Chap _2.

Lia melangkah pergi meninggalkan Kai, Lia berjalan sembari menoleh ke belakang, entah apa yang ada di pikirannya sehingga dia berharap Kai pun menoleh ke arahnya.

"Non, ayo kita pulang," ucap Pak James memecah lamunan Lia.

"Baiklah." Lia pun masuk kedalam mobilnya dan masih dengan pikirannya yang di penuhi oleh cowok itu. Pertemuan itu membuat perasaan Lia menjadi tidak tentu, bayangan Kai yang selalu menghantuinya.

Di perjalanan, Lia di ikuti oleh seseorang. Lia merasa sangat takut, Lia panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Lia menoleh terus menerus kebelakang, pak James langsung melajukan mobilnya.

"Pak, kita bisa lebih cepat?" tanya Lia gemetaran. Laki-laki itu semakin mendekati mobil Lia, Lia merasa sangat takut.

"Berhenti!" Laki-laki bertopeng itu menghentikan mobil Lia dengan sengaja. Lia mau lari tapi dia takut untuk keluar mobil, Lia bingung sekarang harus apa, laki-laki itu menyerang Pak James dengan belati.

"Pak James!" teriak Lia, Lia kemudian berlari pergi dari laki-laki itu. Lia tidak sadar ada motor melaju ke arahanya, sehingga motor itu harus berhenti secara mendadak.

Ciiiittt ....!!!

Motor itu berhenti tepat di depan Lia. Saat laki-laki itu membuka helmnya, ternyata dia adalah Kai cowok yang di taksir Lia. Lia langsung memeluk Kai dan berlindung di belakang Kai. Kai hanya terdiam dan mereka tiba-tiba pergi begitu saja.

"Terima kasih, kamu sudah membantuku untuk yang kedua kalinya." Lia menatap lekat wajah Kai.

"Yah, aku sudah katakan tadi bukan? tidak akan ada orang yang selalu lewat didekatmu dengan sengaja, jadi kamu harus jaga diri baik-baik." Kai memakai kembali helm yang dilepasnya tadi.

Lia terdiam, saat Kai akan mengendarai motornya Lia menghentikan nya dan menanyakan siapa namanya. Karena Lia tidak mengenal laki-laki yang sudah dua kali menolongnya itu meskipun mereka satu kelas.

"Hai, tunggu! namaku Lia." Lia mengulurkan tangannya tanpa ragu.

"Kai Affandi, panggil saja Kai." Kai tersenyum sambil memegang tangan Lia.

Kai, kemudian mengendarai motornya dan Lia pulang kerumahnya bersama pak James. Pak James yang terkena belati tidak cukup parah hanya tangan nya saja yang tergores.

Sesampainya dirumah Lia terkejut mendapati Kai diruang tamu bersama kakeknya. Lia menghampiri Kai dan kakeknya yang sedang berbincang-bincang cukup serius.

"Kakek!"

"Ah, Lia kamu sudah pulang?"

"Kakek kenal Kai?"

"Ya, dia cucu dari teman kakek. Sementara ini dia akan tinggal disini, sekalian kakek suruh dia menjaga kamu."

Lia tersenyum, seakan tidak percaya kalau Kai akan tinggal satu atap dengan nya. Kai hanya duduk dan terdiam mendengarkan percakapan Lia dan kakeknya. Lia menatap kearah Kai dan tersenyum, Kai membalas senyuman Lia.

"Bi, antar Kai kedalam kamarnya," ucap kakek Lia.

"Baik tuan." Bi Inah pun mengantarkan Kai kekamar yang sudah disediakan.

Kai membereskan baju-bajunya kedalam lemari, dan membersihkan kamarnya. Sesaat Kai terkejut karena Lia ada didalam kamarnya.

"Lia," ucap Kai yang tidak sadar kalau Lia ada didalam kamarnya.

"Kai, apakah ada yang bisa aku bantu?" tanya Lia sambil mendekati Kai.

Tingkah Kai mulai aneh, matanya memerah, seluruh tubuhnya menjadi dingin. Kai tidak kuasa menahan dirinya, Kemudian dia memutuskan untuk pergi keluar mencari angin. Lia heran melihat tingkah laku Kai yang aneh, akhirnya Lia memutuskan untuk mengikutinya.

'Dia sangat berbeda dari manusia lainnya, aku tidak tahan. Tapi aku harus menjalankan misi ku.' batin Kai yang berlari kehalaman belakang.

'Apa yang terjadi padanya? dia sungguh aneh.' batin Lia yang sedang mengintip Kai dari sebelah rumahnya.

*****

"Kai, bukankah kalian sekolah di sekolah yang sama?" tanya kakek Lia.

"Benar kek," kata Kai, sambil melahap roti selai coklat yang sudah disiapkan di meja makan.

"Kalian berangkat bersama saja, biar Kai bisa jagain Lia," ucap kakek Lia.

"Tapi kek ...." perkataan Lia terpotong.

"Baik kek," jawab Kai.

Selesai sarapan Lia dan Kai pergi bersama. Kai menyetir mobil Lia, dan Lia duduk disamping Kai. Lia melirik kearah Lai yang sedang mengemudi mobilnya, Lia masih berpikir tentang kejadian tadi malam.

"Ada apa? kenapa melihatku seperti itu."

"Tidak, aku hanya heran saja. Tadi malam kamu kenapa menjauh dariku?" tanya Lia.

Kai diam seribu bahasa, dia tidak tau harus berkata apa pada Lia tentang pertanyaan yang membuat dia bingung.

"Kai, kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" Lia merasa kesal karena Kai mengabaikan pertanyaannya.

"Kita sudah sampai, lebih baik kamu segera masuk kelas sebelum terlambat," ucap Kai sambil membuka sabuk pengaman nya.

Lia merasa sangat kesal dan langsung turun dari mobil, Dia berjalan sambil menggerutu pada Kai. Kai memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum masuk kelas.

Tanpa Kai sadari ada seseorang yang sedang mendekati Lia, Kai langsung berlari secepat kilat seperti angin. Lia kaget mendapati Kai sudah disampingnya, karena jarak parkiran mobil dan tempat dia berjalan sangat lah jauh.

"Sejak kapan kamu disini? kamu seperti angin saja." cetus Lia.

"Iya, aku angin yang melindungimu," ucap Kai sambil berjalan disamping Lia.

Lia dan Kai masuk kelas bersamaan jelas saja satu kelas menjadi rame karena cowok tampan itu berjalan bersama Bidadari sekolah. Semua laki-laki iri pada Kai yang baru masuk sudah bisa mendekati Lia.

Kai masih merasakan kehadiran sosok itu mengikuti Lia, tapi tidak berani mendekat karena ada Kai disampingnya. Lia tersenyum senang karena merasa Kai peduli padanya.

*****

"Kai, kamu mau makan siang bersama kami?" tanya tiga wanita sexy yang mengincar Kai.

Mereka adalah Sexy Women ketua dari geng itu adalah Silvia gadis sexy berambut pirang, dan dua teman nya yaitu Nayla dan Chika. Mereka memang terkenal agak brutal sebagai wanita, mereka tidak pernah takut dengan penolakan.

"Tidak, terima kasih," ucap Kai sambil menulis.

"Ayolah, kami sudah berbaik hati mengajakmu anak baru." Silvia menggoda Kai dengan duduk dipangkuannya, Kai yang merasa risih langsung berdiri dan pergi.

Silvia menarik tangan Kai, dan mencium bibjr Kai didepan semua murid dikelasnya. Kai terkejut, tapi sedikit darah yang menetes dibibir Silvia sangat menarik perhatiannya, Kai jadi meneruskan perlakuan Silvia itu.

Lia yang melihat mereka berciuman dengan penuh hasrat yang tinggi, merasa tidak senang dan langsung berlari keluar. Kai tersadar saat Silvia hampir jatuh pingsan, lalu Kai menghentikan ciuman itu.

"Kai, hasratmu terlalu tinggi sehingga membuat bibirku terluka. Tapi, aku menyukainya," ucap Silvia sambil melepaskan tangan Kai.

Kai tidak menyadari kalau Lia marah padanya, yang dipikiran Kai hanyalah bagaimana caranya melatih diri agar tidak terlalu terobsesi pada darah manusia. Sudah lama Kai ingin menghentikan keinginannya itu, tapi tetap saja dia masih ingin merasakan kenikmatan darah manusia. Dan darah Lia yang begitu membuat Kai tergoda ingin merasakannya.

Terpopuler

Comments

Septiana Fy

Septiana Fy

mirip sm sinetron ganteng2 serigala ya 😂

2020-07-11

0

bung89

bung89

bungariba1989@gmail.com
mampir ya..

2020-07-09

1

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"

2020-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!