Ketulusan Cinta Mentari

Ketulusan Cinta Mentari

Bab 1. Kondisi Ruang Kantor Perusahaan

Setiap pagi Mentari bangun lebih pagi dari pada yang lain. Kebiasaan setiap pagi melihat matahari yang baru terbit. Setiap pagi pula ia sarapan bersama Ayah dan Bunda.

"Pagi Sayang." Sapa Ayah dan Bundanya.

"Pagi juga Yah, Bun". Balas Mentari.

"Cerah sekali wajah mu pagi ini, lebih cerah dari biasanya." Kata Bunda.

"Tidak biasa saja." Jawab Tari.

Mereka sarapan bersama tanpa ada suara, hanya suara sendok dan garpu yang saling beradu yang terdengar begitu nyaring. Selesai sarapan Ayah segera berpamitan pergi ke kantor, tanpa lupa mencium kening sang Bunda dan anak perempuannya itu.

Perjalanan ke kantor pagi ini tidak begitu macet. Tuan Richat memang selalu pergi ke kantor lebih pagi dari pada jam kantor mulai aktivitasnya.

Tuan Richat selalu menghargai waktunya setiap hari. Bagaimana Dia tidak sukses setiap hari saja orang masih berada di dalam selimut laki-laki paruh baya itu sudah berkutat dengan berbagai macam pekerjaan.

Perjuangan yang dilaluinya tidaklah mudah hingga sangat sukses. Dia bahkan menjadi orang paling kaya sedunia.

Sopir Tuan Richat segera mengemudikan mobilnya di tempat parkir khusus Presiden Direktur. Dia membuka pintu mobil untuk Tuannya dengan perlahan.

Tuan Richat segera turun dan melangkahkan kakinya masuk menuju lift khusus Presiden Direktur. Belum banyak karyawan yang datang pada jam-jam pagi saat laki-laki paruh baya itu tiba.

Thing

Suara pintu lift pun terbuka dan tidak ada satu pun yang menaiki lift itu. Mereka tidak ada yang berani menaiki lift itu karena itu khusus untuk petinggi perusahaan.

Tuan Richat memiliki beberapa sekretaris handal dan dapat dipercaya. Dia meminta salah satu sekretarisnya memberikan laporan tentang perkembangan perusahaan di negara A setelah masuk dalam ruang kantornya.

Seorang Sekretaris yang cukup cantik masuk dalam ruang kantor yang sangat luas dan nyaman. Fasilitas dalam ruangan itu juga sangat lengkap dan mendukung semua bidang pekerjaan tanpa terkecuali.

Thut

Suara interkom yang menghubungkan antara dalam ruang kantor dengan ruang sekretaris berbunyi. Tuan Richat memanggil salah satu sekretarisnya.

"Antarkan saya laporan perkembangan semua Perusahaan di Negara A." Perintah Tuan Richat pada salah satu sekretarisnya setelah duduk di kursi kebesarannya.

"Segera saya antar Tuan." Jawab Sang Sekretaris sopan.

Tak

Tak

Tak

Suara high hills terdengar dengan jelas mendekati sebuah ruang kantor yang sangat besar. Tidak butuh waktu lama Sekretaris itu sampai kemudian membuka pintu ruang kerja yang sangat besar itu.

Sekretaris itu tidak perlu mengetuk pintu terlebih dahulu. Di pintu sudah ada alat untuk mendeteksi kedatangan seseorang yang akan masuk ke dalam ruang kantor milik Tuan Richat.

Alat itu hanya dipasang pada satu ruangan milik Tuan Richat saja. Hal itu hanya diketahui oleh beberapa orang saja.

Sekretaris itu sudah bekerja disana cukup lama sehingga tahu bagaimana harus bersikap pada atasannya itu. Dia pun bergegas mengambil laporan tersebut dan menyerahkannya pada Tuan Richat.

Semua sekretaris yang bekerja di sana cara kerja mereka sudah tidak perlu diragukan lagi. Mereka sangat bisa dipercaya dalam segala hal sehingga mereka juga mendapatkan gaji yang tidak sedikit.

Sekretaris itu setelah menyerahkan laporannya langsung berpamitan kembali menuju ruangan miliknya. Tidak pernah Tuan Richat bertanya apapun atau meminta pendapat kepada sekretarisnya jika memang tidak begitu penting atau mendesak.

Tuan Richat segera memeriksa dokumen-dokumen yang diberikan oleh sekretarisnya itu. Dia ingin menyelesaikannya laporan-laporan itu dan ingin segera menghubungi sang istri.

"Huuuu." Seorang Pria paruh baya menghembuskan nafas secara kasar setelah menyelesaikan semua pekerjaannya dan sempat diperiksa secara ulang.

"Akhirnya selesai juga." Katanya perlahan.

Semua dokumen-dokumen yang terletak di atas meja dimasukkan dalam laci. Laci itu dikunci dengan rapat, walaupun tidak dikunci tetap saja aman karena ruangan itu hanya bisa dibuka olehnya.

Tuan Richat menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya dengan memejamkan mata. Dia berharap bisa mengurangi rasa lelahnya walaupun hanya sesaat memejamkan mata.

Laki-laki itu selalu melakukan itu saat merasakan lelah hanya sekedar memejamkan mata bukan tidur. Entah mengapa hari ini dia bisa tertidur bahkan sampai bermimpi buruk.

Merasa tidak tenang Tuan Richat mengambil ponselnya dan menghubungi istri tercintanya. Dia ingin melupakan mimpinya baru saja dan mengajak mereka makan di luar.

Sejak sekian lama juga mereka tidak pernah makan bersama di luar walaupun banyak uang. Mungkin karena Dia terlalu lelah dalam bekerja hingga bermimpi buruk.

"Mimpi itu terlihat sangat nyata." Batin Tuan Richat.

"Ya Allah, Ya Rabb lindungilah keluarga ku." Doanya dalam hati.

Tuan Richat datang lebih awal dan hari ini pekerjaannya juga dapat selesai lebih awal. Dia mencari nomor ponsel sang istri kemudian mendeal nomor tersebut.

Tidak butuh waktu lama panggilan tersebut terhubung dan Sang Istri yang sedang bermain dengan sang putri segera mengangkatnya. Sang istri terlihat sangat senang ketika melihat Id pemanggil yang tertera diponselnya.

"Assalamualaikum." Sapa Bunda yang ada di rumah utama.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Ayah yang masih ada di ruang kantornya.

"Bunda sedang apa?" Tanya Ayah.

"Lagi bermain." Jawab Bunda.

"Udah tua gitu masih aja main?" Tanya Ayah.

"Bunda itu hanya boleh main jika sama Ayah." Lanjutnya.

"Memangnya kenapa kalau main sama aku." Tanya Sang Putri yang sedikit mendengar percakapan kedua Pasutri itu.

"Mampus deh aku." Kata Ayah merutuki kecerobohan kata-katanya.

"Jangan sekarang Ayah." Pinta Mentari.

"Aku masih butuh kamu." Lanjutnya.

"Udah Ayah mau bicara sama Bunda." Pinta Ayah.

"Nih Bun, Ayah mau bicara sama Bunda." Kata Mentari sambil menyerahkan ponsel Sang Bunda.

"Bun, makan siang yu' luar." Ajak Sang Suami.

"Baiklah." Jawab Bunda.

"Ya sudah, Bunda dan Tari siap-siap dulu." Kata Ayah.

"Nanti Ayah jemput." Lanjutnya.

"Ok. Bunda tutup telponnya ya." Kata Bunda.

"Wassalamu'alaikum." Salam penutup dari Bunda.

"Wa'alaikumsalam." Balas Ayah.

Kedua pasutri itu sama-sama menutup telponnya dan bersiap untuk pergi makan siang. Mendengar suara kedua orang yang disayangi Tuan Richat sedikit lebih tenang.

Sopir pribadinya yang harus selalu stenby segera bersiap untuk mengantarkan Tuan Richat setelah mendapat perintah darinya melalui panggilan ponsel baru saja. Mobil itu segera menuju lobi untuk menjemput Tuannya yang sangat tampan dan baik.

Tuan Richat biarpun sudah sedikit berumur tetap saja terlihat masih sangat tampan. Banyak karyawannya yang selalu memuji ketampanannya itu, tetapi tidak ada yang berani untuk mendekatinya.

Hanya sekedar mengucapkan salam pasti dijawab dengan dingin itu sudah membuat mereka mundur. Mendekatinya apalagi mereka sudah sadar diri karena berbeda status.

Dia sudah terkenal dingin dan tidak akan memberikan kesempatan pada wanita lain untuk mendekatinya. Sadar wanita yang tak halal baginya hanya akan menghancurkan segalanya.

Terpopuler

Comments

Wikan

Wikan

thor... tanda bacanya dong... biar nampak percakapan...

2021-04-24

0

Caramelatte

Caramelatte

eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪

2021-02-01

1

Bunga Syakila

Bunga Syakila

lagi menyimak aothor

2021-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kondisi Ruang Kantor Perusahaan
2 Bab 2. Dua Bidadari Cantik Berebut Kasih Sayang
3 Bab 3. Nona Jangan Marah-Marah Nanti Lekas Tua
4 Bab 4. Mengalihkan Pembicaraan
5 Bab 5. Tidak Memiliki Teman Bermain dan Bercerita
6 Bab 6. Tersedak Bersamaan
7 Bab 7. Bau Asam Penambah Selera Makan
8 Bab 8. Tidak Berani Marah
9 Bab 9. Begadang di Siang Hari
10 Bab 10. Mau Jadi ABG Lagi
11 Bab 11. Perbincangan Pasutri Dan Drama Korea Takkan Berakhir Putri Kecil
12 Bab 12. Seorang Pemuda Tampan Diangkat Anak
13 Bab 13. Baru Mengenal Tuan Muda
14 Bab 14. Jomblo Happy
15 Bab 15. Jangan-Jangan Tampan Tapi Tidak Laku
16 Bab 16. Ayah Kejam
17 Bab 17. Terserah Abang
18 Bab 18. Cendol Dawet
19 Bab 19. Arti Kencan
20 Bab 20. Guru Dadakan
21 Bab 21. Cobaan Mengerjakan PR Dari Gadis Kecil
22 Bab 22. Meja Keramat
23 Bab 23. Bisikan Hantu Gentayangan
24 Bab 24. Meminta Doa
25 Bab 25. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
26 Bab 26. Biar Aku Semakin Berhasil Membuat Mu Semakin Sakit
27 Bab 27. Program Hamil
28 Bab 28. Makan Tulisan Pesan
29 Bab 29. Waktu Semalam Di Hotel
30 Bab 30. Sebuah Foto
31 Bab 31. Berakhir Dengan Indah
32 Bab 32. Apartemen atau Hotel
33 Bab 33. Mencari Informasi
34 Bab 34. Pingsan
35 Bab 35. Dari Mata Turun Ke Hati
36 Bab 36. Gudang Penculikan
37 Bab 37. Sejarah Seorang Mafia Bertemu Seorang Gadis Kecil
38 Bab 38. Penguntit
39 Bab 39. Sekretaris Baru
40 Bab 40. Apa Aku Sudah Gila
41 Bab 41. Suara Saya Sangat Keras
42 Bab 42. Tawa Yang Sempurna
43 Bab 43. Liontin Yang Hilang
44 Bab 44. Pasti Akan Ketemu
45 Bab 45. Biar Kau Gendut Pipi Mu Tembem
46 Bab 46. Panggil Aku Mas
47 Bab 47. Berprasangka Buruk Terhadap Sebuah Hubungan
48 Bab 48. Semalam Saja Bisa Membuat Mu Langsung Hamil
49 Bab 49. Aku Takut Satu Lift Dengan Mu
50 Bab 50. Maaf Mas, Aku Lupa
51 Bab 51. Pekerjaan Itu Hanya Sebuah Topeng
52 Bab 52. Bicaralah Layaknya Seorang Anak
53 Bab 53. Merasakan Cinta Buta
54 Bab 54. Teringat Sebuah Janji
55 Bab 55. Malas Keluar Kamar
56 Bab 56. Melepas Rindu
57 Bab 57. Begini Nasib Tahanan Istimewa
58 Bab 58. Tidak Ada Tata Krama
59 Bab 59. Mengenang Masa Lalu
60 Bab 60. Sampai Kapanpun Aku Akan Menganggap Mu Seperti Anak Kecil
61 Bab 61. Perawat Baru
62 Bab 62. Pasangan Hidup
63 Bab 63. Seorang Paranormal
64 Bab 64. Menyimpan Seorang Gadis
65 Bab 65. Pening Kepala Barbie
66 Bab 66. Aku Tunggu Penjelasan Mu
67 Bab 67. Tanda di Tubuh
68 Bab 68. Bagaimana Aku Bisa Pergi
69 Bab 69. Lebih Aduhai
70 Bab 70. Emboh Ah
71 Bab 71. Aku Tidak Layak
72 Bab 72. Aku Tidak Tahu Apa Yang Akan Terjadi Dihari Esuk
73 Bab 73. Kecantikan Yang Sempurna
74 Bab 74. Kehebatan Mu Melebihi Ku
75 Bab 75. Kabur ..........
76 Bab 76. Betapa Bodohnya Aku
77 Bab 77. Pijat Plus- Plus
78 Bab 78. Ruwet
79 Bab 79. Detektif Konan
80 Bab 80. Pemeran Utama Wanita
81 Bab 81. Dekorasi Acara Lamaran
82 Bab 82. Menjadi Milik Orang
83 Bab 83. Bulan Madu ke Dua Mencetak Anak ke Dua
84 Bab 84. Ranjang Bergoyang
85 Bab 85. Pak Penghulu
86 Bab 86. Masalah Otak Sahabat Gue
87 Bab 87. Bagaikan Nikotin
88 Bab 88. Hipnotis
89 Bab 89. Sempurna
90 Bab 90. Tunangan Macam Apa Kamu?
91 Bab 91. Dak Dik Duk Der
92 Bab 92. Serasa Diusir
93 Bab 93. Tanda Lahir Di Belahan Dada
94 Bab 94. Memperkosa Mu
95 Bab 95. Udang
96 Bab 96. Ini Badan Atau Kapas
97 Bab 97. Seperti Jambu Mete
98 Bab 98. Kartu Tanpa Batas
99 Bab 99. Senyumannya Membuat Ku Ingin Menggigit Bibirnya
100 Bab 100. Kopi Susu Berbentuk Hati
101 Bab 101. Jangan Lepaskan Pelukan Mu
102 Bab 102. Aku Hanya Tunangan Bukan Istri
103 Bab 103. Bukan Sakit Gigi Tapi Sakit Hati
104 Bab 104. Membuktikan Dengan Memberikan Yang Terbaik Untuk Mu
105 Bab 105. Cinta Membuat Orang Pintar Menjadi Bodoh
106 Bab 106. Ada Iklan Lewat
107 Bab 107. Masa Operator Terus Yang Mengirimi Ku Pesan
108 Bab 108. Senang Akan Kembali
109 Bab 109. Masalah Otak
110 Bab 110. Tidak Ada Yang Akan Menculik Ku
111 Bab 111. Segera Halalkan
112 Bab 113. Kantin Kantor: 85
113 Bab 114. Pingitan: 85-86
114 Bab 115. Pria Lain : 86
115 Bab 116. Pecakapan Hangat Sebelum Hari -H : 86
116 Bab 117. Braaaaaaak
117 Bab 118. Pengantin
118 Bab 119. Cacing Lipat
119 Bab 120. Hari Minggu Yang Membosankan: 87
120 Bab 121. Perdebatan di Taman
121 Bab 122. Kelelahan
122 Bab 123. Tidur ----- Berantakan : 88
123 Bab 124. Menahan Hasrat ~
124 Bab 125. Mengenang
125 Bab 126. Solo Karier
126 Bab 127. Luluran
127 Bab 128. Pengamatan
128 Bab 129. Lamar Aku
129 Bab 130. Malam Pertama
130 Bab 131. Sama-Sama Mata Duitan
131 Bab 132. Kehamilan Yang Diharapkan
132 Bab 133. Masker dan Cuci Tangan
133 Bab 134. Tidak Dihuni dan Teriakan Histeris
134 Bab 135. Ibu Negara Meminta Penjelasan
135 Bab 136. Genggam Erat
136 Bab 137. Konco Turu
137 Bab 138. Gerobak Cinta
138 Bab 139. Terpesona
139 Bab 140. Tak Terduga
140 Bab 141. Kalang Tak Berkabut
141 Bab 142. Bencana
142 Bab 143. Pijatan
143 Bab 144. Ketahuan Bucin
144 Bab 145. Kecelakaan
145 Bab 146. Rasa Khawatir
146 Bab 147. Rumah Sakit
147 Bab 148. Istimewanya Wanita Hamil
148 Bab 149. Kejadian Dalam Lift
149 Bab 150. Mati Konyol
150 Bab 151. Kebodohan
151 Bab 152. Sabar
152 Bab 153. Rekayasa
153 Bab 154. Rekayasa
154 Bab 155. Kain Bentuk Segitiga
155 Bab 156. Dipotong Terus Kapan Nyusul Nikahnya?
156 Bab 157. Penyusunan Rencana
157 Bab 158. Berkas Jadi Beras
158 Bab 159. Penthol Abang Gondrong
159 Bab 160. Pesanan
160 Bab 161. Gimana Bikinnya?
161 Bab 162. Kuliah Pagi
162 Bab 163. Penasaran
163 Bab 164. Surprise
164 Bab 165. Pinter Begitu-an
165 Bab 166. surprise
166 Bab 167. Talky Walky
167 pemuda itu
168 omes
169 rev
170 Refis
171 salinan
172 Bab 21
173 Bab 22
174 Bab 24. Bab 23
175 Bab 25. Sinta dan mentari tertidur
176 saat menuju hotel
177 ibu dan anak
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Bab 1. Kondisi Ruang Kantor Perusahaan
2
Bab 2. Dua Bidadari Cantik Berebut Kasih Sayang
3
Bab 3. Nona Jangan Marah-Marah Nanti Lekas Tua
4
Bab 4. Mengalihkan Pembicaraan
5
Bab 5. Tidak Memiliki Teman Bermain dan Bercerita
6
Bab 6. Tersedak Bersamaan
7
Bab 7. Bau Asam Penambah Selera Makan
8
Bab 8. Tidak Berani Marah
9
Bab 9. Begadang di Siang Hari
10
Bab 10. Mau Jadi ABG Lagi
11
Bab 11. Perbincangan Pasutri Dan Drama Korea Takkan Berakhir Putri Kecil
12
Bab 12. Seorang Pemuda Tampan Diangkat Anak
13
Bab 13. Baru Mengenal Tuan Muda
14
Bab 14. Jomblo Happy
15
Bab 15. Jangan-Jangan Tampan Tapi Tidak Laku
16
Bab 16. Ayah Kejam
17
Bab 17. Terserah Abang
18
Bab 18. Cendol Dawet
19
Bab 19. Arti Kencan
20
Bab 20. Guru Dadakan
21
Bab 21. Cobaan Mengerjakan PR Dari Gadis Kecil
22
Bab 22. Meja Keramat
23
Bab 23. Bisikan Hantu Gentayangan
24
Bab 24. Meminta Doa
25
Bab 25. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
26
Bab 26. Biar Aku Semakin Berhasil Membuat Mu Semakin Sakit
27
Bab 27. Program Hamil
28
Bab 28. Makan Tulisan Pesan
29
Bab 29. Waktu Semalam Di Hotel
30
Bab 30. Sebuah Foto
31
Bab 31. Berakhir Dengan Indah
32
Bab 32. Apartemen atau Hotel
33
Bab 33. Mencari Informasi
34
Bab 34. Pingsan
35
Bab 35. Dari Mata Turun Ke Hati
36
Bab 36. Gudang Penculikan
37
Bab 37. Sejarah Seorang Mafia Bertemu Seorang Gadis Kecil
38
Bab 38. Penguntit
39
Bab 39. Sekretaris Baru
40
Bab 40. Apa Aku Sudah Gila
41
Bab 41. Suara Saya Sangat Keras
42
Bab 42. Tawa Yang Sempurna
43
Bab 43. Liontin Yang Hilang
44
Bab 44. Pasti Akan Ketemu
45
Bab 45. Biar Kau Gendut Pipi Mu Tembem
46
Bab 46. Panggil Aku Mas
47
Bab 47. Berprasangka Buruk Terhadap Sebuah Hubungan
48
Bab 48. Semalam Saja Bisa Membuat Mu Langsung Hamil
49
Bab 49. Aku Takut Satu Lift Dengan Mu
50
Bab 50. Maaf Mas, Aku Lupa
51
Bab 51. Pekerjaan Itu Hanya Sebuah Topeng
52
Bab 52. Bicaralah Layaknya Seorang Anak
53
Bab 53. Merasakan Cinta Buta
54
Bab 54. Teringat Sebuah Janji
55
Bab 55. Malas Keluar Kamar
56
Bab 56. Melepas Rindu
57
Bab 57. Begini Nasib Tahanan Istimewa
58
Bab 58. Tidak Ada Tata Krama
59
Bab 59. Mengenang Masa Lalu
60
Bab 60. Sampai Kapanpun Aku Akan Menganggap Mu Seperti Anak Kecil
61
Bab 61. Perawat Baru
62
Bab 62. Pasangan Hidup
63
Bab 63. Seorang Paranormal
64
Bab 64. Menyimpan Seorang Gadis
65
Bab 65. Pening Kepala Barbie
66
Bab 66. Aku Tunggu Penjelasan Mu
67
Bab 67. Tanda di Tubuh
68
Bab 68. Bagaimana Aku Bisa Pergi
69
Bab 69. Lebih Aduhai
70
Bab 70. Emboh Ah
71
Bab 71. Aku Tidak Layak
72
Bab 72. Aku Tidak Tahu Apa Yang Akan Terjadi Dihari Esuk
73
Bab 73. Kecantikan Yang Sempurna
74
Bab 74. Kehebatan Mu Melebihi Ku
75
Bab 75. Kabur ..........
76
Bab 76. Betapa Bodohnya Aku
77
Bab 77. Pijat Plus- Plus
78
Bab 78. Ruwet
79
Bab 79. Detektif Konan
80
Bab 80. Pemeran Utama Wanita
81
Bab 81. Dekorasi Acara Lamaran
82
Bab 82. Menjadi Milik Orang
83
Bab 83. Bulan Madu ke Dua Mencetak Anak ke Dua
84
Bab 84. Ranjang Bergoyang
85
Bab 85. Pak Penghulu
86
Bab 86. Masalah Otak Sahabat Gue
87
Bab 87. Bagaikan Nikotin
88
Bab 88. Hipnotis
89
Bab 89. Sempurna
90
Bab 90. Tunangan Macam Apa Kamu?
91
Bab 91. Dak Dik Duk Der
92
Bab 92. Serasa Diusir
93
Bab 93. Tanda Lahir Di Belahan Dada
94
Bab 94. Memperkosa Mu
95
Bab 95. Udang
96
Bab 96. Ini Badan Atau Kapas
97
Bab 97. Seperti Jambu Mete
98
Bab 98. Kartu Tanpa Batas
99
Bab 99. Senyumannya Membuat Ku Ingin Menggigit Bibirnya
100
Bab 100. Kopi Susu Berbentuk Hati
101
Bab 101. Jangan Lepaskan Pelukan Mu
102
Bab 102. Aku Hanya Tunangan Bukan Istri
103
Bab 103. Bukan Sakit Gigi Tapi Sakit Hati
104
Bab 104. Membuktikan Dengan Memberikan Yang Terbaik Untuk Mu
105
Bab 105. Cinta Membuat Orang Pintar Menjadi Bodoh
106
Bab 106. Ada Iklan Lewat
107
Bab 107. Masa Operator Terus Yang Mengirimi Ku Pesan
108
Bab 108. Senang Akan Kembali
109
Bab 109. Masalah Otak
110
Bab 110. Tidak Ada Yang Akan Menculik Ku
111
Bab 111. Segera Halalkan
112
Bab 113. Kantin Kantor: 85
113
Bab 114. Pingitan: 85-86
114
Bab 115. Pria Lain : 86
115
Bab 116. Pecakapan Hangat Sebelum Hari -H : 86
116
Bab 117. Braaaaaaak
117
Bab 118. Pengantin
118
Bab 119. Cacing Lipat
119
Bab 120. Hari Minggu Yang Membosankan: 87
120
Bab 121. Perdebatan di Taman
121
Bab 122. Kelelahan
122
Bab 123. Tidur ----- Berantakan : 88
123
Bab 124. Menahan Hasrat ~
124
Bab 125. Mengenang
125
Bab 126. Solo Karier
126
Bab 127. Luluran
127
Bab 128. Pengamatan
128
Bab 129. Lamar Aku
129
Bab 130. Malam Pertama
130
Bab 131. Sama-Sama Mata Duitan
131
Bab 132. Kehamilan Yang Diharapkan
132
Bab 133. Masker dan Cuci Tangan
133
Bab 134. Tidak Dihuni dan Teriakan Histeris
134
Bab 135. Ibu Negara Meminta Penjelasan
135
Bab 136. Genggam Erat
136
Bab 137. Konco Turu
137
Bab 138. Gerobak Cinta
138
Bab 139. Terpesona
139
Bab 140. Tak Terduga
140
Bab 141. Kalang Tak Berkabut
141
Bab 142. Bencana
142
Bab 143. Pijatan
143
Bab 144. Ketahuan Bucin
144
Bab 145. Kecelakaan
145
Bab 146. Rasa Khawatir
146
Bab 147. Rumah Sakit
147
Bab 148. Istimewanya Wanita Hamil
148
Bab 149. Kejadian Dalam Lift
149
Bab 150. Mati Konyol
150
Bab 151. Kebodohan
151
Bab 152. Sabar
152
Bab 153. Rekayasa
153
Bab 154. Rekayasa
154
Bab 155. Kain Bentuk Segitiga
155
Bab 156. Dipotong Terus Kapan Nyusul Nikahnya?
156
Bab 157. Penyusunan Rencana
157
Bab 158. Berkas Jadi Beras
158
Bab 159. Penthol Abang Gondrong
159
Bab 160. Pesanan
160
Bab 161. Gimana Bikinnya?
161
Bab 162. Kuliah Pagi
162
Bab 163. Penasaran
163
Bab 164. Surprise
164
Bab 165. Pinter Begitu-an
165
Bab 166. surprise
166
Bab 167. Talky Walky
167
pemuda itu
168
omes
169
rev
170
Refis
171
salinan
172
Bab 21
173
Bab 22
174
Bab 24. Bab 23
175
Bab 25. Sinta dan mentari tertidur
176
saat menuju hotel
177
ibu dan anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!