Saat Nayra, Alina dan Pak Syamsul sampai di rumah, mereka mendengar suara tangis bayi.
"Oeeekk... Oeeekkkk...."
"Sepertinya itu suara baby Kyara" ucap Alina.
Nayra bergegas mencuci tangan dan kakinya, lalu masuk ke rumah dan menghampiri baby Kyara yang saat itu sedang digendong oleh Bu Maya di ruang tamu.
"Tante, biar Nayra yang gendong"
Bu Maya menyerahkan baby Kyara kepada Nayra. Nayra pun menggendongnya dan berusaha menenangkannya.
"Cup cup cup sayang... jangan nangis lagi ya... anak cantik..."
Baby Kyara tiba-tiba langsung diam begitu digendong oleh Nayra. Alina, Bu Maya dan Pak Syamsul tersenyum lega.
"Sepertinya memang Nayra lah orang yang tepat untuk menjadi ibunya Kyara" ucap Pak Syamsul.
"Iya Pa. Lihat saja, Kyara langsung diam begitu digendong sama Nayra. Tadi aja Mama sampai kewalahan karena Kyara nangis terus" Bu Maya menimpali.
"Iya Nay, kamu sangat cocok jadi ibunya Kyara" imbuh Alina.
Nayra diam saja mendengar ucapan mereka bertiga. Nayra tidak tau harus bilang apa. Sebenarnya Nayra sudah punya pacar, namanya Aditya. Mereka sudah satu tahun berpacaran tanpa sepengetahuan semua orang karena Bu Aini melarang Nayra berpacaran. Aditya adalah senior Nayra di kampus.
"Em, ibu saya dimana Tante?" tanya Nayra berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ibu kamu sedang istirahat di kamar. Tadi dia sudah minum obat. Kasihan ibu kamu. Dia pasti sangat terpukul dengan kepergian Aisha"
"Kalau begitu Nayra ke kamar dulu. Nayra mau menemui ibu. Permisi Tante, Om, Alina"
Nayra pun beranjak menuju kamar sambil menggendong baby Kyara. Nayra perlahan membuka pintu kamar kemudian masuk. Nayra melihat Bu Aini sedang tertidur pulas karena pengaruh obat. Nayra pun duduk di samping ibunya dan menatap wajah ibunya. Tanpa terasa ada butiran air bening jatuh dari pelupuk mata Nayra.
'Ibu... ibu pasti sangat terpukul karena kehilangan mbak Aisha. Nay juga sedih Bu. Kita sudah kehilangan ayah dan sekarang kita kehilangan mbak Aisha' ucap Nayra dalam hati.
'Sekarang Nay cuma punya ibu'
Nayra pun menyeka air matanya lalu keluar meninggalkan ibunya di kamar.
Nayra menaiki anak tangga menuju kamar utama untuk menidurkan baby Kyara ke dalam box bayinya. Lalu tiba-tiba saja Rama masuk ke kamar. Rama terkejut saat melihat ada Nayra di dalam kamarnya. Begitu juga dengan Nayra.
"Maaf Mas Rama, aku cuma mau menidurkan Kyara"
"Iya nggak pa pa, makasih Nay"
Kemudian Nayra beranjak keluar dan kembali ke kamarnya. Rama menghampiri bayinya dan sejenak menatap wajah bayinya yang sedang terlelap.
'Kasihan kamu sayang, kamu baru saja melihat dunia ini tapi kamu harus kehilangan mama kamu'
Lagi-lagi Rama menangis sambil membelai lembut kepala bayinya.
'Ya Allah, kenapa ini semua harus terjadi padaku? Kenapa tidak Kau ambil saja nyawaku sekalian?'
***
Bi Surti sedang sibuk menyiapkan makan malam di dapur. Sementara Pak Syamsul, Bu Maya dan Alina sedang duduk di sofa ruang tengah sambil berbincang-bincang.
"Alina kamu panggil kakak kamu, Nayra dan Bu Aini. Ajak mereka semua ke sini. Papa mau bicara sama mereka"
"Baik Pa"
Alina pun bangun kemudian melangkah menuju kamar Nayra dan Bu Aini.
Tok.. Tok.. Tok..
Alina mengetok pintu kamar mereka beberapa kali.
Ceklek!
"Alina, ada apa?" tanya Nayra setelah membukakan pintu.
"Papa menyuruh kamu dan Bu Aini menemuinya di ruang tengah. Katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan"
"Baiklah sebentar lagi kami ke sana"
"Okey jangan lama-lama ya!"
Setelah itu, Alina naik ke lantai atas untuk memanggil kakaknya.
Tok.. Tok.. Tok...
Alina mengetok pintu kamar Rama yang terbuka. Rama menoleh ke arah sumber suara.
"Masuklah Alina!"
"Kak Rama, Papa menyuruh Kak Rama turun menemuinya di ruang keluarga. Katanya ada sesuatu yang perlu dibicarakan"
"Masalah apa?"
"Alin kurang tau Kak. Kak Rama cepat turun ya!"
"Ya sudah sebentar lagi Kakak turun"
Alina pun keluar dan kembali ke ruang tengah. Nayra dan Bu Aini sudah duduk di sana. Tinggal menunggu Rama. Tak lama kemudian Rama datang. Rama terkejut melihat semuanya berkumpul di sana.
"Ada apa Pa? Kenapa semua ngumpul di sini?"
"Duduk Rama! Papa mau bicara sama kalian semua"
Rama pun duduk.
"Ada masalah apa Pa?" tanya Rama dengan penasaran.
"Rama, Nayra... sebaiknya kalian segera menikah!"
"Apa?" teriak Rama dan Nayra seraya membulatkan kedua matanya.
"Tapi Pa, Aisha baru saja meninggal. Kita masih berduka. Apa pantas kita membicarakan pernikahan saat ini Pa?"
"Papa tau kita masih berduka atas kepergian Aisha. Tapi Papa kasihan melihat cucu Papa. Dia butuh seorang ibu, Rama"
"Papa kamu betul Rama. Kasihan Kyara. Dia butuh figur seorang ibu" Bu Maya menimpali.
"Rama bisa membayar baby sitter untuk merawat Kyara Pa, Ma. Lagi pula Rama juga nggak mau menikah lagi. Rama hanya mencintai Aisha"
"Rama, ini bukan soal cinta. Papa hanya kasihan pada Kyara, cucu Papa. Tapi keputusan ada di tanganmu. Lagi pula sebelum meninggal Aisha berpesan agar kamu menikahi Nayra. Papa rasa Aisha benar, hanya Nayra yang pantas menjadi ibunya Kyara"
"Sebenarnya Nayra juga belum siap untuk menikah sekarang Om, Tante. Lagi pula Nayra juga masih kuliah di Jogja. Nayra mau menyelesaikan kuliah Nayra dulu" imbuh Nayra.
"Nayra, kamu bisa melanjutkan kuliahmu di Jakarta setelah menikah nanti" Bu Maya menimpali.
"Nak Rama, Ibu rasa Nak Rama harus memenuhi permintaan terakhirnya Aisha. Biar jiwanya tenang di alam sana" Bu Aini menimpali.
"Iya Kak Rama, menikahlah dengan Nayra. Alin pasti senang sekali kalau Nayra menjadi bagian dari keluarga kita" imbuh Alina.
Rama tidak tau lagi harus menjawab apa. Semuanya seolah mendesaknya untuk menikahi Nayra.
"Aku butuh waktu untuk memikirkan semua ini. Tolong beri aku sedikit waktu"
"Baiklah Rama. Papa akan kasih kamu waktu untuk berfikir. Tapi jangan lama-lama. Kasih jawabannya segera sebelum kami kembali ke Bogor"
"Kamu juga Nayra" seru Pak Syamsul.
"Iya Om"
"Sekarang ayo kita semua makan malam dulu!" seru Bu Maya.
Semua pun berdiri dan melangkah menuju meja makan. Bi Surti sudah menyiapkan semuanya di meja makan. Mereka pun makan malam bersama.
"Oeeekkk... Oeeekkkk..."
Tiba-tiba terdengar suara baby Kyara yang menangis dengan kencang. Nayra langsung meletakkan sendoknya kemudian berdiri dan berlari naik ke lantai atas. Rama pun berdiri dan menyusul Nayra.
Nayra masuk ke kamar lalu cepat-cepat menggendong baby Kyara.
"Cup cup cup... kamu kenapa sayang?"
Baby Kyara langsung berhenti menangis begitu digendong sama Nayra. Rama pun lega setelah bayinya berhenti menangis.
'Nayra... kamu belum pernah menikah dan punya anak, tapi kamu begitu luwes menggendong bayi. Lihatlah Kyara, dia langsung diam begitu kamu gendong' batin Rama.
"Mas Rama, boleh nggak kalau malam ini Kyara tidur sama aku?"
"Iya Nay. Biar aku bawakan susu dan perlengkapan Kyara"
Nayra pun membawa Kyara ke kamarnya di lantai bawah. Sementara Rama mengambilkan susu dan perlengkapan Kyara dan mengantarnya ke kamar Nayra.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.................
Jangan lupa tekan LIKE dan komentarnya setelah membaca... Tengkyu 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Deasy Dahlan
jiwa keibuan.. nayra...
2024-04-29
0
Rizal dody Zakaria
terima aja rama
2022-02-27
0
Tri Hartatik
semoga Rama selalu baik ma nayra
2020-12-21
1