Geof sudah tiba di salah satu restoran yag di janjikan oleh sahabatnya Azlan. Ia masuk dan menghampiri Azlan yang sudah sedari tadi menunggunya. Tak lama kemudian teman yang lain pun berdatangan. Kenzo dan Boy serta Syeril duduk di satu meja yang sama dengan mereka.
"Bagaimana hari pertamamu bekerja?" Tanya Azlan pada Geof.
"Membosankan!" Sahut Geof fokus pada makanannya.
"Yang benar saja! Setahuku di kantor om Luky banyak wanita cantik." Sahut Boy.
"Iya, benar itu. Bahkan aku juga pernah melihat office girl cantik di sana." Sambung Kenzo.
"Huh, dasar pria hidung belang!" Gumam Syeril dongkol pada Boy dan Kenzo.
"Hei, siapa yang kau bilang hidung belang?" Tanya Kenzo kesal pada Syeril.
Syeril hanya mendengus kesal membalas Kenzo tanpa mau menjawab pertanyaannya. Geof dan Azlan mempunyai sifat yang sama yaitu sangat lahap bila ia sedang menyantap makanan. Jadi teman yang lain tak heran jika mereka menghabiskan makananannya dengan cepat. Kini Azlan dan Geof sudah selesai makan siang. Mereka berdua duduk bersandar sambil memainkan ponselnya menunggu yang lainnya selesai makan.
"Apa saja yang sudah kau lakukan di hari pertamamu di sana?" Tanya Azlan lagi pada Geof.
"Merayu sekretaris papaku. Hehehe." Jawab Geof.
"Astaga! Apa kau tidak bisa melakukan apapun tanpa ada hubungannya dengan wanita?" Ujar Azlan.
"Hehehe, wanita itu penting." Sahut Geof.
"Otakmu selalu saja mesum!" Ujar Kenzo pada Geof.
"Bodo!" Balas Geof.
"Apa kau tidak melanjutkan pendidikanmu?" Tanya Boy pada Geof.
"Iya tentu saja aku akan melanjutkan pendidikanku di sini." Jawab Geof.
"Kali ini aku pasti akan belajar dengan sungguh-sungguh agar aku tidak menjadi CEO yang bodoh untuk menjalankan perusahaan keluargaku." Sambung Geof lagi.
"Hah, dulu kau juga berkata seperti itu." Sahut Syeril.
"Hei, kali ini aku serius." Ujar Geof.
"Kita lihat saja nanti. Hehehe." Ucap Syeril menantang Geof.
Setelah selesai makan siang, mereka berpisah dan kembali pada rutinitas yang sedang mereka jalani masing-masing. Geof yang malas untuk kembali ke kantor memilih untuk pulang kerumah orang tuannya. Disana ia bertemu dengan Lita yang sedang bersantai sambil membolak-balikkan majalah.
"Kenapa kau cepat sekali pulang dari kantor?" Tanya Lita pada Geof.
"Aku bosan disana." Sahut Geof.
Geof berjalan mendekat pada Lita dan berbaring di atas kedua paha mamanya itu. Lita mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang.
"Ma, mulai besok aku tidak akan pergi ke kantor papa lagi." Kata Geof.
"Kenapa?" Tanya Lita.
"Aku tidak mengerti apapun disana. Lagian aku ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang S-II." Jawab Geof.
"Apa kau sudah bicara pada papamu?" Tanya Lita lagi.
"Sudah dan papa setuju jika aku melanjutkan pendidikanku." Jawab Geof.
"Ya sudah, jika papa setuju mama juga akan mendukungmu. Asalkan kau harus benar-benar belajar." Kata Lita.
"Iya." Sahut Geof.
"Pergilah istirahat di kamarmu sana." Kata Lita.
Geof bangun dan melangkah menuju masuk ke dalam kamarnya. Lita masih memandangi putra tunggalnya yang akan mewarisi semua harta keluarganya.
"Semoga suatu hari nanti dia berubah kembali seperti dulu, menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga." Ucap Lita dalam doa untuk putranya itu.
Sejak saat itu Geof tak pernah lagi menginjakkan kakinya di perusahaan yang akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Geof memutuskan untuk tekun belajar di jenjang S-II. Namun sifatnya yang suka bergonta-ganti wanita tidak pernah lepas dari kehidupannya. Ia masih saja memiliki kepribadian yang suka menghambur-hamburkan uang dan bersenang-senang di bar bersama wanita-wanita cantik di sana. Sesekali ia menghabiskan waktu di sela-sela kuliahnya untuk pergi ke salah satu tempat perjudian. Geof sering menghabiskan uangnya untuk mengundi keberuntungannya di sana. Jika ia menang maka uang hasil judi itu ia hamburkan lagi untuk wanita-wanita yang siap membelainya.
Hari terus berganti tapi sifat buruk yang dimiliki oleh Geof tidak pernah berubah malah semakin menjadi. Setelah ia lulus S-II dengan nilai yang terbaik, namun Geof masih tetap tidak mau menggantikan posisi ayahnya. Geof semakin keras kepala dan tidak bisa di atur oleh kedua orang tuanya. Waktu yang di habiskan oleh Geof hanya bermalas-malasan saja dan bersenang-senang di luar.
Suatu malam setelah Geof dan kedua orang tuanya sedang makan malam, ia kembali mendengar permintaan dari kedua orang tuanya untuk bekerja di perusahaan keluarga.
"Geof, kau sudah mendapatkan gelar S-II dengan nilai terbaik. Jadi kapan kau akan menggantikan posisi papa?" Tanya Luky pada Geof.
"Pa, aku masih belum punya keinginan untuk bekerja." Sahut Geof.
"Jadi mau sampai kapan kau begini terus?" Tanya Luky.
"Nanti saja lah, jika aku sudah siap aku pasti akan menggantikan posisi papa di perusahaan." Sahut Geof sembari beranjak dari kursi.
"Kau mau kemana?" Tanya Lita.
"Mau ke basecamp untuk bertemu dengan sahabat-sahabatku." Jawab Geof langsung pergi begitu saja.
Lita dan Luky hanya bisa menghela nafas melihat putranya yang semakin keras kepala dan susah di atur itu. Geof menyalakan mesin mobil dan bergegas pergi ke basecamp untuk berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.
Tiba di basecamp ia telah di sambut oleh Kenzo dan Boy yang terlebih dahulu tiba disana.
"Dimana Syeril?" Tanya Geof pada Kenzo.
"Mana aku tau." Sahutnya.
"Biasanya dia datang bersamamu." Kata Geof.
"Dia itu jarang di beri izin keluar oleh om Aska, makanya aku sering menjemputnya dan meminta izin pada om Aska agar si Syeril di izinkan keluar rumah." Sahut Kenzo menjelaskan.
"Jadi karena itu kau sering datang bersamanya, aku pikir kau dan Syeril pacaran. Hahaha." Sahut Boy yang memiliki pikiran sama seperti Geof.
Tak lama kemudian Azlan pun datang dengan wajah yang terlihat sedikit kusut. Ketiga sahabatnya itu melihat wajah Azlan yang tampak sedang memiliki banyak beban pikiran.
“Sepertinya kau sedang stress!” Kata Boy pada Azlan.
“Aku puyeng dengan 11 adik perempuan.” Sahut Azlan.
“Aku hanya memiliki 1 adik perempuan, itu saja sudah membuatku pusing, apa lagi dia yang punya 11 adik perempuan.” Sambung Kenzo.
“Hahaha, tapi semua adik-adikmu cantik loh.” Ujar Geof.
“Apa lagi si Jovanka, aku naksir padanya.” Sambung Geof lagi.
“Jangan ganggu adik-adikku!” Kata Azlan.
“Kak, tante dan om masih di itali?” Tanya Kenzo.
“Masih.” Sahut Azlan.
“Kapan balik?” Tanya Kenzo lagi.
“Hanya tuhan yang tau kapan mereka pulang.” Jawab Azlan puyeng memikirkan tingkah orang tuanya.
"Hahaha.” Semuanya tertawa melihat penderitaan Azlan.
Lalu ponsel Kenzo berdering.
“Eh, si Gaby nih!” Kata Kenzo.
Kenzo pun menerima telepon dari Gaby.
“Ada apa?” Tanya Kenzo.
“Kak, aku mau liburan ke Indonesia. nginap dirumahmu ya.” Kata Gaby.
“Tidak!” Sahut Kenzo yang tak suka banyak wanita dirumahnya.
“Aku sedih.” Sahut Gaby.
“Di rumah kak Azlan saja!” Kata Kenzo.
Azlan langsung menendang bokong Kenzo.
“Kau menambahkan penderitaanku saja.” Kata Azlan pada Kenzo.
“Oke, aku nginap dirumah kak Azlan saja!” Seru Gaby kegirangan.
Kenzo menutup ponselnya.
“Hehehe, bertambah satu lagi kaum hawanya.” Kata Kenzo terkekeh jahat pada Azlan.
Hening…..
“Gaby itu sepupu kalian yang tinggal di itali kan?” Tanya Geof pada Azlan dan Kenzo.
“Jangan coba-coba mendekatinya!” Seru Azlan dan Kenzo serentak pada Geof.
“Huh, sewot amat!” sahut Geof.
Malam itu Geof habiskan di beskem bersama teman-temannya kecuali Azlan. Azlan tidak bisa menginap di basecamp bersama dengan mereka karena ia memiliki tanggung jawab kepada 11 adik perempuannya dirumah. Geof dan Boy bermain game hingga pagi sementara Boy tidur nyenyak di sofa.
Pagi hari Geof kembali pulang kerumahnya dalam keadaan yang sangat lelah. Bagaimana tidak kelelahan sepanjang malam ia habiskan untuk bermain game bersama dengan Kenzo. Lita melihat anaknya yang baru saja pulang kerumah.
"Geof apa kau tidak sarapan?" Tanya Lita pada Geof yang menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Tidak ma! Aku ngantuk mau tidur." Sahut Geof.
Luky yang duduk di ruang makan sambil membaca koran hanya bisa berdecak kesal melihat tingkah anaknya yang selalu pergi malam dan pulang pagi lalu tidur di pagi hari hingga siang dan kemudian pergi lagi untuk mencari kesenangan.
"Mau sampai kapan dia begitu terus!" Ujar Luky kesal.
"Bersabarlah! Aku yakin suatu hari dia pasti akan berubah." Sahut Lita.
"Kau selalu saja membelanya." Kata Luky pada Lita.
Tidur dengan puas di pagi hari hingga petang, Geof terbangun dengan keadaan perut yang sangat lapar. Geof mandi dan setelah itu ia pergi menemui Lita yang sedang mempersiapkan makan malam di dapur bersama beberapa pelayan. Geof memeluk ibunya dari belakang.
"Ma, aku lapar." Kata Geof pada Lita.
Lita melangkah ke kulkas dan memberikan pudding susu kesukaan Geof. Mata Geof berbinar-binar saat melihat pudding susu buatan Lita yang ia sukai sejak kecil.
"Wah pudding susu!" Seru Geof.
"Makanlah ini." Kata Lita.
"Terima kasih ya ma." Ucap Geof bahagia.
Geof pun menyantap pudding itu sambil berjongkok di lantai dapur. Para pelayan yang sudah bekerja di rumahnya selama puluhan tahun hanya tersenyum melihat tingkah anak majikannya yang tidak merasa sungkan untuk berbaur dengan para pelayan disana.
Habis memakan pudding susu itu Geof kembali mendekati Lita yang masih berkutat di dapur.
"Ma, apa mama tidak lelah bertahun-tahun seperti ini? Kita punya pelayan, ma. Untuk apa mama ikut ke dapur sih?" Tanya Geof.
"Sayang, mama melakukan ini hanya untuk menyenangkan hati papamu." Kata Lita.
"Maksudnya?" Tanya Geof bingung.
"Pria itu akan bahagia dan setia jika tiga hal dalam hidupnya terpenuhi. Yang pertama adalah pandangan matanya. Aku harus berusaha tampil cantik agar papamu tetap menatapku. Yang kedua adalah adalah kebutuhan biologisnya. Aku harus melayani keinginannya setiap waktu. Dan yang ketiga adalah perutnya. Ini lah usahaku untuk mengenyangkan perut suamiku." Kata Lita menjelaskan pada putranya itu.
Geof tampak berpikir mengenai hubungan kedua orang tuanya yang sudah 27 tahun menikah dan masih terlihat sangat mesra.
"Pantas saja papa pensiun jadi playboy, ternyata mama pintar dalam melayani papa." Ucap Geof dalam hatinya.
Geof masih memeluk wanita yang telah melahirkan dirinya itu.
"Ma, kalau aku menikah aku ingin mencari wanita yang seperti mama. Yang pintar melayani suami." Kata Geof.
"Apa kau sudah memiliki keinginan untuk menikah?" Tanya Lita.
"Nanti ma, jika sudah tepat waktunya." Sahut Geof.
Saat sedang membicarakan hal tersebut, tiba-tiba Luky menyahut.
"Bagaimana mungkin wanita baik-baik akan mau menjadi istrimu jika kau masih memiliki sifat yang buruk." Ucap Luky yang menusuk hati Geof.
"Huh, menyebalkan!" Gumam Geof kesal pergi meninggalkan dapur.
Lita merasa kalau ucapan Luky telah menyakiti hati putra kesayangannya itu. Lita berjalan mendekati Luky yang masih menatap Geof dengan kesal.
"Sayang, jangan bicara seperti itu pada putra kita. Kau hanya membuatnya kesal." Sahut Lita pada Luky.
"Aku berkata seperti itu agar dia sadar akan sikap buruknya selama ini." Ujar Luky.
"Sayang, coba dengarkan aku. Putra kita terlahir tidak menjadi pribadi yang buruk, ada suatu hal yang membuatnya berubah menjadi seperti sekarang. Yang di butuhkan oleh Geof adalah perhatian kita. Kita harus sabar menghadapinya dan terus memberikan nasehat secara baik-baik padanya agar dia tidak menjadi semakin keras kepala." Kata Lita.
"Terserah kau saja! Aku sudah lelah menghadapi dirinya." Sahut Luky.
Lita hanya bisa berusaha untuk meredam kekesalan Luky dan juga Geof. Ia tak ingin jika hubungan antara ayah dan anak itu semakin hari semakin renggang. Lita tetap terus berusaha menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarganya.
Setelah melayani suaminya makan malam, Lita membawa makanan untuk Geof yang sedang menyendiri di dalam kamarnya.
"Sayang, makanlah ini. Kau belum makan malam hari ini." Kata Lita pada Geof.
"Terima kasih ya ma! Mama memang wanita yang paling hebat." Ucap Geof mencium kedua pipi Lita.
Geof pun makan dengan lahap di dalam kamarnya di temani oleh Lita yang duduk di sampingnya. Di sela-sela makan, Lita mengajak putranya untuk ngobrol.
"Apa kau memiliki kekasih?" Tanya Lita.
"Tidak. Aku tidak butuh!" Sahut Geof.
"Kenapa?" Tanya Lita.
"Wanita yang merasa di cintai hanya bisa menyakiti saja." Sahutnya.
Lita paham dengan perkataan anaknya yang masih kesal dengan pengkhianatan Alya dahulu. Tidak ingin merubah suasana hati Geof yang sedang makan, Lita mengalihkan pembicaraan yang lain kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
geof geof
2021-10-17
0
Rini Widyaningsih
Mudah mudahan bisa tobat
2021-01-14
0
Septy Cweet
kapan berubahnya
2020-10-17
1