Sementara di tempat lain, Kenzi tinggal di rumah yang dulu ia tempati. Dengan bantuan Laila, Kenzi telah membangun kembali rumahnya yang telah hancur. Meski berkali kali Laila meminta Kenzi untuk tinggal bersamanya supaya ia bisa merawat Kenzi dengan baik. Namun pria itu tetap bersikeras tinggal di rumahnya, di mana semua kenangan itu pernah ada.
Sebuah rumah di tengah kehampaan dan kosong. Menyimpan banyak kenangan yang sudah menjadi bagian dirinya. Semua kenangan tentang Siena yang mengisi kepalanya sampai penuh, walau berkali kali ia berusaha untuk melupakan semua kenangan itu.
Saat malam tiba, rumah ini, kedua putranya dan Siena yang selalu bergelayut manja dan mengganggunya saat bekerja., pria itu duduk di depan cermin memandang diri dengan nanar. Bisakah waktu berputar kembali ke belakang? saat tawa manja Siena, keributan di antara dua putranya hanya masalah berebut duduk di depan tv.
Rasanya Ia ingin mengulang itu semua, hati yang telah kedap rasa, berkhayal sekedar untuk mengobati sejenak usia yang terus tercabik oleh waktu.
Seperti pelukan hangat Siena yang telah lama hilang di kedalaman mata. Sebuah rumah dan masa kecil putranya yang begitu mungil dan lucu.
"Siena, di mana kau sayang?" gumam Kenzi lirih. Ia menundukkan kepalanya, meremas jari jemarinya. Hingga tetes demi tetes air mata membasahi jari jemarinya. Hingga sentuhan lembut di pundaknya membuyarkan semua lamunannya tentang Siena.
"Sampai kapan kau seperti ini terus?"
Kenzi menoleh sesaat, lalu berdiri.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.
"Aku khawatir padamu," ucap wanita itu tersenyum.
Kenzi akui, ia merasa berhutang budi terhadap Laila. Dia sudah banyak membantunya dalam segala hal.
"Kau tidak perlu khawatir, aku baik baik saja." Kenzi berjalan mendekati sofa lalu duduk.
"Terserah kau mau melarangku, aku tetap akan datang menjengukmu." Laila berjalan mendekati Kenzi lalu duduk di sampingnya.
"Kau harus bangkit lagi, buat apa meratapi mereka yang telah tiada. Itu tidak akan mengembalikan mereka semua."
"Aku-?"
"Kenzi.." Laila meraih tangan Kenzi dan menggenggamnya erat.
"Usia kita memang berbeda jauh, tapi aku menyukaimu. Bisakah kita memulai dari awal dan lupakan semua masa lalumu yang buruk?" Laila memotong ucapan Kenzi.
"Aku-?"
"Aku menerima kau apa adanya, cintaku tulus padamu. Sejak pertama kali aku melihatmu, entah kenapa kumenyukaimu." Laila kembali memotong kata kata Kenzi. Wanita itu sama sekali tidak memberikan kesempatan Kenzi untuk bicara.
"Mingkin aku tidak bisa menggantikan pisisi istrimu, tapi setidaknya aku bisa jadi yang terbaik untukmu." Laila mengecup telapak tangan Kenzi, tatapannya sendu penuh rasa cinta terhadap pria di hadapannya.
"Laila, aku akui kau sangat baik. Tapi aku tidak bisa." Kenzi menarik tangannya.
"Aku tahu, kau butuh waktu. Dan aku akan menunggu sampai kau mau menerimaku. Kita bisa mencobanya pelan pelan." Laila menganggukkan kepalanya, menatap wajah Kenzi.
"Kenzi..aku mencintaimu.." Laila mendekatkan wajahnya hendak mencium bibir Kenzi. Namun pria itu memalingkan wajahnya lalu berdiri.
"Maaf, aku tidak bisa. Siena tidak tergantikan sampai kapanpun." Kenzi melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meninggalkan Laila yang diam terpaku dengan perasaan kesal.
"Ayo Laila, jangan menyerah. Banyak cara untuk meluluhkan hatinya," ucap Laila memotivasi dirinya sendiri. Laila terdiam sesaat, ia berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan Kenzi.
"Bagaimana kalau ternyata istrinya masih hidup?" gumam Laila.
"Aku harus mencari tahu keberadaan istrinya, dan memastikan kalau wanita itu sudah mati. Jika dia memang masih hidup, aku harus lebih dulu menemukan wanita itu dan menyingkirkannya selama lamanya sebelum Kenzi menemukannya terlebih dahulu."
***
Di sudut kota, jauh dari keramaian. Terdapat sebuah gedung tempat adu tanding bela diri dengan hadiah yang lumayan besar. Setiap malam minggu, acara itu di buka. Peserta yang akan ikut bertanding akan melawan juara bertahan. Angel yang sudah tahu tentang pertandingan itu, setiap malam minggu ia akan mencuri waktu dari Laura, menyaksikan jalannya pertandingan.
Namun pertandingan kali ini, Angel melihat ada yang beda. Peserta penantang juara bertahan terlihat tidak meyakinkan, selain wajahnya tampan juga terlihat kacau. Akhirnya Angel memilih pria tersebut sebagai jagoannya.
"Kau pilih dia? kau yakin dia akan menang?" cemooh Kyo sembari mengambil uang dari tangan Angel.
"Aku tidak yakin, tapi apa salahnya di coba bukan?" Angela menatap pria itu.
"Lihat! alis dan hidung pria itu mirip kau, Angel! Kyo menunjuk hidung Angela.
Angela menyentuh hidungnya sendiri, lalu menepuk pundak Kyo cukup keras. " Mingkin dia meng-idolakanku! ucapnya di akhiri tertawa lebar. Sementara Kyo hanya memajukan bibirnya.
Tak lama terdengar pemberitahuan kalau pertandingan akan di mulai.
"Penantang kali ini adalah tuan Jiro!!"
Sorak sorai dari para penonton terdengar gemuruh memenuhi ruangan yang tidak terlalu besar itu.
"Awas minggir! Angela menyingkirkan orang orang yang menghalangi jalannya untuk melihat jalannya pertandingan tepat di dekat ring.
" Treng! tanda pertandinganpun di mulai.
Gadis itu dan Kyo memperhatikan jalannya pertandingan dengan seksama. Kyo terus berteriak menyebut nama pria yang selama ini menjadi juara bertahan.
"Lucas!
" Lucas!
Sementara Angela memperhatikan gerakan bela diri yang di gunakan Jiro. "Sepertinya pria itu tidak fokus," gumam Angela.
Pertandingan terus berlanjut, soral sorai kemenangan di berikan pada Lucas, juara bertahan. Sementara Jiro berkali kali ambruk dan mengeluarkan darah segar.
"Lucas! Lucas! Lucas!
Angela hanya terdiam, membuat Kyo merasa aneh. Biasanya gadis itu jingkrak jingkrak sambil berteriak. Tapi kali ini, Angela terlihat pendiam
" Hei, ada apa?" tanya Kyo menoleh ke arah Angel.
Angel hanya menggelengkan kepala, ia merasa sedih melihat pria yang menjadi lawan tanding Lucas. Sama seperti saat melihat Ryu babak belur, ia merasa sedih. Makanya ia mau turun tangan membantu Ryu waktu itu.
"Lucas! Lucas!"
"Bruk!" Jiro ambruk di lantai ring, dengan wajah babak belur menghadap Angela. Namun detik berikutnya ia bangun dan kembali melawan Lucas. Jantung Angela berdegup kencang, menahan napas saat melihat tangan Lucas meninju keras wajah Jiro hingga pria itu terjungkal bersamaan darah muncrat dari mulutnya.
"BRUKK!
Kembali tubuh Jiro ambruk telungkup dengan wajah menghadap Angela. Perlahan mata Jiro menatap Angela. Kesadarannya yang mulai hilang, ia menangkap bayang bayang wajah Siena di wajah Angel.
" Ibu.." ucapnya lirih.
Angela mengerutkan dahi menatap wajah Jiro yang tengah menatapnya. Detik berikutnya tangan gadis itu terulur ke dalam ring dan memukul lantai Ring berkali kali.
"Kakak bangun! Kakak bangun! Kakak bangun! pekik Angela menyemangati Jiro. Di detik terakhir saat wasit hendak menyatakan Jiro kalah, pria itu perlahan bangun sembari tatapan matanya terarah pada Angel.
" Ayo kak! Ayo kak!" Angel mengangkat tangannya ke atas yang mengepal menyemangati Jiro.
Antara sadar dan tidak, dengan sisa tenaga yang ia punya. Melihat bayangan wajah Siena, pria itu memiliki tenaga baru. Ia langsung balik badan dan kembali melawan Lucas mati matian. Hingga pada akhirnya, Lucas tumbang di tangan Jiro. Kemenangan pun di raih Jiro dengan hadiah yang cukup besar. Sementara mereka yang memilih Lucas mendesah kecewa jagoannya telah kalah. Begitu juga Kyo, harus kecewa dan menerima kekalahannya.
"Makanya, jangan sok sok-an melawanku," sungut Angela mengambil paksa uang di tangan Kyo.
"Traktir, aku lapar.' Kyo mengusap perutnya yang rata.
" Enak saja!" gerutu Angela berjalan mendahului Kyo. Namun langkahnya terhenti saat melihat Jiro berjalan menyusuri tepi jalan.
"Kakak!" seru Angel.
Jiro memalingkan wajahnya ke belakang menatap Angela yang berlari ke arahnya.
"Kau memanggilku?" tanya Jiro.
Angela menganggukkan kepalanya, "iya kak, selamat ya, akhirnya kau menang." Angela tersenyum.
"Terimakasih buat kau juga sudah mendukungku." Jiro menundukkan kepalanya.
"Minggu depan, apa kau berencana ikut bertanding lagi?" tanya Angel penuh harap.
"Tidak, aku hanya butuh uang untuk pengobatan sahabatku. Jika tidak, mana mungkin aku mau bertanding." Jelas Jiro. Setelah bicara seperti itu, kemudian ia berjalan menyebrang jalan. Angela terpaku menatap punggung Jiro, ada sesuatu yang menendang ulu hatinya, tapi ia tidak tahu apa. Rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Malah bengong!" tepuk Kyo di pundak Angel.
"Ah sial!" sungut gadis itu, lalu ia menarik tangan Kyo. "Kita cari makan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Joanita Permata Sari
wooo..brtii siena hamil yaa..tp gakk ada yg tauu
2021-10-21
0
Cicih Sophiana
klo gitu laila jahat dong
2021-10-03
0
Dwi Rahayu
waduuuuuhhhh 🤦🤦....Thor...
kok sedih teruuuuussss 😭😭😭
2021-08-26
0