Jika dilihat dari depan panggung, orang akan langsung melihat pigura berbentuk hati dengan kumpulan rangkaian bunga yang sangat indah. Di belakang pigura itu tetap kelihatan Adelia yang berpakaian putih tengah duduk di sebuah bangku.
Adelia duduk tak bersemangat. Ia lelah memikirkan apa yang sudah terjadi padanya. Ia tak lagi bisa menikmati keindahan panggung yang dipenuhi bunga segar tersebut. Tak terlalu perduli bahwa ia kini sudah didandani secantik bidadari dan mengenakan gaun yang sangat mewah.
Siapa orang-orang ini? Mengapa mereka menyiapkan segala sesuatunya sangat mewah? Dan siapa pula lelaki yang akan melamarnya?
Adelia sadar. Dirinya hanya seorang petugas kebersihan hotel, seorang cleaning service. Karyawan dengan strata sangat rendah. Keluarganya pun melarat, tinggal di rumah kontrakan yang sering nunggak bayarannya. Hari ini tiba-tiba ia akan dilamar oleh orang kaya raya yang entah siapa?
Jelas tidak mungkin! Sangat mustahil!
Apa mungkin ini hanya acara prank? Adelia sering melihat video prank di Youtube. Orang yang di prank
mengira dia sedang mengalami sesuatu yang serius. Ternyata dia hanya diperdaya alias dipermainkan oleh orang lain.
Ya. Sepertinya demikian. Pasti ini hanya sebuah acara prank. Adelia mungkin tengah diperdaya oleh seseorang yang entah siapa. Yang jelas orang ini sangat kaya sampai bisa memiliki helikopter dan pulau pribadi.
Sementara itu lelaki berjas sibuk mengatur segala sesuatunya. Ia memberi arahan ke beberapa orang yang menyiapkan acara ini.
Tak lama kemudian beberapa orang-orang dari bangunan utama muncul menuju kolam renang. Dari penampilan
mereka jelas menunjukkan mereka orang-orang kaya dan terhormat. Yang laki-laki semua mengenakan jas rapi. Yang perempuan mengenakan gaun serba indah dan berkelas.
“Aih rame juga. Keluarganya, temannya, rekanan bisnisnya pada hadir.” Lelaki kemayu berbisik ke asistennya.
“Itu orang tuanya kan? Kok Papanya kayak kurang sehat gitu ya.” Si asisten wanita menyahut.
“Maklum. Bokapnya kan sudah tuwir. Mana penyakit jantungnya suka kumat! Kan dia yang maksa anaknya melakukan lamaran ini.”
Adelia yang menguping pembicaraan jadi kepo. Siapa yang mereka bicarakan?
Adelia mau menoleh ke arah orang-orang itu. Hendak mengetahui siapa mereka. Tapi tangan si lelaki kemayu menariknya agar kembali ke posisi semula.
“Jangan nengok, Ciinn. Biar surprise buat semua! Santai aja ya. Ini acaranya mau dimulai.”
Lelaki berjas mendekati bangunan rumah besar. Ia memberi kode kepada seorang lelaki berpakaian putih yang ada di depan pintu bahwa acara siap dimulai. Lelaki yang diberi kode mengangguk.
Pintu belakang rumah sudah dibuka lebar. Dari dalam rumah keluar beberapa orang lagi. Yang unik rombongan kecil ini didahului oleh seorang lelaki berambut panjang yang meniup alat musik saksofon flute. Saksofon flute jika dimainkan biasanya dipegang mengarah ke depan. Tidak seperti bentuk saksofon biasa yang menjuntai ke bawah.
Lelaki pemusik ini memainkan lagu instrumental Kenny G yang berjudul The Moment. Nada lagu tersebut sangat romantis terdengar.
Sungguh ini sebuah momen yang sangat indah. Sore ini udara sejuk. Di sebuah rumah peristirahatan yang sangat indah, orang-orang berkumpul. Tamu dan keluarga mengenakan jas dan gaun mewah. Para petugas yang menyiapkan acara mengenakan pakaian serba putih. Air kolam renang terlihat biru segar. Bunga dan
tanaman hias indah menawan. Semua keindahan ini makin lengkap disertai alunan suara saksofon flute yang syahdu.
Adelia merinding sendiri mendengar suara saksofon flute mendayu-dayu. Ia seolah mendengar Kenny G sungguhan yang meniup saksofon flute melantunkan nada-nada indah lagu ‘The Moment’.
“Dia sudah jalan ke panggung.” Lelaki kemayu berbisik ke Adelia. “Bapak sama ibunya ikut di belakangnya.”
Suara saksofon makin mendekat ke arah Adelia. Di belakang pemain saksofon berjalan seorang lelaki tampan bertubuh gagah dan tinggi mengenakan jas hitam dan kemeja putih. Mungkin tinggi lelaki ini sekitar 183 cm. Cara
berjalannya tegap penuh percaya diri sehingga terkesan angkuh. Di belakang lelaki ini ada seorang lelaki tua
mengenakan jas hitam. Ia didampingi istrinya yang mengenakan gaun berwarna pink yang sangat indah.
Berdebar-debar hati Adelia kala rombongan ini semakin dekat. Dia membelakangi mereka sehingga tak bisa melihat seperti apa sosok orang-orang itu.
“Nanti kamu tinggal bilang ‘iya’ kalau dia memegang tangan kamu lalu melamar.” Bisik si lelaki kemayu.
Adelia hanya bisa mengangguk. Ia sangat tegang.
Adelia semakin yakin ini acara prank. Tapi seperti apa acara prank ini akan berlangsung? Adelia tak bisa menduga sama sekali.
Rasanya waktu berjalan sangat lambat. Suara saksofon seolah tak habis-habis terdengar. Adelia makin deg-degan.
Akhirnya lagu ‘The Moment’ usai dimainkan. Suara saksofon flute berhenti. Orang-orang bertepuk tangan. Pemain musiknya membungkuk hormat lalu mengundurkan diri, menjauh dari panggung.
Tapi Adelia bisa merasakan ada orang-orang yang berdiri tak jauh dari punggungnya. Posisi mereka di
belakang rak besi berbentuk hati. Mereka adalah orang yang akan melamar Adelia.
“Kalau kau memang serius mau menikahinya. Lamar dia.” Tiba-tiba terdengar suara lelaki tua berkata kepada lelaki gagah itu.
“Iya Papa. Saya serius. Saya mencintainya dan saya akan menikahinya. Itu tujuan saya menyelenggarakan acara lamaran ini di pulau pribadi kita.”
“Silakan. Kalau dia menerima lamaranmu. Papa akan segera menyelenggarakan pernikahan kalian yang super mewah dengan mengundang seribu lebih tamu.”
Perempuan setengah baya bergaun pink menyentuh tangan lelaki gagah itu. “Ucapkan lamaranmu ke dia. Mama sudah tak sabar ingin melihatmu cepat menikah.”
Lelaki gagah mengangguk. Ia melangkah dengan mantap. Mendekati Adelia dari belakang. Posisi Adelia masih tampak punggung sehingga lelaki ini belum jelas melihat Adelia.
“Maafkan kejutan yang sudah saya siapkan hari ini. Sengaja saya buat seolah kamu korban penculikan.” Lelaki itu bicara ke Adelia. Suaranya agak berat, serius dan mantap.
“Mungkin kamu mengira akan datang sebagai korban di pulau ini. Tapi sebenarnya ini adalah momen bahagia kita. Karena hari ini saya dengan resmi melamarmu.”
Adelia mendengarkan dengan bingung. Ia memang mendengar kata ‘saya dengan resmi melamarmu’.
Tapi sebenarnya Adelia tak tahu. Seriuskah lelaki ini mengucapkannya?
Lelaki kemayu yang masih mendampingi Adelia di panggung melihat sikap Adelia yang gugup. Ia yang berada di depan Adelia memberi kode agar Adelia tenang.
Orang tua si lelaki gagah berkata. “Lamar dia dengan cara yang gentle. Kamu berlutut dan menunduk di depannya.”
“Baik, Papa.”
Lelaki itu tiba-tiba berlutut di depan Adelia. Kepalanya menunduk saat bicara. “Saya ucapkan dari hati yang paling dalam. Dengan rasa cinta yang tulus. Maukah kamu jadi istriku?”
Lelaki itu menyentuh jemari Adelia. Tangannya hangat.Jemarinya kokoh dan kuat saat menyentuh jemari Adelia. Darah Adelia berdesir. Lelaki ini sangat tampan. Gagah pula.
Lelaki itu belum mengangkat kepalanya. Tapi Adelia kaget luar biasa karena dia mengenal lelaki di depannya.
“Saya ulangi. Maukah kamu jadi istriku…?”
Adelia gugup. Sangat gugup. Ia tak bisa berpikir jernih lagi.
Lelaki kemayu melihat sikap Adelia. Ia gemas karena Adelia malah bengong. Lelaki kemayu melotot ke Adelia. Mulut lelaki kemayu itu membuka dan mengucap ‘jawab iya. Jawab iya!’
BERSAMBUNG…….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ayam Hutan Sumatra
bagaimana setelah tahu ya😄😏
2024-01-17
0
Nanik Purwanti
aq mmpir kesini thor
2021-02-11
0
Aqiyu
ihhh deg-degan...
2021-01-25
0