BAB 3

Setiba nya di apartemen. Aku langsung merebahkan tubuh ku di ranjang King Size milikku. Rasanya hari ini aku sangat lelah sekali, aku benar-benar ingin istirahat hari ini.

Saat aku ingin bertemu dengan alam mimpi, aku tersadar kan oleh handphone ku yang berdering. Ku lihat nomor baru is calling.

Aku mematikan handphone ku. Aku tidak ingin menjawab nya, palingan itu adalah fans-fans ku. Meski rada-rada kepedean tapi itulah diriku apa adanya, yang pastinya adalah alasan Andy mencintai diriku.

Aku sudah terbiasa dengan lelaki-lelaki yang selalu berusaha mendekati ku tetapi sedikit pun aku tidak pernah menoleh kepada mereka. Karena aku sudah sangat nyaman dan terfokus saja pada Didi ku jadi aku tidak akan pernah melirik laki-laki lain selain didi.

Aku beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri karena seharian berada di bawah terik matahari membuatku gerah. Setelah itu aku berganti pakaian dan menghias diriku. Rencana nya malam ini aku dan Didi akan pergi dinner.

Bahagia nya aku selalu mendapat kan perhatian dari Didi. Bahkan banyak orang bilang Didi itu merupakan cowok yang galak dan pendiam loh. Tetapi entah mengapa saat bersama ku jiwa diamnya itu langsung mencair. lu kira es mencair!

Setelah selesai bersiap-siap ku dengar suara bell dari luar apartemen ku berbunyi dan aku segera membuka nya dan ku lihat pangeran tampan ku sudah berdiri dengan membawa mawar merah dan dengan gaya cool nya yang seketika membuat diriku seperti es cream yang seketika mencair.

Ihhh seketika pipi ku memerah melihat perlakuan nya itu, aku sangat bahagia hari ini. dia benar-benar mengagumkan, bagaimana mungkin aku menolak pesona nya yang luar biasa itu.

Kemudian didi mengecup keningku dan menggandengku ke keluar apartemen menuju mobil. Setelah itu ia melajukan mobilnya menuju ketempat yang tentunya tidak aku ketahui.

"Kita mau kemana sih yang" tanya ku yang sudah penasaran, karena kami baru saja melewati tempat dinner biasa nya.

"Udah diem aja yang, nanti kamu juga tau kok, Jangan takut aku gak culik kamu kok yang" kata Andy tertawa melihat ekspresi takut ku.

Aku hanya mengangguk kan kepalaku dan tersenyum pada Andy.

Hingga sekitar 30 menit kemudian kami sampai direstoran mewah dan dihiasi dengan bunga mawar yang sangat indah. Aku sangat takjub melihat keindahannya.

Setelah itu, ia menggandengku dan membantu ku untuk duduk. Belum sampai dalam posisi duduk, seketika lampu nya mati dan aku sangat ketakutan dan aku gemetaran dan saat aku menyentuh tempat Didi duduk. Kosong tidak ada orang disana. Aku langsung mengerti ketakutan.

"Didi sayang, kau dimana? jangan membuatku takut" kataku setengah berteriak pada orang yang entah dimana keberadaannya.

Tidak ada Respon.

"Didi, kau dimana aku sangat takut, kau tau aku takut gelap bukan." kataku tak henti-hentinya meneriaki sekeliling ku yang masih dalam posisi gelap.

Masih tidak ada respon.

Aku mulai menangis dan akhirnya ku beranikan diri untuk mengancam nya.

"Didi, jika kau tidak kembali saat ini juga, aku pasti kan aku akan meninggalkan mu disini dan aku akan pergi keluar negeri dan tinggal bersama kedua orang tua ku" kataku sambil teriak dan dengan tangisan yang sudah tidak bisa ku bendung lagi.

SURPRISE........

Aku langsung kaget melihat mereka sudah berpose imut tanpa dosa dan ku lihat Didi menghampiri ku dengan sebuah kue tart besar.

Aku langsung tersenyum padanya dan dia pun mengucapkan "Selamat Ulang tahun Raraku sayang, tetap jadi Rara yang aku kenal ya, tetap jadi Rara yang manja Ter unyu-unyu ku ya" katanya dan mengecup pipiku. aku yakin pipiku sudah memerah saat ini karena perilaku manisnya.

Ahhhh bahagianya akuuuu saat ini...

"Makasih sayangku" kemudian ku lihat sahabatku senyum-senyum padaku.

"Terimakasih sayangku, aku sampai melupakan hari ulang tahun ku, ahhh kau ini membuatku jantungan saja" kataku mulai nyinyir lagi dan melupakan ketakutan ku sejak tadi.

"Iya iya sayangku, tapi jangan mengancamku seperti itu lagi ya, kau membuat ku takut sayang" ucap Andy dengan mata berkaca-kaca.

Aku tertawa melihat ekspresi ***** nya itu.

Aku ingin sekali memeluknya saat ini tetapi aku tidak akan melakukan nya di depan para jomblo-jomblo Ter unyu-unyu ku.

Karena jika aku berani melakukan nya, maka aku akan di Katai Bucin lagi bucin lagi oleh para jomblo yang ada di sekeliling kami.

Mempunyai sahabat seperti mereka menang sungguh nasib yang begitu sial. Tapi aku juga tidak membohongi perasaanku, Aku tidak yakin akan menjadi Dira selemberani ini jika tanpa mereka semua.

Aku meniup lilin dan aku berdoa supaya aku tidak akan dijauhkan dengan orang yang selalu berada disamping ku ini. Semoga kami akan selalu berbahagia di dunia dan juga di akhirat.

Setelah selesai merayakan ulang tahun ku, aku beserta teman-teman ku dan teman-teman Andy merayakan pesta dansa bersama.

Aku dan Andy pun kemudian berdansa, melihat wajahku yang merah membuat Andy tertawa puas dan aku yakin tidak lama lagi ia pasti akan kembali melayangkan gombalan mautnya itu.

"Sayang, pipi mu terlihat merah seperti buah Cherry, aku jadi ingin melahapnya" kata Didi yang tidak memalingkan pandangannya dari wajahku.

" Kamu apaan sih, jangan mulai deh" kataku menundukkan pandangan ku kebawah. Sungguh saat ini aku merasa malu di hadapan Andy.

Kemudian Andy menaikkan dagu ku, dan entah keberanian apa yang ada pada dirinya saat ini. Ia mendekatkan wajah nya padaku dan perlahan-lahan wajah kami semakin mendekat.

Aku sudah benar-benar gugup saat ini, kemudian aku memejamkan kedua mataku, tak sanggup melihat adegan berikutnya.

Selama mataku terpejam, aku merasakan benda kenyal berpangutan pada bibirku, hatiku berdegup kencang saat ini. rasanya jantung ku ingin lepas dari tempat nya.

Lama kelamaan aku merasakan nikmat yang luar biasa, saat aku dan Andy saling berpangutan. Aku yang tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut hanya mengikuti saja.

Nafas ku mulai terengah-engah, rasanya aku kehabisan nafas. Tapi sepertinya Andy tak berniat melepaskan pangutan bibirnya dari bibirku.

Kemudian aku mendorong Andy menjauh dariku, ada sedikit penyesalan dalam diriku, mengapa aku tak menolak Andy saat semuanya terjadi.

Andy hanya pasrah saat aku menjauh dari dirinya, kemudian aku menghampiri Rere dan Riri yang tengah duduk dan berbincang ringan bersama.

Aku menoleh pada Andy yang saat ini menatapku dari kejauhan. Entah mengapa hatiku sungguh kacau saat ini.

Tapi aku bahagia dengan perlakuan Andy yang sungguh membuatku terbang keangkasa.

Terpopuler

Comments

Baroz 222

Baroz 222

jgn lupa baca guys. ..MOVE ON ITU GAMPANG....komen dan like

2020-09-16

2

Dewi

Dewi

mantap

2020-05-16

0

yunani

yunani

lanjut thor

2020-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!