Dunia Viola
"Baiklah mungkin hanya segitu saja yang bisa dibagikan ilmunya. Semoga di kesempatan lain bisa membagikan pengalaman yang lebih banyak lagi dan sekaligus sebelum penutupan, saya sebagai penulis Armoon ingin mengumumkan bahwa akan hiatus dalam waktu dekat. Mungkin bisa jadi waktunya sampai beberapa bulan kedepan mengingat ada pekerjaan yang terbengkalai. Terimakasih untuk teman-teman yang selalu mendukung dan menantikan setiap karya Armoon. Saya pasti akan kembali dengan karya yang lebih hebat lagi. Sekali lagi terimakasih banyak semuanya." setelah pernyataan gadis bernama Armoon itu selesai terdengar banyak tepuk tangan riuh dari peserta seminar yang hadir siang itu.
Acara telah selesai dan semua peserta bubar, Vio pergi meninggalkan aula dan berjalan menuju gudang bekas di belakang aula. Sesampainya disana, dia membuka wig dan atribut penyamarannya sebagai Armoon. Ditengah kesibukannya tiba-tiba ada yang memanggil Vio.
"Permisi.... Viola Arletta ?" Tanya seorang yang memanggil dengan suara bass dari belakang. Vio sempat terhenti dari kegiatannya.
Deg !
'Suara siapa itu ? Mati aku kalau sampai ada yang melihat dalam keadaan gini.' ujar Vio dalam hati sambil terdiam membeku dan tidak berani membalikkan badannya.
"Maaf.. sepertinya saya mengganggu kegiatan anda ? Ini saya dosen mata kuliah psikologi hukum." balas pria itu lagi.
'Pak Aldo ? ****** aku. Kenapa bisa sampai harus berurusan dengan dosen galak begitu sih ?' ujar Vio mengutuki diri dalam hati.
"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda, Vio. Tapi tidak bisa dibicarakan sekarang disini. Bagaimana kalau kita membuat janji untuk bertemu diluar kampus ? " tanya Aldo sekali lagi. Bagai tersengat petir, semua badan Vio kaku tidak bisa bergerak termasuk mulut. Ia pun mengangguk pelan pertanda setuju.
Melihat respon dari Vio, Aldo sudah tahu bahwa ia setuju meskipun masih terlihat jelas gadis itu masih sangat shock. Aldo ingin melanjutkan bicaranya namun ternyata ada pengumuman dari kampus speaker disetiap sudut lorong. Aldo mengurungkan niatnya dan pamit menuju ruangan dosen, karena sepertinya ada rapat dosen dadakan. Setelah Aldo pergi dari sana barulah Vio bisa menarik nafas dan balik badan melihat dosen nya itu pergi menjauh dari pandangannya.
"Apa yang terjadi barusan ? Gimana aku bisa tenang jika bertemu dan berhadapan dengan Pak Aldo lagi ? Mana mata kuliah terakhir dia lagi yang masuk" jawab Vio risau sambil mengacak rambut.
...******...
"Loh viola ? Kebetulan ketemu lo disini. Ngapain sendirian disini ? Pak Aldo bilang hari ini gak ada KBM, sebagai gantinya bimbingan aja." ujar teman Vio yang baru saja memasuki kelas karena ingin mengambil sesuatu yang tertinggal.
"Oh gitu Dil. Aku belum liat grup kelas. Makasih atas infonya." jawab Vio masih setengah sadar karena terbangun dari tidur lelapnya.
"Hari ini giliran gue yang bimbingan sama doi. Tapi doi suruh gue panggil elo ke ruangannya juga." balas temannya yang bernama Dila memberitahu
"Hah ? Perasaan giliran aku masih lama. Btw, thanks infonya Dil. Bentar lagi aku nyusul ke ruangan Pak Aldo" jawab Vio terkesiap dan segera bangun membereskan barang-barang miliknya yang berantakan di meja.
Viola berkali-berkali merutuki dirinya dalam hati. Semenjak penyamarannya terbongkar, dia malah harus berurusan terus dengan dosen galak yang paling terkenal seantero kampus. Herannya meski terkenal galak tapi banyak mahasiswi yang jatuh pada pesona pria itu. Vio akui dia memang sempurna dari aspek fisik, seperti wajah yang tampan, dada berbidang, dan tinggi semampai. Pokoknya tubuhnya bisa dikategorikan proporsional. Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Vio segera menuju ruang Pak Aldo. Begitu sampai didalam dia melihat Dila sudah memulai bimbingan. Pak Aldo yang teralihkan dengan kehadiran Vio berhenti sebentar dan menyuruh gadis itu duduk di sofa dekat pintu masuk. Terlalu lama menunggu hingga Vio pun tertidur kembali.
"Saya rasa cukup untuk hari ini, Dila. Pertemuan selanjutnya tolong siapkan garis besar dari latar belakang penelitian kamu." Ujar Aldo menyudahi bimbingan hari ini dengan tegas.
"Baik Pak. Terimakasih bimbingannya hari ini." jawab Dila tegang dan membungkuk.
"Oh iya tolong bilang ke yang lain lusa saya akan masuk ke ruangan untuk membahas tugas kalian terkait studi kasus. Jangan sampai ada yang tidak masuk kelas." Ujar Aldo memperingatkan. Dila pun mengiyakan dan segera pergi dari ruangan dosennya itu.
Hoamm....
"Wah kamu sudah bangun ? Tadinya mau saya tinggalin terus dikunci dari luar." Jawab Aldo santai begitu melihat Vio bangun dan mengerjapkan matanya lucu.
"Jangan bercanda Pak. Eh ! Sekarang jam berapa ? Sudah sore ya Pak ?" Tanya Vio polos sambil panik.
"Masih jam 4. Kamu ternyata lucu juga kalau sedang panik." Jawab Aldo tersenyum geli. Vio tampak canggung setelah sadar bahwa dia melihat lawan bicaranya. Vio juga terheran melihat pertama kalinya dosen galak itu tersenyum dan tertawa lepas dihadapannya.
"Jadi alasan bapak tadi memanggil saya kenapa ya ?" tanya Vio langsung to the point.
"Iya saya memanggil kamu karena mau bicara soal perjanjian. Jangan lupa hari minggu di Kafe Star jam 10 pagi. Saya tunggu kamu disana ya." jawab Aldo cepat.
"O..okee Pak" balas Vio ragu.
...*****...
Hari ini adalah hari minggu. Kalau bukan karena memenuhi janji dengan sang dosen, mungkin Vio hanya akan bermalas-malasan di kasur. Sembari melanjutkan skripsi miliknya yang sedikit tertunda. Setelah mandi dan berpakaian rapi serta dengan sentuhan makeup tipis dan ringan, Vio pun mulai melangkah pergi menuju kafe tempat janjian. Sesampainya di dalam, sudah mulai banyak orang menempati tempat duduk. Vio terkejut melihat Aldo ternyata sudah tiba duluan dan segera menghampiri setelah melihat kode dari dosennya.
"Maaf Pak saya telat. Saya pikir Pak Aldo belum datang." ucap Vio begitu sampai di meja tempat duduk mereka.
"Gapapa Vio. Sepertinya saya yang kecepatan datang. Ayo duduk sekalian pesan minum atau makanan, biar saya yang traktir." balas Aldo canggung
"Nanti saja Pak, tadi saya sudah makan dulu sebelum kesini." jawab Vio segan.
"Langsung saja ke inti pembicaraan hari ini. Saya ada satu permintaan untuk kamu." ujar Aldo tanpa basa-basi. Vio hanya mengerutkan kening penasaran.
"Kamu akan menjadi asisten pribadi saya baik di kampus atau luar kampus. Ini bisa membuat kamu mendapat nilai tambah untuk tugas akhir dan studi penelitian nanti. Bagaimana ?" Ujar Aldo melanjutkan.
"Saya tentu saja bersedia Pak. Tapi bukankah terlalu mencurigakan ? Masih banyak mahasiswa yang lebih berkompeten daripada saya, tapi Bapak ngotot untuk memilih saya." jawab Vio santai namun tepat pada sasaran.
"Sebenarnya ada alasan lain kenapa saya milih kamu. Saya yakin kamu pasti sangat terkejut dan kesal karena identitas asli Armoon sudah diketahui oleh orang lain, apalagi itu adalah saya." Lanjut Aldo mulai memancing Vio.
"Intinya apa Bapak akan memberitahu pada orang lain ? Tentu saja saya sangat terkejut kemarin sampe tidak bisa bergerak dan berkata-kata. Bagi saya Armoon itu adalah sebuah aib." Ucap Vio sambil tertunduk.
"Bukan hak saya untuk memberitahu pada orang lain tentang identitas ganda kamu. Sekarang sudah terlanjur seperti ini, maka izinkan saya mengungkapkan sesuatu." pinta Aldo.
"Apa ? Sesuatu ?" tanya Vio sambil mendongakkan kepalanya.
"Saya Aldo Pratama adalah seorang dosen dan tergabung dalam Detektif Kepolisian Indonesia. Sama seperti kamu saya juga menyembunyikan identitas detektif ini untuk kepentingan pribadi. Bagaimana ? Kita impas kan." ujar Aldo memperkenalkan diri sambil mengeluarkan kartu anggota detektif miliknya.
'Detektif ? Hmm... menarik juga sepertinya' jawab Vio dalam hati.
"Saya ditugaskan oleh Pak Kombes mencari partner untuk membantu penyelidikan. Saya mau kamu sebagai partner sekaligus asisten dalam kedua tugas ini. Tolong terima permintaan ini !" Ujar Aldo membujuk Vio.
"Boleh saja Pak Aldo. Jika saya jadi partner dan asisten anda untuk waktu yang lama, otomatis kita harus mengenal sifat dan kepribadian yang asli satu sama lain bukan ? Saya harap bapak tidak terkejut menghadapi saya jika sudah tahu sifat partner bapak ini." Ujar Vio menekankan sambil tersenyum penuh arti.
"Oke saya setuju dan bersedia menghadapi sifat asli anda, Viola Arletta." Jawab Aldo ragu dan kaget. Viola yang biasa dilihatnya di kampus bukan begini. Gadis itu benar-benar berubah menjadi gadis dingin sekarang. Mungkin kedepannya lebih banyak sifat asli gadis itu yang akan dia ketahui. Aldo tentu tidak keberatan karena ini demi menjalankan misi yang diberikan oleh atasannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
sekecap_rasa
semangat thorr😍
aku mampir bawa like ya
jgn lupa like back hehe,
salam literasi,😊
2021-02-16
1
🐈 petit chat 🐈
sepertinya menarik 🤔 lanjuuuut!! 😁
2021-02-14
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
salam kenal kakak
asisten dadakan hadir 😘
mampir yuk kak
semangat teruss💪💪
2020-12-09
1