Deni tak jadi mendekati Melody karena lelaki bule itu melotot galak!
“Saya disuruh Big Boss mengawasi Melody!” kata Deni ke si Bule.
“Saya tidak perduli dengan Big Boss kamu! Saya Ayah Melody. Dan saya yang berhak menentukan hal terbaik buat anak saya!”
Deni terdiam.
“Deni, tolongin aku…” Melody masih menghiba.
“Awas kalau kamu berani ganggu saya dan anak saya!” Si bule mengancam Deni. “Saya laporkan kamu ke polisi!”
Terpaksa Deni diam saja membiarkan Melody ditarik oleh lelaki tadi.
“Kita harus pergi dari hotel sialan ini!” Si bule terus menarik Melody.
Adelia menghela nafas. Ia hanya melongo melihat Melody susah payah berjalan setengah terseret ditarik ayahnya menuju lobby hotel.
Sementara Deni sikapnya serba salah karena tak bisa melepaskan Melody dari cengkeraman ayahnya. “Waduuhh… Apa yang harus aku bilang ke Big Boss kalau begini kejadiannya?! Big Boss pasti marahin aku!”
Akhirnya Melody dan ayahnya menghilang ke ruangan depan hotel.
Adelia menatap Deni. Tadi dia tegang juga saat Melody lari tapi berhasil ditangkap ayahnya. “Galak bener Bapaknya Melody.”
“Dia benci sekali anaknya punya hubungan dengan Big Boss kita.” Ujar Deni. “Gak tau kenapa.”
“Wah, gara-gara ngelihatin Melody sama ayahnya berantem aku telat pulang. Padahal aku ditungguin bapak sama Ibu di rumah buat bayar kontrakan!”
“Oh iya. Hati-hati kamu di jalan. Salam buat bapak ibu ya.”
“Iya sayang. Aku pulang dulu ya. Entar aku naik bajaj biar cepat sampe rumah.”
“Oke.”
Deni melambaikan tangan. Adelia membalas lambaian Deni. Lalu segera keluar lewat pintu samping hotel. Dari pintu samping hotel ada jalan memotong ke sebuah jalan kecil. Biasanya disitu Adelia menunggu bajaj.
Siang menjelang sore begini, jalanan itu rada sepi. Langkah kaki Adelia bergegas menuju kesana. Ia tak terlalu memperhatikan ada sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam di jalan itu. Ada dua lelaki bertubuh besar dan kekar di dalam mobil mengawasi pemunculan Adelia.
“Itu dia! Cewek pake baju putih.”
“Akhirnya muncul juga dia! Bikin gue senewen aja!”
“Sudah, yang penting dia datang! Ingat, misi kita harus berhasil!!”
“Oke.”
“Cepat bawa dia! Kita ditunggu!”
“Oke…. Gua ambil dia!”
Lelaki kekar yang kepalanya rada botak segera keluar dari mobil. Ia bergegas mendekati Adelia yang sedang berjalan.
Adelia yang sedang berjalan kaget. Lelaki itu tiba-tiba menghadangnya. Siapa lelaki kekar ini?
HUUUUPPP! Tiba-tiba lelaki itu menangkap Adelia. Cekalannya sangat kuat. Membuat tubuh Adelia kesakitan.
“Heh! Lepasin!” Adelia meronta. “Lepasin!”
“Diam! Masuk lo….!”
Lelaki kekar itu terus mencekal tubuh Adelia dengan sangat kuat. Sia-sia Adelia meronta. Lelaki itu sangat kasar dan tak perduli.
“Tt.. To…” Adeli mau berteriak ‘tolong’. Tapi lelaki itu mengeluarkan pistol dari pinggang celananya. “DIAAMMM! Kalau lo teriak! Nyawa lo melayang.”
Adelia tercekat. Ia semakin ketakutan dan tak berani bicara.
Segera Adelia dimasukkan ke mobil. Ia didudukkan di bangku belakang, dijaga lelaki yang menangkapnya.
BBRRRMMM! Mobil langsung melaju cepat meninggalkan tempat itu.
“Hei! Ini apa-apaan? Saya mau dibawa kemana?! Apa salah saya?!”
“Diam!”
“Saya gak mau diam kalau gak dikasih tau saya mau dibawa kemana?!”
“Lo mau mati?!” Kembali orang itu menunjukkan pistolnya.
Adelia menggeleng. Ia merapatkan bibirnya sampai terkatup. Ketakutan.
“Gue ingetin. Lo gak usah banyak bicara! Yang pasti, lo akan mendapat kejutan yang menyenangkan!”
Mendengar ucapan lelaki itu Adelia langsung sengit. Sampai lupa disuruh diam. “Apanya menyenangkan diculik lelaki seram seperti kalian?! Bilang! Saya mau dibawa kemana?!” Adelia nyerocos.
“Bisa diam gak lo?! Mau dihajar beneran lo rupanya?!”
“Please…!” Adelia menghiba. “Jangan hajar saya. Tapi saya gak bisa ikut kalian! Saya harus pulang! Bapak ibu saya nungguin saya di rumah!”
Lelaki yang menyupir kesal. “Bawel juga nih cewek!” Ia memberi kode ke temannya.
Temannya mengangguk.
Adelia curiga.
TRAPP!
Benar saja. Lelaki yang di sebelah Adelia tiba-tiba mengeluarkan sapu tangan. Disumpalkannya sapu tangan itu ke mulut Adelia. Adelia meronta. Namun kedua tangannya malah disatukan ke belakang dan diikat pakai tali.
“Nah. Diam lo sekarang!”
Adelia ketakutan. Ia tak lagi bisa bicara karena mulutnya disumbat. Tak lagi bisa meronta karena kedua tangannya terikat ke belakang.
Mobil terus melaju.
Adelia hanya bisa menatap ke luar jendela mobil. Mobil melaju ke arah jalan sepi. Mau dibawa kemana dia? Adelia sungguh tak tahu.
Adelia berpikir. Kenapa dia dibawa paksa oleh kedua lelaki ini? Apa niat mereka membawanya? Adelia tak bisa menduga. Yang pasti Adelia pusing karena harus pulang ke rumah dan membayar kontrakan orang tuanya, tapi malah dibawa pergi oleh kedua orang seram ini.
Mobil terus melaju. Meninggalkan keramaian kota menuju sebuah jalan yang relatif sepi.
Mobil berhenti.
“Turuuunn!”
Adelia ditarik keluar oleh lelaki di sampingnya.
“Lo ikut mereka!”
Adelia terpana. Ada sebuah helikopter pribadi menunggu di jalan itu. Mesin helikopter menyala.
Seorang lelaki rapi berpakaian jas mendekati mobil.
“Lama bener kalian?!”
“Sorry. Kami tadi lama nunggunya! Cewek ini gak nongol-nongol!”
“Oke. Yang penting target sudah didapat! Aku bawa dia!”
Lelaki berpakaian jas menarik Adelia menuju helikopter. Dia tak perduli mulut Adelia masih disumpal dan kedua tangan Adelia terikat di belakang punggung.
Adelia yang sudah tak berdaya terpaksa menurut ditarik ke helikopter. Rambutnya berkibaran kala angin dari baling-baling helikopter menerpa.
“Nunduk!” Perintah si lelaki kala Adelia dan dirinya hendak masuk helikopter.
Adelia menunduk. Ia dibawa masuk ke helikopter.
Kedua lelaki kekar di mobil menatap Adelia yang sudah masuk helikopter.
“Akhirnya! Tugas kita selesai dengan sukses!”
Temannya mengangguk.
“Kita tinggal lapor dan bakal dapat bonus.”
Lantas keduanya menangkupkan telapak tangan masing-masing. TOSS!
Sementara Adelia sudah di dalam helikopter. Ternyata pesawat kecil itu bisa menampung 4 penumpang. Adelia dan lelaki berjas duduk berdampingan. Lelaki itu menjaganya ketat.
“Cepat! Kita harus mengejar waktu.” Lelaki berjas bicara ke pilot helikopter. “Kita gak boleh telat sampai tujuan!”
Pilot helikopter mengangguk. Helikopter langsung terbang mengudara.
Rasanya aneh. Adelia tidak pernah terbang naik pesawat sama sekali. Kini ia naik helikopter, pesawat kecil yang gerakannya tidak senyaman pesawat terbang.
Tapi ia hendak dibawa kemana? Adelia makin pusing memikirkannya.
Suara mesih helikopter itu sangat kuat. Dengan cekatan pilot mengemudi helikopter yang terus melaju di udara.
Adelia tak sengaja menatap ke bawah. Astaga! Pemandangan kota di bawahnya justru membuat Adelia semakin ketakutan.
Gemetar tubuh Adelia. Ia bukan takut ketinggian. Ia biasa kerja di lantai hotel yang tinggi menjulang. Tapi naik helikopter berbeda dengan berada di ketinggian biasa. Helikopter yang terus bergerak membuat Adelia merasa tak berpijak dan takut jatuh. Deru mesin helikopter yang keras ditambah kencangnya pesawat kecil itu melaju membuatnya semakin tak nyaman.
“Tenang aja.” Lelaki berjas menyadari kecemasan Adelia.
Bagaimana aku bisa tenang, pikir Adelia. Tadi dia diculik naik mobil. Sekarang dibawa terbang pakai helikopter!
Adelia melongo kala menatap keluar. Helikopter kini terbang di atas lautan!
YA TUHAN! Mau dibawa kemana aku? Adelia makin panik karena tak mengerti apa yang sudah terjadi. Ia menatap lelaki berjas di sampingnya penuh tanya.
BERSAMBUNG…….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ayam Hutan Sumatra
siapakah yang menculik adelia ya😄
2024-01-17
0
Arik Kristinawati
saya rasa salah org...hrusnya Melody...bukan Adelia
2023-04-24
0
Ndhe Nii
salah sasaran Adelia 🤣
2022-03-29
0