"Eh, dasar pengecut! lu yang gila!" Riana masih saja melanjutkan kekesalannya. Ia tidak memperdulikan dirinya dijadikan tontonan dari kegalakannya.
Riana kembali ke kursinya dan ia menemukan Amanda dan Linda di sana.
"Lo berdua dari mana aja sih? Dan lo, Man. Lo kemana? Ih gara gara lo, gue jadi berhadapan lagi sama cowok tengik itu."
"Maksud lo Si Davee lagi? Dan kenapa gue disalahin nih?" Tanya Amanda sembari mengernyitkan dahinya.
"Tadi gue kira lu sama gue dan ada di belakang gue, dan karena itu gue ngomong sama lo ceritanya. Ternyata lu nya nggak ada."
"Apa?! Ahahaha..." Linda terkekeh menertawai Riana. "Dan terus gimana sama Davee itu?" Tanya Linda lagi.
"Ya tiba tiba aja dia muncul dan ngata - ngatain gue. Demi apapun gue benci sama dia. Kayanya dia bukan dari planet bumi deh, tuh orang nggak punya sopan santunnya sama sekali." Sungut Riana sembari menghentakkan sendok dipiringnya dan tentu saja menimbulkan bunyi.
"Iya gue salah nggak ikut lo tadi, Ya." Amanda memasang wajah sedihnya
"Iya emang lo salah, ninggalin gue gitu aja."
"Gue salah, karena menjauhkan kesampatan gue."
"Maksud lo?"
"Kesempatan buat berhadapan sama si Davee dan bersentuhan sama dia.."
"Ih, emang setres deh lo ya, Man." Riana menjitak pelan kepala Amanda.
***
"Halo Pak Santoso, Bagaimana kabar Bapak?" Kata Pak Darmawan sembari menjabat tangan Pak Santoso.
"Ya seperti yang Pak Dar lihat, saya sehat dan masih sangat kuat. Apalagi jika kita terus berkerja sama begini, saya akan tambah semangat, Pak." Balas Pak Santoso sembari melemparkan senyumnya.
"Syukurlah, Pak. Saya sangat senang mendengarnya." Kata Pak Darmawan.
"Selain bisnis kita, saya juga ingin membicarakan satu hal penting, Pak. Dan agar lebih enaknya, sebaiknya kita bisa menyuruh istri kita berkumpul bersama kita dulu." Pak Santoso melambaikan tangannya pada asistennya. "Tolong panggilkan istri Pak Dar dan Bu Rita masuk."
"Baik Pak.."
Bu Rita dan Bu Rahmah bersamaan memasuki ruangan di mana tempat suami mereka berdua tempati.
"Wah tumben nih, sepertinya ada hal yang sangat serius, ya?" Tanya Bu Rahmah kepada Pak Santoso sembari menjabat tangan Pak Santoso lalu duduk di sofa samping suaminya.
"E, begini Pak Darmawan dan Bu Rahmah. Setelah bertahun tahun kita menjalani hubungan dekat, baik itu untuk keluarga maupun bisnis kita. Saya sangat ingin lebih mempererat lagi hubungan kita ini. Saya bermaksud ingin menjodohkan anak saya Davee, dengan putri Pak Dar." Ucap Pak Santoso dengan hati hati. Pak Darmawan dan Bu Rahmah saling bertukar tatapan dan membulatkan mata mereka.
"Tapi putri kami masih sekolah, Pak." Kata bu Rahmah
"Iya, Pak. Saya setuju dengan pendapat Pak Santoso. Saya juga ingin kita menjadi sebuah keluarga besar." Jawab Pak Darmawan dengan sembari mengeluarkan senyum ramahnya.
"Tapi Pa, apa kita tidak bisa menunggu Riana lulus dulu?" Bu Rahmah bingung terhadap sikap suaminya. "Dan pasti Riana nggak akan mau, Pa."
"Ma, putri kita akan tetap bisa bersekolah walau dia sudah menikah, dan masalah Riana mau atau nggak, nanti Papa akan menjelaskan padanya."
"Baiklah, kalau begitu acaranya akan kita laksanakan Tiga hari setelah kepulangan kita ke Jakarta, Pak." Kata Pak Santoso.
"Baik, Pak. Oh iya, apakah Davee sudah mengetahui ini juga, Pak?" Tanya Pak Darmawan.
"Davee belum tahu tentang ini, Pak. Tapi Bapak tenang saja dia pasti mau. Iyakan, Ma?" Tanya Pak Santoso pada istrinya.
"Iya, Pak." Bu Rita memasang senyum terpaksanya. Sebetulnya ia keberatan tapi ia tidak bisa berbuat apa apa karena ia tahu suaminya yang berwatak keras dan tidak bisa dibantah keputusannya itu.
________________🌺🌾🌾🌾🌺________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Salsabila
lanjutt gan
2020-06-12
1
KomaLia
ko sekolah masih dah di jodohin dan di nikah kan
2020-06-05
1
Sri Wahyuni
hii author yang baik ijin promo yah"Dunia halu kita"
2020-05-20
1