Inseparable

Inseparable

Hari Pertama Masuk Sekolah

Arella Raina Anggara, lebih akrab dipanggil Raina. Dia adalah gadis yang baru lulus SMP dan berumur 16 tahun. Berasal dari Kota Surabaya namun dia memutuskan untuk melanjutkan SMA di Jakarta karena mendapatkan beasiswa disekolah negeri Jakarta. Raina sudah memikirkan matang-matang untuk melanjutkan SMA di Jakarta padahal dia bukan berasal dari keluarga kaya maka dari itu dia harus benar-benar hidup mandiri dan hidup sendiri dikota besar jauh dari keluarga juga kota kelahirannya. Raina merupakan gadis berhijab berwajah cantik yang berkepribadian baik, ceria, murah senyum namun sedikit tomboy.

Drrttt.. drtt.. drtttt

Mendengar getaran yang ada disamping tempat tidurnya Raina langsung meraba kearah ponselnya dengan mata yang masih terpejam, dengan sangat malas dia membuka mata melihat apa yang ada diponselnya. “Astaghfirullah aku kesiangan!” teriaknya lalu langsung berlari untuk mandi, tidak butuh waktu lama Raina sangat terburu-buru memakai seragam putih-putihnya untuk MOS di SMA barunya. Setelah selesai Raina langsung keluar dan tidak lupa mengunci pintu kamarnya, dia berjalan cepat sambil mengecek isi tasnya karena takut ada yang tertinggal.

‘Bughh’

Raina tidak sengaja menabrak ibu paruh baya yang tadi berlawanan arah dengannya, “Maaf bu, saya ngga sengaja.” ucapnyanya sambil membantu ibu itu.

“Ya ampun neng, kenapa buru-buru gitu sih? Lain kali hati-hati ya untung yang ditabrak saya bukan emak-emak rempong yang suka ngomel-ngomel.” ibu tersebut tersenyum sambil bergurau.

“Hehe iya Bu Ina saya udah kesiangan, padahal ini hari pertama saya masuk sekolah. Sekali lagi saya minta maaf ya bu, saya berangkat dulu Assalamu’alaikum.” ucapnya sambil tersenyum lalu mencium tangan Bu Ina.

“Wa’alaikumsalam, Hati-hati dijalan neng.” Ibu Ina tersenyum melihat tingkah Raina.

Raina langsung mencari angkot untuk menuju kesekolahannya, dia merasa gusar melihat jam yang melingkar di tangan kanannya menunjukkan pukul 06.45. Mengingat bahwa dirinya adalah murid penerima beasiswa seharusnya tidak telat dihari pertamanya masuk sekolah.

Karena hari ini hari Senin jalan begitu padat bahkan sempat macet, disela-sela perjalanan Raina melihat seorang nenek yang kesulitan untuk meyeberangi jalan tanpa berpikir panjang dia memutuskan untuk turun dari angkot yang ditumpanginya.

Setelah memberi ongkos pada kenek Raina menghampiri nenek tersebut, “Mari saya bantu meyeberang nek” ucapnya dengan lembut sambil tersenyum.

“Terima kasih ya nak, kamu baik sekali cantik pula semoga allah memberi kemudahan disetiap langkahmu.” ujar nenek seraya tersenyum dan mengusap bahu Raina setelah sampai diseberang jalan.

“Aamiin nek, yaudah nenek hati-hati ya saya pamit Assalamu’alaikum.” ujar Raina sambil tersenyum dan mencium tangan nenek tersebut.

“Wa’alaikumsalam” sahut nenek setelah Raina meninggalkannya.

Raina terus berlari mengejar waktu agar cepat sampai kesekolahannya, padahal tadi saat dia turun dari angkot itu masih setengah perjalanan menuju sekolahnya namun karena melihat seorang nenek kesulitan menyebrang dia lebih memilih turun untuk membantunya.

Dengan nafas terengah Raina sampai didepan sekolah yang sudah tertutup, dia kemudian melirik jam yang melingkar ditangan kanannya yang sudah menunjukkan pukul 07.20.

“Ehm, mbak apakah anda murid sekolah ini?” ujar bapak paruh baya berseragam satpam dari dalam gerbang.

“Iya pak, tapi saya terlambat apakah saya masih boleh masuk ya?” ucap Raina dengan penuh kehati-hatian sambil tersenyum paksa.

“Sebenarnya tidak boleh mbak, tapi saya lihat mbak orang baik pasti ada alasan tersendirikan mengapa bisa telat” satpam sambil membukakan pintu gerbang.

“Silahkan masuk mbak” imbuhnya pada Raina.

“Terima kasih pak, lain kali saya tidak akan telat lagi. Bapak the best deh!” ujar Raina dengan raut wajah yang tadinya lesu berubah menjadi bahagia.

‘Baru kali ini aku melihat ada siswi berhijab’ batin pak satpam saat melihat Raina berlarian masuk ke area sekolah.

Raina berlari menuju lapangan tempat para siswa baru berkumpul untuk MOS, dia langsung bergabung dan menempatkan diri dibarisan paling belakang. ‘Huft aman’ batinnya yang merasa lega, baru saja merasa aman ada suara cowok yang memanggilnya menggunakan pengeras suara.

“Saya kak?” tanya Raina sambil menunjuk dirinya untuk memastikan bahwa dialah yang dipanggil.

“Iya lo yang berjilbab yang baru saja datang dan langsung baris begitu saja tanpa rasa bersalah!” ucap cowok itu dengan tegas.

Yang tadinya tidak ada yang menyadari keberadaan Raina langsung spontan semuanya menoleh kearahnya bagaimana tidak ternyata dia adalah siswi satu-satunya yang memakai jilbab. Dengan percaya diri Raina langsung maju menghampiri cowok yang memanggilnya tadi.

“Kenapa lo langsung masuk barisan? Apa ada yang ngijinin lo buat MOS?” tanya cowok itu dengan nada tegas.

“Maaf kak tadi saya telat, saya pikir boleh langsung mengikuti MOS makanya saya langsung masuk barisan yang paling belakang.” ujar Raina dengan nada santai.

“Harusnya lo nggak ada disini! Nggak malu lo telat dan langsung baris begitu aja?! Jangan-jangan lo anak beasiswa dari luar kota itu ya?!” bentak cowok itu yang terkesan meremehkan.

‘Emangnya kenapa kalo aku anak beasiswa, nih cowok kok nyebelin banget sih, sabar Raina sabar’ batin Raina yang begitu geram dan merasa dipermalukan.

“Saya minta maaf kak” sahut Raina.

Sebenarnya Raina tidak takut hanya saja dia sadar kalau tadi telat jadi harus menerima konsekuensinya.

“Lo atur acara ini dulu, biar cewek ini gue yang urus gue mau beri dia hukuman.” cowok itu berbisik kepada temannya namun masih terdengar oleh Raina.

Setelah temannya mengangguk seakan menyetujui perkataan cowok yang telah mempermalukannya didepan umum, Raina terkejut tangannya ditarik paksa oleh cowok itu entah kemana. Semua orang yang melihat adegan itu langsung teriak histeris, bagaimana tidak cowok yang menariknya itu memiliki wajah tampan, hidung mancung, tubuh ideal, bibir merah alami, alis tebal dan tinggi sekitar 180 cm, Raina saja hanya sebatas dadanya padahal tingginya 165cm.

“Apa-apaan sih kak, Lepas!” Raina mengibaskan tangannya agar terlepas dari genggaman cowok itu, sekilas pergelangan tangannya memerah akibat tarikannnya.

“Berani ya teriak-teriak sama kakak kelas!?” tanyanya pada Raina yang masih memegangi pergelangannya.

“Kenapa? Mentang-mentang kamu kakak kelas apa iya kamu bisa seenaknya sama adik kelas yang baru saja masuk dihari pertamanya?!” sahut Raina dengan nada tingginya.

‘Wuihhh gi*a, baru kali ini ada orang yang berani bentak gue selain kedua sahabat gue’ batin cowok tersebut.

“Heh! Ngapain lo ngegas? Lo salah harus dihukum! Kenapa malah marah-marah?!” ujar cowok itu.

“Iya saya memang salah tapi kan tadi saya sudah minta maaf, saya juga akan menerima hukumannya tapi kenapa harus menjauh dari teman-teman dan kakak menarikku dengan paksa?!” ujar Raina merasa sangat kesal.

Cowok itu tidak menjawab dan kembali menarik Raina sampai akhirnya berhenti dibawah tiang bendera didepan sekolah.

“Sekarang lo berdiri tegap dan hormat kepada bendera sampai gue bilang selesai!” ucap cowok itu dengan tegas, tanpa mengucap sepatah katapun Raina langsung mengikuti perintahnya. Padahal ini masih pagi namun sinar matahari yang begitu panas membuat keringat Raina terus menetes dan mengalir membasahi jilbabnya.

Cowok itu entah kemana meninggalkan Raina begitu saja bahkan sudah hampir satu jam dia berdiri didepan tiang bendera dan sesekali menggerakkan kakinya karena merasa pegal.

Tiba-tiba Raina mendengar bel berbunyi yang menandakan bahwa jam istirahat telah tiba. Banyak orang berlalu lalang melewatinya ada juga yang sambil mengejek namun Raina tidak ambil pusing soal itu, yang ada dipikirannya dimanakah cowok nyebelin yang telah menghukum dan meninggalkannya begitu saja sungguh sangat tidak berperasaan.

Sampai bel masuk berbunyipun cowok itu belum menghampiri Raina padahal harusnya jika jam istirahat dia melaksanakan sholat dhuha dimasjid.

Entah sudah berapa lama Raina berdiri disana, pandangannya mulai terasa kabur dan kepalanya merasa sangat pusing tapi Raina mencoba menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pusingnya bukan rasa pusingnyang hilang malah Raina merasa kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya sehingga terjatuh namun tiba-tiba ada yang menangkapnya dari belakang.

“Eh dek, bangun!” itulah suara yang terdengar samar oleh Raina setelah itu pandangannya hitam lalu pingsan.

Terpopuler

Comments

IG : @ohayou_2d

IG : @ohayou_2d

hi author.. aku mampir😁
semangat ya 🔥🔥
like, komen n bintang 5 ku udah mendarat ya😉

salam dari 👉 Aara Bukan Lara🥰😘
silakan mampir n dipantau karya ku yaa😉

2021-04-08

1

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk ke novelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatangan kalian.

Terima kasih.

2021-01-21

2

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

salam kenal kakak

asisten dadakan hadir😘

mampir juga yuk

semangat selalu💪

2021-01-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!