Lelaki Berkacamata

Lelaki Berkacamata

Tekad Tanpa Modal

Apa ungkapan yang cocok untuk kemauan yang kuat tapi terbentur keadaan yang tidak mendukung???

Modal dengkul ...!!! ya itulah istilah yang mungkin lebih cocok untuk Suyitno. Cowok kerempeng dipedalaman sebuah desa kaki gunung Muria Jawa tengah. Tanpa modal materi maupun pendidikan tinggi, nekat pergi ke Jakarta nebeng truk pengangkut barang yang sengaja datang ke desanya karena mengambil pesanan kayu.

Hanya pakaian melekat di badan, serta tas selempang lusuh mengantung dileher yang diberi oleh supir tadi dengan diisi uang seratus ribu, buat makan nanti katanya.

Suyitno turun di daerah Pulo gadung, seletah mengucapkan terima kasih dia pun melangkah tidak tentu arah. Mengikuti jalan yang terlalu banyak persimpangan dan lampu merah.

Suyitno tampak bingung dan kelelahan, perutnya juga sudah mulai keroncongan.

Cacing didalam sudah protes keras karena sekarang sudah lewat jam makan siang.Tapi Suyitno tidak tahu mau kemana, uang sebagai bekal pun cuma selembar merah pemberian supir tadi.

Dengan langkah yang payah Suyitno menyusuri jalan dan trotoar, lalu singgah di warung tenda pinggir jalan yang mungkin memberikan harga lebih murah dari pada warung yang berderet diruko atau rumah makan padang diseberang jalan persimpangan sebelah kiri jalan.

Suyitno masih bingung harus memesan apa, sampai pemilik warung menegurnya dan menawarkan pilihan.

"Mau pesan apa mas? rames apa mie rebus?"

Suyitno tampak ragu tapi perutnya sudah tidak bisa menunggu.

"Rames saja Bu, minumnya air putih saja" akhinya Suyitno menemukan pilihan yang mungkin terasa dia anggap lebih baik.

Suyitno pun makan dengan lahap, tidak kurang dari lima menit sudah tandas nasi dipiring.

Setelah minum dan membayar Suyitno keluar dari warung tenda tersebut, kembali melangkah mengikuti jalanan panjang yang tampak tidak berujung.

Hari sudah berganti menjadi gelap, Suyitno masih tidak tahu arah tujuan. Entah sudah seberapa jauh dia berjalan yang pasti kakinya sudah bergetar melawan lelah yang tidak tertahan lagi.

Mungkin sekarang sudah lebih jam sepuluh malam, dan Suyitno belum tahu mau mengistirahatkan tubuhnya dimana.

Dipersimpangan jalan yang sudah tidak terhitung telah dilewatinya, Suyitno terduduk tidak kuasa lagi menahan lelah tubuhnya.

Suyitno mencoba melebarkan matanya yang mulai mengabur, tanpa sadar perhalan-lahan matanya tertutup tidak bisa dia tahan.

Suyitno pingsan dipersimpangan jalan ibu kota, tanpa ada yang mengenal dan dia kenal. Pemuda kerempeng, lusuh tanpa bekal yang hanya bermodalkan nekad alias modal dengkul.

Tidak ada identitas yang sempat Suyitno bawa, karena dari awal dia tidak ada pikiran sejauh ini dalam perjalanan nekadnya.

Tas selempang dan bekal uang seratus ribu yang sudah berkurang untuk makan siangnya pun pemberian supir truk, jadi otomatis tidak ada barang berharga sama sekali yang ada bersamanya.

Dari awal sang supir sudah menawarkan diri untuk mencarikan perkerjaan dipangakalan kayu sekedar batu loncatan agar ada pegangan selama belum dapat yang dirasa cocok.

Tapi Suyitno menolak, karena tidak mau merepotkan, sudah mendapat tumpangan dan makan gratis selama perjalanan saja dia sudah sangat bersyukur. Suyitno pergi dari kampung pun cuma pamit sama ibunya, pergi tidak lama katanya. Ibunya sudah melarang tapi Suyitno tetap nekad.

Mungkin saat ini sudah lebih dari satu jam Suyitno pingsan tanpa ada yang menghiraukan. Adakah yang akan menolong orang pingsan dijalan, memberi tumpangan sekedar untuk melepas lelah.

Mungkinkah masih ada hati dari orang-orang ibu kota yang katanya egois dan mementingkan diri sendiri. Hanya waktu dan takdir yang bisa menjawab segala permasalahan yang ada dan juga menimpa Suyitno.

*****

Pagi hari sekitar pukul enam lebih tiga puluh menit, disalah satu kamar sebuah rumah elit kawasan pondok indah.

Hangat selimut tebal nan wangi, aroma pewangi ruangan yang harum dan segar terasa sangat menenangkan. Sejuk pendingin ruangan yang tak terlalu menusuk menambah rasa nyaman.

Kamar yang sangat luas terasa lengang tanpa adanya tanda-tanda penghuninya. Dinding cat warna putih tanpa banyak ornamen yang menghiasi menambah rasa yang elegan.

Seorang pria paruh baya masuk tanpa menimbulkan suara. Apalagi pintunya memang tidak sepenuhnya tertutup dan terkunci.

Pria itu memang sengaja agar lebih mudah dalam memantau seseorang yang ada didalam kamar. Dengan seksama dan sangat teliti diperhatikan sesosok tubuh yang masih terlelap dengan nyaman.

Tangan pria itu terjulur memeriksa dahi orang yang terbaring.

Dia menarik tangan seletah yakin jika suhu tubuh orang tersebut sudah tidak terlalu panas seperti semalam. Dia yakin kalau sekarang orang tersebut sedang tidur, tidak lagi pingsan. Pria tersebut akhirnya keluar kamar lalu menuju ruang makan.

"Mbok, nanti jika anak yang dikamar tamu itu bangun suruh mandi dan sarapan." Perintah pria tersebut pada pembantunya.

"Ya tuan." Jawab pembantu itu cepat.

"Oh ya, baju gantinya ambil saja di kamar atas, kamar Alex" lanjutnya memberi instruksi.

Pembantu tersebut menyimak dengan teliti dan sedikit heran, perihal baju ganti.

Setau pembantu tersebut baju-baju Alek, anak majikannya itu memang masih banyak dan tersimpan rapi dikamarnya. Dilantai atas pojok kiri berseberangan dengan kamar tuan besarnya ini. Tapi tentu saja pembantu tersebut tak banyak bertanya, dia tidak mau mengusik dan membantah.

"Aku berangkat dulu, jangan lupa nanti disuruh sarapan dan ingat jangan biarkan dia pergi kemana-mana." Pria tersebut memberi penjelasan setelah selesai sarapan dan mewanti-wanti pembantunya.

"Ya tuan." Jawab pembantunya cepat.

Pri tersebut keluar rumah, di halaman depan supirnya sudah siap dengan membuka pintu penumpang. Setelah tuannya masuk dia pun segera memutar badan ke arah kemudi, masuk dan siap menjalankan tugas.

Didalam kamar, seseorang yang tidur dengan nyaman mulai mengerakan tubuhnya, menggeliat dan berusaha membuka mata yang terasa lengket.

Susah payah dia menyesuaikan penglihatan matanya dengan suasana kamar, dan dia terlonjak kaget sampai berdiri dengan bingungnya. Matanya mengamati sekitar kamar yang luas, mungkin seluas rumahnya.

Lebih bagus kamar ini tentunya dengan segala fasilitas dan dekorasi yang jauh lebih baik. Setelah puas mengamati kamar yang sangat asing dia meneliti tubuhnya yang terbalut piyama tidur yang lembut, tidak lagi memakai celana rombeng dan kaos oblong lusuh. Tas selempang dan sisa uang yang ada terlihat diatas nakas sebelah tempat tidur besar yang tadi ditiduri.

Dia bertambah kaget ketika ada seseorang yang masuk.

"Ehhh sudah bangun, silakan mandi den dan ini baju gantinya" kata perempuan separuh baya yang mungkin usianya sudah mendekati enam puluhanan.

Dengan bingung dia bertanya, "saya dimana dan..."

"Aden dirumah tuan Ali, semalam tuan yang membawa Aden kerumah ini" jawab pembantu itu cepat memotong kebingungan Suyitno sambil meletakan baju ganti disisi ranjang.

Ya... seseorang itu adalah Suyitno yang pingsan dipersimpangan jalan semalam tanpa dia tahu siapa dan bagaimana keadaannya, tiba-tiba begitu bangun sudah ada dikamar besar ini.

"Mandilah den, setelah itu keluar untuk sarapan." Pembantu itu memberikan instruksi sesuai perintah tuan besarnya.

Suyitno menurut, tapi dia bingung kemana harus melangkah untuk sekedar mandi.

Sepertinya pembantu itu paham akan kebingungan Suyitno.

"Itu kamar mandinya, pintu sebelah kiri, semua peralatan dan perlengkapan sudah ada didalam." Pembantu tersebut memberikan keterangan.

Suyitno mengangguk mengerti, melangkah ke kamar mandi dalam diam karena masih banyak rasa dan tanya dalam keadaan yang membuatnya bingung.

***maaf ada beberapa bab yang diulang kembali karena revisi dan penulis tidak bisa menghapus secara manual 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

dementor

dementor

banyak typo ya author.. tolong perbaiki typonya.. terima kasih.. 🙏🙏🙏

2023-06-10

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

mampir thor nuwun undangan ne mugo-mugo apik tekan entek ceritane.. 😄😄

2022-07-21

0

Bulan Rajab

Bulan Rajab

##

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Tekad Tanpa Modal
2 Ternyata Dia
3 Alex Abram Yang Lain
4 Suyitno Atau Alex Abram
5 Identitas Baru
6 Tergoda 1
7 Waktu Dulu
8 Tergoda 3
9 Kisah Lama
10 Musibah 1
11 Musibah
12 Musibah 3
13 Perjalanan Ke Bandung
14 Selama perjalanan
15 Bandung
16 Keraguan
17 Kencan
18 Ali Abram 1
19 Ali Abram
20 Ali Abram 3
21 Menemukannya
22 Sebuah Pertanyaan
23 Yang Sebenarnya
24 Awal Yang Rumit
25 Pelajaran Baru
26 Pencarian
27 Aditama
28 Romansa Tersembunyi
29 Rasa Ini
30 Tuan Ali Menghilang
31 Terkurung
32 Pencarian
33 Orang Dimasa Lalu
34 Keraguan
35 Seseorang Itu
36 Alasan
37 Siapa Aku
38 Bukan Dari Akhir
39 Aditama Ditahan
40 Melamar Mis Lina
41 Perdebatan Antar Lelaki
42 Keraguan Mis Lina
43 Kesal
44 Menu Tidak Biasa
45 Kejutan Alex
46 Rahasia Ibu 1
47 Rahasia Ibu 2
48 Rahasia Ibu 3
49 Kesadaran Alex
50 Rencana
51 Bertiga
52 Keinginan Alex
53 Meyakinkan Hati
54 Mbak Sri 1
55 Mbak Sri 2
56 Tiga Lelaki Abram
57 Boleh liburan?
58 Gadis Kecil
59 Yolanda
60 Botok Cinta
61 Perasaanku
62 Percaya Atau Tidak
63 Keraguan Meilan
64 Kedatangan Tamu
65 Melamar Lagi
66 Mungkinkah
67 Rasa Yang Lain
68 Trauma Yolanda
69 Tidak Mungkin Bisa
70 Kepulangan Yolanda
71 Keinginan Tuan Ali
72 Meilan Kembali
73 Ibu Pingsan
74 Rasa Campur Aduk
75 Rumit
76 Rasa Itu Berbeda
77 Hari Pertama
78 Persaingan
79 Pilihlah
80 Aturan Permainan
81 Minggu Pertama
82 Kencan Pertama
83 Surprise
84 Salah Sangka
85 Rencana Yolanda
86 Siapa
87 Orang Lama
88 Mengelak
89 Rahasia Yang Lain
90 Mulai Terbuka
91 Sisi Lain Hatiku
92 Terkuak
93 Kasus Lain
94 Cinta Lama
95 Alasan
96 Bantahan Meilan
97 Akhirnya Mengakui
98 Kegalauan Alex
99 Kepergian Yolanda
100 Semua Akan Berlalu
101 Tidak Ada Cerita
102 Gundahnya Tuan Ali
103 Rindu Itu Nyata
104 Rencana Terapi
105 Memulai Rasa
106 Ketakutan Mbak Sri
107 Jalan Sore
108 Perasaanku
109 Terapi Terakhir
110 Pesta 1
111 Pesta 2
112 Extra Part I
113 extra Part II
114 Extra Part III
115 Ending Lelaki Berkacamata
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Tekad Tanpa Modal
2
Ternyata Dia
3
Alex Abram Yang Lain
4
Suyitno Atau Alex Abram
5
Identitas Baru
6
Tergoda 1
7
Waktu Dulu
8
Tergoda 3
9
Kisah Lama
10
Musibah 1
11
Musibah
12
Musibah 3
13
Perjalanan Ke Bandung
14
Selama perjalanan
15
Bandung
16
Keraguan
17
Kencan
18
Ali Abram 1
19
Ali Abram
20
Ali Abram 3
21
Menemukannya
22
Sebuah Pertanyaan
23
Yang Sebenarnya
24
Awal Yang Rumit
25
Pelajaran Baru
26
Pencarian
27
Aditama
28
Romansa Tersembunyi
29
Rasa Ini
30
Tuan Ali Menghilang
31
Terkurung
32
Pencarian
33
Orang Dimasa Lalu
34
Keraguan
35
Seseorang Itu
36
Alasan
37
Siapa Aku
38
Bukan Dari Akhir
39
Aditama Ditahan
40
Melamar Mis Lina
41
Perdebatan Antar Lelaki
42
Keraguan Mis Lina
43
Kesal
44
Menu Tidak Biasa
45
Kejutan Alex
46
Rahasia Ibu 1
47
Rahasia Ibu 2
48
Rahasia Ibu 3
49
Kesadaran Alex
50
Rencana
51
Bertiga
52
Keinginan Alex
53
Meyakinkan Hati
54
Mbak Sri 1
55
Mbak Sri 2
56
Tiga Lelaki Abram
57
Boleh liburan?
58
Gadis Kecil
59
Yolanda
60
Botok Cinta
61
Perasaanku
62
Percaya Atau Tidak
63
Keraguan Meilan
64
Kedatangan Tamu
65
Melamar Lagi
66
Mungkinkah
67
Rasa Yang Lain
68
Trauma Yolanda
69
Tidak Mungkin Bisa
70
Kepulangan Yolanda
71
Keinginan Tuan Ali
72
Meilan Kembali
73
Ibu Pingsan
74
Rasa Campur Aduk
75
Rumit
76
Rasa Itu Berbeda
77
Hari Pertama
78
Persaingan
79
Pilihlah
80
Aturan Permainan
81
Minggu Pertama
82
Kencan Pertama
83
Surprise
84
Salah Sangka
85
Rencana Yolanda
86
Siapa
87
Orang Lama
88
Mengelak
89
Rahasia Yang Lain
90
Mulai Terbuka
91
Sisi Lain Hatiku
92
Terkuak
93
Kasus Lain
94
Cinta Lama
95
Alasan
96
Bantahan Meilan
97
Akhirnya Mengakui
98
Kegalauan Alex
99
Kepergian Yolanda
100
Semua Akan Berlalu
101
Tidak Ada Cerita
102
Gundahnya Tuan Ali
103
Rindu Itu Nyata
104
Rencana Terapi
105
Memulai Rasa
106
Ketakutan Mbak Sri
107
Jalan Sore
108
Perasaanku
109
Terapi Terakhir
110
Pesta 1
111
Pesta 2
112
Extra Part I
113
extra Part II
114
Extra Part III
115
Ending Lelaki Berkacamata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!