Setelah bermimpi seperti itu, Senja tidak bisa tidur lagi. Mimpi itu terus terbayang yang membuat dia semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Siapa laki-laki yang bersama dengan Aldi di mimpinya itu. Untuk menenangkan pikiran, Senja pergi ke dapur untuk mengambil minum. Dia melihat lampu kamar mamanya masih hidup.
"Apa mama belum tidur ya?" gumamnya.
Dia berjalan menghampiri kamar mamanya dan tepat saat dia hendak membuka pintu, dia mendengar suara orang menangis.
Dia terdiam di depan pintu, "Kenapa mama menangis?." Kemudian, Senja kembali ke kamarnya, tadinya dia ingin membangunkan Dion tapi setelah di pikir-pikir lagi, dia memutuskan untuk tidak memberitahu abangnya.
Pagi telah tiba. Cuaca pagi ini sangat cerah, udaranya sejuk dan menyegarkan. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar. Senja yang sudah rapi dan siap berangkat ke kampus melihat ada mobil papanya di halaman. Dia bergegas keluar rumah. Begitu papanya keluar dari mobil, dia langsung memeluknya. "Senja rindu papa. Kenapa papa baru pulang?."
"Maaf ya, urusan papa di kantor lagi banyak. Setiap saat harus rapat dengan klien," kata papa.
"Papa sudah pulang?" tanya mama yang keluar untuk menyambut papa.
"Iya nih, tapi cuma sebentar soalnya nanti jam 9 ada rapat lagi," kata papa.
"Yasudah ayo masuk. Senja, kamu sarapan dulu sebelum berangkat,"kata mama.
"Dion mana?" tanya papa.
"Dion lagi mandi, sebentar lagi juga selesai," jawab mama.
Senja mengikuti kedua orang tuanya masuk kerumah. Setelah Dion datang, mereka pun menikmati sarapan bersama. Tapi entah mengapa, rasanya ada yang berbeda. Senja melihat ke arah papa dan mamanya, mereka berdua lebih banyak diam. Padahal biasanya setiap makan, mereka pasti selalu bercerita. Papa dan mama hanya sibuk dengan makanan mereka masing-masing.
"Senja," panggil papa. "Bagaimana kuliah kamu."
"Lancar pa. Kayaknya hari ini baru mulai belajar. Kemarin cuma perkenalan saja," jawab Senja.
Papa menggangguk kemudian melanjutkan makannya.
Senja terus kepikiran dengan masalah Aldi di mimpinya dan suasana aneh orang tuanya. Dia ingin memberitahu Dion tapi Dion pasti menanggapinya dengan, "Perasaan kamu saja." Bahkan Senja tidak bisa fokus belajar.
"Kenapa malah jadi banyak masalah sih?" gumam Senja. Dia menghela nafas dan berusaha untuk fokus belajar.
"Kamu sakit ya?" tanya Lisa saat mata kuliah pertama selesai.
"Enggak kok," jawab Senja.
" Benar gak sakit? Soalnya kamu dari tadi aku lihat gak bisa fokus terus agak gelisah, selalu memijit keningmu," kata Lisa.
"Kamu merhatiin Senja sampai segitunya ya," kata Andin.
"Kebetulan pas aku lihat dia lagi begitu," kata Lisa.
"Tapi kamu benaran gak apa-apa?" tanya Yola.
"Benar," jawab Senja.
"Kalau ada masalah bilang sama kita, mungkin kita bisa bantu," kata Yola.
Senja hanya menggangguk. Apa yang akan terjadi kalau dia terus menerus kepikiran hal itu. Jadi gak fokus belajar terus kalau kayak gini. Senja menoleh kebelakang, melihat Aldi yang sibuk dengan hp nya. "Kalau aku tanya hal itu, dia marah gak ya? Tapi kalau aku gak tanya, aku bakalan penasaran terus."
Mata kuliah hari ini sudah selesai. Senja melihat keluar. Ada bang Dion diluar. Senja menghampiri abangnya.
"Dek, hari ini kamu pulang sendiri bisa?" tanya Dion.
"Bisa. Memangnya abang gak pulang?" tanya Senja.
"Ada satu mata kuliah lagi. Daripada kamu nunggu lama, pulang saja duluan," jawab Dion. " Beranikan pulang sendiri?."
Senja memukul pelan tangan abangnya, "Memangnya aku anak kecil? Yasudah, Senja pulang duluan ya. Nanti abang langsung pulang ke rumah. Jangan mampir baca komik lagi," kata Senja.
"Iya bawel. Hati-hati," kata Dion.
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Alya_Kalyarha
semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih
2020-06-03
1