Chapter 2

"Baghh.." Riana tidak sengaja menabrak tubuh laki laki yang lebih besar dan tinggi darinya. Minuman yang sedari tadi ada ditangannya tentu saja menumpahi jas laki laki itu.

"Ah, maaf Kak maaf. aku bersihin ya.." Riana secepat kilat mengambil tissue dan mencoba membersihkan jas itu.

"Nggak perlu, lo punya mata nggak sih! Cantik cantik tapi buta. Acaranya belum mulai jas gue sudah lu bikin lecek gini." Ucap laki laki itu yang tidak lain adalah Davee. Ia meninggikan suara di depan Riana.

Riana sudah ingin mengeluarkan tangis mendengar bentakan Davee. Seumur - umur hanya kali ini ia dibentak dengan keras.

"Iya maaf Kak. Sini, biar aku bersihin." Riana sekali lagi mengulurkan tangannya ke arah jas Davee, dan lagi lagi Davee memundurkan tubuhnya, untuk menjauhi tangan Riana.

"Gue bilang nggak perlu! Punya telinga nggak sih! Mending lo pergi dari hadapan gue sekarang!"

Riana berlari pergi sambil membawa tangisnya yang sedari tadi ia tahan. Ia berhenti berlari ketika sudah berada di hadapan sahabatnya.

"Loh kok kamu nangis, Ya? Siapa yang bikin kamu nangis?" Amanda sedikit mengguncang bahu sahabatnya itu

"Gue kesel banget sama cowok itu, dia kenapa sih nggak punya perasaan banget ngebentak orang kaya gitu. Cowok apaan sih, sama cewek aja dia berani - beraninya gitu. Pokoknya gue kesel banget, Man. Lu berdua tau nggak sih, gue kesel banget. Masa gue dibentak di depan teman teman dia dan dia sama sekali nggak mau nerima tangan gue buat bersihin jasnya yang kena tumpahan air minum gue."

"Gue penasaran sama orangnya, gue pasti tau namanya." Ucap Linda dengan masang wajah datar

"Secara lu kan ratu cowok di sekolah ini. Blaaa.." Amanda menjulurkan lidahnya kearah Linda

"Ih, kok lo berdua biasa aja sih dengan penderitaan gue?" Riana mengerucutkan bibirnya, untung saja tangisannya kini sudah berhenti.

"Eh, iya iya maaf, ya udah ayo kita labrak dia." Ajak Linda dengan gaya menegakkan badannya.

"Ih sok bener lu!" Amanda menyentil kepala Linda. "Tapi kita boleh juga nyamperin tu cowok gue penasaran sama cowok yang berani - beraninya sama cewek gitu."

Amanda menarik tangan Riana dan Linda.

*

"Ih, gue nggak mau nongolin muka gue di depan dia lagi."

"Ya udah kita berdiri disini dan lo tunjukin yang mana orangnya." Linda begitu semangatnya memandang wajah wajah alumni di balik tirai panggung, terutama tentu saja arah pandangannya ke arah kaum laki laki.

"Itu tuh, yang pakai jas hitam, yang lagi pegang gelas, terus yang lagi ketawa ketawa nggak jelas tuh." Riana mengarahkan telunjuk ke orang yang ia sebutkan ciri cirinya.

"Eh, yang bener aja lo abis nabrak dia, Ya? Ganteng banget... Badannya tegas gitu. Ya ampun ganteng banget." Linda menggigit jarinya.

"Gue mau ambil minum dan pura pura nabrak dia deh." Amanda celingak celinguk mencari minuman di dekat mereka.

"Ih yang bener aja lo, emang lo mau dimaki maki kaya gue tadi?"

"Gue rela dimaki maki dia, asal gue bisa bersentuhan sama dia."

"Ganteng sih ganteng tapi perangainya buruk banget. Nggak punya hati!" Sungut Riana, Ia masih memasang muka kesalnya, ditambah lagi ketika melihat wajah Davee. Rasanya ingin ia melemparkan sepatunya ke muka Davee.

"Bentar gue lupa lupa ingat deh namanya, emmm.." Linda mengentuk ngetuk dahinya menggunakan telunjuknya. "Oh iya, gue ingat namanya Dav, Dave eh, Dava, oh iya Davee. Iya namanya Davee." Linda kegirangan sendiri setelah merasa berhasil mengingat nama alumni ganteng itu.

Ketika mereka bertiga masih berbincang soal Davee di belakang panggung, seorang panitia acara tiba tiba menghampiri mereka.

"Riana, 5 menit lagi acara akan dimulai kamu tampil sebagai pembuka. Sudah siapkan?" Panitia itu memberikan mic ke tangan Riana. Tentu saja Riana kaget karena seharusnya bukan penampilannya sebagai pembuka acara.

"Bukannya kemarin Riana tampil setelah sambutan kepsek, Kak?" Riana mengernyitkan dahinya.

"Iya, maaf Ria. Tadi malam ketika geladi bersih itu semua sudah dibahas dan kamu tidak bisa hadirkan?"

"Eh iyasih, Kak. ya udah deh. Aku siap kok." Riana menaiki anak tangga panggung.

"Halo kaka dan teman teman sekalian, perkenal nama aku Riana Putri Ningsih. Disini aku sebagai pembuka acara akan membawakan sebuah lagu berjudul pura pura lupa."

🎼🎼🎼

"Pernah aku jatuh hati🎶

Padamu sepenuh hati🎶

Hidup pun akan kuberi🎶

Apapun akan kulalui🎶

🎼🎼🎼

Tapi tak pernah ku bermimpi🎶

Kau tinggalkan aku pergi🎶

Tanpa tahu rasa ini🎶

Ingin rasa ku membenci🎶

🎼🎼🎼

Tiba-tiba kamu datang🎶

Saat kau telah dengannya🎶

Semakin hancur hatiku🎶

🎼🎼🎼

Jangan datang lagi cinta🎶

Bagaimana aku bisa lupa🎶

Padahal kau tahu keadaaannya🎶

Kau bukanlah untukku🎶

🎼🎼🎼

Jangan lagi rindu cinta🎶

Ku tak mau ada yang terluka🎶

Bahagiakan dia🎶

Aku tak apa🎶

Biar aku yang pura-pura lupa🎶

🎼🎼🎼

Tiba-tiba kamu datang🎶

Saat kau telah dengannya🎶

Semakin hancur hatiku🎶

🎼🎼🎼

Jangan datang lagi cinta🎶

Bagaimana aku bisa lupa🎶

Padahal kau tahu keadaaannya🎶

Kau bukanlah untukku🎶

🎼🎼🎼

Jangan lagi rindu cinta🎶

Ku tak mau ada yang terluka🎶

Bahagiakan dia🎶

Aku tak apa🎶

Biar aku yang pura-pura lupa🎶

🎼🎼🎼

Jangan datang lagi cinta🎶

Bagaimana aku bisa lupa🎶

Padahal kau tahu keadaaannya🎶

Kau bukanlah untukku🎶

🎼🎼🎼

Jangan lagi rindu cinta🎶

Ku tak mau ada yang terluka🎶

Bahagiakan dia🎶

Aku tak apa🎶

Biar aku yang pura-pura lupa🎶

🎼🎼🎼

Bahagiakan dia🎶

Aku tak apa🎶

Biar aku yang pura-pura lupa🎶"

"Terimakasih..." Riana membungkukkan badannya. Lalu disusul suara tepuk tangan semua orang di dalam ruangan itu kecuali Davee, ia sama sekali tidak bergeming melihat penampilan Riana.

"Lu kenapa sih, Dav? Masa lu nggak kagum sama penampilannya. Sudah cantik, suaranya bagus pula." Kata Randy pada sahabatnya itu.

"Jelek." Kata Davee dengan wajah datar.

"Eh, elu dasar aneh!" Randy mendorong kepala Davee.

*

Setelah jam menunjukkan jam dua belas siang. Para alumni serta tim lainnya bersiap untuk mengambil makanan siang yang sudah tersedia. Begitu juga dengan Davee, ia meninggalkan kursinya dan memilih makanan yang ia inginkan. Ia memilih dengan lauk ayam panggang. Sementara Riana yang juga merasa perutnya keroncongan dan perlu segera diganjal dengan makanan, langsung mengarah ke tempat makanan bersusun. Ia memilih menu ayam goreng dengan sedikit menambahkan sambal dan sayuran di dalam piringnya. Riana yang merasa ia sedang dengan Amanda untuk mengambil makanan, ia pun menyerocos bicara tentang Davee yang menurutnya menyebalkan dan terlalu menyebalkan sejagat raya itu. Tapi ternyata Riana salah, Amanda memang ingin mengikutinya. Namun setengah jalan kemudian ia berbelok untuk mengambil tasnya yang tertinggal di belakang panggung tanpa Riana ketehui.

"Kita harus cepet cepet nih, Man. Gue nggak mau ketemu si cowok gila itu lagi. Kalau sampe gue ketemu, gue nggak mau lagi hidup di dunia ini." Riana terus saja berbicara sembari menambahkan nasi dipiringnya.

"Lo gila ya?!" Tiba - tiba seperti petir yang sangat memekik telinga Riana, kini muncul. Suara orang yang sama seperti yang ia dengar pagi tadi, yang membuat kesal setengah mati dirinya. Siapa lagi kalau bukan Davee yang ternyata ada di depannya, mengantri untuk mengambil nasi juga, sama seperti Riana.

"Siapa yang gila? Gue ngomong sama ... " Riana celingak celinguk mencoba mencari Amanda sahabatnya itu. "Tadi gue ngomong sama temen gue." Riana menjawab lagi dengan wajah malu.

"Temen lo jin? Mana ada orang ada di dekat kamu dari tadi kali. Jangan jangan lo emang temenan sama jin ya? Gila ya lo, masih sekolah berani beraninya melihara makhluk kaya gituan."

"Heh, lo songong banget sih! sudah tadi ngebentak gue. Lo itu banci ya, hah? beraninya sama cewek.." Riana mengangkat wajahnya karena tubuh Davee yang tinggi darinya.

"Eh, apa lo bilang?"

"Banci! lo banci."

"Lo cewek gila!" Davee baru menyadari ternyata sedari tadi perseteruannya itu mengundang perhatian orang orang. Ia langsung meninggalkan Riana yang memandangnya dengan penuh kebencian.

_____________🌺🌴🌴🌴🌺______________

Terpopuler

Comments

Yati Maryati

Yati Maryati

baru mampir

2020-06-22

1

Intan Putri

Intan Putri

syukkkaaa

2020-06-09

1

KomaLia

KomaLia

benci jadi cinta

2020-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 15
15 Bab 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Pengumuman & Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Bab 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Tamat
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 15
15
Bab 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Pengumuman & Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Bab 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!