MERASA BERSALAH

Geof yang terlena dengan kehidupan barunya menjadi pria playboy dan banyak di gandrungi oleh para wanita cantik menghabiskan malamnya di salah satu bar di kota tempat tinggalnya. Geof selalu pulang kerumahnya dalam keadaan yang mabuk. Luky terkadang sangat kesal dengan tingkah laku dari putra tunggalnya itu, namun Lita sering kali meredakan emosi Luky agar tidak sampai menyakiti Geof.

Keesokan harinya Geof terbangun dengan kepala yang sangat berat. Ia ingat kalau semalam dia mabuk berat hingga di antar pulang dengan supir taksi yang di pesan oleh pekerja bar. Geof turun dari ranjangnya dan pergi mandi. Selesai mandi ia turun ke bawah untuk makan siang bersama dengan kedua orang tuanya.

"Pagi ma! Pagi pa!" Sapa Geof pada kedua orang tuanya.

"Kau sudah bangun, sayang." Sahut Lita pada putranya itu.

"Iya." Balas Geof.

"Geof, kapan kau akan lulus kuliah?" Tanya Luky.

"Tahun depan." Jawab Geof singkat.

"Papa ingin kau meneruskan perusahaan keluarga kita setelah kau lulus kuliah." Kata Luky.

"Pa, aku belum siap untuk terjun langsung menjadi CEO menggantikan posisi Papa." Sahut Geof.

"Kenapa? Papa rasa kau sudah cukup mendapatkan ilmu di kampusmu tentang bisnis." Tanya Luky.

"Berikan aku waktu, Pa! Aku masih sangat muda, aku tidak ingin menghabiskan masa mudaku dengan bekerja keras seperti itu." Kata Geof beralasan.

"Jadi kau hanya ingin menghabiskan waktumu dengan hal yang tidak berguna seperti yang kau lakukan setiap harinya?" Teriak Luky kesal.

"Apapun yang Papa katakan untukku, tidak akan merubah keputusanku! Aku tidak akan melakukan apa yang Papa inginkan." Balas Geof ikut kesal pada Luky.

"Aku kenyang!" Ujar Geof bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan ruang makan.

Luky semakin kesal dengan sikap anaknya yang sangat keras kepala. Luky ingin sekali menghajar anaknya tersebut namun lagi-lagi Lita menghalanginya.

"Jangan terlalu keras padanya." Ucap Lita menahan Luky.

"Kau selalu memanjakannya!" Ujar Luky kesal pada istrinya itu.

"Sayang, jika kau keras padanya, dia juga akan semakin keras! Aku mohon jangan bertengkar lagi dengan putra kita. Dia satu-satunya harapan kita." Kata Lita memohon pada suaminya.

Luky yang tak bisa melihat air mata wanita yang sangat ia cintai selama ini hanya bisa menghela nafas dan berusaha untuk membuang segala emosi yang awalnya sangat berkecamuk di dalam hatinya.

Geof yang sudah meninggalkan ruang makan terlebih dahulu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari rumah untuk mencari ketenangan. Ia pergi ke beskem tempat biasanya ia bersenang-senang dengan sahabat-sahabatnya.

Tiba disana ia tak menjumpai satupun sahabatnya, hanya ada dirinya sendiri. Geof duduk di sofa dan menyalakan televisi yang berukuran cukup besar. Hampir dua jam ia duduk menonton acara di televisi sambil minum minuman bersoda dan makan cemilan. Tak lama kemudian Kenzo datang bersama dengan Syeril.

"Apa kau sudah lama disini?" Tanya Kenzo pada Geof.

"Lumayan!" Sahut Geof.

"Kalian hanya berdua saja?" Tanya Geof pada Kenzo dan Syeril.

"Iya." Sahut Kenzo.

"Kalian selalu berdua! Apa jangan-jangan kalian menjalin suatu hubungan? Hehehehe." Tanya Geof pada Kenzo dan Syeril.

Kenzo dan Syeril saling tatap, namun tak lama mereka saling memalingkan wajanya.

"Mana mungkin aku menyukai pria gila seperti dia!" Ujar Syeril mengatakan Kenzo pria gila.

"Hei, kau pikir aku menyukaimu, hah?" Teriak Kenzo kesal pada Syeril.

"Tentu saja, aku ini wanita cantik!" Sahut Syeril.

"Apa? Wanita yang cantik kau bilang? Huh, mendapatkan hati kak Azlan saja kau tidak mampu malah mengaku dirimu cantik." Ujar Kenzo.

"Hei, Aku ini wanita yang cantik hanya saja kak Azlan belum menyadarinya." Balas Syeril.

Geof bergeleng kepala melihat kedua sahabatnya itu saling berteriak tak jelas.

"Sudahlah! Aku berani jamin suatu saat kalian akan saling jatuh cinta dan menikah." Kata Geof.

"Huh, tidak mungkin!" Seru keduanya.

"So sweet! Pasangan yang kompak." Ucap Geof menatap Kenzo dan Syeril yang saling memalingkan wajahnya.

Kenzo dan Syeril terus saja bertengkar dengan perkara yang kecil dan Geof selalu menjadi penengah atau bahkan dia malah menjadi orang yang menghasut keduanya agar terus bertengkar. Geof tertawa girang saat ia berhasil membuat Kenzo dan Syeril bertengkar bagaikan anjing dan kucing.

 

Malam hari Lita melihat Geof sudah rapi dengan setelan kemeja di badannya.

"Kau mau kemana?" Tanya Lita pada Geof.

"Mau pergi bersama teman-teman." Sahut Geof.

"Geof, mama mohon kau jangan membuat papamu kesal lagi." Ucap Lita pada putranya itu.

"Ma, jangan mulai lagi! Aku pergi dulu ya." Kata Geof sembari mencium pipi Lita.

Lita menghela nafas melihat kepergian putranya yang selalu menghabiskan waktunya bersenang-senang di luar.

Geof menyalakan mobil mewahnya dan bergegas pergi untuk mencari hiburan malam di bar. Disana ia sudah di tunggu oleh beberapa sahabatnya yaitu Boy dan Kenzo.

"Sepertinya malam ini agak sunyi, ya." Kata Geof melihat suasana bar yang tidak banyak wanita cantik.

"Otakmu hanya wanita saja!" Ujar Boy.

"Jangan munafik! Kau juga sering melakukan itu dengan banyak wanita, bukan?" Sahut Geof pada Boy.

"Aku melakukannya hanya dengan kekasihku, tidak seperti kau melakukan dengan wanita-wanita yang tidak jelas." Balas Boy.

"Hei, apa bedanya kau dan dia? Kau melakukannya dengan kekasihmu, tetapi kekasihmu lebih dari satu!" Ujar Kenzo menyerang Boy.

"Hehehe. Ternyata aku begitu beruntung." Sahut Boy cengengesan.

"Huh, dasar!" Ujar Geof.

"Dimana Azlan?" Tanya Geof.

"Sedang menjaga adik-adiknya." Sahut Kenzo.

Mendengar jawaban dari Kenzo membuat Geof dan juga Boy tertawa terbahak-bahak. Mereka tau kalau Azlan memang sangat frustasi karena memegang tanggung jawab yang besar untuk menjaga 11 adik-adiknya. Saat mereka sedang tertawa muncul lah seorang wanita cantik dengan pakaian minim. Wanita itu bernama Prita. Dia adalah salah satu teman kencan Geof yang paling sering Geof bawa pulang ke apartemennya untuk menghabiskan malam disana.

"Kemarilah, Sayang." Kata Geof menarik tubuh Prita untuk duduk di atas pangkuannya.

"Geof, aku sangat merindukanmu." Ucap Prita dengan suara yang menggoda.

"Apa kau ingin aku bawa ke apartemenku?" Bisik Geof.

"Tentu sayang." Jawab Prita.

Boy dan Kenzo hanya duduk santai menikmati suasana di bar itu tanpa mau mengusik kesenangan Geof yang suka bergonta-ganti pasangan. Geof yang sudah tidak sabar untuk menikmati lekuk tubuh Prita, langsung pamit kepada kedua sahabatnya itu untuk pergi ke apartemennya. Geof dan Prita jalan sambil berangkul mesra layaknya pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta. Saat berjalan di area parkir, tiba-tiba Geof di hampiri oleh seorang wanita yang pernah hadir di dalam hidupnya, yaitu Alya. Alya pulang ke Indonesia untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit dan ia sekalian berniat menemui Geof untuk membicarakan masalah yang ada di hubungan mereka beberapa tahun silam.

"Geof." Panggil Alya.

Geof menoleh dan terkejut melihat Alya berdiri di hadapannya.

"Geof, aku ingin membicarakan masalah kita yang dulu. Aku mohon dengarkan penjelasanku." Kata Alya memegang tangan Geof.

Geof menepis tangan Alya dengan kasar. Lalu Alya melirik Prita yang merangkul lengan Geof.

"Geof, siapa wanita ini?" Tanya Alya sambil menatap Prita.

Geof hanya diam saja bahkan ia tak mau menatap Alya yang berdiri tepat di hadapannya.

"Siapa dia? Apa kau mengenalnya?" Tanya Prita pada Geof sambil membalas tatapan Alya.

"Bukan siapa-siapa! Aku bahkan tidak mengenalnya." Jawab Geof seraya merangkul pinggang Prita semakin erat.

Alya melebarkan matanya saat melihat tangan Geof merangkul pinggang wanita yang lebih cantik dan sexy melebihi dirinya.

"Ayo kita pergi dari sini!" Kata Geof pada Prita.

"Baiklah, sayang!" Sahut Prita mengelus wajah Geof dengan mesra di hadapan Alya.

Geof dan Prita pergi begitu saja meninggalkan Alya yang masih mematung menatap kepergian mereka berdua. Hati Alya terasa sakit melihat perubahan Geof yang sama sekali tidak pernah terbayang olehnya.

"Apa kau tau, Geof? Setelah aku tiba disini, aku mencarimu kemana-mana agar aku bisa bertemu denganmu. Tapi aku tak menyangka melihatmu berubah seperti ini. Aku tau ini semua karena kesalahan dulu. Aku minta maaf, Geof." Ucap Alya dalam hatinya menahan kepedihan karena merasa bersalah.

Saat di Amerika, Alya sudah banyak mendengar cerita tentang perubahan Geof dari teman-temannya. Awalnya ia tidak percaya dengan berita jelek yang ia dengar mengenai perubahan Geof, namun pada akhirnya malam itu Alya melihatnya langsung bagaimana sikap Geof yang tak mengaku mengenal dirinya bahkan sengaja bermesraan dengan wanita lain di hadapannya. Setelah malam itu Alya berjanji pada dirinya untuk tidak mengganggu kehidupan Geof lagi. Alya memutuskan untuk menetap di Amerika selama-lamanya.

Tiba di apartemen miliknya, Geof menghabiskan malam dengan wanita yang tak memiliki status apapun dengannya. Ia duduk bersandar sambil menikmati sebatang rokok yang terselip di jari tanganya. Prita yang duduk di samping Geof masih bergelayut manja padanya. Prita mengingat sikap Geof yang begitu kasar terhadap Alya saat di area parkiran mobil di bar tadi.

"Sepertinya kau sangat tersakiti dengan wanita yang tadi." Kata Prita pada Geof.

"Jangan bicara tentangnya!" Ujar Geof yang benci mendengar cerita tentang Alya.

"Kenapa? Apa kau masih mencintai wanita itu?" Tanya Prita asal menebak.

"Tau apa kau tentang kehidupanku, hah?" Kata Geof menatap Prita dingin.

"Jangan kesal padaku. Aku hanya ingin kau tidak memendamnya saja." Sahut Prita mencoba untuk merayu Geof.

Geof bangkit dari ranjang tidurnya dan mengambil segepok uang dari dalam dompetnya.

"Pergi dari sini!" Ujar Geof sembari melemparkan uang tersebut pada Prita.

Prita sedikit kesal dengan perlakuan Geof padanya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena statusnya yang tidak jelas bagi kehidupan Geof. Prita mengambil uang itu dan memakai pakaiannya lalu pergi keluar dari apartemen milik Geof. Geof duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya dengan keras.

"Brengsek!" Teriak Geof sambil melemparkan sebuah gelas ke lantai.

"Kenapa dia harus menunjukkan wajahnya lagi di hadapanku? Selama ini aku sudah berusaha untuk melupakan dia!" Gumam Geof yang kesal karena bertemu dengan Alya lagi.

Malam itu Geof memutuskan untuk menginap di apartemennya. Ia tidak mau kembali kerumah orang tuanya karena dia ingin menenangkan diri.

Beberapa hari kemudian, Lita menghabiskan waktunya untuk berbelanja di mall. Ia berjalan-jalan melihat segala sesuatu yang dapat menyenangkan hatinya. Saat ia sedang memilih pakaian yang akan dia beli, Alya menghampirinya.

"Tante, apa kabar?" Sapa Alya pada Lita.

Lita menatap kesal pada Alya. Ia tau kalau Alya lah yang menjadi penyebab perubahan Geof selama ini.

"Apa kau tidak puas dengan apa yang kau lakukan pada putraku?" Ujar Lita marah pada Alya.

"Tante, aku akui aku memang salah. Maafkan aku tante!" Ucap Alya.

"Maafmu tidak akan bisa merubah keadaan putraku yang sekarang!" Sahut Lita yang juga kecewa pada Alya.

"Apa salah putraku padamu sehingga kau mengkhianatinya? Putraku selalu menganggap dirimu yang nomor satu, tapi kau tega mengkhianati cintanya! Aku dan suamiku cukup baik padamu dan juga keluargamu. Suamiku selalu membantu ayahmu jika ia memerlukan bantuan di perusahaannya. Tapi aku tak menyangka kau mengkhianati kami seperti ini, Alya!" Ujar Lita yang mengeluarkan semua uneg-uneg nya pada Alya.

"Tante, maafkan aku." Ucap Alya.

"Jangan pernah muncul lagi di kehidupan putraku! Apa kau mengerti?" Kata Lita.

"Baiklah, tante." Sahut Alya.

Lita pergi meninggalkan Alya yang telah menyesali perbuatannya. Alya memang sudah bertekad untuk tidak pernah mengganggu kehidupan Geof lagi. Ia merasa bersalah karena telah membuat Geof terluka dan menjadi pribadi yang tidak karuan seperti sekarang.

"Setelah aku kembali ke Amerika, aku tidak akan pernah mengganggu kehidupan Geof lagi." Ucap Alya dalam hatinya.

 

 

*****

Setahun kemudian Geof yang sudah mendapatkan gelar sarjana di paksa oleh Luky untuk bergabung di perusahan. Dengan berat hati Geof pun mengikuti keinginan Luky, namun ia menolak untuk menjadi CEO menggantikan posisi Luky. Di ruangan yang perabotan serta alat yang baru Geof duduk di kursi berhadapan dengan meja yang di atasnya tampak tertulis Wakil Direktur. Geof tersenyum melihat tulisan yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wakil direktur.

"Yang benar saja! Aku baru saja lulus dan di angkat menjadi wakil direktur. Bisa hancur perusahaan ini jika aku benar-benar menjadi wakil direkturnya." Gumam Geof duduk santai diruang kerjanya.

Tak lama kemudian Luky masuk menemui putranya itu.

"Bagaimana? Apa kau suka dengan jabatan yang aku berikan?" Tanya Luky pada Geof.

"Apa papa ingin bangkrut dalam sekejap? Aku ini baru saja lulus sarjana, mana bisa aku menjadi wakil direktur." Ujar Geof.

"Maka dari itu kau harus pelajari semuanya disini." Sahut Luky.

Geof melirik wanita cantik yang baru saja melintas di depan ruangannya. Luky tau anaknya sedang melirik sekretaris cantik yang ada di kantor tersebut.

"Pa, apa disini banyak wanita cantik?" Tanya Geof pada Luky.

"Hei, aku menyuruhmu bekerja disini untuk membantuku bukan untuk mengejar wanita-wanita cantik!" Teriak Luky kesal pada anaknya.

"Hehehe, wanita cantik itu perlu." Kata Geof.

"Diam!" Bentak Luky yang membuat Geof langsung terdiam.

Geof celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Kenapa?" Tanya Luky.

"Dimana sekretarisku? Tentunya aku juga memiliki sekretaris kan." Tanya Geof pada Luky.

"Sebentar aku akan panggilkan sekretarismu." Kata Luky sambil menekan tombol pada telepon yang ada di atas meja kerja Geof.

"Sekretaris Amel! Datanglah keruangan wakil direktur yang baru." Ucap Luky pada gagang telepon yang ia tempelkan di telinganya.

"Hehehe, namanya Amel! Pasti dia sangat cantik." Gumam Geof antusias.

Luky terkekeh jahat saat melihat putranya yang sangat antusias untuk bertemu dengan sekretarisnya. Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar. Luky pun menyeru untuk mempersilahkan sekretaris itu masuk. Masuklah wanita yang berparas biasa saja dengan tubuh yang sedikit melar dan hidung yang pesek.

"Bapak panggil saya?" Kata Amel pada Luky.

"Iya." Sahut Luky.

"Siapa wanita gendut ini, Pa?" Tanya Geof pada Luky.

"Dia adalah sekretaris Amel! Sekretaris yang akan membantumu melakukan pekerjaan sebagai wakil direktur." Jawba Luky dengan wajah yang sangat puas mengerjai putranya.

Geof sangat kaget saat mendengar kalau wanita gendut itu adalah sekretarisnya. Harapan hilang melayang begitu saja. Lamunan memiliki sekretaris yang cantik pun sirna.

"Senang bekerja sama dengan bapak wakil direktur." Ucap Amel memberi hormat pada Geof.

Luky tersenyum puas sedangkan Geof frustasi duduk di ruang kerjanya.

"Pergilah! Kembali keruanganmu, sana." Ujar Geof mengusir sekretarisnya itu.

Geof menatap Luky yang sedang menahan tawanya.

"Huh, menyebalkan!" Gumam Geof sewot pada Luky.

Luky keluar dari ruangan putranya itu sambil tertawa lepas, sedangkan Geof terus saja berdecak kesal karena memiliki sekretaris yang jelek dan gendut.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kapan geof tobatnya

2021-10-17

0

Rahasia

Rahasia

ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-04-24

0

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Tuh...nikmati sekretaris yg seksi n cantik dlm khayalanmu saja Geof

2021-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!