Senja dan Dion sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Namun, tiba-tiba Dion berhenti di sebuah toko buku. Mereka berdua masuk ke toko tersebut.
"Cari buku apa bang?" tanya Senja.
"Biasa, komik," jawab Dion.
"Jangan komik terus yang dibaca, nih baca buku ini," kata Senja sambil menyerahkan beberapa buku Matematika.
"Abang kan jurusan Matematika bukannya jurusan baca komik."
"Bawel," kata Dion sambil mencubit hidung Senja.
"Baca komik itu bisa menghilangkan stres, capek tahu ketemu sama angka-angka terus."
"Yang nyuruh abang masuk jurusan Matematika siapa? Bukannya abang sendiri yang milih," kata Senja.
Mendengar perkataan Senja, Dion hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Percuma berdebat sama adik satu-satunya ini, gak akan pernah menang.
"Kok lama pulangnya," tanya mama yang menyambut kedua anaknya di depan pintu rumah.
"Mampir ke toko buku dulu ma," jawab Dion.
"Bang Dion baca komik ma," kata Senja.
"Senja!!!" kata Dion kesal. Senja pun langsung berlari menuju kamarnya.
"Kalian berdua, sudah dewasa masih saja suka berantem," kata mama.
"Senja! Dion! Mama tunggu ya, biar kita makan siang bareng."
"Papa mana ma?" tanya Senja sambil duduk di kursi.
"Papa ada rapat di perusahaan, kayaknya pulang malam lagi," jawab mama.
"Papa sibuk banget ya ma?.
"Ya begitulah. Sudah ayo makan," kata mama sambil menyerahkan piring yang sudah di isi nasi. "Dion! Ayo makan!".
"Iya ma," kata Dion yang menghampiri meja makan. Makan siang bersama keluarga yang nikmat.
Sore harinya, Senja dan Dion pergi ke taman hiburan. Mereka membeli tiket untuk beberapa permainan. Saat itu, mata Senja melihat seseorang yang wajahnya tidak asing. Setelah di lihat lagi, itu Aldi, teman sekelasnya dikampus.
Senja menghampiri Aldi, "Hai, kamu sedang apa disini?."
"Kamu siapa ya?" tanya Aldi.
" Ah, aku Senja. Kita teman sekelas dikampus," kata Senja.
"Oh, aku gak kenal kamu," kata Aldi.
"Kalau begitu ayo kenalan, biar kamu kenal aku dan aku kenal kamu," kata Senja sambil tersenyum.
"Aku gak mau buang waktuku dengan yang namanya kenalan apalagi teman, jadi gak usah sok dekat denganku. Aku gak butuh," kata Aldi tegas dan pergi meninggalkan Senja.
Senja hanya bisa terdiam sampai Dion menepuk pundaknya. Senja nampak terkejut atas perkataan Aldi.
"Siapa dia dek?" tanya Dion.
"Teman sekelas dikampus bang," jawab Senja.
"Tapi kok kayaknya dia kesal sama kamu," kata Dion. Senja hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian, mereka berdua menikmati permainan di taman hiburan itu.
"Apa sikapnya memang kasar seperti itu ya? Seperti ada yang di sembunyikannya. Apa ada hubungannya dengan kasusnya dulu?" gumam Senja.
"Ahh, kenapa aku malah mikirin dia sih? Tidur Senja! Besok harus kuliah. Jangan mikirin yang gak penting." Masih terpikirkan Aldi, Senja pun tertidur.
Tiba-tiba....
Senja berada di sebuah tempat yang tak dikenalinya. Ada sebuah toko emas dan bank di sana. " Apa yang terjadi?" tanya Senja pada dirinya sendiri.
Dari dalam toko emas terdengar suara ribut, kemudian seorang lelaki dewasa keluar dari sana, tangan kanannya memegang satu tas besar dan tangan kirinya memegang tangan seorang anak lelaki. Dan anak lelaki itu mirip Aldi! Kejadian yang sama terjadi di bank. Senja semakin bingung dengan keadaan disini. Dirinya berusaha bergerak tapi rasanya dia seperti terikat. Setelah berusaha, akhirnya dia bisa lepas dari ikatan tersebut dan dia terbangun. Nafasnya terengah-engah.
"Apa karena aku terlalu mikirin Aldi makanya sampai terbawa mimpi? Tapi apa maksud dari mimpi tadi?" gumam Senja.
Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ici
bacanya pelan-pelan, baru sampe sini....l
wah si senja, aku pernah tuh kaya gitu. aku pikir aku kenal orang itu, ternyata waktu aku sapa dia bilang "emang kenal?" malu banget
2020-06-08
1
Ozan Mercury
Saran nya,dialog enak nya di pisah aja kaya penulis lain. Semoga membantu
2020-04-14
1