04. Ketakutan Tak Berdasar

Kalia mematung untuk waktu yang cukup lama. Semua kejadian yang baru saja dia lewati berkelebat terus menerus dalam kepalanya, merasa seluruh kejadian tadi seperti mimpi buruk baginya. Lututnya lemas, dia merosot terduduk tak berdaya seorang diri.

" Bagaimana ini? bahkan sekarang aku telah melukainya. Bagaimana kalau dia mengoceh sana-sini.." Kalia memeluk lututnya kuat.

Belum hilang rasa panik Kalia, Surya tiba-tiba kembali dengan serbet mengikat tangannya yang terluka dan tangan lainnya memegang lap.

" Sayah ijin membersihkan ceceran darah sayah Bu, agar orang-orang tidak curiga." ucap Surya sambil mengelap tetesan demi tetesan darah yang mengotori ruangan Kalia.

Kalia berdiri dengan susah payah kemudian diam mematung.

Keheningan yang canggung menyelimuti mereka.

Beberapa menit kemudian..

" Sayah sudah selesai, Bu. Mungkin hari ini juga sayah akan mengajukan resign kepada atasan sayah. Maaf kalau sayah sudah lancang..sayah juga sangat menyesal." Surya tertunduk.

" Gak perlu.."

" Kamu gak perlu keluar kerja, cukup bungkam saja mulutmu. Jangan mengoceh." lanjut Kalia dingin.

" Kita sama-sama tahu, kejadian kemarin adalah sebuah kecelakaan. Saya tidak akan menuntut tanggung jawabmu. Kita anggap saja hal kemarin tidak pernah terjadi."

Surya mengangguk pasrah.

" Iyah, Bu."

***

Hari - hari berlalu, tapi perasaan Kalia tidak juga membaik. Justru dia malah semakin curiga bahwa Surya mungkin saja sudah menceritakannya pada teman-teman sesama office boy. Mungkin mereka kini sedang menertawakan kebodohan Kalia. Mungkin Surya sedang membangga-banggakan diri bahwa dia berhasil meniduri bos nya sendiri. Ya, mungkin...

Pikiran - pikiran menakutkan macam itu terus saja menghantui Kalia. Dia semakin tidak berkonsentrasi dalam bekerja. Audit yang sedang dijalaninya seminggu ini terancam gagal. Sering kali, Kalia mendapat teguran keras dari Direkturnya.

***

Kalia menjatuhkan bobot tubuhnya pada kasur nyaman di kamarnya. Dia memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Hidupnya seketika berantakan karena segelas wine itu. Kalia jadi membenci sahabat-sahabatnya. Kalau saja mereka tidak memaksa Kalia meminum minuman laknat tersebut, pastinya dia masih baik-baik saja. Dia masih perawan, hasil pekerjaannya pun pasti gemilang seperti biasa.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi. Yang Kalia pikirkan kali ini adalah bagaimana caranya untuk memastikan bahwa Surya masih tetap menutup mulutnya.

Dari saat kejadian itu, Kalia tak bisa tidur dengan nyenyak, dia selalu dihantui oleh mimpi-mimpi menakutkan tentang Surya yang membocorkan rahasia mereka kepada orang lain. Kalia terjajah perasaannya sendiri. Dia jadi sering mengecek absensi Surya, mencari tahu siapa saja teman Surya sesama OB, dan sering pasang telinga jika melihat Surya terlihat berkumpul dengan teman-temannya. Padahal tanpa diketahui Kalia, Surya benar-benar menepati janjinya. Dia mengunci mulutnya rapat-rapat. Bahkan menganggap bahwa kejadian yang menimpa Kalia adalah murni kesalahannya. Jika saja saat itu dia bisa menahan diri, maka Kalia tidak akan tersakiti.

Surya acap kali mengutuki dirinya sendiri. Selama beberapa hari ini, kerjaan Surya hanya memperhatikan ibu manager cantiknya dari jauh. Takut bila Kalia kembali nekat seperti tempo hari. Dia benar-benar merasa bersalah dan siap menerima hukuman apapun bila Kalia menginginkannya. Jangankan membocorkannya, Surya justru takut Kalia akan menuntutnya dan memasukkan dirinya kedalam penjara seperti yang diucapkan Kalia tempo hari.

***

Pagi hari, Kalia melangkahkan kakinya dengan gontai. Hari ini hari Jumat, biasanya pekerjaan di hari Jumat begitu menyita waktunya. Ada banyak meeting dan training. Ada banyak acc lembur dan pengecekan agenda kerja untuk minggu depan.

Sebelum memasuki ruangan kerja, secara kebetulan dia sempat melihat Surya sedang mengobrol di ruang ganti sepatu steril bersama teman-teman sesama OB nya. Kalia jadi penasaran dengan apa yang sedang mereka bahas, apakah Surya tengah membicarakan kejadian malam itu? Setan-setan curiga kembali menghantuinya. Dengan sedikit mengendap-endap dia menempelkan telinganya di dinding, seakan-akan hal itu bisa membuatnya lebih jelas mendengarkan percakapan mereka. Seperti detektif gadungan, Kalia mencoba mencari informasi, mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan gerak-gerik Surya. Jika saja ketahuan bahwa Surya sedang mengoceh sana-sini, maka dia pastikan hidup Surya akan tamat di tangannya saat itu juga.

Ketika tengah asyik menguping, pundaknya di tepuk seseorang. Kalia memekik kaget.

" Ada yang bisa dibantu, Bu Kalia?" tanya salah seorang OB yang memergokinya sedang mengendap-endap tak jelas.

" Eh..oh, nggak." Kalia gelagapan.

" Ngapain kalian masih ngobrol disini? Cepetan kerja!! Udah jam berapa ini?!" Kalia berakting sewot agar tidak terlalu malu. Kemudian segera menghambur pergi sambil menundukkan wajahnya.

Surya melihat Kalia sekilas dan raut wajahnya berubah prihatin. Dia tahu kenapa Kalia sampai melakukan hal tersebut, pasti karena takut bahwa Surya akan buka mulut.

Kalia langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya di lantai 3. Setelah duduk dengan nyaman di kursi kerjanya, dia meraih handphone dan melihat notif pesan dari sahabatnya, Amel.

Sejak party kemaren lu gak ada kabar banget. Kemana aja? Lu baik-baik aja kan Kal? Jangan lupa datang ke nikahan gue minggu besok.

Kalia langsung mendelete pesan dari Amel dan menjauhkan handphonenya. Dia merasa marah dan benci pada kedua sahabatnya itu. Kalau saja mereka berdua tak memaksanya minum wine malam itu, kejadian nahas tidak akan menimpanya.

Minggu besok acara akad nikah dan resepsi pernikahan Amel akan digelar. Tapi Kalia memutuskan untuk tak datang ke acara tersebut. Hatinya masih begitu sakit bila ingat kejadian yang menimpanya, dan untuk menghadapi Amel serta Ira dia masih sangat berat hati.

Pikirannya kini masih kepada Surya. Apa benar OB itu bisa menjaga mulutnya?

Karena semua pikiran-pikiran jelek itu, mood Kalia benar-benar buruk. Dia jadi enggan bekerja meski file pereleasan obat sudah menumpuk tinggi di depan mata, meski panggilan meeting dan training sudah banyak berdatangan padanya.

Tak lama berselang, terdengar pintu ruangan di ketuk seseorang.

" Masuk " ucap Kalia.

Pintu terbuka perlahan.

" Maaf, Bu. Silahkan di minum teh nya." Tiba-tiba Surya datang dan menyerahkan segelas teh camomile. Asapnya masih mengepul halus. Menguarkan wangi yang menenangkan.

" Dan Ibu tidak usah khawatir, sayah tidak pernah bicara apapun dengan siapapun tentang masalah itu. Saya berani bersumpah." lanjutnya lagi sambil sedikit menunduk.

" Kalau begitu sayah permisi, Bu. Maaf sayah sudah lancang masuk lagih ke ruangan inih dan menemui Ibu Kalia. Saya hanya ingin memastikan hal ituh. Bahwa Ibu jangan khawatir. Sampai mati pun, sayah akan tutup mulut." Jelas Surya kemudian keluar dari ruangan Kalia sambil sedikit membungkukan badannya santun.

Kalia tercenung, benarkah yang dikatakan Surya? Haruskah dia mempercayainya? Tapi panggilan iphone di meja kerjanya membuyarkan itu semua. Dia ditunggu untuk meeting mingguan di ruangan direksi. Kalia pun berlalu, meninggalkan teh camomile yang sengaja dihidangkan Surya untuknya. Tapi sedikitpun dia tidak ingin meminumnya.

Terpopuler

Comments

Ram ram imoet

Ram ram imoet

sabar ya Surya. ada saatnya nanti author bikin kamu bahagia

2021-10-16

0

ms. Labil

ms. Labil

semangat thor 💪💪💪
smoga pmbacnya makin bnyak

2021-10-11

0

widya widya

widya widya

sampai disini, ceritanya bagus. bahasa jg ok. yg like kok dikit ya

2021-10-10

3

lihat semua
Episodes
1 01. Pikiran yang kalut
2 02. Kesalahan fatal
3 03. Panty yang hilang
4 04. Ketakutan Tak Berdasar
5 05. Persahabatan yang Retak
6 06. Ketakutan Terbesar
7 07. Bertanggung jawab.
8 08. Pernikahan Rahasia
9 09. Perubahan Status
10 10. Rumah Baru
11 11. Kehamilan yang Merepotkan part 1
12 12. Kehamilan yang Merepotkan part 2
13 13. Dokter Kandungan
14 14. Kerja lagi
15 15. Heuras Hulu
16 16. Aku..Kamu..
17 17. Tak kenal maka tak sayang.
18 18. Pelukan Maut
19 19. Mertua Baik Hati
20 20. Akan Kedatangan Tamu
21 21. Pertengkaran Pertama
22 22. Dia Menyebalkan
23 23. Dia Menyebalkan part 2
24 24. Luka Membawa Berkah
25 25. Ternyata Kuliah
26 26. Ada yang Mekar
27 27. Cemburu
28 28. Ciuman Pertama
29 29. Pacaran Halal
30 30. Don't Judge the Book by It's Cover
31 31. Masih Dilarang Masuk
32 32. Banyak Konsekuensi
33 33. Perempuan
34 34. Detektif Gadungan
35 35. Gosip antar Kubikel
36 36. Bertahan Sekuat Tenaga
37 37. Belajar Banyak Hal Baru
38 38. Mengorek Informasi
39 39. Selamat Ulang Tahun, Akang
40 40. Sakit Hati
41 41. Hukuman Terberat
42 42. Gosip Merebak Cepat
43 43. Pergolakan Batin
44 44. Mencari Informasi
45 45. Kecelakaan Kerja
46 46. Kehilangan
47 47. Humaira
48 48. Diam Membisu
49 49. Harus Punya Stok Sabar
50 50. Meminta Bantuan
51 51. Seperti Tersambar Petir
52 52. Menjaga Lisan
53 53. Biang Masalah yang Terkuak
54 54. Hukum Sebab Akibat
55 55. Deep Talk
56 56. Berpikir Jernih
57 57. Dia Kembali..
58 58. Jangan Menangis Lagi
59 59. Kembali Bersama
60 60. Mama Rani in Action
61 61. Tiba-tiba Punya Fans
62 62. Perpisahan
63 63. Makin Gencar Mengejar
64 64. Boleh Dicicil
65 65. Bonsai untuk Meminta Restu
66 66. Curhat Colongan
67 67. Keputusan karena Mimpi
68 68. Merancang Pernikahan
69 69. Hidayah itu Dijemput Bukan Ditunggu
70 70. Hari H
71 71. Jadi punya Keluarga Besar
72 72. Honey Moon Dadakan
73 73. Hubungan yang di berkahi (End)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
01. Pikiran yang kalut
2
02. Kesalahan fatal
3
03. Panty yang hilang
4
04. Ketakutan Tak Berdasar
5
05. Persahabatan yang Retak
6
06. Ketakutan Terbesar
7
07. Bertanggung jawab.
8
08. Pernikahan Rahasia
9
09. Perubahan Status
10
10. Rumah Baru
11
11. Kehamilan yang Merepotkan part 1
12
12. Kehamilan yang Merepotkan part 2
13
13. Dokter Kandungan
14
14. Kerja lagi
15
15. Heuras Hulu
16
16. Aku..Kamu..
17
17. Tak kenal maka tak sayang.
18
18. Pelukan Maut
19
19. Mertua Baik Hati
20
20. Akan Kedatangan Tamu
21
21. Pertengkaran Pertama
22
22. Dia Menyebalkan
23
23. Dia Menyebalkan part 2
24
24. Luka Membawa Berkah
25
25. Ternyata Kuliah
26
26. Ada yang Mekar
27
27. Cemburu
28
28. Ciuman Pertama
29
29. Pacaran Halal
30
30. Don't Judge the Book by It's Cover
31
31. Masih Dilarang Masuk
32
32. Banyak Konsekuensi
33
33. Perempuan
34
34. Detektif Gadungan
35
35. Gosip antar Kubikel
36
36. Bertahan Sekuat Tenaga
37
37. Belajar Banyak Hal Baru
38
38. Mengorek Informasi
39
39. Selamat Ulang Tahun, Akang
40
40. Sakit Hati
41
41. Hukuman Terberat
42
42. Gosip Merebak Cepat
43
43. Pergolakan Batin
44
44. Mencari Informasi
45
45. Kecelakaan Kerja
46
46. Kehilangan
47
47. Humaira
48
48. Diam Membisu
49
49. Harus Punya Stok Sabar
50
50. Meminta Bantuan
51
51. Seperti Tersambar Petir
52
52. Menjaga Lisan
53
53. Biang Masalah yang Terkuak
54
54. Hukum Sebab Akibat
55
55. Deep Talk
56
56. Berpikir Jernih
57
57. Dia Kembali..
58
58. Jangan Menangis Lagi
59
59. Kembali Bersama
60
60. Mama Rani in Action
61
61. Tiba-tiba Punya Fans
62
62. Perpisahan
63
63. Makin Gencar Mengejar
64
64. Boleh Dicicil
65
65. Bonsai untuk Meminta Restu
66
66. Curhat Colongan
67
67. Keputusan karena Mimpi
68
68. Merancang Pernikahan
69
69. Hidayah itu Dijemput Bukan Ditunggu
70
70. Hari H
71
71. Jadi punya Keluarga Besar
72
72. Honey Moon Dadakan
73
73. Hubungan yang di berkahi (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!