Pagi hari yang cerah matahari memancarkan sinar keemasannya. Suara alarm ponsel Shasha berbunyi nyaring. Membangunkan si empunya dari tidur lelapnya.
Perlahan Shasha mengerjapkan matanya. Membuka matanya terdengar hembusan nafas teratur di balik punggungnya. Dan tangan kekar suaminya melingkar di pinggangnya.
Shasha mengangkat tangan kekar itu tapi suaminya makin mempererat pelukannya.
" Maria" gumamnya lirih tapi masih bisa terdengar di telinga Shasha. Adi masih terpejam berkelana dalam mimpinya.
Rasa sakit menusuk relung hatinya saat suami yang dicintainya menyebut wanita lain dalam mimpinya.
Saat tangan kekar itu membalikkan tubuhnya, Shasha pun tak menolaknya meski hatinya terasa ngilu.
Dan suaminya mengabsen setiap inci tubuhnya Shasha pasrah saja. Meski hatinya mengingkari tapi tubuhnya tak sejalan dengan hatinya.
Pada akhirnya suaminya membawa Shasha melambung tinggi di awan. Menggapai puncak nirwana bersama.
Dan terjadilah yang seharusnya terjadi di pagi hari itu keduanya mencapai pelepasan bersama.
Ketika Adi mencium kening Shasha saat itu perlahan bayangan Maria tiba-tiba lenyap. Yang tampak di bawahnya wajah Shasha istrinya.
Posisi Adi yang ada di atas istrinya membuat dia kaget dan gugup. Segera Adi bangkit dari tubuh istrinya menyelimuti tubuh polos istrinya.
" Maaf" itu kata yang keluar dari bibir Adi sambil memakai piyama tidurnya.
Lalu bangkit dari ranjang masuk ke kamar mandi. Di kamar mandi Adi mengacak-acak rambutnya. Menyesal dengan apa sudah ia lakukan pada Shasha. Argh ... Ingin rasanya ia menjerit menyesali perbuatannya tapi itu sudah terjadi dan sudah sewajarnya karena ia suaminya.
Adi menyalakan shower untuk mendinginkan pikirannya. Setelah menetralkan hatinya ia keluar dari kamar mandi.
Meski ada rasa sakit di hati Shasha tapi dia merasa senang karena dapat memberikan harta paling berharga miliknya kepada suaminya.
Shasha tersenyum saat bayangan Adi keluar dari kamar mandi. Membayangkan percintaannya di pagi hari tadi. Saat suaminya memperlakukannya dengan lembut. Meski dalam pikiran suaminya adalah wanita lain.
Perlahan Shasha turun dari ranjang hendak pergi ke kamar mandi. Tapi ia menjerit kesakitan. Shasha merasa inti tubuhnya terasa sakit lalu kembali membaringkan tubuhnya.
Adi yang hendak berganti baju menoleh ke arah Shasha. Adi menatap Shasha yang sedang menahan sakit. Adi berjalan mendekati Shasha dan membantunya memapah tubuh mungil istrinya sampai ke kamar mandi.
Adi mengamati ranjang lalu mengambil sprei yang terdapat bercak merah akibat ulahnya pagi tadi. Menaruhnya di keranjang pakaian kotor. Lalu menggantinya dengan yang baru.
Sosok mungil muncul dari balik pintu kamar mandi. Berjalan tertatih hendak keluar dari kamar mandi. Adi membantu Shasha berjalan menuju pinggir ranjang. Dan mendudukkan Shasha di sana.
Mengambilkan baju ganti untuk istrinya. Lalu keluar kamar menuju dapur.
Shasha tersenyum bahagia mendapat perhatian dari suaminya.
Adi menyayangi Shasha seperti adiknya memberi perhatian pada Shasha meski status mereka kini telah berubah yaitu suami dan istri.
Shasha selesai berganti baju ketika Adi masuk ke kamar.
Adi masuk dengan membawa nampan berisi sepiring nasi beserta lauknya dan segelas air minum. Menaruhnya di atas meja samping ranjang.
Adi duduk di samping ranjang menatap Shasha. Ada rasa bersalah mendera hatinya.
" Maaf..." kata Adi lirih. " Masih sakit..." katanya lagi.
" Sedikit" sahut Shasha sambil menatap suaminya. Adi tersenyum mengusap lembut pucuk rambut Shasha.
" Ah kau ini suka gitu deh" Shasha merapikan rambutnya. Adi tertawa melihat tingkah lucu Shasha.
" Ya sudah makan dulu" Adi mengambil sepiring nasi dan lauk di atas meja. Adi hendak menyuapi Shasha tapi Shasha menolaknya.
" Mas kerja saja nanti telat" mengambil piring di tangan Adi. Lalu menyantapnya nasi, sayur asem dan ikan asin kesukaannya.
" Ya sudah kalau masih sakit di kamar saja. Bentar lagi bu Yem datang" kata Adi.
Bu Yem adalah pembantu bu Rina yang datang dua hari sekali untuk membantu bersih-bersih di rumah bu Rina. Tapi tak menginap setelah pekerjaannya selesai lalu pulang.
Adi telah rapi dengan stelan baju kerjanya dan keluar kamar berpamitan dengan ibunya.
" Sarapan dulu nak" kata bu Rina.
Adi menoleh sekilas pada ibunya lalu mendekat ke arah wanita yang telah melahirkannya itu. Meraih tangannya dan mencium punggung tangan ibunya.
" Nanti di kantin kantor saja bu" Adi tersenyum lalu berbalik dari hadapan ibu Rina dan bergegas keluar rumah.
Masuk ke dalam mobil dan menyuruh pak Slamet menjalankan mobilnya. Adi tampak termenung memutar kembali memori tadi pagi yang telah mengaduk-aduk perasaannya saat ini. Adi menghela nafas menghilangkan sesak di dadanya.
Tak terasa sampailah mobil di depan kantornya. Pak Slamet keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk Adi.
Adi berjalan cepat memasuki lift ke lantai dua gedung itu. Setelah keluar dari lift Adi menuju kantin memesan kopi hitam kesukaannya karena belum ada makanan karena hari masih pagi.
" Di sini rupanya" seru Daniel duduk di depan Adi. Menatap sahabatnya penuh selidik. " Tumben ke kantin habis begadang" seru Daniel langsung mendapat tonjokan dari Adi.
Lalu Adi menceritakan kejadian tadi pagi dengan sahabatnya. Awal mulanya Daniel mendengarkan dengan serius tapi setelahnya tertawa mendengar cerita Adi.
" Malah tertawa" kata Adi.
" Kau yang aneh itu sudah sewajarnya karena kau suami sahnya" kata Daniel.
" Waktu ku lihat Shasha hanya bayangan Maria yang ada di sana" kata Adi.
" Nah itu tugasmu menjelaskan pada Shasha" sahut Daniel.
" Aku merasa bersalah pada Shasha" kata Adi.
" Sudahlah nikmati saja pasti menyenangkan" kata Daniel.
" Memang kau sudah merasakan" kata Adi.
" Belum sih."
Keduanya lalu tertawa bersama. Adi menghabiskan sisa kopi di cangkirnya setelah membayar keduanya berjalan menuju lift.
******************************************
Di tempat lain
Setelah menghabiskan sarapannya Shasha menaruh piring di atas meja. Lalu menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Shasha menyalakan tv yang ada di kamarnya. Mencari acara tv yang menarik ternyata tak ada. Semua acara tv memuat berita maklum hari masih pagi.
Ketika Shasha melihat acara berita di tv terdengar suara ketukan dari luar.
Tok... tok... tok
Masuklah bu Rina mertua Shasha melihat keadaan menantunya. Bu Rina yang tadinya khawatir dengan menantunya akhirnya merasa lega. Bu Rina tersenyum melihat Shasha baik-baik saja. Dan menyuruh Shasha untuk istirahat di kamar. Shasha bersyukur punya mertua yang perhatian padanya.
Setelah dirasa Shasha baik-baik saja Bu Rina keluar dari kamar. Dan berpesan pada menantunya untuk memanggil bu Yem kalau membutuhkan sesuatu. Shasha pun mengangguk.
Senyum terukir di bibir tipis Shasha, ia merasa bahagia telah menjadi wanita seutuhnya buat suaminya.
Walau ada sedikit ganjalan yang menyergap di benaknya dia akan berusaha untuk meraih hati suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Musniwati Elikibasmahulette
waktu adi mau di jodohkan, si maria menghilang entah ke mana, ahirnya si adi terima perjodohan dengan shasa,
pas acara nika si pelakor muncul, tujuannya apa sih
ini lagi, si aldi ga punya hati, nyesal nanti kamu aldi
2022-07-23
0
Suwanti
aku benci sama Adi dan Maria. sdh tahu Adi sdh pny istri msh mau aja...g mikir apa kl posisi dia. dikhianati....
2021-11-30
0