Jin hu memasang wajah merajuk karena Ze menolak permintaannya membuat Ze bukannya senang tapi tambah jengkel dengan suaminya yang tidak tahu situasi dan kondisi dalam menuntut haknya itu.
"Sayang, bukankah seharusnya kau membujuk suamimu ini? Mengapa justru kau memberikan punggung pada suamimu ini?" tanya Jin hu.
"Kau sudah seperti anak kecil saja. Dimana tuan Jin yang katanya dingin, kejam dan tak tersentuh itu? Aku hanya melihat anak kecil dalam tubuh orang dewasa ini." cibir Ze.
"Aku hanya akan melakukan hal ini didepan istriku. Hanya istriku yang dapat membuat seorang pemimpin istana atas awan berperilaku konyol." ucap Jin hu.
Jin hu menarik tubuh istrinya agar kembali ke dalam dekapannya. Mereka kembali berbincang mengenai beberapa hal sambil sesekali Jin hu akan usil dengan menciumi leher Ze juga tangannya akan sesekali jahil mencolek atau mengelus pinggang juga perut Ze membuat Ze akan memukul tangannya.
Sedangkan untuk dua orang di luar jangan ditanya lagi kekesalan mereka yang merasa terusik dengan suara kegaduhan di dalam kereta. Ingin menegur atau marah juga tidak berani tapi, diam saja juga jadi kesal sendiri.
"Tuan, kita sudah tiba di desa Guilin, sudah tiba waktunya untuk makan malam. Apakah kita hanya harus memesan makanan atau perlukah kami memesan kamar untuk tuan dan nyonya yang sepertinya sudah tidak sabaran? Dari pada melakukan hal itu di tempat yang tidak sepantasnya." ucap Wen yuan yang sudah sangat kesal mencibir tuannya namun dengan nada sopan.
"Ah kau memang benar. Pesan kamar untuk kita semua malam ini kita akan menginap di sini. Besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan. Sangat pengertian sekali kau ini." ucap Jin hu santai tanpa merasa tersindir.
"Baik tuan." ucap Wen yuan lalu pergi menuju salah satu penginapan yang ada di dekat mereka.
"Tidak merasa tersindir sedikitpun. Huft, nasibmu Wen yuan, harus mendampingi tuan yang tidak peka dan tidak tahu malu untuk melakukan hal yang tidak pantas dia lakukan di tempat-tempat tertentu." gerutu Wen yuan sambil berjalan menuju salah satu penginapan yang ada di sana.
"Ha ha ha ha ha." tawa Liu yu pecah melihat wajah Wen yuan yang menekuk.
"Apa yang kau ter tawakan hah?" tanya Wen yuan kesal.
"Wajah tertekuk mu itu terlihat sangat lucu. kau sudah tahu kalau tuan Jin hu itu tidak akan merasa tersindir sedikitpun jika itu mengenai kelakuan tidak normalnya didekat istrinya. Sebelum menikah dia sudah seperti itu, sesudah menikah tentu akan semakin parah." ucap Liu yu.
"Sudahlah, tidak perlu kesal karena hal itu. Tidak ada gunanya juga kau kesal sedang orang yang membuat kau kesal tidak merasa bersalah sama sekali." tambah Liu yu.
Mereka berdua masuk ke dalam penginapan bersama. Segera Wen yuan memesan kamar sedangkan Liu yu yang memesan makanan serta tempat untuk mereka makan.
"Ada yang dapat saya bantu tuan?" tanya seorang pelayan pada Wen yuan.
Tidak seperti biasanya seorang pelayan biasanya akan memasang wajah penuh senyum ataupun akan menunduk hormat, pelayan itu memasang wajah datar tanpa ekspresi. Wen yuan sebenarnya sedikit heran namun dia tidak ambil pusing.
"Saya ingin pesan 3 kamar untuk malam ini. Kalau bisa satu kamar yang tidak akan menggangu orang lain walaupun berisik." ucap Wen yuan.
"Baik tuan, kebetulan sekali kamar terpisah di belakang sedang kosong malam ini." ucap pelayan itu masih dengan tatapan kosong ke depan dan wajah datar.
"Hm bagus, kalau begitu persiapkan saja 3 kamar untuk saya dan rekan saya." ucap Wen yuan lalu memberi tips untuk pelayan itu dan pergi tanpa menunggu tanggapan pelayan yang seharusnya senang menerima tips darinya.
"Apakah semua sudah siap?" tanya Jin hu yang baru memasuki penginapan itu bersama Ze tentunya dalam rangkulan posesif khas Jin hu.
"Sudah tuan." jawab Wen yuan dan Liu yu bersama.
"Sebelah sini tuan." ucap seorang pelayan menunjukkan ruangan yang Liu yu pesan untuk makan mereka.
"Wah mengapa makanan ini sangat harum dan terlihat lebih menggoda selera makan?" ucap Wen yuan dan diangguki oleh Liu yu.
"Itu karena kami menggunakan bahan-bahan yang sangat segar tuan. Ikan yang baru diangkat dari kolam saat akan diolah untuk dimasak, sayur-sayuran yang juga baru dipetik saat akan diolah untuk dimasak." jawab pelayan yang masih ada di dalam ruangan itu.
Wen yuan dan Liu yu mengangguk penuh antusias berbeda dengan Ze yang memasang wajah sedikit tidak nyaman. Jin hu menyadari perubahan ekspresi istrinya ingin bertanya tapi tertahan saat Ze membuka suara.
"Kau boleh keluar karena kami akan makan tanpa perlu dilayani. Sangat tidak nyaman makan sambil diawasi." ucap Ze.
"Baik nyonya, jika butuh sesuatu cukup bunyikan lonceng di sebelah anda." ucap pelayan itu lalu keluar dari ruangan itu.
"Plak plak plak." Ze memukul tangan Wen yuan, Liu yu bahkan tangan Jin hu saat mereka akan mengambil makanan di atas meja di depannya.
"Aduh.....!" keluh mereka lalu menatap penuh tanya pada Ze.
"Ada apa sayang?" tanya Jin hu.
"Jangan menyentuh sedikitpun semua makanan itu." ucap Ze.
"Kenapa?" tanya ketiga pria yang sedang bingung itu.
"Tidakkah kalian memperhatikan semua orang yang ada di tempat ini dari kita pertama masuk hingga pelayan tadi?" tanya Ze.
"Ada apa dengan mereka putri?" tanya Liu yu.
"Aku lihat mereka seperti tanpa ekspresi." jawab Wen yuan.
"Aku menyadari tatapan kosong pelayan tadi saat memesan kamar tapi aku mengabaikan itu." ucap Wen yuan lagi.
"Jika hanya satu dua orang itu bukan hal yang aneh. Tapi, dari orang yang duduk di luar yang hanya membuka tutup mulut mereka seperti sedang berbincang, mereka yang hanya mengaduk makanan di meja, semua pelayan yang ada, mereka semua memasang wajah datar tanpa ekspresi dengan tatapan kosong mereka." jelas Ze.
"Jadi maksudnya, ada hal buruk bisa saja terjadi di tempat ini?" tanya Jin hu.
"Iya, aku curiga bahwa mereka semua dalam pengaruh atau kendali sesuatu." ucap Ze.
"Lalu, apa hubungannya dengan makanan ini sehingga kita tidak boleh menyentuh makanan ini?" tanya Liu yu.
"Jika tebakan aku benar, maka dalam makanan ini bisa saja ada sesuatu. Entah itu racun atau suatu hama yang dapat mengendalikan orang." ucap Ze.
"Bagaimana cara kita mengetahui semua itu benar atau tidak putri?" tanya Wen yuan.
"Kita akan tahu setelah aku menguji semua makanan ini." ucap Ze.
Jangan lupa untuk memberikan like, vote dan komen kalian semua untuk menjadi penambah semangat bagi author untuk terus menulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Metro Kdw
ze
2023-08-19
2
Dahlia Anwar
tetep Ter keren
2023-02-26
0
Lee Fay
Thor aku akn selalu menerormu agar jinhu tetap setia sma ze apapun yg terjadi oke? jgn pisahkn mereka! Jgn ada wanita lain yg menempati hati jinhu ataupun berada disekitar jinhu apapun yg terjadi
2022-01-06
1