Aku tidak bisa terus-terusan berdiam diri. Lama kelamaan uang yang ku pegang akan habis. Aku juga sudah menjual semua perhiasan mama dan barang berharga lainnya. Aku harus bekerja, aku harus menghasilkan uang untuk bertahan hidup kedepannya.
Aku sudah mengirim email ke beberapa perusahaan untuk melamar pekerjaan yang sesuai dengan jurusan ku. Aku berharap salah satu lamaran yang aku kirim segera menghubungiku untuk interview.
🎶.. 🎶.. 🎶..
Handphone ku berdering, kulihat Dean memanggil
“Hallo Dean” Jawab ku
“Kamu dimana?” Tanya Dean dari seberang telpon, suaranya terdengar sedikit berisik
“Aku dirumah, ada apa?”
“Sebentar lagi aku jemput ya, aku mau ngajak kamu makan siang diluar” Ajaknya mendadak
“Bukannya kamu hari ini kerja?”
“Iya, kebetulan aku ada urusan diluar setelah jam makan siang, sekitar jam 3 sore. Jadi aku ada banyak waktu sebelum nunggu jam 3 sore. Mau ya..”
“Ya deh.. aku siap-siap dulu kalo gitu”
“Oke.. Kurang lebih sekitar 45 menit lagi aku jemput, ditunggu ya”
Semenjak aku menerima Dean sebagai teman ku, dia benar-benar menempatkan diri sebagai teman yang baik dan setia.
Anehnya aku tidak merasa terganggu sama sekali, Dia bahkan sering mengunjungiku dan mengajak ku keluar seperti ini. Berbeda dari sebelumnya, aku tidak pernah menerimanya untuk mendekatiku, bahkan menghubungiku.
Jam menunjukan pukul 12:15
Dean sudah tiba di depan rumah ku, aku langsung menghampiri mobilnya.
Hari ini Dean terlihat begitu rapi dan berwibawa. Kemeja dan celana yang ia kenakan begitu pas di tubuhnya, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang kekar.
Sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan besar, Dean sudah bisa di katakan sebagai pria mapan di usianya yang masih muda. Mungkin diluar sana banyak wanita yang mengharap cintanya.
Kami tiba di sebuah restoran jepang favorit Dean
“Hari ini aku gajian, jadi kamu bisa pesan apa aja yang mau kamu makan” Kata Dean bersemangat
“Kamu jangan nawarin aku begitu, nanti kamu nyesel. Aku bisa aja bungkus semua menunya untuk di bawa pulang. Yang ada gaji kamu langsung habis” Goda ku
“Nggak masalah jika memang kamu makan semuanya sendiri” Jawabnya sambil tertawa kecil “Lagian gaji ku nggak sekecil itu” Lanjutnya sedikit sombong
Akupun ikut tertawa.
Dean memesan begitu banyak makanan hari ini, ia memaksa ku untuk memakan semuanya. Pria ini sungguh gila, dia mencoba membunuh ku, membuat aku mati kekenyangan.
Setelah selesai makan, Dean pun langsung mengantar ku pulang. Saat di perjalanan
“Dean.. Kok belum ada panggilang kerja buat aku ya” Ucapku sedikit kecewa
“Sudah berapa perusahaan yang kamu lamar?”
“Sekitar 7-8 perusahaan, tapi satupun belum ada panggilan. Apa karna aku hanya lulusan S1, atau belum pernah berpengalaman sama sekali?” Kataku putus asa
“Kamu jangan putus asa dulu.. Coba aja terus, pasti nanti ada panggilan buat kamu. Sabar ya..” Ucap Dean sambil mengusap kepalaku
Seketika aku merasa seperti anak kecil yang sedang di ajari untuk bersabar. Aku merasakan kehangatan Dean, sifatnya yang dewasa membuatku merasa dilindungi.
“Makasih ya sudah teraktir aku hari ini..” Ucapku sesampainya kami di depan rumah ku
“Sama-sama..” Jawab Dean tersenyum manis
“Kalo nanti aku sudah diterima kerja, aku janji gaji pertama aku akan teraktir kamu makan” Janjiku
“Oke.. Semoga kamu segera diterima” Sahut Dean menyemangatiku
Masa depan ku ada di tangan ku sendiri. Aku tidak bisa bergantung pada orang lain. Aku harus tetap semangat, dan tidak boleh putus asa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments