Malam semakin larut. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari dan Senja masih belum bisa tidur. Dia duduk, menghela nafas dan kembali teringat apa yang dia lihat di rumahnya. Papa dan mama bertengkar. Padahal selama ini mereka baik-baik saja. Bahkan mama tidak pernah mempermasalahkan papa yang selalu sibuk di kantor.
Ketika papa pulang, mama akan menyambut papa dengan hangat, membuatkan makanan kesukaan papa lalu bercerita tentang kegiatan dan papa yang mendengarkan cerita mama. Tapi pagi itu ketika papa pulang, mama menyambut papa dengan hangat namun suasana yang berbeda.
"Papa dan mama enggak mungkin cerai kan?" gumam Senja. Dia melihat ke layar HP dan tidak ada kabar apapun dari Dion.
***
Pagi telah tiba. Lisa sudah siap dengan pakaiannya. Sementara Senja. . .
"Senja!! Mata kamu kenapa? Kok bengkak sih? Kamu nangis ya?" tanya Lisa tergesa-gesa.
"Bengkak banget ya matanya?" tanya Senja.
"Sangat-sangat bengkak. Aduh kamu kenapa sih? Sebentar aku ambilkan obat," kata Lisa lalu pergi mengambil obat.
"Aku cuma kurang tidur, gak perlu pake obat Lisa," kata Senja.
"Kalau cuma kurang tidur enggak mungkin sampai bengkak kayak gitu. Kamu ini ada-ada saja," kata Lisa. "Kamu enggak mau kan pergi ke kampus dengan mata bengkak begini."
Senja menggeleng. "Aku enggak mungkin pergi sama bang Dion juga."
"Kamu berangkat sama aku saja," kata Lisa.
Senja tersenyum dan memeluk Lisa. "Terimakasih", katanya. Lisa tersenyum malu.
Begitu sampai di kampus dan masuk ke kelas, Andin dan Yola sibuk bertanya mengapa Senja memakai kacamata hitam.
"Kalian ini, nanti saja kalau mau nanya," kata Lisa.
"Kamu tahu sesuatu ya? Ada yang di sembunyikan ya dari kami?" tanya Andin.
"Yang penting kamu gak apa-apakan?" tanya Yola.
"Gak apa-apa kok cuman sedikit ada masalah," jawab Senja.
"Masalah apa sih? Kok aku gak boleh tahu?" tanya Andin.
"Andin! Nanti saja kalau mau nanya. Biarin Senja tenang dulu," kata Lisa.
Andin cemberut dan memalingkan mukanya. Yola menepuk-nepuk pundak Andin sambil sedikit tertawa.
Sementara dirumah, terjadi pertengkaran antara Dion dan papa. Papa meminta untuk cerai tetapi mama menolak sampai Dion dan Senja selesai kuliah.
"Papa kenapa sih? Tiba-tiba minta cerai sama mama. Kalau ada masalah di bicarain baik-baik pa, bukannya langsung minta cerai," kata Dion.
"Kamu tidak tahu masalahnya jadi jangan ikut campur. Lebih baik kamu jemput adik kamu biar papa bisa tanya langsung sama dia," kata papa emosi.
"Dion gak akan bawa Senja pulang," kata Dion.
"Sudah mulai melawan kamu sama papa. Mau jadi anak durhaka kamu," kata papa.
"Dion gak akan melawan kalau papa gak marah-marah sama mama," kata Dion.
"Kamu membela mama kamu karena kamu tidak tahu apa yang diperbuat sama mama kamu. Kalau kamu tahu kamu pasti marah juga," kata papa.
"Dion gak peduli, karena selama ini yang merawat Senja dan Dion itu mama. Sedangkan papa hanya mementingkan perusahaan dan rapat dengan klien," kata Dion.
"Kalau papa gak kerja, kalian mau makan apa? hah?" kata papa.
"Dion bisa cari kerja, cari uang sendiri, biayain mama dan Senja. Dion bisa gak tergantung sama papa," kata Dion.
Papa tersenyum sinis, " Kalau begitu mulai hari ini kamu cari uang untuk biayain keluarga ini. Papa sudah tidak mau mengurus kalian lagi," kata papa dengan marahnya, mengambil barang-barangnya lalu pergi.
Mama menangis, Dion menahan amarahnya dan berusaha menenangkan mama.
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ici
seruu...🤔
2020-06-09
1
Rania Tuz
ada apa sih sebenarny dg org tua senja...
2020-06-09
1