Maafkan Aku, Istriku...
Suasana di gedung itu sangat meriah.
Sepertinya sedang diadakan pesta pernikahan.
Selesai acara ritual pernikahan para tamu undangan menyalami kedua mempelai. Disaat itu...datanglah seorang gadis berlesung pipit mendekati kedua mempelai. Dan tersenyum lalu menyalami mempelai pria...
" Selamat ya , Yo..." kata gadis itu.Orang yang dipanggil Yo menoleh dan memandangi gadis didepannya.
Lalu memegang tangan gadis itu erat. Tak dihiraukan tatapan semua mata tertuju padanya dan juga gadis yang baru datang.
Termasuk juga Shasha sang pengantin wanita. Bagaimana perasaan Shasha saat itu hanya dia yang tahu.
Ada rasa yang membuncah ketika menatap gadis berlesung pipit itu.
Kerinduan yang selama ini ia pendam terbayar dengan kehadirannya.
Adi menatap gadis berlesung pipit itu tanpa berkedip. Memastikan itu bukan mimpi tapi nyata.
Berhari-hari lamanya Adi mencarinya tapi tak dapat menemukannya. Hingga akhirnya ia putus asa dan menerima perjodohan ini.
Daniel yang berdiri di samping Adi mendekat dan berbisik ke telinga Adi.
" Yo...," panggil gadis itu lagi. Adi seakan tersadar dari lamunan dan melepas genggaman tangannya.
" Selamat ya, Yo... semoga bahagia," ucap bibir manis itu. Hanya dia yang memanggil Adi dengan sebutan ' Yo' singkatan Yohanes di depan nama Adi. Dan orang lain termasuk sahabat terdekatnya Daniel pun memanggil dia Adi.
" Terimakasih," sahut Adi sambil menahan sesak di dada. Adi menatap sendu pada gadis itu.
Dan ada luka di sana di mata gadis itu tapi gadis itu membalutnya dengan senyuman. Masih tetap tersenyum menyalami sang mempelai wanita.
Dan mempelai wanita pun tersenyum menyambut uluran tangan gadis itu.
Masih tetap tersenyum gadis itu berjalan melewati banyak pasang mata yang menatapnya dengan seribu tanya di benak mereka masing-masing.
"Maria..." gumam Adi menyebut nama gadis itu. Dan masih bisa di dengar oleh Shasha sang mempelai wanita.
Ada rasa sendu yang menusuk hatinya ternyata lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya mencintai wanita lain.
Shasha menguatkan hatinya menyingkirkan kesedihannya karena ini hari bahagianya. Ia harus tetap tersenyum di hadapan tamu undangan.
Masih banyak tamu undangan yang hendak memberi selamat pada kedua pengantin itu. Sedari tadi laki-laki itu menatap pengantin wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Laki-laki tersebut ikut dalam antrian yang memberi selamat pada sepasang pengantin itu. Dia menguatkan hatinya untuk memberi selamat kepada kedua pengantin itu. Mungkin ia harus merelakannya perlahan langkahnya berhenti lalu menjabat tangan sang pengantin pria.
Sang pengantin pria tersenyum tipis sambil merangkul pinggang pengantin wanitanya yang kini telah resmi menjadi istrinya. Laki-laki itu tersenyum kecut lalu beralih pada mempelai wanita. Menatap sendu wanita yang sangat dikasihinya. Memberi selamat pada pengantin wanita yang kini sudah menjadi milik orang. Shasha menjabat tangan laki-laki itu sambil tersenyum. Mungkin senyum terakhir dari wanita yang selama ini menghiasai mimpi-mimpinya. Setelah ini tidak akan ia dapati senyum itu lagi.
Laki-laki itu undur diri dan ikut bergabung dengan yang lainnya. Di sana ada juga sepupunya Daniel tapi ia memilih berkumpul bersama teman-temannya yang ia kenal sampai acara selesai.
Acara telah usai dan tamu undangan satu persatu telah meninggalkan gedung itu.
Tinggal keluarga kedua mempelai dan kerabat dekat saja yang masih tinggal.
Kerabat dari Adi dan Natasha juga pamit pulang. Ayah dan ibunya Natasha mendekati putri kecilnya.
"Mama akan selalu merindukanmu sayang ..." kata mama Natasha menahan sedih. Lalu memeluk putri kecilnya itu dan Shasha membalas pelukan mamanya.
"Ma Shasha akan tinggal di bude Rina . Hanya beberapa blok dari rumah mama..."sahut Natasha. "Mama bisa kapan saja ke rumah bude Rina " kata Natasha menghibur mamanya agar tidak sedih lagi.
Lalu Santi menghampiri Rina besan sekaligus sahabat dekatnya itu.
"Rin, titip Shasha ya..."pinta Santi pada besannya. Rina tersenyum melihat Santi memohon kepadanya.
Santi amat sedih harus berpisah dengan anak semata wayangnya itu. Selama ini putri kecilnya itu selalu di dekat orangtuanya.
Setelah besar diambil menantu dan tinggal di rumah mertuanya. Akhirnya Santi dengan berat hati melepas Shasha untuk tinggal dengan Rina, besannya.
Kedua orangtuanya Shasha dah pergi kini tinggal mereka bertiga dan beberapa orang yang sibuk membereskan ruang pesta yang sedikit berantakan.
Ada juga Daniel dan rekan kerja Adi yang masih tinggal. Mereka membantu membereskan ruangan. Ada juga yang duduk menanti sang pengantin pria berbincang antar sesama lelaki sebelum melepas masa lajangnya. Seperti pesta bujangan saja.
Adi mendekati ibunya dan meminta ibu dan Shasha pulang duluan.
Karena dia masih ada urusan sebentar dengan teman-temannya.
Adi memanggil pak Slamet sopir keluarga untuk mengantar ibu dan istrinya pulang.
Tak lama kemudian sampailah mobil yang membawa mertua dan menantu itu di sebuah rumah peninggalan ayah Adi.
Setelah mobil berhenti pak Slamet keluar lebih dulu dan membuka pintu mobil sambil sedikit membungkuk.
Ibu Rina keluar dari mobil lalu disusul Shasha menantunya.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Rina berpesan pada pak Slamet untuk menjemput Adi yang masih di sana.
Setelah berpamitan pak Slamet kembali ke gedung tempat diadakannya pesta pernikahan anak majikannya itu.
Natasha pamit untuk masuk ke dalam kamar.
"Bude Shasha ke dalam dulu ya..." kata Natasha kepada ibu Rina mertua Shasha.
"Jangan panggil bude ...panggil ibu ya Sha...sekarang kamu sudah jadi bagian dari keluarga ibu" kata wanita paruh baya itu.
Wanita paruh baya itu tersenyum bahagia menatap menantunya. Akhirnya keinginannya menjodohkan Adi dan anak sahabatnya terkabul.
Natasha berlalu meninggalkan ibu mertuanya dan berjalan menuju kamar suaminya.
Sementara ibu Adi masuk ke kamarnya untuk istirahat.
Adi sendiri masih sibuk dengan teman-temannya. Masih di gedung yang sama tempat acara resepsi pernikahan nya. Adi bersama sahabatnya Daniel dan juga rekan kerjanya yang lain menikmati pesta. Mereka duduk sambil menikmati secangkir kopi dan hidangan yang masih tersisa di sana.
Ada juga beberapa teman Adi yang membawa minuman beralkohol dosis rendah. Adi membiarkan saja yang penting mereka tidak membuat keributan.
Adi memilih minum secangkir kopi hangat dan duduk di sebelah sahabatnya Daniel.
*****************************************
Di tempat lain
Shasha pergi ke kamar hendak menghapus riasan wajahnya. Dia menatap wajahnya di cermin dan tersenyum.
Lama dia di depan cermin sambil mengagumi wajah cantiknya. Lalu menghapus make-up nya dan melepas pernak-pernik yang menempel di tubuhnya.
Dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Shasha keluar dari kamar mandi dan telah berganti dengan piyama tidur.
Duduk di depan meja rias menyisir rambutnya yang basah.
Di saat yang sama terdengar deru suara mobil di halaman depan. Pak Slamet turun terlebih dulu dan membuka pintu untuk anak majikannya.
Lelaki tampan itu turun dari mobil setelah menghabiskan malamnya bersama sahabat dan rekan kerjanya.
Lelaki itu adalah sang pengantin pria masih terlihat gagah dan tampan di usianya yang hampir mendekati kepala tiga itu.
Sang pengantin pria itu pun memasuki kamarnya. Melihat ke arah istrinya lalu berjalan mendekat ke ranjang.
Melepas jasnya menaruhnya di atas sofa. Duduk di ranjang melepas sepatunya dan merebahkan tubuhnya di sana.
Hari yang melelahkan baginya telah usai. Ia memejamkan matanya menghilangkan penat di tubuhnya.
Membiarkan pikirannya berkelana pada sosok yang amat dirindukannya. Maria gadis berlesung pipit itu kenapa tiba-tiba datang di waktu yang tidak tepat.
Harusnya Maria yang menjadi pengantin wanitanya.
Tapi orang yang dicintainya datang bukan sebagai calon pengantin wanitanya. Dia datang memberi ucapan selamat kepadanya.
Adi menghela nafas pelan melepaskan sesak di dadanya. Seribu tanya memenuhi kepalanya namun semua menguap begitu saja tanpa ada satu jawaban yang pasti.
Shasha mendekat ke ranjang menatap Adi yang kini telah menjadi suaminya. Menatap wajah tampan suaminya setelah puas memandang ia duduk di pinggir ranjang.
"Mas..."suara Shasha membuyarkan lamunan Adi. Membuat Adi perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah Shasha istrinya.
"Ada apa..." tanya Adi menatap pada Shasha. Shasha tersenyum menutupi kegugupannya.
" Air hangat sudah aku siapkan apa mau mandi sekarang?" tanya Shasha sedikit gugup.
Adi tersenyum dan mengusap pucuk rambut Shasha. Dimata Adi, Shasha adalah adik yang menggemaskan. Adi beranjak dari ranjang dan berjalan masuk ke kamar mandi.
Setelah membersihkan diri Adi keluar dengan wajah segar sehabis mandi. Membiarkan rambutnya basah dengan sisa air yang menetes di bahunya menambah ketampanannya.
Hanya berbalut handuk yang melingkar di pinggangnya tampak seksi dan sedap di pandang mata. Lalu mengambil piyama tidurnya dan memakainya.
Tanpa rasa bersalah akan ulahnya membuat pipi Shasha bersemu merah seketika. Dan memalingkan wajahnya ke tempat lain.
Adi berjalan mendekat dan naik ke atas ranjang. Merebahkan kembali tubuhnya di ranjang.
Shasha masih duduk di pinggir ranjang melihat Adi merebahkan tubuhnya dan menatap ke arahnya.
"Sini Sha..."kata Adi sambil menepuk kasur menyuruh Shasha mendekatinya.
Dengan ragu Shasha merebahkan tubuhnya di sebelah Adi. Adi memiringkan tubuhnya menghadap Shasha mengacak-acak rambut Shasha seperti yang selama ini sering ia lakukan.
Adik kecilnya kini sudah besar dan malam ini sudah menjadi istrinya. Adi tersenyum melihat kegugupan Shasha.
" Sudah malam kita tidur saja," kata Adi masih tersenyum lalu mulai memejamkan matanya yang sejak tadi terasa berat.
Karena terlalu lelah membuat Adi langsung tertidur pulas.8
Shasha menoleh ke arah suaminya ternyata Adi sudah terlelap tidur. Shasha menatap wajah tampan di sampingnya yang kini telah menjadi suaminya.
Ada rasa bahagia memenuhi relung hatinya. Teman semasa kecilnya yang selalu ada buat dirinya. Selalu membelanya saat ada anak-anak nakal yang mengganggunya. Menjadi tempat berkeluh kesahnya menjadi sahabat sekaligus cinta pertamanya.
Mereka tumbuh besar bersama meski umurnya lebih muda tiga tahun dari Adi. Dan menjadi kakak yang selalu melindungi.
Hampir setiap hari bertemu karena rumahnya beda beberapa blok dari rumah Adi. Selain itu mamanya dan ibu Adi bersahabat sejak SMP.
Shasha masih menatap wajah suaminya dan perlahan memejamkan matanya. Keduanya terlelap di malam itu dengan tidur saling berdampingan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Desi Rawati
lanjutkan thor
2022-09-10
0
Astrid Riyan
aq maux nikah krna prjdohan mnding prmpuannya jual mahal aja gak usah trllu pdli yg ada sakit hti bodoh
2021-11-02
0
mampir kaka
2021-08-05
0