Hari masih pagi sinar matahari masih enggan menampakan panasnya. Penghuni kamar itu masih terlelap tidur. Tak ada kegiatan pagi suasana kamar itu senyap.
Beberapa detik berlalu Shasha mulai membuka matanya. Dia menoleh menatap wajah suaminya. Tampak Adi masih nyenyak tidurnya. Tak tega ia membangunkannya. Shasha beranjak bangun dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah berganti baju ia ke luar kamar.
Shasha menuju ke dapur di sana Rina ibu mertuanya sedang memasak buat sarapan pagi.
"Pagi bu..." sapa Shasha mendekati ibu mertuanya.
Orang yang di panggil ibu itu pun menoleh dan tersenyum menyuruh menantunya mendekat. Shasha lalu menghampiri dan membantu ibu mertuanya memasak di dapur.
"Ini masakan kesukaan Adi" ibu Rina memberi tahu menantunya.
"Boleh Shasha bantu bu" sahut Shasha lagi. Ibu Rina menganggukkan kepalanya.
Ibu Rina tersenyum lalu melanjutkan masaknya. Shasha sangat senang membantu ibu mertuanya.
Selesai masak Shasha menaruh masakan itu di meja makan. Dan beranjak ke kamar hendak membangunkan Adi suaminya.
Baru beberapa langkah Shasha berjalan menuju kamar pintu kamar pun terbuka.
Terlihat Adi suaminya dah bangun dan berpakaian rapi. Lalu menuju meja makan menarik kursi lalu mendudukinya.
"Apa mau berangkat sekarang..." tanya bu Rina sambil berjalan menghampiri Adi yang sudah terlebih dulu duduk di kursi meja makan diikuti Shasha menantunya.
" Sebentar lagi ..." kata Adi sambil melihat jam di tangannya.
" Apa cutinya sudah habis" kata bu Rina lagi.
" Ya Bu, cutinya cuma dua hari" kata Adi pada ibunya.
" Kenapa tidak melanjutkan usaha ayahmu saja" kata bu Rina menatap anaknya.
" Adi belum siap Bu, dan lagi Adi lebih nyaman bekerja di tempat Adi sekarang" sahut Adi. " Usaha ayah sudah diteruskan oleh paman kan Bu" ibu Rina mengangguk.
" Ya sudah kalau itu keputusanmu ibu sih menurut saja" kata bu Rina akhirnya.
Adi melihat jam di pergelangan tangannya masih ada beberapa menit lagi. Masih cukup waktu untuk sarapan pagi.
Sementara itu Shasha mengambilkan piring yang berisi nasi goreng telur ceplok kesukaan suaminya, lalu mengambilkan buat mertuanya dan terakhir buat dirinya sendiri.
Adi masih menikmati makanan kesukaannya itu ketika bu Rina berkata lagi pada anaknya.
"Kamu dan Shasha tinggal di sini saja ya Di..." pinta bu Rina .
"Di sini ibu cuma sendiri kalau kamu kerja ada Shasha yang menemani ibu..."kata bu Rina lagi.
Adi menatap wanita yang ia hormati yang dipanggilnya Ibu. Sebelum menikah hanya dia dan ibunya yang tinggal di rumah itu. Ayahnya telah lama meninggal karena sakit. Kakak perempuannya tinggal bersama suaminya di kota lain. Di rumah besar itu hanya dia dan ibunya yang menempatinya. Rumah peninggalan Lukas Nugroho, ayahnya.
"Terserah ibu saja..."sahut Adi tak tega bila meninggalkan ibunya sendirian di rumah sebesar ini. Mungkin kalau ada Shasha yang menemani ibu tak kesepian lagi, pikirnya.
Selesai sarapan Adi bersiap hendak berangkat ke kantor. Dia mencium punggung tangan ibunya dan berjalan ke arah pintu.
Shasha mengantarkan suaminya sampai depan pintu rumah.
Adi mencium kening istrinya dan mengusap lembut pucuk rambut Shasha.
" Ih kau ini sukanya berantakan rambut aku saja" seru Shasha cemberut.
" Habis gemes sih lihat rambutmu" kata Adi tertawa.
" Kebiasaan... sudah sana kerja" sahut Shasha.
Adi berlalu menuju mobilnya masih dengan tertawa. Di sana sudah ada pak Slamet yang menunggu anak majikannya. Adi masuk ke mobil duduk di bangku penumpang diikuti pak Slamet di belakang kemudi.
Mobil pun melaju pelan meninggalkan rumah besar itu.
Shasha masuk ke dalam rumah dilihatnya ibu mertuanya duduk di ruang keluarga. Dia mendekati ibu mertuanya dan duduk di sebelah mertuanya.
"Ibu mau masak apa hari ini biar Shasha yang belanja"kata Shasha sambil duduk di sebelah mertuanya.
"Tidak usah Sha ibu tadi dah belanja tinggal masak saja" sahut bu Rina lembut. " Sini temenin ibu..."
Shasha pun menurut saja.
"Nanti kita masak ya Bu...Shasha bantuin"pinta Shasha lagi.
"Shasha kan pengin pintar masak juga," katanya lagi.
Ibu mertua Shasha memang pintar masak. Kadang Shasha betah berlama-lama di rumah Adi. Dulu saat mamanya berkunjung ke rumah ibu Rina dia ikut ke dapur, belajar masak biar pinter kayak bude, kata Shasha kala itu.
" Ya Sha ..." bu Rina tersenyum karena kini dia tak sendirian lagi ada Shasha yang menemaninya di rumah.
Sambil menonton tv bu Rina ngobrol dengan menantunya. Walau mereka mertua dan menantu tapi bu Rina sudah menganggap Shasha seperti anak sendiri. Karena Shasha anak sahabatnya, Santi.
Ketika dua wanita itu asyik ngobrol terdengar suara pintu diketuk dari luar.
Tok...tok...tok.
Shasha beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu. Di lihat nya siapa yang datang. Saat pintu dibuka terlihat seorang wanita seumuran bu Rina langsung memeluk Shasha. Wanita itu tak lain adalah mamanya Shasha.
"Aduh ma pagi-pagi dah ke sini" tanya Shasha membalas pelukan mamanya.
Wanita itu Santi mamanya Shasha tak menjawab pertanyaan anaknya. Santi melepas pelukannya dan menggandeng tangan anaknya lalu masuk ke dalam.
Santi menghampiri mertua Shasha dan duduk berhadapan.
"Mama kangen sayang" sahut Santi melepas rindu sama Shasha putri kecilnya yang sudah dewasa.
"Baru sehari sudah kangen"sungut Shasha sambil memegang tangan mamanya.
"Emang ga boleh, ya udah mama pulang saja," sungut Santi tapi tak beranjak dari tempat duduknya.
Bu Rina hanya menggeleng pelan dan tersenyum melihat tingkah besannya sekaligus sahabatnya itu.
"Tiap hari mama lihat kamu dan sekarang tak jumpa sehari saja mama sudah kangen," sela Santi sambil memandang wajah putri kecilnya itu.
Shasha tersenyum sambil melihat tingkah mamanya yang menurutnya berlebihan.
"Tinggal di sini saja sekalian kita reunian," gurau mertua Shasha menahan tawanya." Dia bukan putri kecil mu lagi...Shasha dah besar," sahut Rina mengingatkan sahabatnya itu.
"Tapi dia masih putri kecilku, Rin"jawab Santi tak mau kalah. Shasha yang melihat perselisihan kecil itu pun berlalu meninggalkan mama dan ibu mertuanya.
Dan keduanya pun melanjutkan obrolannya. Tak berapa lama Shasha membawa nampan berisi dua gelas minuman dan cemilan.
Shasha ikut ngobrol dan sesekali ada tawa mamanya menambah hangat suasana pagi menjelang siang.
Lama mereka ngobrol setelah kehabisan bahan obrolan Santi pun pamit karna hari sudah siang. Setelah pamit pada besan sekaligus sahabatnya Santi pun pulang.
Shasha mengantar mamanya sampai depan rumah. Dan berpesan agar menjadi istri yang baik bagi suami nya juga menghormati ibu mertuanya.
Shasha pun menganggukkan kepalanya.
******************************************
Sudah lewat jam pulang kantor tapi Adi belum juga pulang ke rumah. Baru satu hari jadi pengantin baru tapi Adi merasa masih bujangan saja. Masih tetap pulang terlambat seperti kebiasaannya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
@widarti
nyimak dulu
2022-05-02
0
Enny Astiani
nyimak dulu
2021-04-29
0
Tri Widayanti
Menarik
2021-03-06
0