Hari menjelang malam, suasana rumah tetap sama tanpa banyak perubahan.
Hanya lampu-lampu yang menjadi pembeda antara waktu yang selalu berganti.
Ruang besar antara dapur dan ruang tamu yang menjadi ruang makan sekaligus ruang keluarga tampak sepi tanpa penghuni.
Suyitno pun masih betah duduk terpekur tanpa melakukan apapun.
Dari siang dia hanya tidur dikamar dan sore, disinilah dia pada akhirnya. Pikirannya entah kemana, mengingat apa yang terjadi padanya saat ini.
Ada dirumah besar yang asing tanpa tahu siapa pemiliknya, orang-orang asing dan tentunya penolongnya yang sama asing karena dia tak tahu apapun.
Langkah kaki terdengar mendekat, menandakan adanya seseorang yang memasuki ruangan tersebut, Suyitno mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
Sesosok lelaki paruh baya dengan setelan jas kerja yang masih tampak rapi dan elegan.
Badannya tinggi tegap meskipun usia tidak lagi muda, sekitar lima puluhan tahun.
Kulitnya tidak terlalu putih tapi jg tidak hitam, terlihat cerah dan bersih. Jangan lupakan wajahnya yang masih terlihat rupawan, memberi kesan wibawa seiring usianya.
"Seharian kau duduk disini?" pria tersebut bertanya sekaligus menyapa.
Suyitno tersadar dari pengamatannya, dan mengangguk ragu, tapi akhirnya menggeleng dengan cepat. Dia terlihat gugup dan tidak tahu harus berkata apa. Terasa dingin hawa yang terbawa bersama raut wajah sang pria tersebut.
"Tuan... makan malam sudah siap." Dari arah dapur pembantu datang memberi tahu tuannya.
"Sebentar mbok, aku mandi dulu." Jawab tuannya dan berjalan ke arah tangga menuju kamarnya dilantai atas.
Suyitno masih terdiam, menyimak segala hal. Tentang pria asing, situasi dan entah apalagi yang masih menyisakan banyak tanya dikepala dan hatinya.
Sekitar dua puluh menit, pria itu kembali dengan setelan baju rumahan. Kaos berlogo tiga strip didada sebelah kiri, celana jeans berbahan ringan dibawah lutut. Tampak lebih fress, dengan wajah yang terlihat segar sehabis mandi.
Pria itu berjalan menuju meja makan, melewati Suyitno. Setelah duduk dengan tenang dia menoleh pada Suyitno yang masih memperhatikan dari tempat duduknya.
"Ayo kemari dan duduk disini, kita makan" ajaknya pada Suyitno.
Suyitno menurut, tanpa banyak kata. Pria itu pun memulai makan dengan tenang, berbeda dengan Suyitno yang masih canggung dan bingung.
"Makanlah, setelah ini kita bisa berbincang dan ceritakan apa yang ingin kamu ceritakan."
"Tanyakan juga apa yang mungkin ingin kamu tanyakan," pria itu memberi instruksi dan penjelasan agar Suyitno segera memulai makan dengan benar.
Akhinya Suyitno pun menurut, berusaha makan tanpa menimbulkan suara. Dia tahu banyak hal yang harus dia ceritakan dan tanyakan setelah ini.
Sekitar tujuh menit acara makan selasai, setelah meneguk minumanya pria tersebut berdiri. Melangkah menuju sofa tempat duduk Suyitno yang tadi, sebelum makan. Duduk dengan tenang menunggu Suyitno selasai dan datang mendatanginya.
Suyitno duduk di sofa single tak jauh dari pria tersebut, duduk dengan gelisah dan gugup.
Hemmmm ....
pria tersersebut memecah kekakuan dengan hembusan nafas yang panjang.
"Siapa namamu?" pria itu akhirnya bertanya.
"Suyitno tuan" jawab Suyitno, dia memakai panggilan tuan, karena dia ingat jika pembantu rumah ini menyebut pria ini dengan sebutan tuan.
"Alex ..." pria itu tak melanjutkan kata-katanya, seperti ada yang menyekik tenggorokan ketika dirinya menyebut nama Alex.
Suyitno tentu bingung dengan apa yang terjadi, tapi dengan sigap dia berjalan kearah meja makan. Menuang air putih ke gelas dan dibawa ke depan pria tadi. Pria itupun mengerti dan menerima uluran gelas dan meminumnya dengan pelan. Setelah dirasa cukup dia meletakkan gelas dimeja yang da di samping, dia menatap Suyitno dengan mata sayu.
Entah apa yang ada dalam pikirannya, perlahan pria itu menggeleng dan memejamkan mata. Menata hati dan pikirannya serta mengembuskan nafas dengan berat.
Akhirnya mengalirkan segala cerita yang membuka duka beberapa bulan ini, terasa sangat menyakitkan tentunya.
*****
Enam bulan yang lalu.
Setelan jas kerja mahal warna hitam terlihat elegan membalut tubuh atletis seorang pria muda berumur dua lima tahun yang baru keluar dari kamar. Wajah tegas dan bersih berhias kaca mata bingkai hitam, rambut hitam tersisir rapi terbelah samping. Serta sepasang sepatu hitam fantovel mahal serasi dengan pakaian yang dia pakai.
Pemandangan yang sungguh sempurna bagi siapapun yang melihat.
Alex Abram itulah namanya.
Tuan muda dari rumah besar ini, anak tunggal dari pengusaha properti yang sedang maju dan meroket.
Dari arah kamar yang berbeda, keluar sosok pria paruh baya yang tak kalah elegan. Umur memang tak bisa ditipu, tapi penampilan dan gaya berpakaian cukup memperlihatkan bahwa dia juga bukan orang sembarangan.
Ali Abram, pengusaha properti yang sangat maju dan terus berkembang. Memulai usaha dari nol bersama sang istri, sayang sang istri meninggal karena keguguran untuk kehamilan yang kedua saat Alex berumur delapan tahun.
Usaha sedang maju-majunya tapi kehidupan dan umur memang hanya Tuhan yang tahu.
Jadilah tuan Ali duda dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa berniat menikah lagi. Meskipun banyak perempuan-perempuan diluar sana yang tentunya sangat siap dan menawarkan diri menjadi istri serta mama sambung Alex, tapi tuan Ali tetap tak mau.
Baginya cukup merawat Alex seoarang diri, mempersiapkan Alex untuk menjadi penerus usaha serta mengembangkan usaha jauh lebih utama ketimbang pendamping hidup.
Seorang istri cukuplah satu, mama dari Alex.
Dia tak ingin merasakan cinta yang lain.
Mereka turun menuju meja makan, sarapan dengan tenang tanpa banyak mengeluarkan kata. Setelah selesai mereka pun serempak beranjak dari meja dan berjalan keluar menuju mobil yang sudah siap didepan.
"Nanti siang papa mau meninjau pembangunan hotel di Pekalongan, ada beberapa masalah yang harus papa selesaikan."
"Mungkin besok baru kembali, tolong kamu handel kerjaan kantor dan tamu yang datang"
ujar tuan Ali ditengah perjalanan.
"Ya pa" jawab Alex singkat.
Alex memang tidak banyak bicara, terkesan dingin dan misterius. Mungkin karena tak banyak kawan dan teman serta didikan papanya yang memang tidak banyak bicara, hilangnya sosok mama.
Bukankah yang sering terlihat banyak bicara sosok seorang mama? Bukankah yang sering memberi kenyamanan dan kehangatan juga sosok seorang mama?
Begitupun dengan Alex, tak banyak bicara.
Menjawab juga seperlunya, meskipun dengan papanya sendiri. Sangat dingin dan datar tanpa ekspresi.
Alex memang sudah ikut bekerja di kantor, selesai kuliah langsung menyibukkan diri membantu papanya.
Alex berpikir buat apa menyia-yiakan waktu muda toh nanti dirinya tetep akan disibukan dengan perusahaan yang dipimpin papanya.
Mengantikan posisi papanya dan mengembangkannya pula.
Dia tidak ingin mengecewakan papanya, satu-satunya orang tua yang dia punya.
Dia tidak mau papanya sedih hanya karena dirinya. Cukup melihat papanya tidak lagi bersedih saat melihat foto mamanya dikamar sudah cukup bagi Alex.
Setelah memakan waktu lebih dari setengah jam sampailah mereka di gedung perkantoran yang tinggi menjulang didaerah Sudirman.
Berjejer dan tampak angkuh, pada pohon-pohon dipingir jalan luar area gedung.
Alex dan tuan Ali melangkah dengan pelan tapi terlihat tegas, memasuki kantor dan sesekali menjawab salam dari para pegawai yang sudah datang. Mereka berpisah menuju ruangan masing-masing.
Tuan Ali masuk ruangan Presdir, tidak jauh dari pintu lift, sedang Alex masuk ruangan disebelahnya ruangan manager.
"Papa sudah dijalan, pulangnya minta antar supir kantor Lex" tuan Ali memberi kabar Alex. Tadi waktu tuan Ali berangkat, Alex sedang meting dengan beberapa staff jadi tidak sempat pamitan secara langsung.
"Ya pa" jawab Alex singkat, seperti biasa.
"Bekerjalah dengan semangat, papa yakin kamu bisa" imbuh papanya memberi semangat. Alex tersenyum dan menutup telpon ketika sambungan terputus.
Dengan menghembuskan nafas panjang Alex menyandarkan punggung disandaran kursi kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Kar Genjreng
Mas Suyitno.. mugo-mugo jodo iso ketemu Bos apik.. tapi gung paham .. ki
2022-07-21
2
Na Gi Rah
Salfok sama covernya, om om mantan mafia dan bodyguard hahaha🤭🤭🤭
2022-02-04
0
HIATUS🖤
Masih nyimak Thor
2021-07-07
0