿

Bila sudah duduk di kursi dan mengambil makanannya ke piring. Ia mengambil nasi berserta lauk-pauk yang sudah dimasak Ibunya.

"Hmmm, ini enak banget Bu" ucap Bila setelah memakan makanannya. "Udah lama ya Ibu nggak masak makanan ini"

"Iya, Ibu masak ini spesial untuk kamu. Makan yang banyak sayang. Ini perkedelnya juga di makan" Bu Sukma mengambilkan perkedel ke dalam piring putrinya.

"Rei juga mau Bu, masa kakak aja yang diambilin" sungut Rei manja.

"Ya ampun anak kecil, sok manja banget sih kamu dek" Bila mendelikkan matanya dan meledek adiknya.

"Yee, biarin aja sih kak. Bilang aja kakak cemburu kan?" Reihan tak mau kalah.

"Hiss, siapa juga yang cemburu? Kan kakak duluan yang diambilin sama Ibu, bukan kamu" Bila melanjutkan makannya dengan ekspresi jenakanya.

"Halah, pokoknya kakak itu cemburu. Titik" Reihan mencibir ke arah kakaknya dan terus mengoceh dan membuat kakaknya kesal.

Bila awalnya tidak terlalu menanggapi ocehan adiknya dan terus menikmati makananya. Tapi lama-lama telinganya jadi panas karena kebawelan adik bungsunya yang super duper cerewet kalau bersama keluarganya. Kalau di luar beuhh, bicaranya irit banget. Malahan disangka orang pendiam saking jarang ngomong.

"Reii, bisa diam nggak sih. Berisik tau nggak" Bila mulai kesal dengan adik laki-lakinya yang sangat menyebalkan.

"Suka-suka Rei kali kak, mulut-mulut Rei kenapa kakak yang sewot?" Rei langsung berlari meninggalkan meja makan.

"Reihan..." teriak Bila dari meja makan. "Awas kamu ya" Bila langsung berdiri dan berlari mengejar adiknya.

Bu Sukma tersenyum lega karena putrinya sudah kembali seperti sebelumnnya. Karena Bila selalu bertengkar dengan adiknya dalam perkara sekecil apapun. Tapi kalau lagi akur, kayak perangko kemana-mana selalu berdua.

"Eh eh, ini ada apa? Kenapa lari-lari" Ayah Rasyid yang baru keluar dari kamar langsung dijadikan pelindung oleh Rei.

"Ini Yah, Rei bikin Bila kesal dari tadi. Sini kamu" Bila berusaha meraih telinga adiknya.

"Ayah, bantuin Rei dong" Reihan memelas meminta bantuan pada Ayahnya.

"Awww aww, sakit kak" ringis Rei karena telinganya berhasil di jewer oleh Bila.

"Masih mau meledek kakak" Bila melototkan matanya ke arah adiknya.

"Ampun, Maleficent" dalam keadaan telinganya sedang di jewer, Reihan tetap saja menjaili kakaknya.

"Apa? Kamu bilang kakak apa? Maleficent" Bila semakin menguatkan jeweran tangannya di telinga Rei.

Bila membawa adiknya ke halaman belakang rumah untuk ia berikan hukuman. "Sekarang kamu berdiri dengan satu kaki sambil memegang kedua telinga kamu dan ikuti kata-kata kakak, cepat!"

"Iya iya, galak banget sih kak. Pantas aja Mas Aldi ninggalin kakak"

"Jangan kamu sebut nama laki-laki itu lagi, cepat lakukan perintah kakak. Atau nggak uang jajan bulan ini kakak kurangi" Bila kembali meminta adiknya untuk melakukan apa yang dia minta dengan sedikit ancaman kecil.

Reihan terpaksa mengikuti perintah kakaknya, karena tidak mau uang jajannya di potong. Selain anak bungsu, Reihan adalah anak kesayangan. Jadi dia mendapat uang jajan dari Ayah dan kakaknya.

"Kak Bila yang cantik, Reihan janji nggak akan membuat kakak marah lagi" Bila mendikte Reihan dan langsung diikutinya tanpa membantah.

"Terus seperti itu sampai jam makan siang" Bila melenggang masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan adiknya yang berteriak memanggilnya.

.

.

.

.

to be continue

Kembali Bekerja

Setelah seminggu mengurung diri dan tidak keluar kamar. Akhirnya dengan sedikit usaha kecil dari Rei, Bila bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Meskipun dirinya harus menerima hukuman sang kakak, tapi Rei sangat senang karena kakaknya tidak mengurung diri lagi.

"Bu, Bila mau ke butik ya. Kasian Arum selama seminggu kewalahan ngurusin customer Bila" Bila memghampiri Ibunya yang sedang duduk di depan bersama Bik Nah. Setelah bersiap-siap untuk pergi ke butiknya.

"Ya udah, hati-hati ya nak" Bu Sukma mengelus kepala putrinya. "Adikmu udah boleh masuk kan? Kasian dari tadi dia kamu hukum di halaman belakang."

"Iya Bu, Bila berangkat ya assalamualaikum" Bila mencium pipi dan punggung tangan Ibunya.

"Walaikumsalam" Bu Sukma hampir menangis terharu karena anak gadisnya sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Bila langsung menuju garasi untuk mengambil mobilnya dan segera meninggalkan kediamannya menuju butiknya. Namun dalam perjalanan ia melihat seorang kakek terjatuh di pinggir jalan bersama sepedanya.

"Astaghfirullah" Bila segera menepikan mobilnya dan bergegas keluar untuk menghampiri kakek tersebut.

"Kakek tidak apa-apa?" Bila segera membantu kakek tersebut berdiri.

"Iya, tidak apa-apa Neng. Kakek hanya tidak sengaja menabrak kayu, karena kurang fokus" terang kakek sambil tersenyum.

Bila membantu kakek tersebut untuk duduk di dekat tempat duduk yang ada di pinggir jalan. Tak lama berhenti sebuah motor di dekat mobil Bila. Seorang pria mencurigakan mengintip ke dalam mobil Bila. Karena buru-buru Bila membiarkan kunci mobilnya di dalam mobilnya dan tidak memikirkan akan ada rampok atau preman yang akan lewat.

"Kunci mobilnya ada di dalam" ucap pria bertato yang mengintip mobil Bila.

"Sikat aja, mumpung sepi" perintah pria gondrong yang masih berada di atas motor.

"Hei kalian mau ngapain?" teriak seorang pria tampan yang baru keluar dari dalam mobilnya dan langsung menghampiri kedua pria mencurigakan.

"Eh lo nggak usah ikut campur" bentak pria bertato yang di hampiri pria tampan tersebut.

"Ya jelas saya ikut campur, karena kalian mau merampok kan?"

Bughhh

Sebuah tinju melayang mengenai rahang laki-laki bertato. Namun karena kalah jumlah, pria tersebut kewalahan melawan kedua preman tersebut. Bila langsung menoleh karena mendengar keributan.

"Ya ampun, ada yang lagi berantem. Kek, saya kesana dulu ya" Bila langsung berlari mengahampiri pria yang hampir babak belur karena dihajar dua orang preman yang langsung kabur karena Bila membawa balok kayu besar.

"Cemen lo, beraninya main keroyokan" teriak Bila kepada preman yang kabur dengan motornya.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Bila khawatir, karena melihat wajah tampan pria tersebut sudah penuh luka lebam. "Kenapa kamu berantem sama mereka?" Bila menatap laki-laki itu penuh selidik.

"Mereka mau mencuri mobil kamu? Kebetulan saya lewat dan mencoba menghentikan mereka"

"Apa?" Bila langsung berdiri dan melihat kunci mobilnya yang masih teegantung di dalam. mobil. "Aku lupa cabut kuncinya"

"Lain kali jangan ceroboh Mba" pria itu berusaha berdiri dan berjalan menuju mobilnya.

"Eh, kamu mau kemana? Sini saya obati dulu luka kamu. Kamu seperti ini karena nolongin saya" Bila merasa tidak enak dengan pria itu dan mau mengobati luka pria tersebut sebagai tanda terimakasihnya.

"Tidak perlu" pria itu langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari hadapan Bila.

"Makasih kamu udah nolongin aku. Siapapun kamu, semoga Allah selalu melindungimu dan hidupmu dilimpahi keberkahan" doa Bila tulus.

Bila menuju mobilnya dan melihat kakek yang ia tolong tadi sudah tidak ada di tempat. Bila langsung masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkan kembali perjalanannya.

"Mba Bila... " teriak seorang wanita saat melihat bosnya masuk ke dalam butik dan langsung memeluknya.

"Arum, kamu kayak nggak ketemu saya setahun aja" Bila membalas pelukan Arum asistennya.

"Ya ampun Mba, butik sepi tau kalau nggak ada Mba Bila" ucap Arum seraya melepaskan pelukannya.

"Hahah, kamu lebai banget sih" Bila melangkah naik ke ruangannya yang berada di lantai 3 diikuti oleh Arum.

"Ohh iya Mba, kemarin ada yang mesan gaun pernikahan untuk bulan ini. Dia katanya akan datang lagi hari ini. Untung aja Mba udah masuk, jadi saya tidak perlu beri alasan lagi kepadanya" jelas Arum sambil memberikan pesanan dari customer Dhananjaya boutique.

"Baiklah, nanti kalau dia datang langsung suruh ke ruangan saya aja ya" perintah Bila dan membuka buku pesanan customer-nya.

"Siap Mba" Arum langsung pergi dari ruangan Bila, karena ada yang harus ia urus.

Bila mulai mengerjakan beberapa design sesuai permintaan customer-nya. Ia bisa menyelesaikan 3 buah design dalam waktu 1 jam. Kemudian karena lelah, ia berdiri dan mengambil minuman dari lemari pendingin yang ada di dalam ruangannya.

Tok... tok... tok..

Seseorang mengetuk pintu ruangannya dan membuat Bila menoleh. "Masuk" perintahnya dari dalam.

Ceklek

"Akhirnya saya bisa bertemu dengan anda Nona Salsabila" seorang wanita cantik dan sexy masuk ke dalam ruangan Bila bersama seorang pria yang terlihat seperti bodyguard.

"Silahkan duduk Nona...

"Qyara Anjani Bahamians" sambung wanita itu.

"Baik Nona Qyara, silahkan duduk" pinta Bila mempersilahkan tamunya duduk.

Qyara langsung duduk di sofa diikuti oleh Bila. Tak lama datang Arum membawa teh hangat dan beberapa kue.

"Terimakasih Arum" ucap Bila sambil tersenyum.

"Sama-sama Nona" Arum langsung pergi dari ruangan Bila. Jika di depan tamu atau customer Bila, Arum akan memanggil Bila dengan Nona.

"Silahkan diminum Nona Qyara" Bila menyodorkan teh yang sudah dibawa asistennya.

Qyara langsung meminum teh yang ada dihadapannya. "Kemarin saya sudah kesini, tapi karyawan anda mengatakan kalau masih cuti. Saya senang sekali, hari ini saya bisa bertemu dengan anda Nona" ucap Qyara antusias.

"Iya, saya baru masuk hari ini. Asisten saya mengatakan kalau Nona akan menikah bulan ini" Bila sebenarnya masih enggan menyebut kata menikah setelah pernikahannya yang batal seminggu yang lalu. Namun ia juga harus professional dalam hal pekerjaan.

"Iya, saya akan menikah akhir bulan ini. Tunangan saya tiba-tiba melamar saya seminggu yang lalu"

"Selamat atas pernikahan anda" Bila berusaha menahan air matanya yang hampir jatuh. "Oh iya, anda ingin gaun yang seperti apa?" tanya Bila setelah mengusap ujung matanya dengan ibu jari tangannya.

Qyara mendeskripsikan gaun yang dia inginkan untuk hari bahagiannya. Dengan cekatan Bila mulai mencoret-coret kertasnya membuat design sesuai yang diinginkan Qyara.

"Wahh, hasilnya diluar dugaan saya. Ini bagus banget" Qyara sangat takjub dengan hasil tangan ajaib Bila.

"Baiklah saya akan menyelesaikan gaunnya dalam waktu cepat. Seminggu lagi Nona bisa kembali ke sini untuk fitting, kalau bisa sekalian dengan calonnya. Agar saya bisa menyesuaikan tuxedo yang pas untuk calon suami anda"

"Oke Nona, saya sangat senang sekali. Terimakasih Nona Salsabila" Qyara mengulurkan tangannya pertanda sepakat dengan gaun rancangan Bila.

"Sama-sama Nona Qyara" Bila menyambut uluran tangan Qyara. Kemudian Qyara segera pergi dari ruangan Bila.

💐💐

Setelah sampai di kantornya, Raka langsung masuk ke dalam ruangannya dalam keadaan wajah yang penuh luka. Karyawannya tidak ada yang curiga karena ia memakai masker dan kacamata.

"Tuan, anda kenapa?" seorang pria tampan bertubuh tinggi masuk ke dalam ruangan Raka setelah melihat atasannya datang.

"Cepat ambilkan P3K" perintah Raka kepada pria itu yang tak lain adalah Aksa Fahri Liandra_asisten pribadi Raka.

"Ini Tuan" Aksa menyerahkan kotak P3K ke hadapan Raka yang duduk di sofa.

Raka mulai mengobati lukanya, namun ia kesusahan karena tidak ada kaca di dalam ruangannya.

"Aksa, bantu saya. Jangan berdiri saja" Aksa langsung mengambil alih obat merah yang dipegang Raka. Aksa mulai membersihkan luka atasannya dengan sangat hati-hati. Selesai di obati dan menempelkan perban di luka Raka. Ia langsung mengembalikan kotak P3K ke tempatnya.

"Kenapa Tuan bisa terluka seperti ini?" tanya Aksa penasaran, karena tiba-tiba bosanya datang ke kantor dalam keadaan babak belur seperti ini.

"Tadi di jalan di hajar dua orang preman yang mau mencuri mobil seorang wanita" jelasnya seraya berjalan ke kursi kebesarannya.

"Ahmm" Aksa langsung berdehem karena jarang-jarang bosnya menolong wanita atau menyebut seorang wanita.

"Kenapa? Tenggorokan kamu sakit? Cepat sana ke klinik, saya tidak mau tertular dengan penyakit kamu" ucapnya dengan tangan mulai membuka dokumen yang sudah ada di atas mejanya.

"Baiklah Tuan, saya permisi" Aksa langsung pergi dari ruangan Raka dan kembali ke ruangannya dengan hati yang bertanya-tanya.

"Hmmm, siapa wanita yang ditolong olehnya? Kenapa bisa? Biasanya mana pernah dia ikut campur dalam masalah orang lain. Sepertinya aku harus mencari tahu tentang wanita ini. Tapi bagaimana caranya?" Aksa berpikir sejenak sebelum wajahnya berbinar cerah karena mendapat ide untuk mengetahui wanita yang di tolong Raka. Jiwa detektifnya meronta-ronta ingin keluar. Kemudian ia segera turun ke bawah menuju parkiran.

.

.

.

.

to be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!