Rahasia Sang Pemburu Darah
Jam menunjukkan pukul 10:00 malam, seorang gadis cantik berjalan dengan rambut panjangnya yang terurai di terpa hembusan angin yang sangat kencang. Malam yang sunyi senyap, bahkan tidak ada satu mobil pun lewat dijalan yang dilewati gadis itu.
Tapi dari kejauhan terdengar suara keributan antara tiga laki-laki berbadan besar dan gagah yang sedang menghakimi seorang pria paruh baya. Karena sangat penasaran, gadis itu mendekati mereka secara diam-diam. Si gadis cantik pun bersembunyi di balik semak-semak agar tidak ketahuan oleh para laki-laki yang menakutkan itu menurutnya.
"Harus aku akhiri kehidupanmu sekarang juga." Laki-laki itu mengarahkan pistol ke arah pria paruh baya itu, dan dengan satu kali tekan peluru mengenai kepala pria paruh baya itu.
DOR!!!
Suara tembakan itu menggelegar di setiap ujung jalan, karena memang jalanan itu sangat amat sepi. Gadis cantik itu menyaksikan tragedi yang begitu menyeramkan menurutnya, sampai dia tidak bisa melangkahkan kaki satu tapak pun tidak bisa karena sangat gemetaran.
'Sekarang aku harus gimana?' batin gadis cantik itu. Mau tidak mau, gadis itu diam-diam berjalan dengan kaki yang gemetaran, karena takut ketahuan oleh tiga laki-laki itu. Tapi naas, gadis itu ketahuan oleh mereka dan akhirnya mereka mengejar gadis itu sampai kedalam hutan.
"Kemana gadis itu? kita harus menemukan nya dan segera melenyapkan nya. Kita tidak bisa ambil resiko dengan membiarkan dia hidup," kata salah satu laki-laki berbadan besar itu. Mereka lalu berpencar mencari gadis itu.
'Selamat, aku harus cepat-cepat pulang.' Gadis itu berlari dengan napas yang sudah terengah-engah, dada nya sudah terasa sesak dan akhirnya gadis cantik itu pun jatuh pingsan.
*****
Pagi hari yang cerah, gadis cantik itu bangun dengan sangat terkejut, karena tiba-tiba dia sudah ada dirumahnya.
"Kakek! ... kakek!." teriak Gadis itu.
"Lia, kamu sudah bangun?" Kakek Lee menyapa Lia yang baru saja bangun.
Namanya Rosalia Aviesta, gadis berambut panjang yang memiliki lesung dipipinya, matanya yang coklat, bulu matanya yang lentik, dan bibirnya yang begitu indah. Dia cucu dari Lee Wang, pemilik perusahaan terbesar di jakarta.
"Kakek, siapa yang mengantarku pulang? bukan kah tadi malam ...." ucapan Lia terhenti saat Kakek Lee menjawab pertanyaannya.
"Iya, tadi malam memang kamu pingsan dan seorang laki-laki mengantarmu kesini?" jelas Kakek Lee.
Lia terdiam sejenak mengingat kejadian tadi malam yang dia saksikan. Lia masih sangat takut untuk mengutarakannya dengan kata-kata apa yang sudah dia lihat tadi malam.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Lia sambil menatap tajam ke arah kakeknya.
"Entahlah, laki-laki itu tidak menyebutkan namanya, Dia hanya bilang kalau dia temanmu," ucap Kakek Lee.
Lia bingung, karena takut jika yang mengantarnya adalah komplotan para pembunuh tadi malam. Kemudian Lia kembali masuk kedalam kamarnya, dan bersiap-siap pergi sekolah.
'Tidak mungkin kalau mereka yang mengantarku! Kalau mereka yang menemukanku, bukan kah seharusnya aku sudah mati.' batin Lia.
Selesai berkemas Lia langsung berangkat ke sekolahnya, Lia di antar supir pribadinya yaitu pak James, dia adalah supir kakeknya yang sangat setia. Pak James sudah lama bekerja dengan kakek Lia sejak Lia kecil, tentunya pak James sangatlah menyayangi Lia seperti anaknya sendiri.
"Pagi pak," ucap Lia.
"Pagi Putrie cantik," jawab pak James.
Pak James langsung mengantar Lia ke sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Lia langsung disambut oleh kedua sahabatnya namanya Rana dan Rani.
Rana dan Rani langsung menyambut Lia di depan gerbang sekolah, Lia turun dari mobilnya dan berlari ke arah mereka. Lia sangat bahagia bisa bertemu dengan dua sahabatnya itu, karena memang sudah lama tidak bertemu di sebabkan liburan sekolah yang sangat lama.
"Lia, kamu tau nggak hari ini katanya kita kedatangan murid baru," ucap Rana yang begitu centil.
"Ya, aku tahu tapi aku memang nggak mau tahu," ucap Lia cuek. Lia memang dikenal sebagai cewek cantik dan cuek disekolahnya, karena itu cowok-cowok di sekolahnya pada ragu mendekatinya, jelas alasan nya cuma satu, yaitu takut di tolak atau tidak di hiraukan.
"Lia ih, bisa nggak kamu baik gitu sama cowok, nggak usah cuek bebek gitu," kata Rani. Rani kadang iri dan kesal pada Lia yang selalu di dekati cowok tapi Lia menolaknya.
Teng ...
Teng ...
Teng ...
Lonceng sekolah akhirnya berbunyi, Lia, Rana dan Rani bergegas masuk kedalam kelas. Ibu Ida guru biologi masuk kedalam kelas, dan memperkenalkan murid baru.
"Silahkan masuk," kata Bu Ida.
Benar saja, semua mata menatap kagum pada sosok cowok tampan, gagah, matanya biru, dengan potongan rambut yang cool, bibir tipisnya yang begitu menggoda, masuk kedalam kelas mereka.
"Hai, perkenalkan namaku Kai Affandi, kalian bisa memanggilku Kai saja," kata Kai sambil tersenyum.
"Baiklah Kai, kamu boleh duduk sekarang disamping Lia ya," ucap Bu Ida.
Lia yang cuek tidak terlalu menanggapi siapa pun yang duduk di sebelahnya, cowok itu menatap Lia dan menyapa nya, tapi Lia tidak menghiraukan nya.
Pelajaran sudah selesai, jam istirahat Rana dan Rani mengajak Lia ke kantin, tapi Lia menolaknya. Rana dan Rani pergi ke kantin tanpa Lia.
Lia melirik Kai yang sedang tidur di bangku, Lia menatap wajah Kai yang polos, tampan dan seperti tidak ada beban sama sekali saat dia tidur. Tiba-tiba mata Kai yang biru dan indah itu terbuka melihat Lia yang menatapnya sedari tadi, Lia langsung salah tingkah dan memalingkan wajahnya.
"Kenapa? apa ada yang salah dengan wajahku sehingga kamu menatapku?" tanya Kai dengab nada heran.
"Tidak! aku tidak menatapmu." Lia langsung memalingkan wajahnya menatap ke arah jendela.
"Kamu cantik, tapi sayang, kamu tidak punya hati." Kai kemudian berlalu pergi.
Lia terdiam mendengar perkataan yang menyakitkan dari Kai. Entah kenapa, Lia merasa ada yang berbeda pada diri Kai, Lia merasa nyaman didekat Kai, meskipun mereka baru bertemu.
Pulang sekolah Lia berjalan sendirian karena Rana dan Rani sudah pulang bersama kekasih mereka. Lia berjalan tanpa melihat apa yang ada di depannya sehingga Lia hampir terjatuh karena tersandung.
"Hati-hati, karena tidak akan ada orang yang selalu lewat didekatmu," kata Kai sambil memegang tangan Lia yang hampir terjatuh.
Rambut Lia tertiup angin dan mengenai wajah Kai, Lia langsung berbalik ke arah Kai. Kai menatap Lia dengan tatapan kagum akan kecantikan yang di miliki bidadari itu.
"Terima kasih," ucap Lia sambil berlalu pergi.
Kai masih menatap rambut panjang yang tergerai itu dari arah belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Armalik King
je2k
2021-07-22
1
wasuke
oye
2021-07-22
1
Muma
menarik thor
2020-07-10
0