Kalia tertidur dengan pakaian yang semberawut di bawah meja kerjanya. Disampingnya, tampak pemuda yang bernama Surya itu terengah-engah kelelahan. Tubuhnya penuh peluh dengan kancing baju yang sudah lepas entah kemana. Kekuatan wanita di sampingnya ini benar-benar luar biasa pikirnya.
Entah kenapa hati Surya begitu berbunga-bunga. Sejak Surya masuk kerja sebagai office boy di perusahaan ini, diam-diam dia selalu mengagumi Kalia, manager muda yang tegas, pintar dan cantik.
Siapa sangka, malam ini Ibu manager yang dia kagumi itu tiba-tiba menghambur ke pelukannya dan memberikan semua hal yang begitu berharga hanya untuknya. Surya sangat bahagia, dia yakin bahwa Ibu Kalia mencintainya. Padahal tanpa Surya ketahui, Kalia melakukan hal itu karena berada dalam pengaruh alkohol yang dia minum.
Dia melihat sesuatu dalam genggamannya, barang yang dipakaikan Kalia dengan ganas ketika mereka berdua hendak mencapai klimaksnya. Sebuah panty berwarna merah muda dengan hiasan renda-renda kecil. Surya nyengir membayangkan peristiwa bersejarah yang baru saja dialaminya sambil memasukkan panty itu kedalam saku celana.
***
Pagi harinya, Kalia terbangun dengan kaget. Dia tertidur di kolong meja kerjanya semalaman dan hanya berselimutkan blazer dengan kancing baju yang sudah tak terpasang.
Kepalanya pusing, perutnya juga mual. Dia merasa ingin muntah. Secepat kilat Kalia menuju toilet kemudian memuntahkan semua makanan dalam perutnya. Dengan tubuh lemas, dia menyeka mulutnya dan membasuh muka mencoba mengembalikan kesadaran. Kalia mencoba mengingat-ingat, kenapa dia bisa tertidur semalaman di bawah meja kerjanya.
Adegan demi adegan berkelebat dalam kepalanya seperti kumpulan puzzle yang sedikit demi sedikit mulai menampilkan keseluruhan gambar. Kalia memekik. Dia ingat, semalam dia mabuk berat karena wine yang dia minum di pesta Amel. Lalu, dia ingat lagi bahwa dia sudah melakukan hal yang tidak bermoral karena dengan suka rela menyerahkan keperawanannya pada seseorang yang tidak dia kenal. Bahkan istilahnya dia lah yang telah memperkosa lelaki itu.
Kalia kembali memekik lebih kencang. Dia ingat nama lelaki itu, Surya...ya Surya. Ada name tag yang tersemat di baju seragamnya yang berwarna biru tua, dan seragam itu adalah seragam seorang office boy. Kalia hafal betul dengan warna seragam office boy di perusahaan tempatnya bekerja, karena si telunjuk sakti ini memang paling sering menyuruh office boy dan office girl melakukan semua perintahnya, dari mulai membeli makanan, membeli minuman, membelikannya cemilan, mengelap kaca jendela, membersihkan meja tamu nya, mengepel lantai lebih dari dua kali setiap hari, dan lain-lain, dan sebagainya. Kalia memang atasan yang sangat rewel, dan semua bawahannya tahu itu dengan pasti.
Peluh memenuhi keningnya. Dia panik, dia takut. Sedetik kemudian, dia merasa ada yang berbeda dengan dirinya, dia merasakan sakit dan perih di daerah intimnya. Kemudian dia meraba rok yang ia kenakan. Dia baru sadar, dia tidak memakai PANTY..!!!
Sambil sedikit berlari, dia kembali ke ruangan kantornya untuk mencari panty yang kemarin masih dia kenakan, tapi nihil..panty itu tidak ada. Pikirannya kacau balau, Kalia sesegera mungkin pergi untuk mencari office boy tersebut. Tapi Surya juga tak ditemukannya. Mungkin pria itu sudah meninggalkannya setelah kejadian tadi malam. Kalia menangis sejadi-jadinya. Dia memukul-mukul kepalanya dengan kuat. Kenapa ia bisa sebodoh itu? Kenapa ia bisa senekat itu? Kenapa ia bisa begitu amoral?? Alkohol benar-benar telah menghancurkan hidupnya.
Kalia pulang dengan gontai, dia mencengkram setir mobil hingga buku-buku jarinya memutih. Rasanya dia begitu malu dengan dirinya sendiri, dia merasa begitu kotor. Dia marah, muak, sekaligus takut.
Sesampainya di rumah, Kalia langsung menghambur masuk ke dalam kamar dan segera mandi. Dia menggosok-gosok badannya dengan kuat hingga terasa perih. Rasanya dia ingin menghilangkan kotoran yang menempel pada dirinya kemudian mengguyurnya dengan air. Dia menangis sejadi-jadinya, menjambaki rambutnya, dan menampar pipinya berkali-kali berharap ini semua hanya mimpi dan semuanya akan kembali normal seperti tidak ada yang terjadi.
Setelah selesai mandi, Kalia menggulung erat badannya dengan selimut dan enggan keluar kamar seharian penuh.
" Liaa.." panggil mamanya dari balik pintu.
Kalia menutup telinganya kuat-kuat.
" Kenapa gak pulang semalaman? Kamu lembur nak? Ayo makan dulu." bujuk mamanya lembut.
" Liaa..." panggil mamanya lagi.
Masih tak ada suara, mamanya menyerah dan meninggalkan Kalia dalam kamarnya. Mungkin Kalia kelelahan dan perlu istirahat, begitu pikirnya.
Segala hal yang mungkin saja terjadi berkelebatan dalam pikirannya. Bagaimana bila lelaki tersebut menuntutnya atau melakukan pemerasan karena perbuatan pemerkosaan itu? Bagaimana jika dia hamil, dan yang ia kandung adalah anak seorang office boy? Bagaimana bila semua orang tahu dengan kondisinya yang telah dengan sukarela memberikan keperawanannya kepada lelaki random yang ditemuinya??? Kalia menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. Dia membenamkan wajahnya pada bantal dan menjerit sejadi-jadinya.
" Kalia bodoh..******..murahaan..!!!!" teriaknya dengan wajah yang masih terbenam di bantal.
" Nggak..nggak..gak boleh ada yang tahu tentang kejadian ini. Aku harus menemui si office boy berengs*ek itu besok. Pokoknya dia harus tutup mulut! HARUS!!!"
***
Semalaman Kalia tak dapat memejamkan matanya, pun tak ada selera untuk makan. Pikirannya dipenuhi dengan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Bahkan handphone nya pun mati karena kehabisan baterai. Kalia tak peduli sama sekali.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Kalia sudah berangkat bekerja.
" Lia..sarapan dulu. Seharian kemarin kamu gak makan, nak." Bujuk mama nya ketika melihat Kalia sudah menghambur pergi menuju mobilnya.
" Gak sempat , Ma. Nanti saja di kantor." Kalia beralasan.
" Nanti kamu sakiit..." teriak mama sambil menyusul Kalia menuju tempat parkir. Tapi terlambat, yang dipanggil sudah melajukan mobilnya dengan tergesa. Mamanya memandang heran, tak biasanya Kalia melewatkan makan, apalagi sarapan. Karena beliau tahu betul, anaknya ini begitu teratur hidupnya. Bahkan perkara makan. Kalia selalu makan tepat waktu dan sarapan adalah suatu keharusan sebelum melakukan semua aktifitas sesibuk apapun dia.
Kalia sampai di kantornya, perutnya berbunyi. Sejujurnya dia kelaparan karena dari hari kemarin sama sekali belum makan apa-apa. Tapi bukan itu yang utama sekarang ini, Kalia harus segera menemui OB tersebut dan mengintimidasinya agar tak pernah buka suara.
Kalia menuju pantry, dia mengelilingkan pandangannya mencari keberadaan si OB yang bernama Surya itu. Tiba-tiba
DEG
Seseorang memasuki pantry, kemudian memanggil namanya.
" Bu Kalia.." ucap orang tersebut seperti sama kagetnya.
Dengan sigap Kalia membalikkan badannya, dan tampaklah seseorang dengan perawakan tinggi tegap sedang berdiri di hadapannya sambil memeluk tray. Laki-laki itu memang tidak tampan tapi tidak jelek juga, kulitnya sawo matang dengan tinggi kira-kira 180 cm.
Kalia langsung gelagapan ketika membaca name tag yang tersemat di seragam kerjanya. SURYA.
" Saya perlu ngomong sesuatu sama kamu, di ruangan saya.." ucap Kalia sambil segera menghambur pergi menuju ruangannya.
Waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, dan staf-staf yang lain biasanya belum datang karena perbedaan jam masuk kerja. Untuk OB dan OG, mereka mulai bekerja pukul tujuh pagi, sedangkan staf mulai bekerja pukul delapan pagi.
Ruangan Kalia terdiri dari dua ruangan, ruangan yang lebih kecil adalah ruangannya sebagai manager dan ruangan yang lebih besar adalah ruangan dimana ke 7 stafnya bekerja di meja mereka masing-masing dengan sekat setinggi dada orang dewasa sebagai pembatasnya.
Karena sekarang masih jam setengah tujuh pagi, otomastis semua stafnya belum ada yang datang dan Kalia dapat dengan leluasa membicarakan tentang kejadian kemarin dengan Surya.
" Duduk.." Kalia menyuruh Surya duduk di kursi depan meja nya. Sedangkan Kalia berdiri sambil melipat kedua tangan di dada untuk menutupi kegugupan.
" Malam kemarin.." Kalia terhenti, dia merasa ragu untuk memulai pembicaraan.
Surya menunduk dalam.
Hening.
" A..Apa yang terjadi kemarin malam?" Lanjut Kalia memecah keheningan.
" Anu.." Surya menjawab dengan takut-takut.
" Apa benar..kita..kita melakukan itu?" Kalia menekankan kata "ITU" agar Surya mengerti.
Surya masih tak berani melihat Kalia. Dia masih menundukkan kepalanya dalam. Surya berpikir sepertinya ada yang tidak beres dengan pertanyaan Kalia. Padahal dengan sangat jelas, malam itu Kalia lah yang menggodanya. Tapi kenapa hari ini dia menanyakan hal tersebut seolah-olah Kalia tidak ingat apa-apa?
" Benar nggak?!" Kalia meninggikan suaranya dan menggebrak meja, membuat Surya terperanjat kaget.
" I..iya, bu." jawab Surya spontan sambil meremas kedua tangannya gugup.
" Jangan bohong, kamu. Lagi pula, kenapa kamu ada di ruangan saya malam-malam begitu?"
" Sa..saya sedang kebagian shift malam, Bu. Dan tadinyah mau membereskan ruangan QA, tapi ibu tiba-tiba datang" jelas Surya tergagap. Kalia tampak berpikir sejenak.
" Ada buktinya kalau kita melakukan itu?" Kalia tetap ngotot berharap Surya menjawab hal yang ingin didengarnya, bahwa kejadian semalam benar-benar tidak terjadi.
Dengan takut-takut Surya mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah panty berwarna merah muda dengan hiasan renda kecil tampak dihadapan Kalia.
Mata Kalia terbelalak. Dia menutup mulutnya untuk mencegah pekikannya terdengar oleh Surya. Dengan secepat kilat, Kalia mengambil panty tersebut dari genggaman Surya kemudian menjejalkannya kedalam tas kerjanya.
Kalia mencondongkan tubuhnya mendekati Surya.
" Berengs*k, kamu..!! Kenapa kemarin malam kamu gak menolak saya? Kalau kamu menolak dan pergi, setidaknya kejadian memalukan kemarin gak akan kejadian. Dasar berengs*ek!! Apa karena aku cantik, tubuhku mulus dan aku sedang hilang akal makanya kamu malah dengan senang hati melakukannya? Heh?!". ucap Kalia sinis. Hati Surya sedikit perih, yang diucapkan Kalia memang benar. Surya memang tergoda, bagaimana tidak? Kalia sangat cantik, bibirnya ranum dan manis, tubuhnya mulus, tinggi semampai, dengan kulit yang putih dan bersih. Sedangkan Surya adalah lelaki normal yang bisa saja berhasrat bila Kalia menggodanya dengan liar seperti kemarin malam.
" Jangan berani-berani kamu bocorkan hal ini. Kalau nggak, kamu bakalan abis!! Saya bisa aja melaporkan kamu atas tindakan yang kamu lakukan terhadap saya." Kalia mencoba mengancam sambil menunjuk Surya dengan galak dan badan yang masih dicondongkan ke arah Surya.
" Bukan salah saya, Bu. Se..semalam..i..ibu yang.." jelas Surya gelagapan.
" Ssstttt...diam..gak perlu dibahas!!!" Ucap Kalia sambil memberikan isyarat agar Surya menghentikan perkataannya. Dia merasa tidak siap bila Surya mengatakan bahwa sebenarnya Kalia lah yang memaksa Surya untuk memenuhi hasrat seksualnya.
" Kalau kamu pria baik-baik, pasti kamu bakal nolak!! Kalau kamu tidak bermaksud jelek, kamu pastinya meninggalkan saya, sekuat apa sih tenaga perempuan. Apalagi perempuan mabok..tapi.." tenggrorokan Kalia tercekat. Matanya mulai memanas. Air mata berdesakan ingin keluar sekuat apapun dia menahannya. Tangannya mengepal kencang menahan marah.
" Gue lagi mabok malam itu!! Mana tau bakal ngelakuin hal nekat macam itu sama lu. Gue juga jijik kalau ingat itu sekarang. Gue ini masih perawan, lu tau??!! dan dengan gobloknya menyerahkan semua itu sama elu yang cuma OB..!! Kalia mulai kehilangan kontrol, dia memukul-mukul dadanya keras dengan ekspresi kalut, panik dan takut. Surya dapat melihat itu dengan jelas dari raut muka Kalia.
Dengan spontan, Surya berdiri dan memegang pergelangan Kalia agar jangan lagi menyakiti dirinya. Kalia memberontak, dia menangis meraung-raung.
" Lepas..lepasin tangan gue..!!!" bentak Kalia makin kalap.
" I..iya..Bu. Iya..saya salah. Saya berengs*k karena tidak bisa menahan diri dan malah menerima perlakuan Ibu. Saya janji, Bu. Saya gak akan cerita sama siapapun soal kemarin malam. Akan saya bawa rahasiah inih sampai mati." ucap Surya mencoba meyakinkan Kalia. Kalia menangis sejadi-jadinya.
Kalia berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Surya dan sejurus kemudian mengambil sebilah pisau dari laci mejanya. Pisau tersebut biasa Kalia gunakan bila dia sedang ingin memakan buah di sela- sela waktu kerjanya.
" Bu..Ibu...jangan, Bu. Jangan lakuin itu. Sayah janji, Bu. Sayah janji demi Allah sayah gak akan ceritakan apapun, sama siapapun tentang kejadian itu." Surya panik.
" Gue pengen matiii..." teriak Kalia makin kehilangan kendali dan mencoba menghujamkan pisau tersebut kearah lehernya. Tapi dengan cepat, Surya menghalangi leher Kalia dengan tangannya guna menghalau hujaman pisau.
JLEBB..!!!
Hujaman pisau itu menusuk punggung tangan Surya yang mencoba melindungi leher Kalia. Darah mengucur dari luka tusukan tersebut. Kalia memekik dan melihat pisau yang masih tertancap di pungung tangan Surya.
Dengan sekali tarik, Surya mencabut pisau tersebut dan darahnya mengucur lebih banyak lagi. Kalia panik, dia membekap mulutnya kuat-kuat. Surya membuang pisau digenggamnya kedalam tempat sampah.
" Sa..saya..kenapa..kenapa..?" Kalia hanya mampu tergagap dengan pandangan yang masih tertuju pada luka menganga di punggung tangan Surya.
" Jangan nekat begituh, Bu. Sayah janji pada Ibu, sayah tidak akan membuat Ibu malu. Sayah akan bertanggung jawab. Kalau perlu, sayah akan mengundurkan diri dari perusahaan inih agar Ibu bisa tenang." jelas Surya dengan logat sundanya yang kental.
Kalia memandang Surya, mencoba melihat kebohongan dari sorot matanya. Tetapi tampaknya, Surya serius dengan ucapannya.
" Sayah pamit, Bu. Sekarang Ibu tenang sajah. Jangan lakukan hal yang aneh-aneh lagih. Sayangi sajah diri Ibu mulai sekarang."
Surya mengambil pisau yang tadi sempat di lemparkannya kedalam tempat sampah kertas di ruangan Kalia, dia takut kalau Ibu manager yang dikaguminya itu akan kembali melukai diri. Setelah itu Surya menghambur pergi dari ruangan Kalia sambil memegang tangannya yang terluka agar tidak mengeluarkan darah terus menerus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SAPA SURUH MINUM2,, UDH MINUMAN BERALKOHOL ITU HARAM DN PENUH MUDHARAT, DN ELO DPT MUDHARATNYAKN, UNTUNG KTEMU SURYA, KLO KTEMU KLOMPOK PREMAN, ABIS LO DI GILIR...
2022-12-29
0
maura shi
dia yg merkosa org lain yg d salahin,hadeeeh kalia kalia
2022-02-08
0
Kustri
Kebykan huruf "h"
2022-01-02
0