Setiba nya aku dikampus, aku mengabaikan didi dan langsung bergegas masuk menuju keruangan ku, karena tidak lama lagi dosen pasti akan segera masuk dan jika lebih dulu dosen yang masuk ke ruangan kelas maka aku tidak akan pernah diperbolehkan lagi masuk kedalam kelas pada pembelajaran dosen tersebut berlangsung.
Aku berlari sekuat tenaga ku dan sekencang yang ku bisa dan yang kamu mampu, tanpa aku sadari aku menabrak seseorang saat ini sudah terjatuh tak jauh dari tempat ku berdiri.
"Maaf, maaf aku tidak sengaja, tapi aku sedang buru-buru sekarang, jadi aku mohon sekali ini maafkanlah diriku" ucap ku langsung pergi dari sana.
Laki-laki itu setengah berteriak padaku, dan seketika kaki ku terhenti dan aku segera menoleh kebelakang. Dan ku lihat cowok tinggi, dengan tubuhnya yang six pack dan putih, Terlihat dari kaos ketat yang ia pakai.
"Kamu Dira kan?" ia bertanya padaku dengan kerutan di keningnya.
"Ah iya, Kak Rendi ya?" kataku antusias dan begitu senang bisa bertemu dengan kak rendy yang sudah lama tidak berkomunikasi denganku.
Ia mengangguk dan tersenyum padaku.
"Jadi ini benar kau ya kak?, wah aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi" kataku mulai ceplas ceplos.
"Hehe iya, aku mahasiswa pindahan disini baru seminggu" ucap Rendy sambil menatap ku.
"Baiklah kalau begitu kak, aku tinggal dulu ya, aku udah telat, kapan-kapan kita bertemu lagi dan saling berbagi cerita " kataku sambil meninggalkannya sendirian disana.
Sedangkan Kak Rendy hanya tertawa saja melihat sikap ku yang sama sekali tak pernah berubah sejak SMA dulu.
*_____*
Aku masuk keruangan ku, ku lihat semua mahasiswa sedang menghibah dan ada juga yang sedang sarapan di dalam kelas. Aku heran kenapa bisa sih, Pak Ari dosen yang killer itu belum masuk. Bukannya dia merupakan dosen yang paling disiplin dan bahkan ia tidak mentolerir mahasiswa yang terlambat.
Aku duduk disamping Riri dan Rere yang sedang mengobrol asik tanpa menyadari kehadiran diriku saat ini.
"Lagi ngomongin siapa sih, asyik banget gue liat" kataku ikut nimbrung dengan mereka.
"Eh itu Lo, ada cowok gantengnya maksimal tau. Namanya Rendy ia kuliah di fakultas kedokteran, Nikmat tuhan mana lagi yang engkau Dustai rere" katanya antusias dan membayangkan wajah lelaki yang saat ini kemungkinan besar akan menjadi lelaki pujaan hatinya.
Aku hanya tersenyum miris, ternyata semua teman-teman ku antusias terhadap kak Rendy teman masa SMA ku.
"Udah deh kalian jangan pada bucin gitu, belajar aja yang bener urusan cinta mah belakangan" kataku sedikit tegas karena aku sudah sangat jengah melihat mereka yang terus saja menggosip.
Para jomblo yang ada di sekeliling ku langsung saja memandang ku sinis dan aku pun terkekeh geli melihat ekspresi mereka yang menggemaskan seperti itu.
Usai bercengkrama yang menurutku tak ada manfaatnya itu. Pak Ari masuk ke kelas dan menjelaskan keterlambatan nya hari ini sebelum teman-teman ku menjawab, maka aku lebih dulu menjawabnya.
"Iya pak sering-sering aja terlambat kami senang-senang aja kok pak, apalagi ini orang-orang pada ngerumpiin mahasiswa pindahan ituloh pak. Rendy yang anak fakultas kedokteran itu" kataku menjawab.
Pak dosen langsung menatapku dengan tatapan mematikannya. Aku refleks langsung mengambil buku dalam tas ku untuk segera mengalihkan keadaan.
Sedangkan teman yang ada disekeliling ku mentertawai ku dengan begitu puas.
Setelah kurang lebih 1 jam kuliah pun berakhir dan kami pun pergi ke kantin sekolah. Sampai disana tentunya aku melihat Didi sedang ngobrol dengan perempuan yang aku saja tidak tau siapa. Aku hanya diam saja karena aku tidak ingin membatasinya lagi saat ini. Melihat bagaimana dirinya tertekan oleh sikap ku, meski begitu aku tidak akan melepaskan nya apapun alasannya. Aku hanya tidak ingin membuat dirinya tidak nyaman.
"Dira, apa Lo gak cemburu cowok lo dekat gitu sama perempuan lain" kata Riri sambil melihat kearah didi dan wanita itu.
"Eh RI, Elu gimana sih, kalo gue dekat Mulu sama Didi ntar jiwa jomblo akut Lo memberontak lo. Emangnya Lo kuat" kataku mengejek Riri dan memandang receh kearah Andy.
"Wah para amat lu yak, dasar bucin, belajar gih sana jangan ngebucin Mulu lu sama si Andi. Kesel deh kadang gue jadinya" kata Riri dengan muka kesal dan jengah melihat arah obrolan ku.
"Hahahaha, itu hanya ada dalam kamus besar nya para jomblo akut, gue mah ngebedain mana tugas kampus mana hubungan, emang kayak Lo yang tugas-tugas mulu yang dipikirin, Dasar kutu Buku yang terus belajar tapi nilainua segitu segitu aja" kataku meledek riri yang raut jawabnya sudah merah dan sepertinya udah kesal.
Kami pun langsung kejar-kejaran di kantin tersebut. memperlihatkan sikap ke kanak-kanak kan yang kami lakukan, tetapi aku bahagia punya teman seperti Rere dan juga Riri. Sahabat kembar ku yang comel dan dua-duanya merupakan jomblo akut banget.
Aku dan kedua sahabat ku pun menikmati makanan yang sudah kami pesan sebelum nya, dengan lahap aku memakan makanan ku hingga aku menambah satu porsi lagi karena aku memang tidak sarapan pagi tadi karena terburu-buru jadi hanya makan roti saja dan itu tidak membuat ku kenyang.
Rere dan Riri menggelengkan kepalanya melihat aku memakan begitu banyak makanan.
"Apa kamu tidak takut gendut Ra, ini kan makanannya berlemak semua" kata rere mengingatkan ku.
" Gak papa re, aku lagi laper sekali sekarang. Gendut engga nya itu urusan nanti" ucap ku masih sambil mengunyah makananku.
" Bukannya biasanya kamu gak mau makan makanan yang mengandung lemak. Takut tubuhmu yang aduhai itu jadi gendut" kata Riri masih menatapku dengan tatapan tak percaya.
"Sudah lah guys, tidak masalah. Gendut pun aku nanti. Andy akan tetap cinta kok" ucapku sambil tertawa.
"Kau selalu saja begitu" ucap rere memandang ku dengan raut wajah kesel.
"Uluh Uluh Sahabat nya Aku ngambek" kata ku sambil menganggu rere yang wajahnya sudah ditekuk.
"Gak ngambek Ra, cuma kesal aja dianya" kata Riri tertawa melihat kearah ku dan rere.
Aku melirik kearah Rere dan Sepertinya rere begitu paham akan maksud ku.
"Sama Aja ******" ucapku dan Rere secara bersamaan dan kemudian menyipratkan air mineral pada wajah riri yang sekarang sudah ditekuk.
Lalu Riri mengejar Aku dan Rere yang sudah lari keluar dari kantin setelah membayar semua makanan yang kami makan.
Aku dan Rere tertawa keras melihat riri yang basah kuyup.
Dasar kami selalu saja jahil, tidak jahil sehari saja mungkin akan membuat diri kami jenuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dewi
wow ratu jahil
2020-05-16
0