Delapan bulan sudah semenjak kepergian Papa dan Mama, aku bahkan masih tidak percaya bahwa aku bisa bertahan sampai sejauh ini.
Aku terbiasa ada mereka. Aku tak pernah memikirkan hal-hal kecil sebelumnya. Bahkan aku tak pernah memikirkan mau makan apa aku hari ini.
6 bulan terakhir aku menghibur diri bersama teman-teman, aku tidak tau berapa banyak uang yang sudah ku habiskan.
Aku tidak bisa mengatur keuangan, ATM yang ku pegang sudah mulai menipis. Tidak ada pemasukan sama sekali, yang ada hanya pengeluaran setiap harinya. Bahkan aku sudah tidak sanggup menggaji assisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumahku selama 8 tahun.
Teman-teman ku sudah mulai jarang menghubungiku. Ku kira mereka sahabat, ternyata aku salah. Uanglah yang bersahabat denganku.
Keluarga papa dan mama semua sibuk, hanya beberapa kali saja dalam sebulan mereka menghubungiku. Aku juga tidak ingin merepotkan mereka.
🎶..🎶..🎶..
Handpone ku berdering..
“Hallo..” Jawabku
“Qeezya..” Terdengar suara pria dari seberang telpon memanggil namaku
“Siapa?” Tanyaku
“Aku Dean”
Dean adalah teman kuliahku waktu itu. Orangnya lumayan tampan dan aktif. Dia pernah menyatakan cinta pada ku, tapi aku menolaknya, karna aku tidak pernah menaruh hati padanya.
“Kamu.. ada apa?”
“Aku ingin mengunjungimu malam ini, apa kamu ada dirumah?” Ucapnya
“Iya.. aku dirumah. Ada perlu apa mengunjungiku?” Tanyaku penasaran
“Aku ingin ketemu kamu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan”
“Oke.. aku tunggu”
Aku mengizinkannya untuk mengunjungiku malam ini, aku tidak tau apa yang ingin dia bicarakan padaku. Tapi setidaknya aku sedikit membuka diri untuk bisa memiliki teman disaat seperti ini.
Malampun tiba..
Jam menujukan pukul 19.15
Kulihat Dean sudah tiba di depan rumah ku. Aku langsung turun untuk membuka pintu dan menemuinya.
“Maaf aku nggak bisa membawamu masuk, karna aku hanya sendirian dirumah” Ucapku tanpa basa-basi
“Nggak apa kok, kita duduk diluar aja” Ucapnya sopan
Dean malam ini terlihat sangat casual, dengan kaos abu muda dan celana jeans sedikit sobek serta sepatu yang berwarna putih yang ia kenakan terlihat sangat cocok dengan badannya yang tinggi dan sedikit berisi, dan yang pasti dia sangat wangi dan juga bersih.
“Kamu mau minum apa?” Tanyaku basa-basi
“Nggak usah, aku berencana mengajak kamu makan diluar” Ucapnya
“Maaf Dean.. Aku baru aja selesai makan” Jawabku sedikit dingin
“Owh begitu.. Seharusnya aku mengabarimu lebih dulu”
Aku hanya memberi senyuman kecil
“Oh iya.. Kamu mau mengatakan apa?” Tanyaku langsung kepada tujuannya mengunjungiku
“Qeezya.. Aku kangen kamu” Ucapnya penuh percaya diri “Maaf.. aku baru tau kabarnya 1 bulan terakhir ini kalo kamu lagi berduka” Lanjutnya
Lagi-lagi aku hanya tersenyum kecil
“Apa kamu butuh sesuatu yang bisa aku bantu?” Tanyanya menawarkan diri
“Makasih sudah perhatian.. Tapi untuk saat ini aku belum butuh bantuan apa-apa” Jawabku
Dean masih sangat perhatian sama seperti dulu. Aku selalu saja dingin padanya, tapi dia tidak pernah berubah sedikitpun.
“Qeezya.. Apa kamu benar-benar nggak bisa terima aku?”
Perlahan Dean memegang tanganku untuk meyakinkan ku pada perasaannya.
“Aku nggak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesedihanmu, tapi kamu taukan bagaimana perasaan ku selama ini?” Lanjutnya penuh perasaan
“Dean.. Kamu juga taukan aku nggak pernah menaruh hati sama kamu. Aku selalu saja bersikap dingin, karna aku nggak mau ngasih kamu harapan. Tapi kamu selalu saja seperti ini. Aku nggak mau membuat kamu sakit hati terus-terusan” Jelasku penuh pengertian sambil menarik tanganku dari genggamannya.
Dean terlihat menundukan kepalanya. Ini bukanlah pertama kalinya aku menolak Dean, tapi kali ini ia terlihat sangat kecewa. Aku tidak tau kenapa dia masih bertahan dengan perasaannya. Apa yang istimewa dari aku dimata dia?
“Jika kamu memang nggak bisa membuka hati untuk aku, setidaknya kamu bisa nerima aku jadi teman. Aku yakin kamu membutuhkan teman disaat-saat seperti ini” Ucapnya tulus sambil menatap mataku
“Dean..”
“Pliss jangan tolak aku untuk yang satu ini” Paksanya
Aku langsung tersenyum manis.
Dean terlihat sangat bahagia. Aku hanya menerimanya sebagai teman, tapi dia terlihat seolah telah menerima cinta dari ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments