“Ah iya, Hah? Cewek aneh?” ujar Jonathan saat menyadari bahwa itu Raina.
‘Kalo aja nggak ada orang disini udah aku tonjok nih muka songongnya’ batin Raina dengan kesal.
“Ihh kok kamu gitu sih! Minta maaf yang bener!” ujar Sonya dengan tegas.
“Iya iya maaf” sahut Jonathan. Raina hanya mengangguk lalu berpamitan kepada mereka bertiga dan kembali ke kelas dengan Senja.
***
Beberapa hari kemudian bahwa besok adalah hari pengambilan rapot untuk menerima hasil ujian pada murid. Senja dan Raina memilih menghabiskan waktu diperpustakaan, saat diperjalanan menuju perpustakaan Senja tidak sengaja ditabrak oleh seorang cowok sampai tersungkur dilantai. “Ihh punya mata dipake dong!” teriak Senja pada orang itu.
“Sorry sorry gue buru-buru nggak sengaja.” kata cowok itu sambil membantu Senja berdiri.
Senja mematung saat menyadari bahwa cowok yang menabraknya adalah Verrel, tak disangka pandangan mereka bertemu cukup lama.
“Kak Verrel?” ucap Senja dengan lirih,
“Kak?” imbuhnya sambil menahan Verrel yang hendak pergi.
‘Maaf Nja aku harus menjauh dari kamu, aku belum bisa memaafkan kesalahanku dimasalalu’ batin Verrel saat menatap mata Senja lebih dalam.
Raina hanya bisa terdiam melihat Senja dan Verrel, tanpa sadar air mata Senja lolos begitu saja. Verrel melepaskan tangan Senja dengan lembut lalu meninggalkannya, Senja menatap terus punggung Verrel yang berjalan menjauh darinya.
“Senja? Nggak papa?” Raina memanggilnya dengan hati-hati, Senja langsung menyeka air matanya dan menampakan senyum pada Raina meskipun itu senyum palsu. Mereka melanjutkan jalan ke perpustakaan, Senja langsung bersikap seperti biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa membuat Raina tambah bingung.
Hari pengambilan rapot bagi semua orang tua atau wali murid, Raina meminta tolong kepada Bu Ina untuk menjadi walinya untuk mengambil rapot miliknya. “Makasih ya bu udah mau bantu saya.” ujar Raina pada Bu Ina setelah keluar dari kelas.
“Iya neng nggak papa lagian ibu udah anggap kamu seperti anak sendiri.” balas Bu Ina sambil tersenyum.
“Raina hebat juga ternyata temanku yang bar-bar ini mendapatkan juara satu pararel” ucap Senja yang baru saja datang entah darimana sambil memeluk Raina secara singkat.
“Oh ya? Alhamdulillah” sahut Raina dengan bahagia, lalu Raina pulang bersama Bu Ina. Saat melewati kantor guru Raina terhenti karena mendengar suara yang lumayan tidak asing ditelinganya.
“Rapot kamu sudah diambil oleh papa kamu Verrel.” ucap pak guru pada seorang murid laki-laki yang tak lain adalah Verrel.
“Loh kok bisa pak?” tanya Verrel dengan heran.
“Lah kenapa nggak bisa? Udah udah sana nilai kamu nggak berubah kok” sahut pak guru.
Verrel langsung pamit dan keluar dari kantor guru, “Apa lo liat-liat awas ntar naksir!” ujar Verrel pada Raina saat berada didepan kantor.
“Dihh nggak jelas!” ketus Raina padanya.
“Kenal neng?” tanya Bu Ina, Raina hanya menggeleng lalu pulang bersama Bu Ina.
Sampainya dikost Raina langsung membereskan barang-barangnya yang hendak dibawa ke Surabaya, sebenarnya Raina ingin pulang hari itu juga namun karena kehabisan tiket kereta akhirnya keesokan harinya baru bisa pulang.
Setelah sholat ashar tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya, “Senja?” ucap Raina saat membuka pintu.
“Hehe jalan-jalan yuk besokkan kamu pergi ke Surabaya” ujar Senja yang sudah nyelonong masuk.
Raina langsung berganti pakaian dan pergi bersama Senja ke mall terdekat. “Mau beli apa sih Nja dari tadi muter-muter mulu deh” ujar Raina yang mulai bosan mengikuti Senja.
“Nggak tau nih cuma pengen muter-muter aja.” sahut Senja dengan santai.
Senja akhirnya mengajak Raina ke food court yang ada di mall itu untuk membeli makan dan minum karena mereka berdua termasuk orang yang doyan makan, setelah memesan dan menunggu makanan mereka Raina membuka suara.
“Eh Nja aku tadi liat Kak Verrel di kantor guru loh” ucap Raina dengan santai.
“Oh ya? Dia ngapain disana?” tanya Senja yang langsung heboh.
“Nah itu yang bikin aku heran tadi tuh aku sekilas denger kalo katanya Kak Verrel mau ambil rapot tapi udah diambil papanya eh dianya malah kaget terus bingung gitu” ucap Raina yang ikut bingung, Senja hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Raina.
“Ish kok malah diem sih Nja” ujar Raina sambil menepuk tangan Senja.
“Sebenernya tuh..” ucap Senja terpotong karena makanan yang mereka pesan sudah sampai. Mereka langsung melahap makanan yang ada didepan mereka.
“Kamu tadi mau ngomong apa Nja?” tanya Raina kembali.
“Yang mana aku nggak ngomong apa-apa kok” sahut Senja yang pura-pura lupa.
Selesai makan Senja langsung mengantar Raina ke kostnya, “Hati-hati dijalan ya Ra aku bakalan kangen banget nih kamu tinggal huhuhu” ucap Senja sambil memeluk Raina.
“Lebay deh lagian cuma 10 hari disana, mau ikut apa?” tanya Raina sambil tertawa.
“Enggak deh tapi aku janji kapan-kapan bakal main ke Surabaya.” sahut Senja.
“Yaudah aku pulang ya Assalamu’alaikum” imbuhnya sambil melambaikan tangan.
“Wa’alaikumsalam hati-hati makasih ya.” sahut Raina sambil tersenyum.
***
Keesokan harinya Raina menuju stasiun menaiki ojek online yang sudah dipesannya, setelah menunggu beberapa menit kereta yang akan membawanya ke Surabaya telah tiba dan Raina masuk kedalam kereta itu.
Setelah menempuh waktu selama beberapa jam akhirnya Raina sampai juga ke Surabaya, Raina keluar stasiun dan menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Tiba-tiba ada orang yang merangkulnya dari sisi kiri, dengan sigap Raina langsung menarik tangan tersebut dan menjatuhkan orang itu sampai meringis kesakitan.
“Astghfirullah Mas Alif!?” teriak Raina sambil menutup mulut menggunakan kedua tangannya.
“Dari dulu bar-bar banget sih dek!” ucap Alif yang masih duduk dilantai sambil memegang pinggangnya.
“Hehe maaf mas” Raina membantunya berdiri.
Mereka langsung menuju mobil yang dibawa Alif menuju tempat tinggal mereka. Setelah sampai banyak yang menyambut kedatangan Raina didepan rumah.
Raina langsung turun dari mobil dan berlari menuju wanita paruh baya yang menggunakan jilbab instan,
“Assalamu’alaikum bunda aku kangen sama bunda” ucap Raina sambil memeluk erat bundanya.
“Wa’alaikumsalam sayang” sahut bunda yang tak kalah erat memeluk Raina.
“Mbak Raina kok baru pulang? Mbak apa di Jakarta enak? Mbak apa di Jakarta banyak gedung? Mbak besok ajak aku kesana ya” itu adalah kata-kata random yang diucapkan oleh adik-adik pantinya.
“Udah ayo masuk mbak kalian capek habis perjalanan jauh” ucap Bunda yang menenangkan mereka.
Adik-adik kembali bermain sedangkan bunda dan Raina duduk diruang tamu, “Gimana sekolahnya nak?” tanya bunda dengan lembut.
“Alhamdulillah bun aku kemarin dapat peringkat 1” jawab Raina sambil tersenyum.
Mereka berbincang cukup lama kemudian Alif ikut duduk bergabung, “Bun ajarin anak bunda tuh biar agak kalem dikit” ucap Alif dengan wajah datarnya.
Bunda terlihat bingung dengan ucapan Alif lalu dia menceritakan kejadian tadi pada bundanya.
“Kamu tuh masak sama cewek kalah hahaha” ujar bunda diiringi tawanya.
“Bukan kalah bun tapi ngalah!” sahut Alif yang tidak terima.
“Yang salah kamu mas harusnya tadi tuh salam dulu atau nggak nyapa malah ngagetin!” ucap Raina dengan sengit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat kak💪
asisten dadakan hadir lagi
mampir juga yuk😉
2021-02-04
2
fejuu_
lanjuuut aku suka
2020-11-09
2
you_are_nana1485
boom like and rate 5, semangt kakak💕
2020-10-29
2