TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS
Adelia Samira, 23 tahun, cantik tapi masih agak lugu.
Gadis petugas kebersihan hotel itu berada di lantai 27 Grand Baja Hotel. Sebuah hotel mewah berbintang lima di Jakarta Barat.
Adelia terpana menatap kamar besar yang acak-acakan. Seprai dan selimut kusut tak karuan. Bantal berjatuhan di lantai. Beberapa botol minuman tergeletak tak beraturan di beberapa tempat.
“Cepat beresin.” Supervisor kebersihan dan pelayanan hotel mengingatkan Adelia. “Kamu harus beresin kamar Big Boss Barton serapi mungkin.”
“Bukannya Big Boss hanya sesekali menempati kamar ini? Itu juga kalau dia sedang sempat nengok hotel?”
“Iya. Tapi pacar Big Boss masih akan menempati kamar ini nanti malam. Sudah, beresin!”
“Iya Mas. Saya akan beresin secepatnya.”
Supervisor keluar kamar. Adelia yang ditinggal sendirian segera merapikan kamar itu. Semua sampah diambil dan dibersihkannya. Lantas ia hendak merapikan kasur ukuran besar.
OH. APA ITU?
Adelia bergidik. Tak suka melihat bekas sesuatu yang lengket di selimut dan seprai.
“Hei! Kenapa bengong!” Supervisor kebersihan muncul, melihat Adelia tertegun.
“Ini…. Ada bekas sesuatu yang kental di seprai.…”
“Gak usah disebut. Yang begituan selalu ada kalau Big Boss Barton bermalam disini bersama pacarnya. Kamu tau kan, cewek campuran Indonesia dan Inggris yang sangat cantik itu? Pasti kamu bisa nebak apa yang mereka lakukan.di ranjang. Sudah, cepat beresin!”
“Iya Mas…. Iya…!”
Huhh, rupanya ini sisa aktivitas Big Boss Barton dan pacarnya jika mereka bermalam bersama. Adelia menekan rasa jijiknya. Ia segera mengambil semua seprai, sarung bantal dan selimut yang kotor dan menggantinya dengan yang baru.
Satu jam kemudian Adelia sudah selesai melakukan pekerjaannya di hotel hari itu. Ia sudah mengganti seragam cleaning service hotelnya dengan pakaiannya sehari-hari. Kini Adelia mengenakan baju putih terusan yang cukup rapi dan indah. Baju itu aslinya berharga mahal. Jauh dari jangkauan gaji Adelia sebagai petugas kebersihan hotel. Tapi Adelia mampu membelinya saat diskon 70% di sebuah mall dekat hotel tempatnya bekerja.
Adelia turun melalui lift ke lantai bawah. Terus berjalan ke lorong kecil di samping lift karena nanti harus pulang lewat pintu samping. Karyawan hotel dilarang keluar masuk lewat lobby atau pintu utama, karena bisa mengganggu para orang kaya tamu hotel yang keluar masuk lobby.
Deni Alamsyah, lelaki tampan, 27 tahun, yang masih memakai seragam resepsionis hotel menghampiri Adelia yang hendak pulang.
“Dapat uangnya?” Adelia menatap Deni penuh harap.
“Ini. Tapi aku cuma bisa pinjamin kamu 2 juta. Uangku kemarin diminta Ibuku buat bayar listrik dan beli beras di rumah.”
Adelia kecewa. “Padahal aku perlu 3 juta. Orang tuaku sudah nunggak cicilan kontrakan selama 3 bulan.”
“Mau gimana lagi?” Deni mikir. “Sudah, gini aja. Kamu bawa dulu uang ini. Kasihin ini. Bilang ke pemilik kontrakan Nanti kekurangannya yang 1 juta kamu lunasi kalau aku dapat pinjaman dari teman.”
“Oke.. oke…” Adelia menerima amplop berisi uang yang disodorkan Deni. Amplop segera dimasukkan ke tas kecil yang dibawanya. “Terima kasih banyak kamu sudah bantu aku. Aku harus langsung pulang buat ngasih uang ini ke pemilik kontrakan. Soalnya aku takut Bapak sama ibuku diusir dari kontrakan.”
“Kamu buru-buru amat?” Deni tersenyum menggoda. “Biasanya kan…?”
“Apaan sih?”
“Masa aku, pacarmu, gak dikasih bonus apa-apa? Padahal sudah minjamin kamu duit?!”
“Oh, iya. Lupa.”
MUUAAHHH! Adelia mendekatkan wajahnya ke wajah Deni. Ia memberikan kehangatan ke bibir pemuda itu.
Deni membalas kehangatan itu. Ia tau Adelia sangat menyukainya.
“Sudah ah.” Adelia menjauhkan wajahnya dari wajah Deni.
“Sebentar amat?”
“Aku kan lagi buru-buru, sayang.”
Deni tersenyum ke Adelia. “Oke, oke…. Yang penting aku dapat jatah. Sama pacar sendiri kamu memang gak boleh pelit berbagi kemesraan. Minimal meski sibuk kamu harus sempat….” Deni memberi kode dengan menaruh dua jari tangannya di bibir lalu mendekatkan jari itu ke arah Adelia.
“Iya.. iya…! Aku paham. Tapi sekarang aku mesti pulang. ”
“Iya deh. Tapi sorry banget ini, aku gak bisa nganterin kamu pulang. Soalnya masih ribet kerjaan. Aku disuruh Big Boss Barton diam-diam ngawasin Melody, pacarnya yang nginap disini semalam. Mana si Melody barusan berantem.”
“Melody cewek indo itu? Berantem sama siapa?”
“Ribut sama Bapaknya. Aku juga baru lihat Bapaknya. Orangnya putih kurus. Mukanya kharismatik sih. Kalo gak salah bangsawan bule gitu. Tadi dia baru datang dari Inggris. Terus Melody sama Bapaknya saling marah. Ngeributin apa gak jelas.”
“Waduh.”
“Iya! Melody dipaksa keluar dari hotel ini sama Bapaknya. Mau diajak ke Inggris. Tapi Melody ngotot gak mau!”
“Dengar-dengar Ibu Melody yang orang Jawa sudah meninggal ya?”
“Meninggal udah dua bulan lalu kalo gak salah. Makanya Bapaknya mau bawa dia ke Inggris.”
Tap! Tap! Tap! Tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang berlari. Deni dan Adelia menoleh.
Ternyata seorang gadis cantik muncul. Adelia kenal perempuan itu.
Dialah Melody May, 27 tahun, gadis indo campuran orang Indonesia dan Inggris, pacar Big Boss Barton. Wajah Melody sangat menawan. Khas wajah campuran indonesia dan bule. Posturnya tinggi, kaki jenjang dengan bentuk tubuh yang menggoda mata lelaki. Tak bisa dipungkiri, kecantikan lahiriah Melody sungguh mempesona.
Melody lari. Tapi karena mengenakan high heels alias sepatu tumit tinggi, ia tak bisa buru-buru. Di belakangnya ada seorang lelaki bule mengejar dengan cepat.
HHUUPP! Si lelaki bule berhasil menangkap Melody.
“Hei! Aku tidak izinkan kamu pergi. Aku tidak suka lelaki itu!”
“Tapi, Daddy. Aku…”
“AKU TIDAK SUKA KAMU SAMA DIA! Paham kamu?!”
“Huuhh! Daddy otoriter!”
“Terserah kamu bilang apa! Tapi kamu harus ikut omongan Daddy! Karena Daddy sudah punya calon untukmu di Inggris! Ayo ikut!”
Lelaki bule itu mencekal tangan Melody dengan keras. Melody meronta-ronta mau melepaskan diri.
“Enggak mau!”
Deni dan Adelia terpana melihat ayah dan anak itu bertengkar. Gadis indo yang cantik bertengkar dengan ayahnya yang lelaki bule tulen.
SRRRTT! Melody berhasil melepaskan diri dari cekalan ayahnya. Ia kembali lari, menyusuri lorong samping.
Si Bule mengejar. “Hei! Mau lari kemana kamu?!“
Meski sudah setengah baya, lelaki bule itu sigap dan cekatan. Ia mengejar Melody yang rada susah berlari karena memakai sepatu high heels.
BBUKKK! Melody terjatuh di lantai. Sepatu tingginya memang bikin ribet.
“Nah! Sekarang tidak bisa lagi lari kamu!”
TRAAPP! Melody ditangkap ayahnya!
“Lepasin! Lepasiinn…! Uughh… Kakiku sakit, Daddy!” Melody meringis memegangi kakinya. Tadi ia terjatuh cukup keras. Dan kaki kirinya tiba-tiba sakit sekali.
“No..! No….!! Tidak akan saya lepaskan!”
“Lepasin saya! Saya harus pergi, Daddy!”
“Tidak saya bilang! Kamu tidak boleh pergi menemui lelaki itu! Kamu ikut Daddy ke Inggris…! Ikuuuttt…!!”
Si lelaki bule menarik Melody dengan keras. Karena kakinya masih kesakitan, terpaksa Melody pasrah ditarik paksa oleh ayahnya.
Saat diseret si bule barulah Melody melihat Deni di dekat situ.
“Hei! Deni…! Tolongin aku…!”
“Ii… iya..”
Deni mendekati Melody. Mau melepaskan gadis itu dari cengkeraman ayahnya. Tapi si lelaki bule mengancam Deni.
“Kamu jangan ikut campur! Dia anak saya!”
BERSAMBUNG…….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
@Ani Nur Meilan
mampir lagi kk
2021-06-11
0
ICHA GHEA
aq mampir thor
2021-05-21
0
Astirai
nyimak thor....
mampir jg di bukalah hatimu untukku yuk....
2021-04-14
0