Pindah Dimensi Membalaskan Dendam Putri Yang Tertindas S 2
Ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan Ze berlangsung sesaat saja. Setelah gelaran acara pernikahan Wen yuan dan Sie li, mereka berempat segera melakukan perjalanan menuju kerajaan Beicheng.
Saat ini Ze, Jin hu, Liu yu dan juga Wen yuan sedang berada di atas kereta menuju ke kerajaan Beicheng. Dengan tujuan untuk membantu Huo nan dalam mengatasi masalah di kerajaan Beicheng jika masalah yang Huo nan hadapi masih belum selesai.
"Jangan memasang wajah sedih seperti itu." ucap Liu yu sambil tersenyum menatap wajah sendu Wen yuan.
"Istrimu tidak bisa ikut serta dalam perjalanan ini juga karena alasan yang tepat. Lagi pula, tidakkah kau kasihan pada temanmu ini yang akan menjadi penonton kemesraan pengantin baru seorang diri?" ucap Liu yu lagi.
Ya, saat ini Sie li, istri dari Wen yuan tidak ikut dalam perjalanan menuju kerajaan Beicheng. Itu karena Ze khawatir jika akan ada hal buruk yang akan menanti mereka, Sie li bukan hanya tidak dapat melindungi dirinya tapi juga akan membuat yang lain ikut terluka karena terfokus untuk melindunginya yang tidak memiliki kemampuan bertarung.
"Siapa suruh kau tidak memiliki pasangan." ucap Wen yuan membuat Liu yu berdecak kesal.
"Ck aku bukannya tidak ingin memiliki pasangan, tapi aku belum menemukan seseorang yang dapat membuat aku yakin untuk menjadikan dirinya sebagai pendamping." ucap Liu yu.
"Makanya cari segera." ucap Wen yuan.
"Agar kau tidak terlihat mengenaskan saat aku juga tuan sedang bersama pasangan kami." lanjut Wen yuan.
"Ceh, kau baru saja menemukan pasangan dan sekarang sudah berani mengolok-olok aku. Kau lupa jika sebelumnya kita sama-sama mengenaskan setiap saat menjadi penonton orang bermesraan?" ucap Liu yu kesal.
"Lagi pula, baik tuan Jin hu ataupun dirimu, tidak mendapatkan pasangan kalian dengan cara mencari bukan? Maka biarkan mengalir seperti biasa dan biarkan waktu yang menentukan kapan jodoh untukku datang." lanjut Liu yu.
"Wah wah kau sudah pandai membuat kata-kata terdengar indah. Apakah kau berlatih untuk mendapatkan hati gadis yang kau sukai nantinya?" goda Wen yuan.
"Ceh berhenti mengolok-olok." ucap Liu yu kesal.
Sepanjang perjalanan Wen yuan dan Liu yu terus saja berbincang dan saling mengejek. Sedangkan untuk Ze dan Jin hu, mereka di dalam ruang kereta sedang berbincang dan sesekali Jin hu akan menggoda istrinya membuat Ze yang dulunya terlihat tanpa perasaan kini justru dengan mudah dibuat tersipu malu.
"Apakah masalah yang dihadapi oleh Huo nan kini cukup serius? Bahkan setelah cukup lama dia tidak mengirimkan kabar pada kita." tanya Ze pada Jin hu.
Saat ini posisinya Ze sedang menyandarkan punggungnya di dada Jin hu. Salah satu tangan Jin hu sedang menggenggam tangan Ze dan sesekali akan mengecup singkat tangan itu. Sedangkan tangan yang satunya melingkar pada perut Ze dan sesekali akan beralih mengelus pelan kepala Ze.
"Ya, masalahnya cukup rumit." jawab Jin hu.
"Serumit apakah?" tanya Ze memutar badannya dan kini dia berhadapan dengan Jin hu dengan posisi yang sangat dekat.
"Ini masalah yang berhubungan dengan posisinya sebagai putra mahkota. Saat ini ayah dari Huo nan tengah sakit parah dan di saat ini ada sekelompok orang yang tengah melakukan pemberontakan di beberapa daerah dengan tujuan menggulingkan kekuasaan kerajaan Beicheng." jelas Jin hu.
"Tidak hanya itu, beberapa pejabat yang saat ini menjabat di pemerintahan kerajaan Beicheng justru menginginkan pangeran Rui Wu jin yang menggantikan posisi kaisar Rui Nam jo bukannya Huo nan." tambah Jin hu.
"Mengapa bisa seperti itu?" tanya Ze.
"Ternyata selama ini selir Wu, Ibu dari Rui Wu jin sudah mengumpulkan dukungan agar putranya yang naik tahta. Dia juga menyebarkan beberapa rumor yang tidak baik tentang Huo nan yang membuat rakyat membenci Huo nan." jawab Jin hu.
"Lalu, apakah Huo nan akan menyerahkan posisi sebagai calon kaisar atau tetap bertahan?" tanya Ze.
"Huo nan sesungguhnya tidak menghendaki dirinya untuk menjadi seorang kaisar. Dia lebih suka hidup bebas tanpa banyak batasan seperti saat bersama dengan kita. Tapi, jika dia melepaskan posisi itu, dia merasa telah membuat sia-sia pengorbanan mendiang ibundanya yakni mendiang permaisuri Xi."jawab Jin hu.
"Pengorbanan?" beo Ze.
"Ya, Huo nan masih dapat menghirup udara saat ini adalah hasil pengorbanan dari permaisuri Xi, ibu kandung Huo nan. Dia adalah permaisuri satu-satunya yang di miliki kaisar Rui nam jo." jawab Jin hu.
"Mengapa dia menjadi permaisuri satu-satunya kaisar Rui Nam jo bukan kah dia sudah meninggal dan di saat ini kaisar Rui Nam jo masih memiliki selir?" tanya Ze.
"Entahlah, mungkin beliau mencintai mendiang permaisuri atau mungkin juga beliau merasa bersalah karena kebodohannya permaisuri akhirnya meregang nyawa di tangan pemberontak." jawab Jin hu.
"Bagaimana bisa mendiang ibu Huo nan mati di tangan pemberontak?" tanya Ze penasaran.
"Ceritanya panjang dan aku tidak dalam posisi yang pantas untuk membeberkan cerita itu walaupun itu padamu. Karena itu adalah cerita kelam dari kehidupan Huo nan dan ibunya, biar dia sendiri yang akan menceritakan padamu jika dia bersedia." jelas Jin hu.
"Dari pada membahas masalah Huo nan dan mendiang ibunya, lebih baik kita melakukan hal lain yang lebih bermanfaat." ucap Jin hu seraya menaik turunkan alisnya menggoda Ze.
"Da.... emmmm" belum sempat Ze protes, suaminya itu sudah membungkam Ze dengan bibirnya.
"Ah.. hen... tikan." ucap Ze tanpa sengaja mendesah saat Jin hu memindahkan ciumannya ke leher Ze.
"Hentikan." ucap Ze mendorong dada Jin hu agar menghentikan aksinya.
"Ayolah sayang!" pinta Jin hu dengan wajah memelas.
"Tidak, kita saat ini didalam kereta dan ada orang lain di sini. Itu sangat memalukan untuk membiarkan orang lain mendengarkan itu." ucap Ze sedikit berbisik.
Di luar sana, Wen yuan dan Liu yu tidak sengaja menangkap dengar suara desahan Ze dan mulai memasang wajah kesal.
"Astaga, sepasang pengantin baru ini tidak mempunyai perasaan. Bagaimana mereka tega memperdengarkan suara aksi ranjang mereka di sini. Tidak bisakah mereka menunggu hingga kita sampai di penginapan? Agar tidak menodai telingaku dengan suara yang belum pantas untuk aku dengar?" batin Liu yu sambil mencebik kesal.
"Sayang, tidakkah kau tahu bahwa suamimu ini tersiksa ikut dengan pasangan yang tidak mengenal tempat dan waktu untuk bermesraan itu di saat kau tidak ada di sini?" batin Wen yuan mengeluh.
"Dasar tuan dan nyonya Jin ini, setidaknya pikirkan kami yang tidak membawa pasangan terutama aku yang masih pengantin baru dan meninggalkan istri yang aku sayang hanya untuk mengikuti mereka." Wen yuan masih asik membatin.
Hai para pembaca sekalian
Ze kembali hadir untuk melepas rindu kalian pada kisahnya.
jangan lupa untuk memberikan dukungan agar author juga semangat menulis kisahnya 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
YuniSetyowati 1999
Thor,aku datang
2024-02-07
1
Bundanya Pandu Pharamadina
ikut nyimak
sambil marathon
🏃♀️🏃♀️
2022-12-20
0
Marini
👍👍
2022-07-09
1