Malam itu setelah tuan Ali bicara dan bercerita dengan Suyitno, 'seseorang yang pingsan dipingir jalan' segera menemukan pencerahan dari sebagian masalah yang dia pendam dan simpan sebagai rahasia.
Alex Abram, anak satu-satunya dari almarhum istrinya ditemukan tewas mengenaskan akibat OD. Tergeletak di gedung kosong berserakan dengan segala bekas obat-obatan dan miras.
Untung orang-orangnya dengan cepat menemukan sebelum polisi atau pihak lain mengetahui. Alex pun tidak pernah membawa identitas diri jika sedang berada didunia malamnya, jadi memang tidak ada yang mengenalnya sebagai Alex Abram.
Tuan Ali sudah sering memperingatkan agar berhati-hati, tapi nasib dan takdir siapa yang tahu. Alex selama ini tidak pernah pulang dalam keadaan mabuk atau teler akibat obat tertentu.
Tuan Ali berkeyakinan Alex masih dalam jalur aman, meskipun dia juga tahu kelakuan anaknya dengan beberapa wanita malam yang sering bermain ONS. Sayangnya manusia kadang tidak pernah sadar bahwa musuh tentu lebih cerdik dalam strategi mematikan lawan.
Setelah mengurus pemakaman anaknya yang dirahasiakan, 'karena hanya orang-orang kepercayaan yang ikut mengurusi' tuan Ali segera pergi keluar negeri mengurus proyeknya yang tersendat di sana, tepatnya negara Thailand.
Tuan Ali pun mengabarkan pada kantor jika Alex bersamanya. Entahlah, dia hanya berkeyakinan bahwa orang tidak perlu tahu jika Alex anaknya sudah tiada dalam keadaan yang mengenaskan.
Malam itu tuan Ali pulang dari daerah Bekasi, meresmikan perumahan yang baru selesai dan menunggunya pulang dari Thailand. Maka begitu dirinya pulang sehari dari Thailand acara peresmian dilaksanakan.
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan lebih, tuan Ali pun undur diri dan dengan supirnya, pak Min untuk segera pulang kerumahnya didaerah pondok indah Jakarta Selatan.
Dalam keadaan lelah dan sedikit mengantuk, samar-samar dia melihat sesosok tubuh terbujur sendiri di pinggir jalan. Tadinya dia berpikir itu orang gila atau sekedar gelandangan yang tertidur. Ternyata instingnya berkata lain dan dengan sedikit ragu dia meminta pak min menepikan mobilnya. Pak Min diminta memeriksa orang tersebut.
"Coba turun dan periksa pak, orang itu tidur atau pingsan."
"Ya tuan" Pak Min pun keluar memeriksa, sedikit kaget ternyata orang tersebut dalam keadaan pingsan mungkin cukup lama. Badannya sudah sedikit kaku dan suhu tubuhnya lumayan tinggi.
"Orang itu pingsan tuan, sepertinya sudah lama karena badannya cukup panas." lapor pak Min.
Tuan Ali akhirnya ikut keluar dan meminta pak Min membawa orang pingsan itu kedalam mobilnya.
"Ayo pak, angkat dan bawa masuk mobil, kita bawa pulang."
Pak Min pun tidak banyak berkata dan menuruti perintah tuannya. Tuan Ali ikut membantu membopong tubuh kerempeng tersebut kedalam mobil. Setelah masuk, dia ikut masuk memposisikan duduknya agak kepinggir agar orang pingsan tersebut sedikit lebih dapat ruang.
Mobil kembali berjalan setelah pak Min masuk diposisi kemudi, membelah jalan Jakarta yang tetap ramai meskipun malam hari. Didalam mobil tuan Ali mencoba menyadarkan orang yang pingsan, tapi tidak ada respon. Terpaksa dia pun menelpon dokter Imam, teman semasa SMA sekaligus dokter pribadinya sekarang.
Hampir tengah malam ketika mobil masuk rumah besar dikawasan Pondok Indah. Dengan dibantu security pak Min membopong orang pingsan tersebut masuk ke dalam kamar tamu sesuai instruksi tuan Ali.
Ternyata dokter Imam sudah stay diruang tamu dan tidak menunggu lama dokter Imam diminta memeriksa orang yang pingsan tersebut. Lima menit berlalu dan dokter Imam dengan cepat selesai memeriksa.
"Dia hanya kelelahan dan sepertinya belum makan jadi suhu tubuhnya naik seiring tubuhnya yang lemah."
"Tidak perlu obat, jika sudah sadar mungkin dia akan tertidur dan begitu bangun besok, cukup beri dia makan dan suruh istirahat kembali". Dokter Imam memberikan penjelasan tanpa diminta.
"Syukurlah, aku pikir dia..." Tuan Ali tidak meneruskan kalimatnya dan hanya berakhir dengan hembusan nafasnya yang terasa berat.
"Aku cukup prihatin dengan Alex, tapi Al..." dokter Imam tidak meneruskan kalimatnya dan itu cukup membuat tuan Ali penasaran.
"Kenapa? apa ada yang serius? katakan cepat!"
"Hai santai sedikit, coba perhatikan anak itu, apa kamu tidak bisa mengerti apa yang sedang aku pikirkan?"
Tuan Ali tampak berpikir dan memperhatikan orang yang pingsan lebih teliti. Akhirnya dia sedikit kaget dan mengangguk cepat seakan tidak percaya akan penglihatannya sendiri.
*****
Merubah penampilan yang memang bukan dirimu sendiri atau berubah total memang sangat sulit. Apalagi dengan latar belakang yang memang jauh berbeda. Dari segi penampilan, gaya bahasa, cara berpikir dan tingkah laku tentu bukan hal yang mudah.
Begitu juga Suyitno yang harus merubah diri menjadi Alex Abram, seseorang yang tidak pernah dia temui apalagi kenal. Dia berpikir bahwa tidak apa menjadi orang lain karena di ibu kota ini tidak ada yang mengenalnya.
Berkat ketelatenan tuan Ali membimbing Suyitno, dari cara bicara, berjalan dan berpakaian sedikit-sedikit dia bisa menyesuaikan diri.
Tuan Ali pun menyiapkan dua orang khusus untuk membimbing dan mengajar Suyitno, mempelajari berbagai hal yang sangat diperlukan. Guru privat yang disiapkan tentu sesuai ahlinya, tidak sembarang guru.
Mr Nanang adalah guru laki-laki yang diminta mengajari Suyitno dengan berbagai pelajaran IT, cara memakai laptop, hape dan juga teknologi yang mendukung hal-hal tersebut.
Sedangkan mis Lina adalah guru perempuan untuk mengajari berbagaihal tentang bahasa, cara berbicara, style dan cara berjalan dengan baik serta elegan.
Suyitno tentu mempelajari semua itu dengan penuh semangat dan suka cita, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan segala hal yang baru. Berkat ketekunan dan ketelatenan Suyitno yang tentu didukung tuan Ali, dokter Imam dan semua orang-orang yang ada dirumah serta guru privat yang mengajari, Suyitno akhirnya berhasil mengubah diri dan penampilannya.
Tinggal warna kulit yang belum begitu berhasil karena Alex berkulit cerah bersih meskipun tidak putih, sedangkan Suyitno cenderung gelap. Mis Lina tentu tidak habis akal, Suyitno melakukan berbagai treatment dan spa seperti layaknya perempuan.
Tadinya Suyitno risih tapi karena itu menjadi salah satu hal utama penunjang penampilannya, Suyitno akhirnya mau mengikuti saran mis Lina . Dua Minggu sekali dia melakukan treatment agar cepat membuahkan hasil dan untungnya sekarang banyak spa dan salon seperti itu untuk laki-laki yang suka berpenampilan metropolis.
"Coba pakai kontak lensa yang ini." Kata mis Lin saat membawa Alex alias Suyitno ke gerai optik dan memberinya sepasang kontak lensa berwarna hazel sesuai warna mata Alex.
"Kamu harus terbiasa pakai ini nantinya, kalo kaca mata punya Alex banyak di kamar dan kamu bisa pilih sesuka hati menyesuaikan timing yang pas." Tentu ms Lina paham soal Alex, karena dia adalah sepupu Alex dari pihak papanya, tuan Ali.
Suyitno tidak banyak membantah, dia menuruti semua yang akan menunjang penampilannya menjadi Alex. Ngegim bareng para bodyguard tuan Ali di pavillium sebelah kanan rumahnya juga dia lakukan agar membentuk tubuh yang proporsional.
Hampir Lima bulan lamanya Suyitno melakukan semua pelajaran dan mempelajari segala hal tentang Alex dan sekarang hampir berhasil.
Wajah dan kulit tubuh tidak lagi gelap dan kusam, berganti bersih dan cerah seiring waktunya melakukan treatment. Badannya tidak lagi kerempeng kurus kering, tapi berisi dan atletis karena asupan makanan yang bergizi dan olah raga yang teratur. Tentunya didukung dengan busana yang elegan tidak lagi kumal dan lusuh. Rambut rapi tersisir klimis, meskipun agak ikal tapi bisa disamarkan dengan jelly rambut. Kaca mata membingkai sempurna di wajah dengan mata hazel berkat kotak lensa.
Suyitno telah berubah dan berganti, bukan lagi pemuda desa tanpa status dan tidak diperhitungkan. Suyitno telah menjadi Alex. Alex dengan segala pesona dan statusnya yang diperhitungkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
dementor
up terus sampe tamat ceritanya..
2023-06-10
0
Kar Genjreng
nah Mas saiki dadi wong sugih ojo... lali asal mulane yo 🤭🤭🤭👍👍👍
2022-07-21
1
Sis Fauzi
Rich Pranaja berkunjung
2021-06-12
0