Lewat jam 7 malam Adi baru pulang ke rumah. Tampak raut wajahnya sumringah. Ketika Shasha melihat suaminya begitu senang dia mengerutkan alis tampak heran.
Ada apa ya, batinnya bertanya-tanya. Belum lepas rasa herannya Adi merangkul pinggang Shasha dan mendaratkan kecupan di pipinya. Shasha kaget dan gugup dibuatnya.
"Kamu cantik..."lirih suaranya.
"A apa..." seru Shasha masih bingung.
"Ah...lupakan," sahutnya sambil melepas tangannya dari pinggang Shasha. Dan pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai ritual mandinya Adi melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Shasha berlalu menuju dapur menyiapkan makan malam buat suaminya. Hatinya bertanya- tanya akan sikap aneh suaminya.
Sementara ia menyiapkan makan malam buat suaminya, sesuatu yang lembut mendekat ke telinganya.
'Masak apa hari ini ..." sepertinya enak sekali," suara Adi mengagetkan Shasha.
"Gulai ayam," sahutnya sambil membawa makanan itu ke meja makan.
Shasha tampak gugup dengan tingkah suaminya yang tak biasa. Ia mencoba menenangkan diri dan menghela nafas pelan.
Tenang Shasha tenang, batinnya menyemangati dirinya untuk tetap tenang meski di benaknya tersimpan seribu tanya.
Shasha mengambil piring lalu menaruh nasi dan lauk di atasnya lalu memberikannya pada suaminya.
Lalu mengambil piring mengisinya dengan makanan yang sama dengan suaminya.
Mereka menyantap gulai ayam masakan favoritnya Adi. Sambil menikmati makanan kesukaan suaminya sesekali dipandanginya sosok disebelahnya.
Selesai makan malam Adi tak melihat ibunya.
"Ibu mana..."tanya Adi membuyarkan lamunan Shasha .
"Istirahat," sahut Shasha singkat.
"Sudah makan?"
"Sudah,"
Selesai makan Adi bergegas menuju kamar ibunya. Sementara Shasha hanya menatap suaminya pergi ke kamar mertuanya.
Adi membuka pintu kamar ibunya pelan lalu melihat ke dalam.
Wanita yang ia panggil ibu itu sedang istirahat di kamar. Adi merasa tenang setelah melihat wajah teduh penuh kasih itu tidur.
Menutup pintu kamar ibunya pelan agar tak mengganggu tidur malamnya lalu menuju kamarnya.
Sampai di kamar Adi membaringkan tubuhnya di ranjang. Mengambil ponselnya yang di atas meja samping ranjang tidurnya.
Sementara itu Shasha membereskan sisa makanan di meja dan membawanya ke dapur.
Membersihkan piring dan gelas yang kotor di wastafel. Mencucinya lalu menaruhnya di rak piring.
Selesai aktifitasnya di dapur Shasha tak langsung ke kamar. Ia menuju ruang keluarga dan menonton tv.
Ia mencari tombol tv dan memencetnya mencari acara kesukaannya.
Flashback on.
Keluar dari kantor Adi menuju tempat parkiran karena pak Slamet dah menunggunya.
Melewati tempat parkiran tak sengaja dia melihat seorang gadis yang sangat ia kenal berjalan santai di depan kantornya. Ia menyusul gadis itu.
"Maria..." gadis itu menoleh dan tersenyum.
"Yo..."seru gadis itu. "Ngapain di sini..."
"Kerja..."
"Kamu ..."
"Mau pulang," sahut gadis berlesung pipit itu.
Lalu Adi mengajak gadis itu yang adalah Maria ke cafe sebelah kantornya.
Pesona gadis berlesung pipit itu telah menghipnotisnya.
Lama ia menatap Maria, gadis itu malah tersenyum simpul membuat Adi gemas di buatnya.
Dan mendaratkan ciuman di pipinya.
"Ntar ada yang lihat..."seru Maria kaget mendapat ciuman tiba-tiba.
"Ngga ada."
'Ntar ada yang marah,"
"Sapa..."
"Istrimu..."
"Biarin..."sahut Adi santai. "Aku kangen kamu..."
"Ih, genit kamu," seru Maria tergelak melihat mimik Adi yang manja.
Setelah memesan minuman lalu keduanya asyik ngobrol. Adi menatap Maria sementara sang gadis pun membalasnya dengan penuh cinta.
Membelai lembut pipi Adi dan mendaratkan kecupan singkat. Membawa angan Adi terbang melayang jauh di awan.
Menahan kerinduan pada gadis berlesung pipit itu sejak lama. Sejak kepergiannya yang tak ada kabar berita seperti lenyap ditelan bumi.
Dan akhirnya harus menerima perjodohan dengan istrinya. Shasha teman kecilnya yang sekarang menjadi istrinya.
Karena menghormati persahabatan ibunya dan mamanya Shasha. Selain itu juga membalas kebaikan keluarga Shasha yang banyak membantu keluarganya.
Tanpa terasa Adi meraih pinggang mungil milik Maria menariknya ke dalam pelukannya.
Menikmati aroma tubuh yang sudah lama tak pernah ia rasakan. Dan Maria juga merasakan hal yang sama tapi ia berusaha tidak larut dalam perasaannya.
"Dah sore aku mau pulang," bisik Maria sambil melepas tangan Adi. Lalu hendak beranjak dari duduknya.
Adi memegang tangan Maria dan mencegahnya pergi.
"Bentar lagi...aku masih kangen,' bisik Adi di telinga Maria.
"Lain waktu kita ketemu lagi," pinta Maria setengah merajuk.
Akhirnya Adi pun mengalah meski ia ingin lebih lama bersama gadis yang dicintainya.
Adi melonggarkan pelukannya dan mengambil benda pipih di saku bajunya.
Ternyata Adi menelpon pak Slamet untuk menuju cafe. Menjemputnya pulang sebelumnya mengantar Maria ke rumahnya terlebih dulu.
Pak Slamet melajukan mobil ke tempat yang di tunjuk anak majikannya itu.
Sampai di depan cafe pak Slamet turun dan membukakan pintu mobil.
Keduanya masuk ke mobil. Dilihatnya dari kaca spion anak majikannya dan gadis itu tampak mesra. Seperti sepasang kekasih.
Lelaki setengah baya itu hanya diam dan tetap konsentrasi ke depan. Jalanan sore itu sedikit macet.
Lampu jalan mulai menyala. Ketika melewati kawasan perumahan pinggir kota mobil pun berbelok. Dan berhenti di sebuah rumah kecil bercat biru sesuai arahan Maria.
Adi mengantar Maria sampai ke rumahnya.
Sampai di depan rumah Maria, Adi menyuruh pak Slamet untuk di dalam mobil saja.
Adi membuka pintu mobil dan keluar lalu memutari mobil dan membuka pintu untuk Maria.
Adi mengulurkan tangannya dan disambut oleh Maria. Keduanya berjalan memasuki halaman rumah Maria.
Adi menggandeng tangan Maria dan berhenti di depan pintu rumah.
Membalikkan tubuh kekasihnya itu untuk menghadap ke arahnya. Memeluknya erat sambil membisikkan ke telinga gadis berlesung pipit itu
"Aku mencintaimu..."
Maria hanya tertawa manja menampilkan giginya yang putih. Mengalungkan kedua tangannya di leher Adi.
Mengecup sekilas bibir Adi mengelapnya dengan ibu jari tangannya. Melepas tangannya dan berbalik menuju rumah.
Akhirnya sosok manja itu pun hilang di balik pintu rumahnya.
Adi berdiri mematung memandangi sosok yang dicintainya sampai masuk ke dalam rumahnya.
Mengusap bibirnya sekilas menikmati sensasi bibir manis Maria lalu tersenyum tipis.
Malam yang cerah secerah hati Adi saat ini. Lalu Adi pun masuk ke mobil duduk di bangku penumpang.
Flashback off.
Pak Slamet lalu menjalankan mobilnya keluar dari kawasan pinggir kota itu. Melajukan mobil dengan kecepatan sedang melewati jalan raya.
Sepanjang perjalanan Adi tampak tersenyum sendiri membuat pak Slamet yang duduk di belakang kemudi menggelengkan kepalanya.
Pak Slamet menghela nafas perlahan melihat tingkah anak majikannya yang masih berhubungan dengan kekasihnya.
Padahal sudah ada istrinya yang cantik dan baik hati. Kasihan non Shasha kalau melihat ini semua. Tapi mau gimana lagi dia hanya seorang bawahan yang menurut apa kata majikan.
Mobil melaju di jalanan membawa sang majikan kembali ke rumah.
*********************"*******************
Bosan dengan acara tv yang tak menarik Shasha beranjak dari ruang keluarga dan menuju kamar.
Di kamar Adi masih asyik dengan telpon genggamnya. Membalas setiap pesan yang masuk ke ponselnya.
Sesekali tertawa bila ada yang lucu lalu membalas kembali ke pengirimnya yang tak lain Maria.
Sehingga tidak menyadari kehadiran Shasha di sebelahnya.
Ada rasa ngilu merayap di hatinya kala tawa Adi menggema setiap membaca pesan yang masuk. Atau pun membalasnya dari seseorang dan itu pesan dari kekasihnya.
Ada kesedihan yang mendera hatinya saat suaminya masih berhubungan dengan wanita lain.
Tapi Shasha hanya pasrah saja melihat itu semua.
Shasha tak ingin mengganggu suaminya ia merebahkan badannya di samping suaminya.
Meski sudah sah menjadi istri Adi namun Shasha belum melakukan kewajibannya sebagai seorang istri kepada suaminya.
Setiap malam hanya tidur berdua di ranjang yang sama tanpa melakukan aktifitas lain selain tidur berdampingan satu ranjang.
Adi melirik sekilas ke arah istrinya. Adi menghela nafas perlahan meski ia tak membenci istrinya tapi juga belum bisa menerima sepenuhnya.
Baginya Shasha masih tetap teman kecilnya dan perasaannya masih sama menganggap Shasha sebagai adiknya.
Tapi kini statusnya berbeda Shasha adalah istrinya dan dia adalah suami Shasha.
Adi meletakkan ponselnya di meja samping ranjang. Melihat ke arah istrinya yang tidur memunggungi dirinya.
Perlahan Adi menggeser badannya mendekat ke arah istrinya. Melingkarkan tangannya ke pinggang Shasha istrinya.
Ada kehangatan yang menelusup di hati Shasha. Saat itu Shasha belum sepenuhnya tidur. Ia bahagia walau tidur berdampingan dengan Adi lelaki teman masa kecilnya. Yang dikaguminya dari dulu dan perasaan itu berubah seiring berjalannya waktu.
Maaf, bisik Adi di dalam hati lalu memejamkan matanya sambil merangkul pinggang istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Sri Watigustami
maaf matamu,dasar buaya empang
2024-02-08
0
Wisye Palijama
ikut sedih Sha
2022-06-20
0
Suwanti
baru baca jantung ku sdh deg2 pyar...emosi aku thor
2021-11-30
0