05. Persahabatan yang Retak

Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Pintu kamar Kalia diketuk pelan, mama menyuruhnya shalat subuh.

Kalia membuka matanya tapi masih enggan beranjak. Dia masih bergulung dalam selimut.

Hari ini hari Minggu, dia libur kerja tapi dia ingat bahwa hari ini adalah acara pernikahan sahabatnya. Sahabat yang sedang dia benci.

Hampir 15 menit, Kalia masih tak mau bangun dari tempat tidurnya yang hangat dan nyaman. Tapi suara ketukan pintu kamar lagi-lagi terdengar, kali ini lebih kencang dari yang pertama.

" Iya ma..Kalia udah bangun." ucap Kalia agar mama nya menghentikan aksinya mengetuk pintu.

Dengan secepat kilat, Kalia menunaikan shalat shubuh. Macam dikejar maling. Sejurus kemudian bergumul lagi dengan selimutnya.

Tiba-tiba handphone nya berdering. Dia meraih handphone tersebut dari atas nakas di samping tempat tidurnya. Panggilan dari Ira. Kalia mengabaikannya.

Sekali..dua kali..tiga kali. Masih tak mau dijawab. Kalia lalu mematikan handphone nya dan kembali tidur. Sekeras apapun Ira memaksanya, ia tetap tak akan pergi ke acara pernikahan Amel.

Jam 8 pagi, Kalia baru mau beranjak dari kamarnya. Dia menuju meja makan masih dengan muka bantal dan rambut yang dikuncir asal.

Baru saja Kalia mendudukan dirinya di kursi ruang makan, mama Rani tergopoh-gopoh menghampirinya.

" Lia, mama dapet telepon ini dari Ira. Nih kamu aja yang bicara."

" Nggak ah mah..bilang aja aku lagi sakit. Aku gak akan datang ke nikahannya Amel."

" Lho kok gitu, kan Amel temen kamu."

" Bilang aja aku sakit, mah. Please.." pinta Kalia memelas. Mama nya menghela nafas kemudian menyampaikan pesan anaknya itu pada Ira.

" Kamu kenapa sih, sayang? Mama perhatiin udah seminggu ini kok kamu kayak kacau banget. Lagi banyak pikiran?"

" Lagi banyak kerjaan aja, Ma." jawab Kalia singkat sambil meraih sekerat roti dan mengolesinya dengan selai coklat.

" Tapi kok sampai gak mau datang ke nikahan Amel segala, kan dia temennya Lia dari kuliah. Udah deket banget juga."

" Aku gak mau pergi ah. Jakarta jauh, Lia capek. Mau istirahat aja. Besok senin harus kerja lagi, badan Lia juga sakit-sakit semua ini Ma." jelas Lia panjang lebar sambil menggigit ujung rotinya sedikit.

" Bener begitu?"

Kalia mengangguk lemah tanpa menatap mama nya. Dia tahu betul, bila mama nya bisa tahu kalau dia berbohong hanya dari sekilas pandangan mata saja. Maklum, Kalia hanya dibesarkan oleh mama nya. Dia sudah yatim sejak usia 11 tahun. Papa nya meninggal karena sakit diabetes melitus. Sejak saat itu, mama lah tulang punggung keluarga. Dia membesarkan Kalia seorang diri tanpa berpikir untuk menikah lagi. Jadi wajar saja bila beliau sangat mengetahui sifat anak semata wayangnya.

Selesai sarapan, Kalia membantu mama nya membersihkan rumah. Di kantor, Kalia adalah seorang manager muda yang handal. Tetapi di rumah, Kalia akan berubah menjadi anak penurut yang selalu membantu mama nya dalam mengurus rumah.

" Kamu jadi kurusan deh, Li.." ucap mamanya ketika mereka sedang sibuk membersihkan halaman.

" Iya gitu Ma? Enggak ah..perasaan mama aja itu sih."

" Kamu tuh jadi sering lupa sarapan seminggu ini, pulang kerja juga langsung ngurung diri aja di kamar. Mama teh khawatir tau."

Kalia merangkul pundak mamanya lembut.

" Suka baper mamah mah. Lia gak apa-apa. Lagi banyak kerjaan aja di kantor, beberapa kali Lia kena tegur atasan gara-gara hasil kerja yang gak sesuai target. Makanya kepikiran terus. Don't worry be happy atuh Ibu Raniiii..." goda Kalia sambil menjawil pipi mama nya.

" Bener ya..kalau ada apa-apa tuh harus cerita sama mama. Soalnya kalau Lia kayak gitu teh, Mama suka sedih lihatnya. Anak mama yang cantik murung terus..Uuuh...gak tega rasanya." ucap mamanya dengan mata berkaca-kaca.

Kalia tersenyum getir. Hatinya sakit harus membohongi mama nya. Tapi berkata jujur pun malah akan lebih menyakiti hati mama yang paling dicintainya.

***

" Kalia.." panggil seseorang. Ira tiba-tiba saja mendatangi kantor tempat Kalia bekerja. Dia sengaja menunggu Kalia hingga pulang kerja dan menemuinya ketika Kalia hendak memasuki mobil untuk pulang. Sepertinya dia sudah muak dihindari terus oleh Kalia yang tak memberikan penjelasan apapun.

" Ngapain lu disini?" tanya Kalia kaget.

" Gue minta penjelasan lah dari lu. Hampir dua minggu ini lu menghindar terus dari gue dan Amel. Sampai-sampai ke acara nikahan Amel aja lu tega gak datang. Setiap kali di telepon selalu di reject. Salah kita apaan sih?" Berondong Ira.

" Ayo ikut gue. Gue perlu ngomongin ini semua sampai beres. Udah gak tahan gue sama kelakuan lu." Ira langsung menarik tangan Kalia untuk masuk kedalam mobilnya.

" Mau kemana sih?"

" Gak usah banyak tanya, udah ikut aja. Lu hutang penjelasan sama gue dan Amel."

Dengan terpaksa Kalia masuk kedalam mobil Ira karena takut menarik perhatian orang-orang yang mulai bubar untuk pulang kerja.

Ira melajukan mobilnya ke sebuah apartemen di daerah Cimahi. Amel sudah menunggu mereka disana. Amel memang kini tinggal di apartemen itu bersama suaminya. Kebetulan suaminya sedang bekerja ke luar kota maka dia berinisiatif untuk menculik Kalia agar dapat menyelesaikan masalah mereka.

Amel dan Ira duduk di seberang meja di sebuah ruang tamu minimalis yang didominasi warna pastel. Menghadap Kalia yang tampak seperti pesakitan di meja persidangan.

" Jelasin sama kita, sedetail-detailnya. Apa ada yang terjadi setelah lu pulang dari pestanya Amel beberapa minggu kemarin!?".

Kalia terdiam, malas mendengar perkataan Ira. Dia memalingkan wajahnya.

" Serius, Li. Ada apa? Gue sampai bingung, lu bahkan gak datang ke acara pernikahan gue. Jujur lah Li.." bujuk Amel dengan suara selembut mungkin.

Hening berbahasa.

" Gak ada yang harus gue jelasin. Gue gak mau datang aja, gue sibuk, gue harus kerja." jawab Kalia dengan nada ketus.

" Acara gue itu hari Minggu, Kalia..masa iya lu kerja juga hari Minggu?".

" Iya..gue kerja. Kenapa? Gak dosa kan kerja di hari Minggu." jawab Kalia dengan suara sedikit meninggi.

" Gak..lu bohong. Gue yakin lu pasti bohong." ucap Ira sambil menggoyang-goyangkan tangan Kalia.

" Gak mungkin cuma karena itu lu sampai menghindari kita." Ira menggenggam tangan Kalia.

Dengan kasar, Kalia menarik tangannya dari genggaman Ira.

" Gak usah sok baik deh kalian. Kalau bukan gara-gara ulah kalian, semua gak akan terjadi. Hidup gue pasti masih baik-baik aja. Gue gak akan hancur kayak sekarang. Udah lah, gak usah hubungi gue lagi. Gue mau pulang." Kalia dengan cepat berdiri dari tempat duduknya. Tapi tangan Amel dan Ira menahannya. Kalia sudah tak bisa lagi membendung air matanya. Hatinya sakit.

" Lepas..gue benci sama kalian...huuuaaa.." Kalia semakin tergugu.

" Kalian memaksa gue untuk minum wine laknat itu. Dan kalian bener-bener ingin tahu apa yang terjadi setelah itu hah?" pundak Kalia menggigil. Bayangan kejadian malam itu kembali memenuhi kepalanya.

" Gue..dengan bodohnya menyerahkan keperawanan yang paling berarti buat gue pada laki-laki yang bahkan gak jelas siapa dan gue sama sekali gak kenal. Gue jadi manusia menjijikan. Gue jadi *******, perempuan murahan..!! Dan itu semua terjadi karena wine yang kalian paksa untuk gue minum."

Kalia makin histeris. Badannya berguncang hebat. Amel dan Ira langsung memeluk Kalia dengan kuat. Mereka merasa bersalah. Tak pernah terbayangkan semua hal itu bakal terjadi pada sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Kurnia P150692

Kurnia P150692

Lanjut baca ya kak...
Makin seru 😊

2020-11-08

0

triana 13

triana 13

semangat kak 😉


nyicil ya kak 🤗

2020-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 01. Pikiran yang kalut
2 02. Kesalahan fatal
3 03. Panty yang hilang
4 04. Ketakutan Tak Berdasar
5 05. Persahabatan yang Retak
6 06. Ketakutan Terbesar
7 07. Bertanggung jawab.
8 08. Pernikahan Rahasia
9 09. Perubahan Status
10 10. Rumah Baru
11 11. Kehamilan yang Merepotkan part 1
12 12. Kehamilan yang Merepotkan part 2
13 13. Dokter Kandungan
14 14. Kerja lagi
15 15. Heuras Hulu
16 16. Aku..Kamu..
17 17. Tak kenal maka tak sayang.
18 18. Pelukan Maut
19 19. Mertua Baik Hati
20 20. Akan Kedatangan Tamu
21 21. Pertengkaran Pertama
22 22. Dia Menyebalkan
23 23. Dia Menyebalkan part 2
24 24. Luka Membawa Berkah
25 25. Ternyata Kuliah
26 26. Ada yang Mekar
27 27. Cemburu
28 28. Ciuman Pertama
29 29. Pacaran Halal
30 30. Don't Judge the Book by It's Cover
31 31. Masih Dilarang Masuk
32 32. Banyak Konsekuensi
33 33. Perempuan
34 34. Detektif Gadungan
35 35. Gosip antar Kubikel
36 36. Bertahan Sekuat Tenaga
37 37. Belajar Banyak Hal Baru
38 38. Mengorek Informasi
39 39. Selamat Ulang Tahun, Akang
40 40. Sakit Hati
41 41. Hukuman Terberat
42 42. Gosip Merebak Cepat
43 43. Pergolakan Batin
44 44. Mencari Informasi
45 45. Kecelakaan Kerja
46 46. Kehilangan
47 47. Humaira
48 48. Diam Membisu
49 49. Harus Punya Stok Sabar
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Seperti Tersambar Petir
52 52. Menjaga Lisan
53 53. Biang Masalah yang Terkuak
54 54. Hukum Sebab Akibat
55 55. Deep Talk
56 56. Berpikir Jernih
57 57. Dia Kembali..
58 58. Jangan Menangis Lagi
59 59. Kembali Bersama
60 60. Mama Rani in Action
61 61. Tiba-tiba Punya Fans
62 62. Perpisahan
63 63. Makin Gencar Mengejar
64 64. Boleh Dicicil
65 65. Bonsai untuk Meminta Restu
66 66. Curhat Colongan
67 67. Keputusan karena Mimpi
68 68. Merancang Pernikahan
69 69. Hidayah itu Dijemput Bukan Ditunggu
70 70. Hari H
71 71. Jadi punya Keluarga Besar
72 72. Honey Moon Dadakan
73 73. Hubungan yang di berkahi (End)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
01. Pikiran yang kalut
2
02. Kesalahan fatal
3
03. Panty yang hilang
4
04. Ketakutan Tak Berdasar
5
05. Persahabatan yang Retak
6
06. Ketakutan Terbesar
7
07. Bertanggung jawab.
8
08. Pernikahan Rahasia
9
09. Perubahan Status
10
10. Rumah Baru
11
11. Kehamilan yang Merepotkan part 1
12
12. Kehamilan yang Merepotkan part 2
13
13. Dokter Kandungan
14
14. Kerja lagi
15
15. Heuras Hulu
16
16. Aku..Kamu..
17
17. Tak kenal maka tak sayang.
18
18. Pelukan Maut
19
19. Mertua Baik Hati
20
20. Akan Kedatangan Tamu
21
21. Pertengkaran Pertama
22
22. Dia Menyebalkan
23
23. Dia Menyebalkan part 2
24
24. Luka Membawa Berkah
25
25. Ternyata Kuliah
26
26. Ada yang Mekar
27
27. Cemburu
28
28. Ciuman Pertama
29
29. Pacaran Halal
30
30. Don't Judge the Book by It's Cover
31
31. Masih Dilarang Masuk
32
32. Banyak Konsekuensi
33
33. Perempuan
34
34. Detektif Gadungan
35
35. Gosip antar Kubikel
36
36. Bertahan Sekuat Tenaga
37
37. Belajar Banyak Hal Baru
38
38. Mengorek Informasi
39
39. Selamat Ulang Tahun, Akang
40
40. Sakit Hati
41
41. Hukuman Terberat
42
42. Gosip Merebak Cepat
43
43. Pergolakan Batin
44
44. Mencari Informasi
45
45. Kecelakaan Kerja
46
46. Kehilangan
47
47. Humaira
48
48. Diam Membisu
49
49. Harus Punya Stok Sabar
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Seperti Tersambar Petir
52
52. Menjaga Lisan
53
53. Biang Masalah yang Terkuak
54
54. Hukum Sebab Akibat
55
55. Deep Talk
56
56. Berpikir Jernih
57
57. Dia Kembali..
58
58. Jangan Menangis Lagi
59
59. Kembali Bersama
60
60. Mama Rani in Action
61
61. Tiba-tiba Punya Fans
62
62. Perpisahan
63
63. Makin Gencar Mengejar
64
64. Boleh Dicicil
65
65. Bonsai untuk Meminta Restu
66
66. Curhat Colongan
67
67. Keputusan karena Mimpi
68
68. Merancang Pernikahan
69
69. Hidayah itu Dijemput Bukan Ditunggu
70
70. Hari H
71
71. Jadi punya Keluarga Besar
72
72. Honey Moon Dadakan
73
73. Hubungan yang di berkahi (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!