2. Angan sebatas Imajiku

...“Duh, kalau saja Avisa tahu sedang menyimpan angan mendapati kidung Luthfi mungkin sebatas imaji Rara. Karena impossible mendapati hati cowok itu. ”...

 

♡♡♡

 

Album terlampir lembar nostalgia, terbang oleh waktu tak kembali beri kebahagiaan saat tertawa lepas seperti dulu lagi. Dan, sekarang Rara hanya bisa termangu dan menerowong apa saja kesalahan saat masih bergandeng romansa dengan Reihan, “tidak ada sama sekali.” Cetus Rara dengan getir.

Cukup belum bisa melupakan mantan yang masih satu kelas dengannya, selama belum lulus yah berkecamuk lagi dengan masa lalu.

“Rara!” Teriak perempuan itu dari arah bawah, melihat dengan malas.

Tertawa hambar, kenapa sih ruas-ruas itu terdengar sangat ringkih? Apa salah tidak bisa bahagia dan ungkapan menyakiti bisa tak sampai di daun telinga Rara? Cukup berakhir dengan mantan yang masih terkasih, menyakiti hati kenapa lagi sih harus mendapati penuturan menyayat hati Rara?

“Kenapa sih masih hobi sendirian?! Tra baik melamun begini, nanti ko sakit lagi.” Avisa mengingatkan sambil mengelus pundak sahabatnya.

“Trada, sa hanya bingung hal apa yang harus bisa sa lakukan agar kebahagiaan bisa terus sa pegang. Padahal kan selama pacaran sama ko om sendiri, sa selalu lakukan yang terbaik kan? Bahkan..sempatkan isi pulsa dengan diam-diam tanpa sepengetahuannya.” Lagi, Rara tertawa hambar mengingat perpisahan menyakitkan dengan Reihan.

Avisa tertunduk melihat wajah yang masih sama, mencintai satu orang yang sulit terhapuskan begitu saja dalam dada.

“Bagaimana kalau kita ke kantin depan sekolah saja? Pen makan bakso,” rajuk Avisa dengan pupy eyesnya. Buat Rara tersenyum, lalu berdiri ke kelas mengambil dompet dalam ransel.

Saat sampai di sana,

“Kenapa ko lebih pilih masuk di smk sih? Bukannya ko mau masuk di smansa?” Rara heran sendiri sambil menunggu pesanan mereka datang.

Justru Avisa terdiam sambil memberikan senyum terbaik, itu bukan bahagia tapi menyembunyikan luka.

Tidak lama kemudian, “sa lebih pilih keperawatan saja, karena di smk ada ko, trapp sa

sudah ikhlaskan teman-temanku disana walau sempat di protes sih sa tra masuk sama-

sama mereka.” Setelah itu tertawa.

Bukan. Rara tidak menginginkan jawaban yang menenangkan perasaan nafsi, melainkan keterbukaannya kenapa harus ada dia di smk lantas mengorbankan pertemanannya sedangkan dia bukanlah sahabat terbaik, terkadang ada cekcok yang buat Rara sadar kalau sahabatnya lebih pantas dengan mereka yang di smansa, tapi

kenapa Avisa lebih pilih berada di sekitarnya?

Dan, bukan kali pertama saja mendengar penuturan kenapa masuk di smk. Pernah..menunggu martabak dibuat mereka bersandar di body motor, “sa pengen jadi

dokter, supaya bisa obati keluarga. Ko tahu sendiri toh, Ra? Kalau sa ade sering sakit-sakitan. Apalagi adeku yang paling kecil. Makanya, sa ambil jurusan keperawatan di smk.” Penuh dengan intonasi lirih pun bercampur harap.

Rara sendiri mengambil jurusan multimedia. Mimpi yang telah terwujud, sayang selalu

saja bawa gelar gagal setiap kali mengambil raport semester.

Ada satu cita dan menjadi sebuah impian Rara dalam masuk jurusan yang sudah

diambilnya. Tapi, mungkin akan di kemas sendiri bahkan tak ingin dulu berbagi dengan sahabat. Bakal menertawai diri sendiri, kalau saja mengumumkan hal tersebut tapi belum bisa mendapati dengan mulus. Sebab, otak yang tak di atas rata-rata.

“Ra! Kenapa makan sambel banyak! Sa kasih tahu ko nenek sekarang nih?!” Avisa berseru kesal, tak memerhatikan sahabatnya menuangkan sambel terbilang banyak dalam mangkuk baksonya.

“Ih, jan lebay sudah, sedikit ini lagian macam ko brani lapor sa nenek saja.” Rara justru membalas dengan mencemooh.

Avisa berdecak pinggang, tak habis pikir dengan dia. Selalu saja mencari cela buat menyakiti diri sendiri, “jangan dzolimi diri sendiri, Allah tidak suka itu, Ra.” Kokmendadak Avisa sangkutpautkan agama sih?

Oh, jujur Rara tidak protes dengan hal yang satu itu, karena sebagai sahabat saling mengingatkan ke jalan baik. Tapi, menyangkut sambel Rara tidak bakal mendengarkan, kalau tidak pedis seperti makan sayur tanpa garam.

Oh iya benar juga, saat makan bakso seperti ini dicegat jangan tuangkan sambel banyak jadi terpikir dengan kata-kata Faqih, teman sekelasnya. Sebenarnya bukan terfokus dengan kata itu melainkan kenangan bersama Reihan dulu, mencegat gadis itu jangan berlebihan makan sambel.

Tapi, kata-kata itu sangat penting ah tidak terlalu juga sih melainkan mengulang dan menyamakan dengan sikap Reihan sejak putus dengan Rara.

"Katanya sih Mamanya Reihan bilang ko orangnya matre, Ra. Makanya dia selalu dapat marah setiap kali minta uang jajan lebih, terutama uang pulsa. Selalu minta dan habis trus.” Terus terang Faqih kala Rara minta penjelasan to the point. “Tapi, Ra yang sa lihat dari matanya Reihan, masih ada rasa sayang dengan ko. Tapi, dia berusaha tutupi dengan cara cuek setiap kali ketemu ko.” Lanjut Faqih, saat sudah lihat temannya beranjak ke kantin. Tapi, suara itu cukup jelas Rara dengar.

Ingatan itu jelas buat Rara tertawa hambar dalam batin. Miris sekali. Mama Reihan melihat dari cover tapi tidak meneliti dengan jelas dalam hati. Memang yak, kalau orang sudah terlanjur membenci tidak akan berada di penempatan terbaik di hati mereka yang membenci.

“Kenapa?” Avisa yang peka langsung menangkap wajah nestapa sahabatnya.

"Ah, trada,” Rara berusaha mengelak.

 

♡♡♡

Lagi, terduduk dengan termangu menatap nostalgia tampak bertamu di pikiran Rara dengan belagu.

“Ra?” Ada yang memanggil dari arah bawah, tapi bukan suara Avisa.

Melihat ke arah bawah, tersenyum sekenanya saja.

Terkadang Rara sepi kalau sahabat belum usai pelajaran, selalu saja sama, tidak ada guru datang mengajar dalam kelas. Makanya buat dia gemar melamun di atas tangga menjadi pusat perhatian warga smk yang sedang berlalu-lalang menggunakan tangga atau berjalan dari bawah ke kantin.

Tidak terpedulikan Rara, yang penting jangan mengusik hidup mereka kenapa terbalik terlalu sibuk mengurusi hidup gadis itu? Semakin menimbulkan rasa risi.

“Ra?” Lagi panggilan dari suara yang sama.

Dibalas dehaman saja.

“Daa..”

“Eh?” Mendadak buat Rara melongo dong.

Dasar. Sa pikir mau tanya atau ajak makan kah. Rara berdecak kesal bersuara dalam batin.

“Dor! Kenapa melamun lagi sih? Masih pikir Reihan? Sudah ah tra usah berharap dia kembali, soalnya cowoknya pengecut!” Nah, ini baru Avisa sudah buat gadis itu semangat.

Hanya diam menanggapi. Apa sahabatnya tidak bisa menerawang lebih detail kalau hati belum juga bisa beranjak dari satu nama yang telah melupakan dirinya?

Rara pun beranjak lalu melangkah gontai ke kelas. Diikuti sahabatnya dari belakang.

“Ra..kenapa sih masih pikir dia? Sudah sa bilang kan, kalau ko butuh buktikan saja dengan apa yang sudah ditudukan tidak-tidak sama mamanya. Jujur, sa juga tra suka sama mamanya, sombong.” Kesal Avisa.

Syukur tidak ada teman sekelas Rara, mereka pada bertumpukan di kantin. Dan lebih pentingnya lagi tadi Avisa tidak melihat cogan itu daa ke Rara, bisa menjadi repot kalau perempuan itu tahu.

Jujur itu tidak menyakitkan? Kalau boleh, Rara pengen kasih tahu kalau sejak cerita manis di tangkap daun telinga gadis itu sudah timbul rasa penasaran dan lucunyapengen menjadikan Luthfi kekasih.

“Ko sudah jarang tidur toh di kelas?” Kok Rara terkejut mendengar penuturan sahabatnya sendiri.

“Kenapa jadi kalau sa tidur dalam kelas? Apa ada yang sa rugikan begitu?” Rara menjawab dengan sewot.

Avisa tersenyum sambil menghembuskan napas sabar, “bukannya begitu, Ra. Soalnya sa dengar teman-temanmu kalau ko bukan tidur tapi pingsan. Dan, sa tra percaya soal itu, kan sa tahu kalau ko tidur kek kebo, susah memang di kasih bangun.” Ucap Avisa dengan gemas.

Rara hanya tersenyum getir. Esok harinya, Rara sedang bergegas cepat menuju kelas, tapi terdengar ejekan dari Luthfi lalu tercipta sebuah lempar canda di lorong koridor samping kelas akuntansi.

Bukan hanya sekali tapi berulang kali kalau berpas-pasan dengan cogan tersebut. Apa salah kalau Rara menimbulkan perasaan yang ingin segera mendekap hati itu telah lama terisi oleh teman sendiri?

Duh, kalau saja Avisa tahu sedang menyimpan angan mendapati kidung Luthfi mungkin sebatas imaji Rara. Karena impossible mendapati hati cowok itu.

Sempat juga merasa baka kenapa bisa menggoda sahabat sendiri sekedar kepo ingin tahu lebih jauh mengenai perasaannya ke Luthfi, karena akhir-akhir ini Avisa tak pernah menceritakan kegegirangannya.

“Cie..sa sampaikan ko cinta ke dia kah?” Begitulah yang sempat di bilang Rara.

“Ah, jangan..jangan! Biar saja sa yang pendam perasaan ini, trapp kok. Sudah biasa tersakiti juga.” Dan yang paling malas Rara respon adalah nada yang dibuat lirih, tidak pantas mendampingi hati cowok ganteng. Begitulah yang ada dalam pikiran Avisa. []

Notes :

Su \= Sudah. *Logat Papua*

Baka \= Bodoh *Bahasa Jepang*

Terpopuler

Comments

none

none

shutttt.

aku mampir'kakak

2021-08-20

2

Khusnul Winarlin

Khusnul Winarlin

pusing bacanya mesti mengingat2 bahasa. kenapa tidak pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar aja??

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tentang Ko
2 2. Angan sebatas Imajiku
3 3. Kidung Delusi
4 4. Perpisahan
5 5. Penyerahan Hadiah O2SN
6 6. Perjuangkan Cinta?
7 7. Tukaran Pin BBM
8 8. Kakak Manis
9 9. Diajak Jogging
10 10. Nonton Berdua di Bioskop
11 11. Selfie di Kampus Stain Al-Fatah
12 12. Kampus Bareng
13 13. Panggilan Istimewa
14 14. Naskah A Dreams
15 15. Usaha Luthfi
16 16. Sorry?
17 17. DC, Seriously?
18 18. Murobbi oh Murobbi
19 19. Bertemu seorang Translation
20 20. Hobi Produktif
21 21. Oyong yah?
22 22. Luthfi Rewel
23 23. Komunitas
24 24. Bekal Istimewa
25 25. Suara merdu Adzan Luthfi
26 26. Cerita tentang Penyakitmu
27 27. Kepergianmu tanpa Jejak...
28 28. Pulpen Berharga
29 29. Tra Peka
30 30. SK Luthfi
31 31. Mulai peka Setelah Kehilangan
32 32. Tentang Luthfi
33 33. Calon Mantu Buat Mama
34 34. Curhat lewat Musikalisasi
35 35. Kidung Persahabatan
36 36. Saat Sa Terluka
37 37. Nada dalam Tangis
38 38. Not-Not Indah
39 39. Rindu Sikap Menyebalkanmu
40 40. Kehiran
41 41. Peluk cintamu Lewat aksara
42 42. Potongan Nada yang Hilang
43 43. Komba
44 44. Extra Part, Sepertiga Malam
45 45. INFORMASI SEKUEL SEPOTONG NADA
46 Thanks for Readers SNYH
47 Trilala
48 Autornya belum Move On
49 HAPPY NEW YEARS ..
50 Author update versi formal
51 Tentang Kamu (Versi Formal)
52 Angan sebatas Imajiku (Versi Formal)
53 Kidung Delusi (Versi Formal)
54 Perpisahan (Versi Formal)
55 Penyerahan hadiah O2SN (Versi Formal)
56 Perjuangkan Cinta? (Versi Formal)
57 Tukaran pin BBM (Versi Formal)
58 Kakak Manis (Versi Formal)
59 Di ajak Jogging (Versi Formal)
60 Nonton Berdua di Bioskop (Versi Formal)
61 Selfie di Kampus Stain Al-Fatah (Versi Formal)
62 Kampus Bareng (Versi Formal)
63 Panggilan Istimewa (Versi Formal)
64 Naskah A Dreams (Versi Formal)
65 Usaha Luthfi (Versi Formal)
66 Sorry? (Versi Formal)
67 DC, Seriously? (Versi Formal)
68 Murobbi oh Murobbi (Versi Formal)
69 Bertemu seorang Translation (Versi Formal)
70 Hobi Produktif (Versi Formal)
71 Oyong Yah? (Versi Formal)
72 Luthfi Rewel (Versi Formal)
73 Komunitas (Versi Formal)
74 Bekal Istimewa (Versi Formal)
75 Suara merdu Adzan Luthfi (Versi Formal)
76 Cerita tentang Penyakitmu (Versi Formal)
77 Kepergianmu tanpa Jejak (Versi Formal)
78 Pulpen Berharga (Versi Formal)
79 Tidak Peka (Versi Formal)
80 SK Luthfi (Versi Formal)
81 Mulai peka Setelah kehilangan (Versi Formal)
82 Tentang Luthfi (Versi Formal)
83 Calon Mantu Buat Mama (Versi Formal)
84 Curhat Lewat Musikalisasi (Versi Formal)
85 Kidung Persahabatan (Versi Formal)
86 Saat ku Terluka (Versi Formal)
87 Nada dalam Tangis (Versi Formal)
88 Not-Not Indah (Versi Formal)
89 Rindu Sikap Menyebalkanmu (Versi Formal)
90 Kehiran (Versi Formal)
91 Peluk Cintamu lewat Aksara (Versi Formal)
92 Potongan Nada yang Hilang (Versi Formal)
93 Komba (Versi Formal)
94 Extra Part, Sepertiga Malam (Versi Formal)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Tentang Ko
2
2. Angan sebatas Imajiku
3
3. Kidung Delusi
4
4. Perpisahan
5
5. Penyerahan Hadiah O2SN
6
6. Perjuangkan Cinta?
7
7. Tukaran Pin BBM
8
8. Kakak Manis
9
9. Diajak Jogging
10
10. Nonton Berdua di Bioskop
11
11. Selfie di Kampus Stain Al-Fatah
12
12. Kampus Bareng
13
13. Panggilan Istimewa
14
14. Naskah A Dreams
15
15. Usaha Luthfi
16
16. Sorry?
17
17. DC, Seriously?
18
18. Murobbi oh Murobbi
19
19. Bertemu seorang Translation
20
20. Hobi Produktif
21
21. Oyong yah?
22
22. Luthfi Rewel
23
23. Komunitas
24
24. Bekal Istimewa
25
25. Suara merdu Adzan Luthfi
26
26. Cerita tentang Penyakitmu
27
27. Kepergianmu tanpa Jejak...
28
28. Pulpen Berharga
29
29. Tra Peka
30
30. SK Luthfi
31
31. Mulai peka Setelah Kehilangan
32
32. Tentang Luthfi
33
33. Calon Mantu Buat Mama
34
34. Curhat lewat Musikalisasi
35
35. Kidung Persahabatan
36
36. Saat Sa Terluka
37
37. Nada dalam Tangis
38
38. Not-Not Indah
39
39. Rindu Sikap Menyebalkanmu
40
40. Kehiran
41
41. Peluk cintamu Lewat aksara
42
42. Potongan Nada yang Hilang
43
43. Komba
44
44. Extra Part, Sepertiga Malam
45
45. INFORMASI SEKUEL SEPOTONG NADA
46
Thanks for Readers SNYH
47
Trilala
48
Autornya belum Move On
49
HAPPY NEW YEARS ..
50
Author update versi formal
51
Tentang Kamu (Versi Formal)
52
Angan sebatas Imajiku (Versi Formal)
53
Kidung Delusi (Versi Formal)
54
Perpisahan (Versi Formal)
55
Penyerahan hadiah O2SN (Versi Formal)
56
Perjuangkan Cinta? (Versi Formal)
57
Tukaran pin BBM (Versi Formal)
58
Kakak Manis (Versi Formal)
59
Di ajak Jogging (Versi Formal)
60
Nonton Berdua di Bioskop (Versi Formal)
61
Selfie di Kampus Stain Al-Fatah (Versi Formal)
62
Kampus Bareng (Versi Formal)
63
Panggilan Istimewa (Versi Formal)
64
Naskah A Dreams (Versi Formal)
65
Usaha Luthfi (Versi Formal)
66
Sorry? (Versi Formal)
67
DC, Seriously? (Versi Formal)
68
Murobbi oh Murobbi (Versi Formal)
69
Bertemu seorang Translation (Versi Formal)
70
Hobi Produktif (Versi Formal)
71
Oyong Yah? (Versi Formal)
72
Luthfi Rewel (Versi Formal)
73
Komunitas (Versi Formal)
74
Bekal Istimewa (Versi Formal)
75
Suara merdu Adzan Luthfi (Versi Formal)
76
Cerita tentang Penyakitmu (Versi Formal)
77
Kepergianmu tanpa Jejak (Versi Formal)
78
Pulpen Berharga (Versi Formal)
79
Tidak Peka (Versi Formal)
80
SK Luthfi (Versi Formal)
81
Mulai peka Setelah kehilangan (Versi Formal)
82
Tentang Luthfi (Versi Formal)
83
Calon Mantu Buat Mama (Versi Formal)
84
Curhat Lewat Musikalisasi (Versi Formal)
85
Kidung Persahabatan (Versi Formal)
86
Saat ku Terluka (Versi Formal)
87
Nada dalam Tangis (Versi Formal)
88
Not-Not Indah (Versi Formal)
89
Rindu Sikap Menyebalkanmu (Versi Formal)
90
Kehiran (Versi Formal)
91
Peluk Cintamu lewat Aksara (Versi Formal)
92
Potongan Nada yang Hilang (Versi Formal)
93
Komba (Versi Formal)
94
Extra Part, Sepertiga Malam (Versi Formal)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!