Seperti biasa, setelah dari markas. Siena akan berpenampilan seperti biasa. Di depan sebuah supermarket Siena menepikan motornya, ia hendak membeli beberapa barang untuk keperluan anak anaknya. Namun dari arah belakang seseorang menubruk punggung Siena.
"Bukk!"
Siena terhuyung ke depan, kalau tidak di tarik lagi tangannya oleh si penabrak tadi, mungkin Siena jatuh tersungkur.
"Kalau jalan lihat lihat!" sungut Siena menatap wajah pria yang ia kenali.
"Avram?" gumam Siena dalam hati.
"Maaf Nona, maafkan aku." Avram menarik tangannya lalu membungkuk sesaat.
"Maaf mafa," sungut Siena. Lalu ia balik badan melangkahkan kakinya meninggalkan Avram yang terpaku melihat kecantikan Siena. Sesaat ia terdiam, lalu berlari menyusul Siena masuk ke dalam supermarket.
"Kau kenapa mengikutiku?" tanya Siena heran.
"Tidak ada, aku hanya ingin tahu namamu." Avram tersenyum mengulurkan tangannya.
"Tidak." Siena menatap horor pria itu lalu kembali mengambil barang barang yang ia butuhkan.
"Ayolah, namaku Avram. Kau?" tanyanya berdiri di hadapan Siena menghalangi jalannya.
"Aku tidak punya nama," jawab Siena singkat. Lalu mendorong lengan Avram untuk tidak menghalangi langkahnya.
"Hei tak punya nama, ayolah, masa tidak punya nama? pelit amat," sungut Avram terus mengikuti langkah Siena dari belakang.
"Terserah," jawab Siena singkat.
Setelah selesai, ia membayar semua barang barang yang di ambil. Siena bergegas keluar dari supermarket. Ia berpikir Avram sudah tidak mengikutinya lagi. Saat Siena menggunakan helmnya, ia melihat pria itu tengah tersenyum padanya.
"Apa kau sudah gila? apa tidak ada pekerjaan lain selain mengikutiku?" gerutu Siena kesal.
"Aku hanya mau tahu siapa namamu, itu saja kok." Pria itu menggaruk rambutnya sendiri.
Siena menautkan kedua alisnya menatap Avram. "Dasar aneh!" sungut Siena, lalu ia naik ke atas motor. Melajukan motornya meninggalkan Avram yang masih bengong di tempatnya.
"Papa!
Avram menoleh ke belakang. " Aranza?"
"Papa itu bagaimana? katanya mau ke pemakaman Ibu. Kok malah bengong disini?" sungut Aranza, matanya menatap ke arah sekitar.
"Iya Papa lupa, ayo kita pergi." Avram merangkul bahu Aranza meninggalkan halaman supermarket.
***
Sementara di tempat lain, anak buah Siena tetap mengintai Kenzi dan kegiatannya. Kenzi sendiri tidak menyadari itu. Dia hanyut dalam permainan Laila sampai lupa segalanya. Obat obatan yang di berikan wanita itu menggunakan dosis tinggi. Sehingga otak Kenzi tidak berfingsi secara maksimal. Apalagi saat ini, ia tengah bingung karena Laila wang sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pernikahannya dengan Kenzi. Hernet selaku ayah dari Laila, merasa bangga dengan apa yang di lakukan putrinya. Dengan begitu, Kenzi tidak akan pernah bisa membalas dendam pada nya.
"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi padaku." Kenzi memijit pelipisnya sendiri.
Bayangan wajah Siena dan kedua putranya terus menenuhi isi kepalanya.
"Jika Siena masih hidup, bagaimana dengan bayi dalam kandungannya?" ucap Kenzi pelan. Semakin di pikirkan, ia semakin pusing. Kalau sudah stres yang jadi pelariannya adalah obat obatan dan tubuh Laila. Dengan begitu stresnya akan cepat hilang. Begitu kuat dan mematikan pengaruh obat obatan yang di berikan hingga bisa membunuh akal sehat.
"Laila, di mana dia?" ucap Kenzi pelan. Lalu ia berdiri mencari keberadaan Laila di rumahnya. Saat ia membuka pintu kamar, ia melihat Lailq masih tertidur dengan sangat pulas, tanpa menunggu ia bangun. Kenzi langsung menerkam wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
A..S..J
😆😆😆😆sakit perut,,,ceritanx kaya d ubek2,,,itu2 aja🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-23
0
Rida Yanti
kenzi oon...
2021-03-19
1
Lia Mekar Sari
kenzi dah nggak waras 😈😈😈
2021-02-23
2