Alisya masih tiduran di kasurnya yang nyaman, kini ia memejamkan matanya mencoba untuk istirahat sejenak.
Derrtt..
Derrtt..
Suara getaran dari HP terdengar dengan jelas di telinga Alisya. Tangan Alisya meraba-raba di sekitaran kasurnya berharap menemukan sumber suara itu dengan mata yang masih terpejam.
"Ah sial, dimana HP ku..?" Gumam Alisya dengan kesal. Setelah beberapa saat usahanya tak membuahkan hasil akhinya Alisya pun menyerah. Dia bangkit duduk dan mencoba mengingat dimana tadi ia meletakkan HP nya.
"Ya ampun dari tadi kan aku belum pegang HP lagi, pasti sekarang HP ku masih ada di dalam tas." Alisya kemudian mengambil tasnya yang ia letakkan di atas meja di samping kasurnya.
"Ka adrian.. Astaga aku belum kasih kabar ka Adrian kalau aku sudah pulang, pasti ka Adrian khawatir," Keluh Alisya dalam hati.
Alisya buru-buru mengusap layar ponselnya untuk menjawab panggilan vidio dari ka Adrian calon suaminya.
"Iya ka Adrian, maaf Alisya lupa belum kasih kabar kaka kalau sudah sampai rumah." Alisya membuka obrolan mereka dengan pejelasannya.
Wajah Alisya sedikit memperlihatkan ketakutan disana, kalau-kalau ka Adrian akan marah. Tadi sebelum Alisya berangkat Adrian sudah berpesan agar Alisya selalu memberi kabar untuknya. Hal ini Adrian lakukan karna kekhawatirannya tidak bisa mendampingi Alisya mengurus keperluaan rencana pernikahan mereka.
Adrian Adalah pengusaha muda yang sukses. perusahaannya sudah terkenal di mana-mana, bahkan sampai ke luar negeri. Maka tak jarang Adrian sering melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara. Dan tak jarang ia akan tinggal beberapa bulan di luar negeri untuk menyelesaikan binis perusahaannya yang berada disana.
Walaupun Adrian sangat sibuk, tetapi ia selalu meluangkan waktunya untuk Alisya. Bahkan jika saat ia berada di Indonesia, Adrian akan menghabiskan banyak waktunya untuk bisa berada di dekat Alisya.
"Aku tau kamu pasti capek kan Alisya..? Kaka tidak akan marah hanya karna hal sepele seperti ini. Hentikan wajah bersalahmu itu Alisya..!! Cukup tau kamu tidak apa-apa itu sudah membuat hati ini lega" Adrian berbicara dengan diiringi senyuman diwajahnya.
"Tapi ka, tadi kan Alisya sudah berjanji untuk segera menghubungi kaka setiba dirumah, eeh Alisya malah ketiduran," Jawab Alisya merasa semakin bersalah.
"Harusnya kaka yang minta maaf Alisya. Kaka tidak ada bersamamu disaat seperti ini, bahkan kamu mau bersusah payah untuk mempersiapkan pernikahan kita."
"Harusnya waktu itu kamu setuju, semua urusan pernikahan kita biar anak buahku saja yang tangani, tapi kamu ngotot ingin mengurusnya sendiri. Kaka tidak ingin kamu kecapekan sayang," imbuh Adrian menunjukan kekhawatirannya.
"SAYANG..?"
"Barusan ka Adrian pake panggilan sayang ya..?" tanya Alisya meyakinkan pendengarannya tidak salah.
"Siapa juga yang pagil Sayang, kamu salah denger tuh" Adrian berbohong karna malu.
"Masak sih ka..?" Alisya masih tk percaya pendengarannya keliru.
Adrian tidak menanggapi lagi pertanyaan Alisya itu, ia mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan bagaimana tadi saat Alisya berada di kantor pencatatan sipil.
Kemudian Alisya menjelaskan panjang lebar bagaimana tadi saat ia mengurus syarat-syarat untuk membuat akta pernikahannya dengan Adrian, apa saja yang masih kurang dan perlu diperbaiki.
Alisya juga bercerita tentang perjumpaanya dengan Aldo dan bilang jika dikira Aldo adalah kekasihnya oleh petugasnya, namun Alisya tidak bercerita tentang ka Winda, sepertinya itu terlalu berlebihan dan Alisya juga takut malah membuat ka Adrian sakit hati.
Adrian kenal dengan Aldo, dan ia juga tau bagaimana kedekatannya dengan Alisya. Adrian tidak marah, ataupun merasa cemburu. Namun Adrian malah merasa bersalah karna harusnya ia yang mendapingi Alisya.
Mereka mengobrol lumayan lama, sampai akhirnya Adrian harus mengakhiri panggilannya karna sudah di datangi Asistannya untuk segera bertemu dengan rekan bisnisnya yang sudah menunggu di lobi kantornya.
"Baiklah Alisya, nanti kaka telfon lagi ya. Ka Adrian harus menemui Mr.Cow untuk membahas rencana kerjasama perusahaan".
"Ok ka, siap..!! Lagi pula Alisya juga mau mandi, badanya udah lengket semua. Bye bye ka Adrian." Kemudian mereka mengakhiri percakapan mereka.
Alisya bangkit dan menuju kamar mandi di kamarnya. Seusai mandi Alisya duduk di meja rias untuk menyisir rambutnya.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu terdengar." Alisya ayo makan malam dulu nak!" Suara mama maria dari balik pintu meminta anaknya untuk ikut makan malam bersama.
"Iya ma, sebentar lagi Alisya keluar," teriak Alisya sambil mempercepat aktivitasnya menyisir rambut.
"Mama tunggu di meja makan ya sayang" suara mama semakin mengecil karna sepertinya mama Maria menjawab sambil berlalu meninggalkan kamar Alisya.
Alisya tidak menjawab perkataan mamanya lagi, karna ia tau kalaupun ia berteriak mungkin mamanya juga sudah tidak akan mendengarnya. Alisya mengikat rambutnya kemudian keluar dari kamarnya untuk ikut makan malam bersama dengan keluarganya.
Terlihat di sana sudah ada papa, mama dan adikya yang sudah menunggu di kursinya masing-masing. Mereka makan sambil bersenda gurau, papanya juga bertanya perihal perkembangan persiapan pernikahan putrinya dan bagaimana tadi hasil kepergian Alisya ke kantor catatan sipil.
Alisya menjelaskan perbedaan nama papanya yang berbeda di akta kelahiran Alisya dan di kartu keluarga. Di akta tertulis anak dari Antoni Wisnu Oetomo sedangkan di Kartu kerluarga tercerak Antoni Wisnu Oetama.
Alisya juga menjelaskan besok akan pergi ke kantor kota untuk meminta surat pernyataan perbedaan nama tersebut.
Selesai makan malam, Alisya kembali ke kamarnya. Ia membuka ponselnya dan membaca beberapa pesan yang masuk. Diantaranya pesan dari ka Adrian yang berkata ia mungkin akan pulang tiga bulan lebih lama karna pertemuannya tadi dengan Mr.Cow membuahkan hasil, ia akan membuka perusahaan baru di Negara X dan berkerjasama dengan perusahaan milik mr.cow.
Jadi Adrian harus stay disana untuk waktu yang lebih lama. Adrian juga berkata jika besok akan telfon kembali dan meminta ijin kepada papa Antoni untuk menunda pernikahannya dengan anaknya. Adrian tau jika sekarang di indonesia sudah malam hari jadi ia mengurungkan niatnya untuk memberitahukan hal itu pada calon mertuanya.
Alisya membalas pesan ka Adrian. Ia berkata tidak masalah dan tidak perlu khawatir tentang hal itu. Alisya tau bahwa ka Adrian selalu mengusahakan yang terbaik untuk mereka.
Setelah itu Alisya juga membaca pesan dari groub bakti sosial Pelita Kasih. Alisya sudah ikut dalam komunitas itu sejak lima tahun yang lalu. Organisasi itu adalah lembaga non pemerintahan yang kegiatannya mengumpulkan dana maupun barang dari berbagai pihak yang ingin menyumbangkannya. Sedangkan Pelita kasih sendiri sebagai wadah untuk menampung dan mendistribusikannya kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan uluran bantuan. Seperti korban bencana alam atau pedesaan terpencil yang masyarakatnya masih dilanda kemiskinan.
Pesan itu berisi rencana kegiatan minggu depan untuk pergi ke desa S yang faktanya disana banyak anak-anak yang terkena busung lapar. Semua anggota diminta kehadirannya besok di basecam untuk rapat.
*
*
*
*
*
Ditunggu cerita kelanjutannya ya..
jangan lupa dukungannya dengan like dan coment ya..
Biar Author nya tambah semangat.. 😍😍👌👌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Sunarti
sesibuk itukah Adrian tak ada waktu sedikitpun untuk calon istri, ah buat apa punya pasangan org kaya tapi g punya waktu untuk bersama,,,percuma....
2020-12-02
2
Keikaku
hai, aku mampir sambil ninggalin jejak Like + Komen + Rate bintang 5
ditunggu feedbacknya :)
2020-03-18
1
RAMES CHANNEL
menarik.. aku suka
2020-01-17
1