The Great God'S Eternal Love To Empress

The Great God'S Eternal Love To Empress

Chapter 1

Duaarrrrr ....

Cttaaarrrrr .....

Brukk brukkk ....

Kratakk ...

Hujan badai disertai angin topan dan kilat yang menggelegar ...

Bumi gelap gulita diselimuti keributan ekstrim ...

Kain putih penutup kaca-kaca di rumah bangsawan Lu berterbangan menambah kesan di pagi yang terlihat seperti malam larut itu.

Sedangkan didalam ruangan Rumah bangsawan keluarga Lu terlihat para pelayan yang berjalan keluar masuk membawa baskom-baskom berisi darah segar.

Terdengar erangan dan teriakan kesakitan dari dalam ruangan yang kemudian disusul dengan tangisan bayi mungil yang detik itu pula tanpa mereka sadari bahwa ajaibnya cuaca yang tadinya suram dan penuh kegelapan berangsur-angsur mulai terang.

Terlihat seorang wanita tergesah-gesang berbisik ketelinga tabib yang menunggu diruangan luar kamar.

"Tuan, Nyo...Nyonya mulai terlihat lemah pasca melahirkan...."Kata seorang tabib

"Bagaimana bisa seperti ituu !!!..."Bentak Tuan Lu.

"Nyonya mengeluarkan banyak darah karena kelahiran prematurnya ka..kami sudah memberitahu nyonya perihal masalah ini tapi beliau tetap memaksa untuk melahirkan nona muda"jawab tabib itu ketakutan.

"Bawa bayi itu kemari cepattt !!...."perintah Tuan Lu ketika melihat istri nya sedang merenggang nyawa.

Seorang pelayan dengan ketakutan membawa bayi mungil yang terbungkus kain.

Menahan emosi yang meluap-luap, Tuan Lu menggendong bayi mungil tersebut melihat fisik bayi tersebut yang sudah terlihat kemolekannya walaupun terlahir prematur.

Bayi mungil tersebut membuka matanya yang sangat jernih dan bersih dengan pipi yang kemerah-merahan seperti batu giok murni.

Dirinya tertegun.

Dari samping selir An terlihat tidak menyukai si bayi mungil tersebut.

"Tuan...."panggil selir An lembut

Tuan Lu yang tadinya kagum melihat kemolekan putrinya yang melebihi batu giok ini sontak saja kaget dengan panggilan Selirnya itu.

"kembali lah ke Paviliun mu" tukasnya.

"Baiklah tuan"jawab selir An yang mundur perlahan dan menatap iri si bayi mungil itu walaupun ia tidak bisa melihat kemurnian dan keelokan bayi itu ia sudah tau dari tatapan tuannya. Didalam hatinya ia merasa terancam dengan keberadaan si bayi yang akan menjadi Nona sah bangsawan Lu dimasa depan. Ia resah memikirkan nasib dua anaknya dimasa depan.

"Tuan, Nyonya ingin melihat Nona muda"kata si pelayan gemetaran.

Sontak saja Tuan Lu langsung melihat istrinya dengan bayinya.

"Mana anakku Han...."tanya lemah seorang wanita yang mukanya pucat pasi.

"Diam disitu Mei... lihat putri kita sangat cantik ... aku yakin nanti dimasa depan ia akan jadi kecantikan nomor satu di ibukota"kata Tuan Lu bangga bercampur khawatir melihat kondisi lemah istrinya.

Nyonya Mei melihat putrinya yang mungil dan indah ini yang diletakkan disampingnya. Ia dengan lembut mendekap bayi mungilnya itu dengan kasih sayang, kemudian dirinya menyerahkan sebuah Liontin giok murni putih disamping bayi nya itu.

"Indah... Lu So Ah "ucap nyonya mei lemah.

"Jika aku nanti pergi ... Han tolong jaga bayi mungil ku ini"sambungnya lagi.

"Meii... mei kau jangan bi..cara seperti itu seharusnya kau tak usah melahirkan anak ini !!!"ucap Tuan Lu mulai panik.

"Hehe jangan mengecewakanku... aku hanya ingin melahirkan malaikat mungil inih..."ucap Nyonya mei mulai melemah dan menutup matanya dengan perlahan.

Melihat istrinya yang menutup mata disamping putrinya membuat Tuan Lu menangis pilu.

Memantapkan hatinya, Tuan Lu keluar memanggil para pelayannya untuk langsung membuat dan mengurusi pemakaman istri tercintanya.

"Tuan... tuan... tuann...."ucap seorang pelayan ketakutan.

"Ada apa !"tanya Tuan Lu.

"Maafkan hamba tuan... selir An akan segera melahirkan tuan..."jawab pelayan tersebut menunduk ketakutan.

Mendengar hal itu, Tuan Lu langsung bergegas menuju ke paviliun selir An.

Sesampainya ia disana, terlihat perawat basah yang membawa putri selir An, Lu Yu Xe yang berusia satu tahun.

"Tuan, selir An tadi terpleset saat akan melihat kondisi Nyonya "ucap perawat basah yang mengikuti selir An.

"Tabib, bagaimana kondisi nya ??"tanya Tuan Lu yang bingung dengan keadaan kacau dimansion nya.

"Maaf Tuan... kandungan Selir An sudah mencapai sembilan bulan awal hanya saja perkiraan melahirkan masih beberapa hari lagi tapi karena selir An terpleset jadi melahirkan lebih awal dari perkiraan kami tuan"jawab tabib.

Mendengar perjelasan tabib, Tuan Lu hanya mendesah dalam hati menyembunyikan kesedihannya ketika Istri tercintanya sudah tiada dan juga selir nya ini yang sedang menghadapi antara hidup dan mati. Apakah ini sebuah kesialan ??... kenapa baru beberapa jam setelah kelahiran So ah ada beberapa rentetan peristiwa yang janggal ... batin Tuan Lu.

"Selamat Tuan ... Selir Anda melahirkan seorang putra ..."ucap Tabib dengan bahagia.

Tuan Lu hanya melirik sekilas si bayi sehat dan montok dalam buntalan kain dan gendongan perawat basah yang sudah disiapkan selirnya jauh-jauh hari itu.

"Haahh... haahh... Tuan ku dimana anakku "tanya selir An terengah-engah.

Melihat dirinya yang melahirkan bayi laki-laki , Mata selir An berkilat licik dan ketika mengetahui dari bisikan pelayannya bahwa Nyonya utama sudah mati bertambah senang hati Selir An. Menembak dua burung dalam satu tembakan.

Setelah diumumkannya kematian Nyonya utama kediaman Lu. Banyak para bangsawan yang ikut berduka cita dan mendatangi kediaman bangsawan Lu.

Sebagian para Nyonya juga mengunjungi Selir An yang pada waktu itu juga melahirkan seorang bayi laki-laki. Mereka tak berani menjumpai Putri sulung Lu ketika mendengar desas-desus bahwa penyebab kematian Nyonya Lu adalah karena melahirkan putri sulung tersebut.

Pada hari itu, Suka cita dan Duka cita menjadi satu.

Satu bulan berlalu, ketika ekspresi Tuan Lu sangat dingin dan tegas ketika mendengar Selir An berbicara mengenai Putri Sulungnya yang mungkin saja membawa sial untuk rumah bangsawan Lu.

"Maaf tuanku... semenjak kelahiran Nona sulung banyak para perawat basah yang mati secara tiba-tiba ketika menyusui putri sulung..."ucap Selir An yang menggendong Anaknya.

"Bagaimana itu terjadi ??"tanya Tuan Lu.

"Hamba yang rendah ini juga bingung tuan ku... tapi ketika kelahiran Nona Sulung langit begitu gelap seperti sebuah kutukan untuk kita semua..."jawab Selir An menurunkan matanya yang terlihat ketakutan.

"Jangan takut selir An... baiklah masalah ini kita bahas lain waktu saja... aku akan pergi kepengadilan Kaisar"ucap Tuan Lu yang bergegas pergi dengan tergesah-gesah.

Melihat Suami nya yang pergi tergesah-gesah, Selir An menyunggingkan senyum licik dan mengerikan.

Di dalam paviliun Sakura milik Nona sulung So Ah.

Terdengar tangisan bayi, hanya Mama Wei yang menggendong bayi Mungil tersebut kesana kemari.

Ketika sang bayi dimasukan ayunan tradisional. Mama Wei terlihat letih dan kemudian langsung tertidur disebelah ayunan bayi.

Dari luar paviliun, Terlihat seorang lelaki dengan jubah hitam yang perlahan memasuki paviliun kamar So Ah.

So Ah yang masih menangis, terdiam ketika melihat sosok tersebut yang menggerakan ayunan nya secara perlahan dan tiba-tiba dirinya mengelus lembut pipi tembam bayi tersebut. Terlihat so ah dengan polos tersenyum bahagia ketika lelaki tersebut mengelus pipinya lembut.

Mengelusnya perlahan dan so ah pun tertidur lelap.

Keesokan harinya...

Tuan Lu pulang dari istana kekaisaran, dirinya langsung berjalan ke arah paviliun sakura dengan geram karena banyak nya desas desus buruk tentang putrinya yang menginjak satu bulan itu dan juga isu tersebut sampai di telinga kaisar yang menegurnya secara langsung saat pengadilan berlangsung agar mengunci kesialan itu dipaviliunnya mulai sekarang untuk menghindari malapetaka.

"Mama jangan buat anak sial ini keluar dari paviliunnya !!! INGAT KATA-KATA KU ... SIAPAPUN YANG MEMBUAT DIA KELUAR PAVILIUN AKAN DI HUKUMMM...!!!"kata tuan Lu diambang pintu dengan emosi yang meluap-luap dan langsung keluar paviliun.

Mama wei yang mendengar hal itu sangat sedih ketika melihat bayi mungil yang tak bersalah ini harus dihukum karena desas-desus yang belum tentu benar itu.

"Penjaga ... jaga pintu paviliun ini .. siapapun tanpa seizin ku dilarang memasukin paviliun"kata Tuan Lu tegas.

Dirinya berjalan menuju ke paviliun mawar, tempat selirnya berada.

Melihat selirnya dengan kasih sayang merawat putra dan putri nya membuat hati Tuan Lu menjadi lembut.

"An er, jangan mengabaikan kondisi tubuh mu ... biar para mama dan pelayan yang merawat buah hati kita"ucap Tuan Lu lembut.

"Haha tuan tidak apa-apa ... lagi pula hamba hanya ingin berbakti merawat kedua anak ini"ucap Selir An dengan kasih sayang.

"Tuan Xi er sangat mirip dengan anda... lihat dia sangat cerdas"kata selir An lagi melihat putranya yang bergerak aktif dengan mata yang berbinar-binar ingin tau dan ketika melihat Tuan Lu, Lu Yu Xi tertawa bahagia dengan mengangkat kedua tangannya minta digendong.

Melihat hal itu Tuan Lu menjadi amat sangat bahagia dan merasa puas dengan putra masa depannya ini.

Lu Yu Xe berjalan tertatih-tatih dengan pakaian mewah yang sangat pas ditubuhnya itu dengan dua mama yang menjaga nya agar tidak terjatuh di halaman.

Tuan Lu melihat kemolekan putri pertama kelahiran selirnya ini sangat bahagia dan bahagia. Perlahan dirinya mulai melupakan putri sulung sahnya itu yang mulai terlupakan di paviliun peninggalan Ibunya.

Terpopuler

Comments

SalsaDCArmy

SalsaDCArmy

semangat kak!

2023-03-27

1

Anonymous

Anonymous

Hai ka, saking penasaran sama cerita ini di lampak sebelah jadi langsung download app ini demi cerita kk semangat yahhh

2022-02-26

1

Salma Cheng

Salma Cheng

Hay thoor aku hadir menyimak dulu sepertinya bagus ceritanya ,,,semangat

2021-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chaptetr 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Pengumuman
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Chapter 168
170 Chapter 169
171 Chapter 170
172 Chapter 171
173 Chapter 172
174 Chapter 173
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Chapter 179
181 Chapter 180
182 Chapter 181
183 Chapter 182
184 Chapter 183
185 Chapter 184
186 Chapter 185
187 Chapter 186
188 Chapter 187
189 Chapter 188
190 Chapter 189
191 Chapter 190
192 Chapter 191
193 Chapter 192
194 Chapter 193
195 Chapter 194
196 Chapter 195
197 Chapter 196
198 Chapter 197
199 Chapter 198
200 Chapter 199
201 Chapter 200
202 Chapter 201
203 Chapter 202
204 Chapter 203
205 Chapter 204
206 Chapter 205
207 Chapter 206
208 Chapter 207
209 Chapter 208
210 Chapter 209
211 Chapter 210
212 Chapter 211
213 Chapter 212
214 Chapter 213
215 Chapter 214
216 Chapter 215
217 Chapter 216
218 Chapter 217
219 Chapter 218
220 Chapter 219
221 Chapter 220
222 Chapter 221
223 Chapter 222
224 Chapter 223
225 Chapter 224
226 Chapter 225
227 Chapter 226
228 Chapter 227
229 Chapter 228
230 Hay halloo
231 Chapter 229
232 Chapter 230
233 Chapter 231
234 Chapter 232
235 Chapter 233
236 Chapter 234
237 Chapter 235
238 Chapter 236
239 Chapter 237
240 Chapter 238
241 Chapter 239
242 Chapter 240
243 Chapter 241
244 Chapter 242
245 Chapter 243
246 Chapter 244
247 Chapter 245
248 Chapter 246
249 Chapter 247
250 Chapter 248
251 Chapter 249
252 Chapter 250
253 Chapter 251
254 Chapter 252
255 Chapter 253
256 Chapter 254
257 Chapter 255
258 Chapter 256
259 Chapter 257
260 Chapter 258
261 Chapter 259
262 Chapter 260 (Finish)
Episodes

Updated 262 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chaptetr 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Pengumuman
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Chapter 168
170
Chapter 169
171
Chapter 170
172
Chapter 171
173
Chapter 172
174
Chapter 173
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Chapter 179
181
Chapter 180
182
Chapter 181
183
Chapter 182
184
Chapter 183
185
Chapter 184
186
Chapter 185
187
Chapter 186
188
Chapter 187
189
Chapter 188
190
Chapter 189
191
Chapter 190
192
Chapter 191
193
Chapter 192
194
Chapter 193
195
Chapter 194
196
Chapter 195
197
Chapter 196
198
Chapter 197
199
Chapter 198
200
Chapter 199
201
Chapter 200
202
Chapter 201
203
Chapter 202
204
Chapter 203
205
Chapter 204
206
Chapter 205
207
Chapter 206
208
Chapter 207
209
Chapter 208
210
Chapter 209
211
Chapter 210
212
Chapter 211
213
Chapter 212
214
Chapter 213
215
Chapter 214
216
Chapter 215
217
Chapter 216
218
Chapter 217
219
Chapter 218
220
Chapter 219
221
Chapter 220
222
Chapter 221
223
Chapter 222
224
Chapter 223
225
Chapter 224
226
Chapter 225
227
Chapter 226
228
Chapter 227
229
Chapter 228
230
Hay halloo
231
Chapter 229
232
Chapter 230
233
Chapter 231
234
Chapter 232
235
Chapter 233
236
Chapter 234
237
Chapter 235
238
Chapter 236
239
Chapter 237
240
Chapter 238
241
Chapter 239
242
Chapter 240
243
Chapter 241
244
Chapter 242
245
Chapter 243
246
Chapter 244
247
Chapter 245
248
Chapter 246
249
Chapter 247
250
Chapter 248
251
Chapter 249
252
Chapter 250
253
Chapter 251
254
Chapter 252
255
Chapter 253
256
Chapter 254
257
Chapter 255
258
Chapter 256
259
Chapter 257
260
Chapter 258
261
Chapter 259
262
Chapter 260 (Finish)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!